Anda di halaman 1dari 15

Sistem Respirasi Manusia

Sistem Respirasi Manusia – Pengertian, Fungsi, Organ Dan Gambar – Pada sistem respirasi
pada manusia ini sama juga dengan halnya seperti sistem pernapasan pada manusia yang
merupakan proses bernapas yang dimulai dari pengambilan oksigen yang disalurkan ke bagian
dalam tubuh sampai pengeluaran karbondioksida. Oksigen yang telah dihirup oleh manusia dari
udara bebas yang selanjutnya dibuang ke lingkungan yang berupa karbondioksida.

Rongga Hidung (Cavum Nasalis)


Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar keringat
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran
pernapasan.

Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring partikel kotoran
yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler darah yang
berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
Faring (Tenggorokan)
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu
saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan (orofarings) pada
bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat
terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita
suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan karena
saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan
mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga
mengakibatkan gangguan kesehatan.

Tenggorokan (Trakea)
Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang rawan,
dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring benda-benda asing
yang masuk ke saluran pernapasan.

Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)


Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari lumen
dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.

Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot dan
rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua bagian
yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmo
sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut
pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura
visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk
disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai
pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi.
Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru
berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk
pertukaran gas. Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1
mm, dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus.

Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di
bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan
tidak bersilia. Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus). Alveolus terdapat pada
ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu sisinya terbuka sehingga
menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus berselaput tipis dan di situ
banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya difusi gas pernapasan.
Mekanisme Pernafasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan tertidur
sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut tempat
terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu pernapasan luar
dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam
alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang
terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.

Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara
akan keluar.

Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran
udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.

Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.

 Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.

 Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula
yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.

Mekanisme inspirasi dan ekspirasi pada manusia

Pernapasan Perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-otot
diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada.

Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.

 Fase Inspirasi

Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga dada
membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.

 Fase Ekspirasi

Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula,
mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara
keluar dari paru-paru.

Volume Udara Pernafasan


Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal
sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.

Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500
cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi
bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun
yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.

Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan
udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas
tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada
pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan
sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume =
1500 cc). Lihat skema udara pernapasan berikut ini.

Pertukaran O2 Dan CO2 Dalam Pernafasan


Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal
tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis
bahan makanan yang dimakan.

Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja
ringan. Demikian juga seseorang yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dengan sendirinya
membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang memiliki kebiasaan memakan
lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.

Dalam keadaan biasa, manusia membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar
0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara inspirasi dan
ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu saat konsentrasi oksigen udara inspirasi berkurang
atau karena sebab lain, misalnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.

Oksigen yang dibutuhkan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi
alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah
(hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh. Hemoglobin yang terdapat dalam butir
darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung
unsur besi dan globin yang berupa protein.

Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dan Pembuluh darah yang menyelubungi

Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin dapat diperlihat-kan menurut persamaan
reaksi bolak-balik berikut ini :

Hb4 + O2 4 Hb O2

(oksihemoglobin)

Berwarna merah jernih

Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2
dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga
difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.

Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di
lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan
oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh karena itu oksigen
dapat masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju
ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg
menuju ke jaringan tubuh yang tekanan O2 nya 0 – 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan
dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2
di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg.
Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg.
Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru lalu dilepaskan ke udara bebas.

Berapa minimal darah yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan?
Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg dapat mengangkut 19 cc oksigen.
Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan
dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen adalah 7
cc per 100 mm3 darah.

Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar tubuh umumnya berlangsung menurut reaksi kimia
berikut:

C02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3

Tiap liter darah hanya dapat melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi
4,5 karena terbentuknya asam karbonat.

Pengangkutan CO2 oleh darah dapat dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.

1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim
anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23%
dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai
pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya adalah sebagai berikut.

CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3

Gangguan terhadap pengangkutan CO2 dapat mengakibatkan munculnya gejala asidosis karena
turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut dapat disebabkan karena keadaan Pneumoni.
Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul gejala alkalosis.

