Anda di halaman 1dari 16

A.

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN


1. Paru

Paru memiliki area permukaan alveolar kurang lebih seluas 40 m 2 untuk


pertukaran udara. Tiap paru memiliki: apeks yang mencapai ujung sternal kosta
pertama, permukaan costovertebral yang melapisi dinding dada, basis yang
terletak di atas diafragma dan permukaan mediastinal yang menempel dan
membentuk struktur mediastinal di sebelahnya.

Paru kanan terbagi menjadi lobus atas, tengah, dan bawah oleh fissura
obliqus dan horizontal. Paru kiri hanya memiliki fissura obliqus sehingga tidak
ada lobus tengah. Segmen lingular merupakan sisi kiri yang ekuivalen dengan
lobus tengah kanan. Namun, secara anatomis lingual merupakan bagian dari lobus
atas kiri. Struktur yang masuk dan keluar dari paru melewati hilus paru yang
diselubungi oleh kantung pleura yang longgar.

Setiap paru diselubungi oleh kantung pleura berdinding ganda yang


membrannya melapisi bagian dalam toraks dan menyelubungi permukaan luar
paru. Setiap pleura mengandung beberapa lapis jaringan ikat elastik dan
mengandung banyak kapiler. Diantara lapisan pleura tersebut terdapat cairan yang
bervolume sekitar 25-30 mL yang disebut cairan pleura. Cairan pleura tersebut
berfungsi sebagai pelumas untuk gerakan paru di dalam rongga.

2. Saluran Napas

Saluran pernapasan terdiri dari rongga hidung, rongga mulut, faring,


laring, trakea, dan paru. Laring membagi saluran pernapasan menjadi dua bagian,
yakni saluran pernapasan atas dan saluran pernapasan bawah. Setelah melalui
saluran hidung dan faring, tempat udara pernapasan dihangatkan dan
dilembabkan oleh uap air, udara inspirasi berjalan menuruni trakea, melalui
bronkiolus, bronkiolus respiratorius, dan duktus alveolaris sampai alveolus.

Antara trakea dan kantong alveolar terdapat 23 kali percabangan saluran


udara. Enam belas percabangan pertama saluran udara merupakan zona konduksi
yang meyalurkan udara dari dan ke lingkungan luar. Bagian ini terdiri atas
bronkus, bronkiolus, dan bronkiolus terminalis. Tujuh percabangan berikutnya
merupakan zona peralihan dan zona respirasi, dimana proses pertukaran gas
terjadi, terdiri atas bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, dan alveolus.

Adanya percabangan saluran udara yang majemuk ini meningkatkan luas


total penampang melintang saluran udara, dari 2,5 cm 2 di trakea, menjadi 11.800
cm2 di alveoli. Akibatnya, kecepatan aliran udara di dalam saluran udara kecil
berkurang ke nilai yang sangat rendah.

Tiap alveolus dikelilingi oleh pembuluh kapiler paru. Di sebagian besar


daerah, udara dan darah hanya dipisahkan oleh epitel alveolus dan endotel kapiler
sehingga keduanya hanya terpisah sejauh 0,5 µm. Tiap alveolus dilapisi oleh 2
jenis sel epitel, yaitu sel tipe 1 dan sel tipe 2. Sel tipe 1 merupakan sel gepeng
sebagai sel pelapis utama, sedangkan sel tipe 2 (pneumosit granuler) lebih tebal,
banyak mengandung badan inklusi lamelar dan mensekresi surfaktan. Surfaktan
merupakan zat lemak yang berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan.

3. Otot Pernapasan

Gerakan diafragma menyebabkan perubahan volume intratoraks sebesar


75% selama inspirasi tenang. Otot diafragma melekat di sekeliling bagian dasar
rongga toraks, yang membentuk kubah diatas hepar dan bergerak ke arah bawah
seperti piston pada saat berkontraksi. Jarak pergerakan diafragma berkisar antara
1,5 cm sampai 7 cm saat inspirasi dalam.

