Anda di halaman 1dari 6

EFEK OBSTRUKSI PADA SALURAN PERNAPASAN

TERHADAP DAYA KEMBANG PARU

Saminan

Abstrak. Paru dapat mengembang dan mengempis dengan terjadi pertukaran gas yairu
inspirasi pengambilan oksigen (O2) dan ekspirasi pengeluaran karbondioksida (CO2) melalui
saluran pernapasan, jika terjadi peningkatan produksi sputum dan viskositas yang sulit untuk
dibersihkan (obstruksi), juga akibat penyempitan saluran udara sehingga daya kembang paru
terganggu. Tujuan penulisan efek obstruksi saluran pernapasan terhadap daya kembang paru
supaya dapat memahami di saluran pernapasan mudah mengalami gangguan pembengkakan
dan penyempitan sehingga berefek tidak kuat melakukan ekspirasi paksa, bila lama tidak
sembuh maka mudah terjadi penyakit paru obstruksi (PPOK). Mendiagnosis daya kembang
paru berdasarkan kapasitas vital paksa dan volume udara ekspirasi paksa adalah metode yang
sangat membantuuntuk memeriksa fungsi saluran pernapasan dengan pengukuran spirometri,
pada orang normal tidak obstruksi nilai ukur Forced Expiratory Volume In One Second (FEV1)
mencapai ≥ 75%, bila ada obstruksi ≤ 75%. (JKS 2016; 1: 34-39)
Kata Kunci: Saluran Pernapasan, Obstruksi

Abstract. Lungs can inflate and deflate with the exchange of gas, the inspiration of oxygen
(02) and the expiration of carbon dioxide (C02) through the respiratory tract. If the production
of sputum and viscosity increases which is difficult to clean (obstruction) and the airways
narrows, it can hinder the expandability of lung. The purpose of writing the effects of airway
obstruction on the expandability of lung is to understand that the respiratory tract is easily
swelling and narrowing, resulting in one’s inability to perform forced expiratory. If not
immediately treated, chronic obstructive pulmonary disease (COPD) may develop. Diagnosing
the expandability of lung based on forced vital capacity and forced expiratory of air volume is
a very helpful method to check the function of the respiratory tract using spirometry
measurements. In normal people who are not obstructed, the value of Forced expiratory
volume in One Second (Fevi) is > 75%, while in those who are, the value is < 75%.
(JKS 2016; 1: 34-39)

Keywords: Respiratory, Obstruction

Pendahuluan
Sistem pernapasan atau respirasi adalah proses Saluran-saluran udara yang dilalui oleh
pengambilan oksigen (O2) dari udara bebas oksigen dan karbon dioksida, bukanlah sekadar
saat menarik napas. O2 tersebut kemudian terowongan lalu lintas udara. Saluran-saluran
melewati saluran napas (bronkus) dan sampai tersebut juga berperan sebagai salah satu front
ke dinding alveoli (kantong udara). terdepan mekanisme pertahanan tubuh. Paru-
Sesampainya di kantong udara, O2 akan paru memiliki permukaan yang terekspos pada
ditransfer ke pembuluh darah yang didalamnya dunia luar, yang wilayahnya jauh lebih luas
mengalir sel-sel darah merah untuk dibawa ke dibanding bagian tubuh yang lain, termasuk
sel-sel di berbagai organ tubuh lain sebagai kulit. Sehingga saluran pernapasan juga harus
energy dalam proses metabolisme. Setelah berfungsi mengusir kotoran, debu, tungau, dan
metabolisme, sisa-sisa metabolisme, terutama bakteri dari benda-benda asing yang
karb1ondioksida (CO2) akan dibawa darah merugikan lainnya.2,7
untuk dibuang kembali ke udara bebas melalui Mantel lender yang sudah mengental (dahak)
paru-paru pada saat membuang napas.1,10 di saluran napas maka akan mengalami
hambatan aliran udara keluar (obstruksi jalan
Saminan adalah Dosen Bagian Ilmu Fisiologi napas) yang mencakup semua penyakit saluran
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala nafas yang bercirikan penyumbatan (obstruksi)
Banda Aceh