Gangguan Pada Respirasi


Gangguan pada sistem pernapasan adalah terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau
jaringan tubuh; disebut asfiksi. Asfiksi ada bermacam-macam misalnya terisinya alveolus
dengan cairan limfa karena infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus yang
menyebabkan penyakit pneumonia.
Pada orang yang tenggelam, alveolusnya terisi air sehingga difusi oksigen sangat sedikit bahkan
tidak ada sama sekali sehingga mengakibatkan orang tersebut shock dan pernapasannya dapat
terhenti. Orang seperti itu dapat ditolong dengan mengeluarkan air dari saluran pernapasannya
dan melakukan pernapasan buatan tanpa alat dengan cara dari mulut ke mulut dengan irama
tertentu dan menggunakan metode Silvester dan Hilger Neelsen.

Asfiksi dapat pula disebabkan karena penyumbatan saluran pernapasan oleh kelenjar limfa,
misalnya polip, amandel, dan adenoid. Peradangan dapat terjadi pada rongga hidung bagian atas
dan disebut sinusitis, peradangan pada bronkus disebut bronkitis, serta radang pada pleura
disebut pleuritis. Paru-paru juga dapat mengalami kerusakan karena terinfeksi Mycobacterium
tuber culosis penyebab penyakit TBC.

Pengangkutan O2 dapat pula terhambat karena tingginya kadar karbon monoksida dalam
alveolus sedangkan daya ikat (afinitas) hemoglobin jauh lebih besar terhadap CO daripada O2
dan CO2. Keracunan asam sianida, debu, batu bara dan racun lain dapat pula menyebabkan
terganggunya pengikatan O2 oleh hemoglobin dalam pembuluh darah, karena daya afinitas
hemoglobin juga lebih besar terhadap racun dibanding terhadap O2.

Gejala alergi terutama asma dapat pula menghinggapi sistem pernapasan begitu juga kanker
dapat menyerang paru-paru terutama para perokok berat. Penyakit pernapasan yang sering terjadi
adalah emfisema berupa penyakit yang terjadi karena susunan dan fungsi alveolus yang
abnormal.

https://www.bing.com/search?
q=struktur+organ+paru+dan+peran+fisika+pada+proses+respirasi+manusia&qs=n&form=QBR
E&sp=-1&pq=&sc=8-0&sk=&cvid=6DB02725632C42DBAB6E8C14E844A41C#

Sistem Respirasi Manusia - Pengertian, Fungsi, Organ Dan Gambar (dosenpendidikan.co.id)


https://www.dosenpendidikan.co.id/sistem-respirasi-manusia
Hukum Fisika Terhadap Pernapasan
April 27, 2017

Hukum Boyle Pada Pernapasan

Pada saat proses inspirasi, rongga dada membesar, paru-paru mengembang, volume
bertambah dan tekanan udara kecil, sedangkan pada saat proses ekspirasi, rongga dada mengecil,
paru-paru mengempis, volume berkurang, dan tekanan udara besar. Volume bertambah saat
tekanan kecil dan volume berkurang saat tekanan besar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Robert Boyle yang kemudian disebut Hukum Boyle (1691).

“Perkalian teknan dan volume gas dengan massa tetap adalah kostan”
Daam persamaan hukum botyle dituliskan :
P x V = konstan (suhu dan massa tetap)
Bentul lain dari hukum boyle:

“Volume suat gs dengan massa dan suhu setiap berbanding terbalik dengan tekananya”.
P1 . V1 menunjukkan suatu keadaan dan P2 . V2keadaan yang lain dari suatu gas dengan
massa dari suhu yang tetap, maka:

  

P1/P2 merupakan faktor koreksi, bila tekanan gas makin besar atau faktor koreksi lebih
kecil dari satu maka volume gas makin kecil (menyusuri), hal ini sesuai degan sifat gas.
Tekanan Udara, Volume, dan Kapasitas Paru

Tekanan Udara dan Hubungannya dengan Pernapasan

Zat cair dan gas mempunyai banyak karakteristik yang sama.