Otot inspirasi utama lainnya adalah musculus interkostalis eksternus, yang


berjalan dari iga ke iga secara miring ke arah bawah dan ke depan. Poros iga
bersendi pada vertebra sehingga ketika musculus intercostalis eksternus
berkontraksi, iga-iga dibawahnya akan terangkat. Gerakan ini akan mendorong
sternum ke luar dan memperbesar diameter anteroposterior rongga dada.
Diameter transversal juga meningkat, tetapi dengan derajat yang lebih kecil.
Musculus interkostalis eksternus dan diafragma dapat mempertahankan ventilasi
yang adekuat pada keadaan istirahat. Musculus scalenus dan musculus
sternocleidomastoideus merupakan otot inspirasi tambahan yang ikut membantu
mengangkat rongga dada pada pernapasan yang sukar dan dalam.

Otot ekspirasi akan berkontraksi jika terjadi ekspirasi kuat dan


menyebabkan volume intratoraks berkurang. Musculus intercostalis internus
bertugas untuk melakukan hal tersebut karena otot-otot ini berjalan miring ke
arah bawah dan belakang dari iga ke iga sehingga ketika berkontraksi, otot-otot
ini akan menarik rongga dada ke bawah. Kontraksi otot dinding abdomen anterior
juga membantu proses ekspirasi dengan cara menarik iga-iga ke bawah dan ke
dalam serta dengan meningkatkan tekanan intra-abdomen yang akan mendorong
diafragma ke atas.

4. Mekanisme Pernafasan

Paru dan dinding dada merupakan struktur yang elastis. Pada keadaan
normal, hanya ditemukan selapis tipis cairan di antara paru dan dinding dada
(ruang intrapleura). Inspirasi merupakan proses aktif. Kontraksi otot inspirasi
akan meningkatkan volume intratoraks. Tekanan intrapleura di bagian basis paru
akan turun dari sekitar -2,5 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfer) pada awal
inspirasi, menjadi -6 mmHg. Jaringan paru akan semakin teregang. Tekanan di
dalam saluran udara menjadi sedikit lebih negatif dan udara akan mengalir ke
dalam paru. Pada akhir inspirasi, daya recoil paru mulai menarik dinding dada
kembali ke kedudukan ekspirasi sampai tercapai keseimbangan kembali antara
daya recoil jaringan paru dan dinding dada. Tekanan di saluran udara menjadi
lebih positif dan udara mengalir meninggalkan paru. Ekspirasi selama pernapasan
tenang merupakan proses pasif yang tidak memerlukan kontraksi otot untuk
menurunkan volume intratoraks. Namun, pada awal ekspirasi, sedikit kontraksi
otot inspirasi masih terjadi. Kontraksi ini bertujuan untuk meredam daya recoil
paru dan memperlambat ekspirasi.

Pada inspirasi kuat, tekanan intrapleura turun menjadi -30 mmHg


sehingga pengembangan jaringan paru menjadi lebih besar. Bila ventilasi
meningkat, derajat pengempisan jaringan paru juga ditingkatkan oleh kontraksi
aktif otot ekspirasi yang menurunkan volume intratoraks.

B. PENGERTIAN PERNAFASAN

Pernapasan atau bisa disebut juga dengan respirasi yang dapat didefinisikan sebagai


sebuah proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbohidrat dan penggunaan energi yang
ada di dalam tubuh. Ketika manusia bernapas, berarti sedang terjadi proses masuknya oksigen
ke dalam tubuh dan pelepasan karbondioksida keluar tubuh. Pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida tersebut terjadi di dalam darah manusia. Manusia yang memiliki pernapasan
yang normal ditandai dengan bernapas sebanyak 12-20 kali dalam satu menit.