34
Saminan efek obstruksi pada saluran pernapasan
Terhadap daya kembang paru

bronki disertai pengembangan mukosa (uden)


dan sekresi dahak (Spuntum) berlebihan.3,8
Selama bernapas biasa, sebagian kerja yang
dihasilkan oleh otot-otot respirasi digunakan
untuk mengembangkan paru. Sebagian kecil,
beberapa persen dari total work digunakan
untuk mengatasi airway resistance. Tetapi
pada pernapasan yang sangat berat, bila udara
harus mengalir melalui saluran napas dengan
kecepatan yang sangat tinggi proporsi kerja
yang lebih besar digunakan untuk mengatasi
airway resitance. Pada penyakit paru, semua
kerja yang berbeda-beda ini sering secara cepat Gambar. Saluran Pernapasan Yang Normal dan
bertambah. Compliance work dan tissue Proses Bernapas
resistance work akan dinaikkan oleh penyakit-
penyakit yang menyebabkan fibrosis paru, Udara mengalir ke dalam paru-paru melalui
sedangkan airway resistance work akan batang tenggorok (Trakea). Udara tersebut
bertambah oleh penyakit-penyakit yang kemudian melewati cabang-cabang saluran
menyebabkan makin sempitnya saluran udara yang disebut bronki, menuju sebaran
napas.2,4 ranting-ranting udara (bronkiole) hingga ke
jutaan kantong udara kecil-kecil yang disebut
Anatomi Saluran Pernapasan alveoli.6,7
Saluran pernapasan dari hidung sampai
bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa Pada trakea dan bronkus yang tidak ditempati
bersilia. Ketika masuk rongga hidung, udara lembaran tulang rawan, dindingnya ditempati
disaring, dihangatkan, dan dilembabkan. oleh otot polos. Dinding bronkiolus hampir
Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari semuanya terdiri dari otot polos, dengan
mukosa respirasi yang terdiri dari epitel toraks perkecualian pada bronkiolus yang saling
bertingkat, bersilia, dan ber sel goblet. terminal disebut bronkiolus respiratorius yang
Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan mucus hanya mempunyai beberapa serabut otot polos.
yang disekresi oleh sel goblet dan kelenjar Banyak penyakit obstruktif paru yang
mukosa. Partikel debu yang kasar disaring oleh menimbulkan penyempitan bronkiolus.5,8
rambut-rambut yang terdapat dalam lubang
hidung, sedangkan partikel yang halus akan Proses Pernapasan
terjerat dalam lapisan mucus. Gerakan silia Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu
mendorong lapisan mucus ke posterior didalam menarik napas atau inspirasi, serta
rongga hidung, dan ke superior di dalam mengeluarkan napas atau ekspirasi. Sewaktu
system pernapasan bagian bawah menuju menarik napas, otot diafragma berkontraksi
faring. Dari sini partikel halus akan tertelan dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus.
atau dibatukkan keluar. Lapisan mucus Bersama dengan itu, otot-otot tulang rusukpun
memberikan air untuk kelembaban, dan berkontraksi. Akibat berkontraksi kedua otot
banyaknya jaringan pembuluh darah tersebut rongga dada mengembang sehingga
dibawahnya akan menyuplai panas ke udara tekanan dalam rongga dada berkurang dan
inspirasi. Jadi udara inspirasi telah disesuaikan udara masuk. Saat manusia mengeluarkan
sedemikian rupa sehingga udara yang napas, otot diafragma dan otot-otot tulang
mencapai faring hamper bebas debu, bersuhu rusuk melemas. Akibatnya, rongga dada
mendekati suhu tubuh, dan kelembabannya mengecil dan tekanan udara keluar, jadi udara
mencapai 100 persen.5,6 mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke
Saluran pernapasan atau tractus respiratorius tempat yang bertekanan lebih kecil. 1,4,9
adalah bagian tubuh manusia yang berfungsi
sebagai tempat lintasan dan tempat pertukaran Berdasarkan organ yang terlibat dalam
gas yang diperlukan untuk proses pernapasan. peristiwa inspirasi dan ekspirasi, pernapasan
Saluran pernapasan terdiri dari hidung, faring, dibagi menjadi dua, 9,10 yaitu:
laring, trakea, bronkus, dan bronkiolus.6,10 a. Pernapasan Dada