Namun demikian, zat cair dan gas dapat dibedakan dalam beberapa hal. Misalnya, zat cair
hampir tidak dapat dimampatkan, sedangkan gas dapat dimampatkan dengan mudah. Zat cair
cenderung mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada gas. Fase gas dari suatu zat
biasanya mempunyai temperatur lebih tinggi daripada fase cairnya. Oleh karena itu molekul-
molekul gas mampu menyeruak bebas dari suatu tempat ke tempat lain. Gas mampu melepaskan
diri dari wadah yang terbuka, sedangkan zat cair tidak bisa. Zat cair dan gas secara bersama
disebut fluida yang artinya zat alir atau zat yang mempunyai kemampuan untuk mengalir.
Gas tidak memiliki bentuk atau volume yang tetap dan mengisi semua ruang yang ada. Partikel-
partikel dalam gas bebas bergerak dalam ruang dan saling bertumbukan saru sama lain.
Tumbukan antara partikel gas dengan dinding wadah akan menyebabkan tekanan. Semakin
banyak jumlah tumbukan maka semakin tinggi tekanan yang terjadi.
Tekanan merupakan konsep yang paling penting dalam fluida. Tekanan didefinisikan sebagai
gaya yang diberikan per satuan luas, yang dapat dituliskan sebagai

dengan:
F = gaya yang diberikan
A = luas tempat gaya itu bekerja
P = tekanan

Definisi tekanan ini berlaku umum, pada zat padat, zat cair, dan
gas. Pengukuran tekanan merupakan peristiwa yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Ban harus dipompa sampai tekanan yang sesuai, tekanan darah seharusnya berada dalam
jangkauan normal, dan tekanan dalam mata yang terlampau besar (glaucoma) dapat
menyebabkan kebutaan. Udara yang mengalir didalam saluran napas merupakan salah satu
macam peristiwa terkait tekanan, khususnya tekanan udara dalam tubuh manusia.
Secara umum, udara mengalir karena ada perbedaan tekanan. Udara mengalir dari tekanan yang
lebih tinggi ke tempat yang bertekanan lebih rendah. Perbedaan tekanan udara di paru terjadi
akibat adanya daya kekuatan yang bekerja pada sistem pernapasan sehingga dapat mengatasi
kekuatan-kekuatan yang melawan gerak udara ketika masuk ke paru.
Udara dari lingkungan luar dapat masuk kedalam paru-paru karena terdapat perbedaan tekanan
antara lingkungan luar dengan tekanan dalam paru-paru. Secara umum, inspirasi terjadi karena
rongga paru-paru yang berkontraksi dan mengembang sehingga terjadi peningkatan ukuran
rongga. Peningkatan ukuran rongga dada ini menyebabkan tekanan didalam paru-paru menurun
sehingga lebih kecil dari pada tekanan dilingkungan luar. Perbedaan tekanan ini menyebabkan
udara terhisap masuk kedalam paru-paru. Ketika otot-otot rongga dada mengalami relaksasi,
maka ukuran rongga dada pun mengalami penurunan sehingga menyebabkan tekanan didalam
paru-paru meningkat dan menjadi lebih tinggi daripada tekanan dilingkungan luar. Hal ini
mendorong udara keluar dari dalam paru-paru sehingga terjadilah apa yang disebut dengan
ekspirasi.

https://youtu.be/Tq15ya1uHHg
Penjelasan diatas merupakan penerapan dari salah satu hukum fisika yang berkaitan dengan
pernapasan, yakni hukum Boyle. Sebenarnya ada beberapa hukum fisika yang terkait dengan
pernapasan, diantaranya hukum Dalton (tentang tekanan parsial), Hukum Boyle (PV = konstan),
serta hukum Laplace. Namun demikian, disini hanya akan dibahas tentang hukum Boyle
saja. Hukum Boyle menyatakan bahwa tekanan pada suatu massa gas yang tetap berbanding
terbalik dengan volumenya. Jika pada suatu temperatur tertentu volume meningkat, maka
tekanan akan berkurang, dan sebaliknya. Hal ini berarti bahwa jika volume diperkecil menjadi
setengahnya, maka tekanan akan menjadi dua kali lipat, hal ini disebabkan karena lebih banyak
partikel gas yang bertumbukan dengan dinding wadah. Perhatikan gambar!
Hukum Boyle itu sendiri berbunyi:
“Hasil kali tekanan dan volume gas dalam ruang tertutup selalu tetap bila suhu gas tidak
berubah.”
Hukum Boyle tersebut dapat dinyatakan dengan rumus:
P1V1 = P2V2
dengan
P1=tekanan awal
P2 =tekanan akhir
V1 = volume awal
V2 = volume akhir
atau dikenal juga dengan rumus:
PV = konstan
dengan
P = tekanan
V = volume