Dalam bernapas, umumnya manusia membutuhkan 300 liter oksigen dalam sehari.
Jika seseorang tersebut sedang mengerjakan pekerjaan berat seperti olahraga maka kebutuhan
oksigennya menjadi bertambah berkali kali lipat. Jumlah oksigen yang diambil ini tergantung
dari jenis aktivitas yang dilakukan, ukuran tubuh dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Umumnya, orang-orang yang melakukan aktivitas berat akan mengambil oksigen lebih
banyak dibanding orang yang melakukan aktivitas ringan. Orang yang memiliki tubuh yang
lebih besar juga membutuhkan oksigen yang lebih banyak. Selain itu orang yang sering
mengkonsumsi daging-dagingan akan membutuhkan lebih banyak oksigen dibanding orang
yang lebih sering mengkonsumsi sayur-sayuran atau vegetarian.

Manusia bisa melakukan dua cara pernapasan yaitu menggunakan pernapasan dada
dan pernapasan perut. Manusia bernapas menggunakan alat atau organ-organ pernapasan
yang terdiri dari hidung, faring, trakea, bronkus, bronkiolus dan paru-paru. Pada paru-paru
yang normal, volume udara bisa mencapai 4500 cc. Kapasitas ini biasa dikenal dengan
kapasitas total. ketika proses pernapasan berlangsung, kapasitas vital udara yang digunakan
hanya sampai 3500 cc. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimal yang bisa dikeluarkan
manusia setelah paru-parunya terisi. Lalu ke mana sisa yang 1000 cc nya? 1000 cc yang
tersisa adalah sisa udara yang tidak bisa digunakan. Sisa udara tersebut akan mengisi bagian
paru-paru sebagai residu.

Pernapasan adalah sebuah proses yang terjadi secara otomatis di dalam tubuh
manusia. Bahkan ketika kita tertidur sekalipun. Pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu
pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah di mana terjadinya pertukaran
udara di dalam alveolus dengan darah yang berada di dalam kapiler. Sedangkan pernapasan
dalam adalah di mana terjadinya pernapasan antara darah yang ada di dalam kapiler dengan
semua sel-sel yang ada di dalam tubuh. Jumlah udara yang masuk dan ke luar dari dalam
tubuh setiap bernapas disebut dengan frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan pada
manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, jenis kelamin, suhu tubuh, posisi tubuh
dan aktivitas yang dilakukan. Semakin bertambahnya usia, frekuensi pernapasannya akan
semakin rendah. Selain itu, laki-laki memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perempuan karena kebutuh oksigen dan produksi karbondioksida pada
tubuh laki-laki lebih tinggi dibandingkan pada tubuh perempuan.
C. PARU- PARU BAGIAN ATAS

Paru-paru merupakan sepasang organ yang memiliki tekstur kenyal dan berisi udara,
dibantu oleh Trakea dalam penghantaran udara. Paru-paru berfungsi sebagai tempat
pertukaran oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah. Paru-paru
mengambil oksigen dari udara yang dihirup kemudian masuk ke aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh bagian sel, ketika sel bekerja maka dihasilkan gas buangan
berupa karbondioksida dilepaskan melalui aliran darah. Organ paru-paru terlibat
dalam sintesis, penyimpanan, transformasi dan degradasi zat.

Paru-paru terdiri dari beberapa bagian yang masing-masingnya memiliki peran


spesifik, untuk mendukung fungsi paru-paru yang utama, yaitu sebagai organ utama
pernapasan. Jika diurutkan dari atas, bagian paru-paru yang pertama ada adalah trakea.
Trakea merupakan saluran udara utama dan bisa disebut sebagai tiang fondasi paru-paru
manusia. Trakea berbentuk seperti huruf Y terbalik. Trakea berada pada garis lurusnya, dan
kemudian bercabang dua, ke kiri dan kanan. Cabang trakea tersebut lalu masuk ke paru-paru
kiri serta kanan, sebagai bagian dari organ tersebut.