35
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 April 2016

Pernapasan dada terjadi karena otot antar b. Kapasitas Paru


tulang rusuk berkontraksi sehingga rusuk 1. Kapasitas paru total (KPT) yaitu jumlah
terangkat, akibatnya volume rongga dada total udara dalam paru setelah inspirasi
membesar. Pengembangan rongga dada maksimal atau merupakan penjumlahan
membuat tekanan dalam rongga dada keempat volume utama paru. Pada orang
mengecil dan paru-paru mengembang. dewasa dengan berat badan 70 kg
Pada saat paru-paru mengembang tekanan besarnya sekitar 6 liter.
udara diluar lebih besar daripada didalam 2. Kapasitas vital (KV) yaitu jumlah udara
paru-paru, akibatnya udara masuk. yang dapat diekspirasi maksimal setelah
Sebaliknya saat otot antar tulang rusuk inspirasi maksimal atau merupakan
berelaksasi tulang rusuk turun, akibatnya penjumlahan VT, VCI, dan VCE. Pada
volume rongga dada mengecil, sehingga orang dewasa normal dengan berat badan
tekanan didalamnya membesar pada 70 kg besarnya sekitar 5 liter.
keadaan ini paru-paru mengempis 3. Kapasitas inspirasi (KI) yaitu jumlah
sehingga udara keluar. udara maksimal yang dapat masuk ke
b. Pernapasan Perut dalam paru setelah akhir ekspirasi biasa
Pernapasan perut terjadi karena gerakan atau merupakan penjumlahan VT dan
diafragma, jika otot diafragma VCI. Pada orang dewasa normal dengan
berkonstruksi rongga dada membesar dan berat badan 70 kg besarnya sekitar 4 liter.
paru-paru mengembang. Akibatnya, udara 4. Kapasitas residu fungsional (KRF) yaitu
masuk kedalam paru-paru, saat otot jumlah udara dalam paru pada akhir
diafragma relaksasi diafragma kembali ekspirasi biasa atau merupakan
kekeadaan semula, rongga dada penjumlahan VCE dan VR. Pada orang
menyempit mendorong paru-paru dewasa normal dengan berat badan 70 kg
mengempis, sehingga udara dari paru- besarnya sekitar 2,5 liter.
paru akan keluar.
Nilai normal untuk setiap volume dan
Volume Dan Kapasitas Paru kapasitas paru sangat bervariasi dan
Ada empat volume paru utama dan 4 kapasiti dipengaruhi oleh usia, tinggi badan, jenis
paru utama yang merupakan penjumlahan 2 kelamin, suku, berat badan dan bentuk
atau lebih volume paru adalah sebagai berikut: tubuh.1,4,10
a. Volume Paru
Obstruksi Pada Jalan Pernapasan
1. Volume tidal (VT) yaitu jumlah udara a. Dahak
yang masuk ke dalam dan ke luar dari Dahak atau sputum ialah materi yang
paru pada pernapasan biasa. Pada orang diekspetorasi dari saluran napas bawah oleh
normal dengan berat badan 70 kg dalam batuk, yang tercampur bersama ludah. Sekresi
keadaan istirahat biasanya mempunyai VT bronkus yang normal tak cukup banyak untuk
sebesar 500 ml. diekspetorasi, biasanya di alirkan ke laring
2. Volume cadangan inspirasi (VCI)yaitu oleh aksi silia lalu ditelan. Dalam keadaan
jumlah udara yang masih dapat masuk ke normal, saluran pernapasan membentuk sekitar
dalam paru pada saat inspirasi maksimal 100 ml secret seharinya. Pada keadaan sakit
setelah inspirasi biasa. Pada orang dewasa seperti pada pasien asma dan bronchitis,
dengan berat badan 70 kg besarnya sekitar produksi dahak bertambah, begitu pula
3 liter. kekentalan meningkat sehingga sukar
3. Volume cadangan ekspirasi (VCE) yaitu dikeluarkan.11,12
jumlah udara yang dikeluarkan secara Dahak bronki terdiri dari larutan dalam air
aktif dari dalam paru setelah ekspirasi suatu persenyawaan kompleks
biasa. Pada orang dewasa dengan berat 70 mucupolisakarida dan glikoprotein, yang
kg besarnya sekitar 1,5 liter. saling terikat melalui jembatan sulfur.
4. Volume residu (VR) yaitu jumlah udara Kekentalan dan keliatan dahak tergantung pada
yang tersisa dalam paru setelah ekspirasi jumlah air dan jembatan-S tersebut.
maksimal. Pada orang dewasa dengan Pengeluaran dahak dapat dipersulit oleh
berat badan 70 kg besarnya 1 liter. terganggunya fungsi bulu getar (silia) atau