Hukum Boyle inilah yang menjelaskan mengapa tekanan


udara diluar bisa menjadi lebih rendah atau lebih tinggi daripada tekanan udara diparu-paru.
Gerakan pernapasan menyebabkan perubahan volume toraks (dada) dan perubahan tekanan gas
dalam rongga dada yang mengakibatkan udara mengalir ke dalam atau ke luar rongga dada.
Seperti saat ketika inspirasi, dimana diafragma berkontraksi dan mendatar serta otot-otot antariga
(interkostal) berkontraksi. Volume toraks akan bertambah dan tekanan paru-paru berkurang
(hukum Boyle). Karena volume paru meningkat, maka tekanan dalam paru akan lebih rendah
daripada tekanan atmosfer sehingga udara akan tertarik masuk ke paru.
Demikian pula halnya ketika ekspirasi, dimana diafragma berelaksasi dan bergerak ke atas dan
otot-otot antariga berelaksasi. Volume toraks akan berkurang dan tekanan paru bertambah
(hukum Boyle). Karena volume paru berkurang, maka tekanan dalam paru akan lebih tinggi dari
tekanan atmosfer sehingga udara keluar dari paru-paru.

Untuk memperdalam pemahaman kamu tentang materi ini, lakukan kegiatan pada LKS yang
dapat kamu download disini.
.

Volume dan Kapasitas Paru Manusia

Bagian ini akan menjelaskan tentang volume


dan kapasitas paru manusia. Volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran udara saat
inspirasi dan ekspirasi dapat diukur melalui spirometer. Apa itu volume dan kapasitas paru?
Pelajari bagian ini baik-baik!
1)      Volume
Macam-macam volume udara dalam paru-paru manusia dijelaskan sebagai berikut.
1.1)      Volume tidal (VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama
ventilasi normal biasa. VT pada dewasa muda sehat berkisat 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml
untuk perempuan.
1.2)      Volume cadangan inspirasi (VCI) atau disebut juga volume komplementer adalah
volume udara yang diperoleh ketika menarik napas dalam-dalam (inspirasi maksimum). VCI
berkisar 3.100 ml pada laki-laki dan 1.900 ml pada perempuan.
1.3)      Volume cadangan ekspirasi (VCE) atau disebut juga volume suplementer adalah
volume udara yang diperoleh ketika menghembuskan napas sekuat-kuatnya. VCE biasanya
berkisar 1.200 ml pada laki-laki dan 800 ml pada perempuan.
1.4)     Volume residual (VR) adalah volume udara sisa dalam paru-paru setelah melakukan
ekspirasi kuat. Volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah saat jeda
pernapasan. Rata-rata volume ini pada laki-laki sekitar 1.200 ml dan pada perempuan 1.000 ml.

2)      Kapasitas
Macam-macam kapasitas udara dalam paru-paru manusia dijelaskan sebagai berikut.
2.1)      Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah penambahan volume residual dan volume
cadangan ekspirasi (KRF = VR + VCE). Kapasitas ini merupakan jumlah udara sisa dalam
sistem respiratorik setelah ekspirasi normal. Nilai rata-ratanya adalah 2.200 ml.
2.2)      Kapasitas inspirasi (KI) adalah penambahan volume tidal dan volume cadangan
inspirasi (KI = VT + VCI). Nilai rata-ratanya adalah 3.500 ml.
2.3)      Kapasitas vital (KV) adalah jumlah dari volume udara tidal, volume udara
komplementer, dan volume udara suplementer.

Anda mungkin juga menyukai