Lebih lanjut, berikut ini adalah bagian paru-paru secara rinci.

1. Bronkus

Bronkus adalah cabang trakea. Bronkus kiri masuk ke paru-paru kiri, dan
bronkus sebelah kanan masuk ke paru-paru kanan. Fungsi bronkus yang utama
adalah sebagai jalur udara dari mulut serta trakea. Udara yang masuk dan keluar
dari paru-paru, akan melewati bronkus. Selain itu, bronkus juga disebut memiliki
peran untuk mengeluarkan lendir atau dahak yang berperan dalam sistem
pertahanan tubuh.

2. Bronkiolus

Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Bronkiolus berukuran


sangat kecil, seperti rambut, dan jumlahnya banyak. Baik di paru-paru kiri
maupun kanan, terdapat hingga 30.000 bronkiolus.

3. Alveoli dan Alveolus

Di ujung bronkiolus, terdapat alveoli yang merupakan kumpulan kantung


udara. Masing-masing kantong udara, disebut dengan alveolus, dan ukurannya
sangat kecil. Namun, jumlah alveoli sangatlah banyak, yaitu sekitar 600 juta
buah.

4. Pleura

Pleura adalah lapisan membran tipis pelindung paru-paru dan tulang


rangka bagian dalam, yang menghadap paru-paru. Pleura memiliki dua lapisan,
sehingga saat paru-paru bersentuhan dengan bagian dalam tulang rangka, tidak
akan terjadi gesekan.

5. Diafragma

Diafragma sebenarnya tidaklah menempel pada paru-paru. Namun,


perannya tidak dapat dipisahkan dari paru-paru. Diafragma merupakan otot
pernapasan yang terletak di bawah paru-paru dan memisahkan area dada dari
perut.

D. PARU-PARU BAGIAN BAWAH

E. DASAR-DASAR MEKANIK OKSIGENASI

Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme
untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah
peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta
menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi. Penyampaian oksigen ke
jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa
ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen,
dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan
12-15 kali per menit.

Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.

1. Ventilasi merupakan langkah pertama dalam peran paru sebagai organ penukar
gas dan penyuplai kebutuhan jaringan tubuh. Ventilasi adalah suatu proses
berurutan inhalasi dan menghembuskan napas. Dalam kondisi tenang, paru
menyerap sejumlah oksigen per menit yang sesuai dengan kebutuhan untuk
mendukung metabolisme jaringan dalam jumlah yang cukup, tidak lebih dan
tidak kurang. Proses ini juga bertujuan untuk menghilangkan karbon dioksida
yang dihasilkan oleh metabolisme. Selama inspirasi, oksigen yang dihirup dari
udara berada pada konsentrasi sekitar 21% (atau tekanan parsial PO sekitar 150
mmHg). Inhalasi dilakukan dengan menurunkan tekanan gas alveolar di bawah
tekanan atmosfer diikuti kontraksi diafragma dan otot-otot dinding dada, yang
memperluas rongga dada, sehingga akan mengurangi tekanan intratoraks. Ketika
tekanan intratoraks turun demikian juga tekanan alveolar.

Ketika tekanan alveolar turun di bawah tekanan atmosfer, maka udara akan
mengalir dari luar melalui sepanjang saluran udara untuk mencapai alveoli, yang
akan bercampur dengan gas alveolar yang tersisa dari napas sebelumnya. Tingkat
oksigen alveolar dari napas sebelumnya jauh lebih rendah dari inspirasi karena
telah berkurang pada proses difusi sebelumnya. Sehingga oksigen yang baru
dihirup akan langsung menaikkan kadar oksigen alveolar, mengganti molekul
oksigen yang telah pindah ke dalam darah. Proses ini berfungsi untuk
menstabilkan konsentrasi oksigen alveolar dari waktu ke waktu pada level sekitar
14%, atau sekitar 100 mmHg.