36
Saminan efek obstruksi pada saluran pernapasan
Terhadap daya kembang paru

karena pengeringan dan peningkatan Penilaian Fungsi Sistem Pernapasan


viskositasnya. 3,12 Pemeriksaan spirometri merupakan sebagian
dari pemeriksaan faal paru, yaitu pemeriksaan
Pada penderita chronic obstructive pulmonary terhadap fungsi ventilasi. Untuk pemeriksaan
desease (COPD) terdapatnhiperreaktivitas ini digunakan alat spirometer yang mengukur
bronki (HBR) adalah meningkatnya kepekaan arus udara dalam satuan isi dan waktu.
bronki, dibandingkan saluran napas normal, Spirometer dapat mencatat nilai pada waktu
terhadap zat-zat yang meransang tak-spesifik inspirasi dan ekspirasi, yang lebih umum
yang dihirup dari udara.13 pencatatan pada waktu ekspirasi.14, 15
Penyakit saluran napas kronik diakibatkan Pemekrisaan faal paru dengan spirometri dapat
kelainan reversible dan ireversibel pada menentukan derajat penyempitan saluran
bronkus sehingga terjadi pembatasan aliran nafas. Pasien harus melakukan maneuver
udara kronik dan ditandai obstruksi pada sederhana dengan menarik napas semaksimal
fungsi paru. Fungsi paru obstruktif ditandai mungkin kemudian mengeluarkan udara
dengan berkurangnya kapasitas vital atau vital ekspirasi secepat mungkin ke dalam tabung
capacity (VC), berkurangnya rasio volume spirometer, sehingga dapat menggambarkan
ekspirasi paksa dalam 1 detik pertama atau fungsi saluran napas yang menampilkan FEV1,
forced expired volume in one second (FEV1) parameter ini sering dipakai sebagai
per VC dan berkurangnya aliran ekspirasi pengukuran tunggal terbaik untuk fungsi
puncak atau peak expiratory flow rate (PEFR). paru.15,16
Fungsi paru obstruktif dapat terjadi pada
bronchitis kronik dan emfisema serta asma.10 Nilai kapasitas vital paru berdasarkan umur,
tinggi badan dan jenis kelamin penting
b. Batuk diketahui untuk menentukan kondisi ventilasi
Berbagai faktor dan keadaan dapat paru, biasanya perlu ditentukan pula besarnya
menimbulkan batuk, faktor tersebut bisa nilai kemampuan ekspirasi paksa pada satu
berasal dari luar maupun dari dalam tubuh. detik pertama (FEV1), dengan dua data
Inhalasi zat tertentu, populasi udara dan tersebut dapat ditentukan jenis dan tingkat
penutupan oleh lendir adalah beberapa keadaan gangguan ventilasi paru.14,15
yang dapat menimbulkan batuk. Batuk lebih Adanya suatu obstruksi dari jalan pernapasan
mudah terjadi pada orang yang mempunyai biasanya diketahui dari pemeriksaan ekspirasi
kelainan saluran napas, seperti radang yang kuat dan cepat melalui spirometer yang
tenggorok, asma bronkial dan infeksi paru.5,13 dikenal dengan nama Tiffeneau test. Hasil dari
Bronkus dan trakea begitu peka terhadap pemeriksaan ini biasanya dinyatakan dalam
sentuhan ringan, sehingga bila ada benda asing satu waktu tertentu yaitu 1 detik yang disebut
yang berlebihan atau penyebab lain apapun volume ekspirasi maksimal 1 detik (Forced
yang bersifat iritatif akan menginisasi Ekspiratory Volume 1 Sec – FEV1). Pada orang
timbulnya reflek batuk. Laring dan karina normal tidak obstruksi pada jalan pernapasan
(bagian trakea yang bercabang menjadi dua FEV1 ini biasanya mencapai ≥ 75% dari
bronkus) merupakan bagian khusus yang besarnya kapasitas vital, bila ada obstruksi dari
sangat peka terhadap rangsang semacam ini, jalan pernapasan menghasilkan angka FEV1
sementara bronkiolus terminalis dan alveolus lebih rendah.14,15
adalah bagian yang sangat peka terhadap Uji fungsi paru terbagi atas dua kategori, yaitu
rangsangan kimia yang bersifat korosif seperti uji yang berhubungan dengan ventilasi paru
gas sulfurdioksida dan klorin.5,12,13 dan dinding dada, serta uji yang berhubungan
Obstruksi jalan napas akibat tertimbun dahak dengan pertukaran gas. Uji fungsi ventilasi
yang berlebihan sehingga tubuh mengeluarkan termasuk pengukuran volume paru-paru dalam
dahak batuk. Menjelaskan Cronic Aspesifik keadaan statis atau dinamis. Uji fungsi paru ini
Respiratory Affections (CARA) mencakup dapat memberikan informasi yang berharga
semua penyakit saluran pernapasan yang mengenai keadaan paru, walaupun tidak ada
bercirikan penyumbatan (obstruksi) bronki uji fungsi paru yang dapat mengukur semua
disertai pengembangan mukosa (udema) dan kemungkinan yang ada. Metode sederhana
sekresi dahak (sputum) berlebihan.3,12,13 untuk meneliti ventilasi paru adalah merekam
volume pergerakan udara yang masuk dan
keluar dari paru, dengan proses yang