2. Aliran darah yang melalui paru sama dengan curah jantung, maka faktor-faktor
yang mengontrol outputjantung terutama faktor perifer, juga mengontrol
alirandarah paru. Dalam kondisi umum, pembuluh darah paru bertindak sebagai
tabung pasif, yang dapat berkembang dengan meningkatnya tekanan dan
menyempit denganpenurunan tekanan. Ketika konsentrasi oksigen di alveoli
menurun di bawah normal, terutama ketika turun di bawah 70% dari normal (< 73
mmHg PO), maka pembuluh darah yang berdekatan akan menyempit, dengan
meningkatkan resistensi vaskuler lebih dari lima kali lipat. Hal iniberlawanan
dengan efek pada pembuluh darah sistemik, yang membesar ketika berespons
terhadap oksigenrendah.

Situasi ini terjadi karena diyakini bahwa konsentrasi oksigen yang rendah
menyebabkan beberapa zatvasokonstriktor yang belum diketahui dibebaskan
darijaringan paru, zat ini membuat arteri kecil dan arterioles berkonstriksi. Ada
dugaan bahwa zat vasokonstriktor ini mungkin disekresikan oleh sel-sel epitel
alveolar ketika mereka menjadi hipoksia. Hal ini memiliki fungsi penting yaitu
untuk mendistribusikan aliran darah mana yang palingefektif. Oleh karena itu jika
beberapa alveoli berventilasi buruk sehingga konsentrasi oksigen menjadi
rendah,pembuluh lokal akan berkonstriksi dan menyebabkandarah mengalir
melalui daerah lain dari alveoli yang lebih baik, sehingga memberikan sistem
kontrol otomatis untuk mendistribusikan aliran darah ke daerah paru sebanding
dengan tekanan oksigen alveolar mereka.

3. Yang dimaksud difusi pada paru-paru adalah proses pertukaran gas yang terjadi
atara lingkungan luar dan darah serta pertukaran gas di dalam jaringan
tubuh. Difusi akan terjadi dari daerah konsentrasi tinggi ke rendah yaitu dari
kapiler darah ke alveoli. Pertukarangas ini adalah pertukaran antara oksigen dan
karbondioksida. Saat oksigen masuk maka karbondiokasida akan akan dilepas
oleh kapiler alveoli untuk dibuang.  Di dalam tubuh manusia, gas akan berdifusi
dari daerah konsentrasi tinggi menuju konsentrasi rendah atau biasa disebut
dengan difusi. Konsentrasi gas dalam tempat tertentu dalam sistem pernafasan
misalnya di alveolus, dalam darah dan jariga dinyatakan dengan ukuran
yaitu tekanan parsial (P). Proses difusi oksigen dalam kapiler darah lebih tinggi
daripada tekanan parsial oksigen dalam sel-sel tubuh. Setelah sampai jaringan,
oksigen digunakan untuk respirasi sel yaitu mengoksidasi zat makanan sehingga
menghasilkan energi.
F. KONSEP DASAR OKSIGENASI

Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang


digunakabn untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan aktivitas
berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan oksigenasi merupakan salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap
kali bernapas dari atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh. Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih mampu
mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung
lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara permanen.. Selain itu oksigen
digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen
akan digunakan dalam metabolisme sel membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang
merupakan sumber energi bagi sel tubuh agar berfungsi secara optimal. Oksigenasi adalah
memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya
oksigen atau memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat
dalam tubuh. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada
tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

G. PENGERTIAN OKSIGENASI

Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen, kebutuhan dasar manusia


yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh, untuk mempertahankan hidup, dan
untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan merusak otak dan menyebabkan pasien kehilangan kesadaran. Menurut
Andarmoyo (2012) oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar.
Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Dalam
kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi tidak terlepas dari peranan fungsi sistem
pernafasan dan kardiovaskular yang menyuplai kebutuhan oksigen tubuh.

Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara
permanen. Selain itu oksigen digunakan oleh sel untuk mempertahankan kelangsungan
metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolism sel agar berfungsi secara
optimal. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh dengan cara
melancarkan saluran masuknya oksigen atau memberikan aliran gas oksigen sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

H. KEBUTUHAN JUMLAH OKSIGEN

Manusia menghirup udara sekitar 7 atau 8 liter per menit. Sebanyak 20 persen dari
udara yang dihirup manusia adalah oksigen, dan hanya seperempat dari oksigen tersebut yang
dikonsumsi oleh paru-paru manusia, yaitu sekitar 550 liter oksigen murni setiap harinya.
Namun demikian jumlah persis oksigen yang dihirup manusia sulit untuk diukur karena
melibatkan pertukaran gas secara keseluruhan dan tergantung pada banyak faktor seperti
kapasitas paru-paru, kesehatan tubuh manusia secara umum, dan tekanan udara di mana
manusia itu berada.

Manusia bernapas normalnya kira-kira sekitar 12-24 kali per menit yang mana tiap
kali tarikan napasnya sekitar 3-4 liter udara masuk. Dalam setahun, udara yang dihirup bisa
mencapai 9.5 ton dimana 23% nya adalah oksgien.Satu pohon dapat menghasilkan sekitar
118 kilogram oksigen tiap tahun. Sehingga dalam setahun untuk menghidupi satu manusia,
dibutuhkan sekitar 7-8 pohon.

Meskipun itu adalah informasi yang menarik, sebenarnya ini hanya hitung-hitungan
kasar. Karena kebutuhan oksigen manusia bisa berbeda-beda tergantung dari banyak hal. Jika
ia sedang berolahraga, kebutuhan oksigennya tentu meningkat, jika ia sedang cemas, gugup,
takut, atau malah memiliki penyakit tertentu seperti asma yang sedang kumat, kebutuhannya
meningkat. Sebaliknya, ketika manusia itu santai, atau malah sedang tidur, kebutuhan
oksigennya berkurang. Sekarang, waktu tidur tiap orang sendiri bisa berbeda-beda. Ada yang
7 jam ada yang 9 jam, ada yang hanya 5 jam. Berarti oksigen yang dibutuhkan selama
rentang waktu itu pun berbeda.

I. VOLUME PARU

Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut
udara pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih
kurang 500 ml. Volume udara tidal orang dewasa pada pernapasan biasa kira-kira 500 ml.
ketika menarik napas dalam-dalam maka volume udara yang dapat kita tarik mencapai
1500 ml. Udara ini dinamakan udara komplementer. Ketika kita menariknapas sekuat-
kuatnya, volume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 1500 ml. Udara ini dinamakan
udara suplementer. Meskipun telah mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa
udara dalam paru-paru yang volumenya kira-kira 1500 mL. Udara sisa ini dinamakan udara
residu. Jadi, Kapasitas paru-paru total = kapasitas vital + volume residu =4500 ml/wanita
dan 5500 ml/pria.

Pada orang dewasa, kapasitas paru-paru rata-rata sekitar 6 liter. Namun, ada banyak
faktor yang dapat memengaruhi kapasitas organ pernapasan ini, yaitu :

1. Usia

Paru-paru Anda biasanya matang pada usia sekitar 20-25 tahun. Setelah
sekitar usia 35 tahun, fungsi paru-paru menurun secara bertahap seiring dengan
bertambahnya usia. Itu sebabnya, Anda mungkin merasa sedikit kesulitan
bernapas ketika sudah bertambah umur. Ketika Anda bertambah tua, beberapa
perubahan alami tubuh pun dapat menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru.
Alhasil, otot-otot tubuh, seperti diafragma, dapat melemah. Jaringan paru-paru
yang membantu menjaga saluran udara tetap terbuka dapat kehilangan
elastisitasnya. Akibatnya, saluran udara juga mengecil.