37
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 16 Nomor 1 April 2016

dinamakan spirometri, dengan menggunakan pleura negative pada saat inspirasi akan
spirometer. Dari spirometri didapatkan dua menarik jalan napas sehingga membuka pada
istilah yaitu volume dan kapasitas paru.14,15,16 saat yang sama dengan pengembangan alveoli,
Volume dan kapasitas pernapasan merupakan oleh karena itu udara cenderung untuk lebih
gambaran fungsi ventilasi system pernapasan. mudah memasuki paru tetapi kemudian
Dengan mengetahui besarnya volume dan terperangkap di dalamnya, bila hal itu terjadi
kapasitas pernapasan dapat diketahui besarnya selama berbulan atau bertahun-tahun efek ini
kapasitas ventilasi maupun ada tidaknya akan menaikkan kapasitas total paru dan
kelainan fungsi ventilasi pada seseorang.1,4,14 volume residu, jika obstruksi jalan napas lebih
Cara yang dilakukan uktuk mengukur mudah saluran napas kolaps maka aliran
kapasitas vital paru yaitu dengan menggunakan ekspirasi maksimum jauh berkurang.11,12
spirometer. Untuk melakukan pengukuran Pada corak obstruksi ciri-ciri utama adalah
kapasitas vital paru pertama-tama subjek harus penurunan kecepatan aliran ekspirasi
meniup udara sebanyak-banyaknya sampai (expiratory flow).11 Pasien penyakit obstruksi
subjek tidak lagi mampu menarik napas, mengalami kesulitan mengosongkan paru
kemudian subjek disuruh mengeluarkan napas mereka daripada mengisinya, oleh karena itu
ke dalam spirometer melalui mulut piece kapasitas paru total (KPT) pada dasarnya
secepat-cepatnya dengan usaha yang normal, tetapi kapasitas residual fungsional
maksimum. Dengan adanya dahak (KRF) dan volume residual (VR) meningkat
kemungkinan besar akan berpengaruh pada akibat bertambahnya udara yang terperangkap
kemampuan system pernapasan dalam hal di dalam paru setelah ekspirasi karena VR
pengambilan dan pengeluaran udara, hal ini meningkat, kapasitas vital (KV) berkurang.
dapat diuji melalui pengukuran kapasitas Dengan lebih banyak udara yang tertinggal
paru.13 dalam paru, KPT yang tersedia untuk
pertukaran gas antara udara dan atmosfer
Fungsi paru menurun diklasifikasi menjadi 2 berkurang. Hal lain yang sering ditemukan
yaitu restriktif dan obstruktif. Restriktif adalah penurunan mencolok FEV1, karena laju
merupakan kelainan pada proses inspirasi yang (kecepatan) aliran udara berkurang akibat
dapat diartikan jumlah udara dalam paru obstruksi saluran pernapasan. Walaupun baik
terbatas sehingga volume paru dan kapasitas KV maupun FEV1 lebih besar dibandingkan
paru menurun. Obstruktif merupakan kelainan KV. Akibatnya perbandingan FEV1 terhadap
pada proses ekspirasi yang dapat di artikan KV jauh lebih rendah dari pada nilai normal
udara dalam paru sulit dikeluarkan pada waktu sebesar 80% yaitu, jumlah yang dapat
ekspirasi karena sumbatan pada saluran naps dihembuskan ke luar selama detik pertama
sehingga volume dan kapasitas paru jauh lebih kecil daripada 80% KV.10,11,12
meningkat.9 Interprestasi pemeriksaan fungsi
paru dapat diklasifikasi menjadi 3 yaitu Tabel. Derajat Obstruksi
obstruktif, restriktif dan campuran antara Derajat VEP1 Rasio
restriktif dan obstruktif.10 (%) VEP1/KVP
Adapun tujuan penulisan efek obstruksi (%)
saluran pernapasan terhadap daya kembang 0(normal) >75% ≥80
paru supaya dapat memahami disaluran 1 (ringan) 60-70 60-79
pernapasan mudah mengalami gangguan 2 (sedang) 40-60 50-59
pembengkakan dan penyempitan sehingga 3 (berat) <40 <40
berefek tidak kuat melakukan ekspirasi paksa, 4 (sangat Berat) <20
bila lama tidak sembuh maka mudah terjadi Sumber: ATS (American Thoracic Society)
penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
Kesimpulan Dan Saran
Diskusi Saluran pernapasan berfungsi sebagai tempat
Penyakit-penyakit paru dengan obstruksi lintasan dan tempat pertukaran gas yang
saluran napas biasanya jauh lebih sukar diperlukan untuk proses pernapasan, secara
melakukan ekspirasi daripada inspirasi karena fungsional saluran napas dibedakan menjadi
kencenderungan menutupnya jalan napas dua bagian, yaitu zona konduksi berguna untuk
sangat bertambah dengan tekanan positif pada lalu lintas udara pernapasan dimulai dari trakea
dada selama ekspirasi, sementara tekanan dan berakhir pada saluran yang terkecil yaitu

38
Saminan efek obstruksi pada saluran pernapasan
Terhadap daya kembang paru

bronkiolus terminalis dan zona respiratorik 8. Pellegrino, R., Viegi, G., Brusasco, V.,
yang terdiri dari bronkioli respiratorik berguna Crapo, R.O., Burgos, F., Casaburi, R.,
untuk pertukaran gas. Coates, A., Grinten, C.P.M.v.d.,
Sesorang dianggap mempunyai gangguan Gustafsson, P., Hankinson, J., Jensen,
aliran udara pada saluran pernapasan maka R., Johson, D.C., Macintyre, N.,
orang tersebut tidak mampu bernapas dengan
normal adanya suatu obstruksi jalan
McKay, R., Miller, R.M., Navajas, D.,
pernapasan hasil ukur dengan spirometer nilai Pedersen, O.F., dan Wanger, J. 2005.
FEV1 kurang 75%. Interpretative strategis for lung
Dengan adanya gejala gangguan paru yang function test. European Respiratory
menunjukkan pernapasan tidak kuat Journal, 26: 948-968.
melakukan ekspirasi paksa, maka dihindari 9. Levivztky, M.G. 2003. Pulmonary
tidak merokok atau asap rokok dan kamar Physiologi. Edisi 6. New York:
selalu bersih dan rapi, sehingga daya kembang Mcgraw-Hill Companies.
paru normal. Bila mengalami obstruksi saluran 10. Sherwood, L.2001. Fisiologi manusia;
pernapasan bereaksi dengan cara menyempit Dari Sel ke Sistem. Edisi 2. EGC.
dan menghalangi udara keluar. Penyempitan
Jakarta.
atau hambatan bisa mengakibatkan salah satu
gabungan dari berbagai gejala mulai dari
11. Djaja-surya-A. 1990. Manual Ilmu
batuk, sesak, napas pendek, tersengal- sengal, Penyakit Paru. Binarupa Aksara.
hingga napas yang berbunyi “ngik-ngik”. Jakarta.
12. Alsagaf H, Mukty HA. 1995. TB Paru
Daftar Pustaka Dalam Dasar-Dasar Ilmu Penyakit
1. Suryo, Joko. 2010. Herbal Penyembuh Paru. 73-109.
Gangguan Sistem Pernapasan. 13. Yunus, F. 1993. Penatalaksanaan
Bentang Pustaka. Yogyakarta. Batuk dalam Praktek Sehari-hari.
2. Hadibroto, I dan Alam, S. 2005. Asma. Cermin Dunia Kedokteran. 84: 13-18.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 14. Syamsiah, A dan Yunus F. 1997.
3. Tjay, T.H. & Raharja, K. 2002. Obat- Pemekrisaan spirometri Collis. Jurnal
obatan penting. Penerbit PT Elex Respiratori Indonesia. 17 (1) : 46-51.
Media Komputindo Kelompok 15. Surjadhana, A. 2004. Laju Puncak
Gramedia. Jakarta. Ekspirasi pada Mahasiswa Pria Sehat.
4. Imron, A., 1993. Respirasi. Dalam Majalah Ilmu Faal Indonesia. 3 (3):
buku Monograf Fisiologi manusia, 158-164.
suwono (ed). Pusat Antar Universitas 16. Darmawan, M.T.S. Naning, R. dan
UGM. Yogvakarta. Sadjimin, T. 2001. Nilai Faal Paru
5. Price, S.A., Wilson, L.M. 1995. Penderita Asma Siswa Sekolah
Fisiologi proses-proses penyakit. Lanjutan Tingkat Pertama di
EGC. Jakarta. kotamadya Yogyakarta. Berkala Ilmu
6. Wibowo DS. 2008. Anatomi Tubuh Kedokteran. 33 (1): 33-42.
Manusia. Grasindo. Jakarta.
7. Guyton, Hall. 1996. Text Book of
Medical Physiologi. New York. W B
Saunders Company.

39

Anda mungkin juga menyukai