2. Jenis kelamin dan penampilan fisik

Dikutip dari situs National Center for Biotechnology Information,


kapasitas paru-paru laki-laki cenderung lebih besar daripada perempuan. Selain
itu, individu dengan perawakan lebih tinggi juga cenderung memiliki volume
udara pada paru-paru yang lebih besar dibandingkan mereka yang bertubuh
pendek. Kapasitas vital paru-paru ternyata juga berpengaruh terhadap berat badan
seseorang. Mereka yang mengalami kelebihan berat badan terbukti mengalami
penurunan kapasitas paru-paru. Hal ini lebih umum terjadi di kalangan laki-laki
dibandingkan dengan perempuan.

3. Penyakit paru-paru

Adanya penyakit paru-paru dapat memengaruhi kapasitas organ


pernapasan ini. Penyakit paru-paru restriktif bisa menyebabkan penurunan
volume total udara yang mampu ditahan paru-paru. Kondisi ini terjadi ketika
paru-paru tidak lagi elastis atau ada masalah yang berkaitan dengan perluasan
dinding dada saat Anda menghirup udara.

Beberapa contoh penyakit restriktif adalah sebagai berikut :

1) fibrosis paru,
2) pneumonia, dan
3) sarkoidosis.

Sebaliknya, kapasitas paru-paru juga dapat meningkat akibat penyakit


yang memengaruhi organ ini. Salah satunya yakni penyakit paru-paru obstruktif
yang dapat membuat kapasitas paru-paru berada di batas normal atau bahkan
meningkat.

Berbagai penyakit yang dapat memengaruhi volume paru-paru yakni:

1) penyakit paru-paru obstruktif kronis (PPOK),


2) asma,
3) bronkiektasis, dan
4) fibrosis kistik.
4. Faktor-faktor lain

Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi volume total udara yang


mampu ditampung paru-paru adalah:

1) aktivitas fisik,
2) kelainan bentuk dinding dada,
3) merokok, dan
4) terpapar polusi udara.
J. KAPASITAS PARU FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM
RESPIRASI

K. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM OKSIGENASI


1. Faktor fisiologis
1) Menurunnya kapasitas O2 seperti pada anemia.
2) Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluaran
napas bagian atas.
3) Hipovolemia sehingga sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
4) Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka.
5) Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obesitas, musculoskeletal yang abnormal, serta penyakit kronis seperti TB
paru.

2. Faktor perkembangan
1) Bayi prematur
2) Bayi dan toodler
3) Anak usia sekolah dan pertengahan
4) Dewasa tua

3. Faktor prilaku
1) Nutrisi
2) Latihan fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi kecemasan

4. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut

L. GANGGUAN RESPIRASI

Ada beberapa gangguan respirasi yang umum terjadi, di antaranya :

1. Asma

Asma adalah penyempitan saluran napas akibat otot polos pembentuk


dinding saluran terus berkontraksi. Asma disebabkan oleh alergi atau kekurangan
hormon adrenalin.

2. Asfiksi

Masalah sistem pernapasan yang berupa gangguan pengangkutan dan


penggunaan oksigen oleh jaringan akibat tenggelam, pneumonia, atau keracunan.

3. Asidosis

Asidosis adalah gangguan sistem pernapasan yang disebabkan oleh


peningkatan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.

4. Wajah adenoid

Wajah adenoid merupakan penyempitan saluran pernapasan karena


adanya pembengkakan kelenjar limfa, pembengkakan di tekak atau amandel.

5. Pneumonia

Pneumonia adalah radang paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri


Diplococcus pneumonia.

6. Difteri

Difteri adalah gangguan sistem pernapasan berupa penyumbatan


faring/laring oleh lendir akibat infeksi bakter Corynebacterium diphteriae.
7. Emfisema

Emfisema adalah gangguan pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh


perluasan alveolus yang berlebihan hingga menyebabkan paru-paru
menggelembung.

8. Tuberculosis (TBC)

TBC adalah penyakit paru-paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri


Mycobacterium tuberculosis.

9. Peradangan pada sistem pernapasan

Peradangan pada sistem pernapasan manusia yang umum terjadi adalah


bronchitis (radang bronkhus), laringitis (radang laring), faringitis (radang faring),
pleuritis (radang selaput paru-paru), renitis (radang rongga hidung), dan sinusitis
(radang sinus). Untuk menghindari berbagai penyakit organ pernapasan tersebut,
penting untuk melakukan langkah-langkah pencegah.

M. GANGGUAN VENTILASI

Gangguan ventilasi spontan adalah penurunan cadangan energy yang mengakibatkan


individu tidak mampu bernapas secara adekuat.(TIM Pokja SDKI DPP PPNI,
2016).Penurunan cadangan energy yang mengakibatkan ketidakmampuan individu untuk
mempertahankan pernafasan yang adekuat untuk menyokong kehidupan Suatu keadaan
ketika individu tidak dapat memepertahankan pernapasan yang adekuat untuk mendukung
kehidupannya.Ini dilakukan karena penurunan gas darah arteri, peningkatan kerja pernapasan
dan penurunan energy.

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran napas yang bersifat reversible dengan
ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan
manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah
secara spontan yang ditandai dengan mengi episodik, batuk, dan sesak di dada akibat
penyumbatan saluran napas.

1. Penyebab Gangguan Ventilasi

Beberapa penyebab terjadinya gangguan pada ventilasi yaitu :

a. Gangguan metabolism.
Gangguan metabolik adalah kelainan dalam proses metabolisme
tubuh. Metabolisme adalah proses penguraian nutrisi dari makanan menjadi
energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

b. Kelelahan otot pernapasan.

Hiperventilasi adalah kondisi di mana seseroang bernapas dengan


sangat cepat atau dengan kecepatan yang tidak wajar. Pernapasan yang sehat
adalah ketika ada keseimbangan antara penghirupan oksidan dan pelepasan
karbon dioksida.

Dari beberapa penyebab gangguan ventilasi spontan yang telah


disebutkan, adapun penyebab asma yaitu :

a. Faktor ekstrinsik (alergik) : reaksi alergik yang disebabkan oleh alergen atau
allergen yang dikenal seperti debu, serbuk-serbuk, bulu bulu binatang.
b. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen, seperti
common cold, infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan
lingkungan dapat mencetuskan serangan.

2. Patofiologi

Patofisiologi gangguan ventilasi spontan yaitu etiologi gangguan ventilasi


spontan hirupan debu asap rokok, asap pabrik dan bulu binatang sehingga
mengakibatkan asma, sesak, takikardia, O2 dalam tubuh melemah dan
mengakibatkan gangguan ventilasi spontan. Patofis dari asma yaitu adanya
debu,asap rokok, bulu binatang hawa dingin terpapar pada penderita. Benda-
benda tersebut setelah terpapar ternyata tidak dikenali oleh system di tubuh
penderits sehingga dianggap sebagai benda asing (antigen). Ikatan antigen dan
antibody akan merangsang peningkatan pengeluaran mediator kimiawi seperti
histamine, neutrophil chemotactic show acting, epinefrin, norepinefrin, dan
prostagandin. Peningkatan mediator kimia tersebut akan merangsang peningkatan
permiabilitas kapiler, pembengkakan pada mukosa saluran pernafasan (terutama
bronkus). Pembengkakan yang hamper merata pada semua bagian pada semua
bagian bronkus akan menyebabkan penyempitan bronkus (bronkokontrikis) dan
sesak nafas. Penyempitan bronkus akan menurunkan jumlah oksigen luar yang
masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen yang dari darah. kondisi ini
akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga penderita pucat dan
lemah.

Anda mungkin juga menyukai