Anda di halaman 1dari 9

Paru-Paru (Artikel Lengkap)

Follow @HediSasrawan
Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata Latin pulmones untuk paru-paru.)
adalah organ utama pada sistem pernapasan (respirasi) dan berhubungan
dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) dan juga sistem ekskresi. Fungsinya
adalah untuk menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah
atau sering disebut bernapas. Pada umumnya paru-paru terdapat pada hewan
mamalia termasuk juga manusia.

1. Anatomi Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh struktur
tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut
diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru kiri
sekitar 560 gram. Masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain oleh
jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain di dalam
rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura. Paru-paru
terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru dibungkus oleh
selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua yaitu:
1. Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang
langsung membungkus paru.
2. Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru dapat
berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna
untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara paru-paru
dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga
gelambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah (lobus
medius), dan gelambir bawah (lobus inferior). Sedangkan paru-paru kiri terdiri
atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus superior) dan gelambir bawah
(lobus inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama
segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen
pada lobus superior, dan lima buah segmen pada inferior. Paru-paru kanan
mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dua
buah segmen pada lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus inferior.
Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama
lobulus. Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat
yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus
terdapat sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang

yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus
yang diameternya antara 0,2 0,3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari
gelembung (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah
terjadi pertukaran udara di dalam darah, O2 masuk ke dalam darah dan
CO2 dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan
endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya 90m 2. Banyaknya gelembung
paru-paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya bervariasi, tergantung
lokasi anatomisnya, semakin negatif tekanan intrapleura di apeks, ukuran
alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel alveolus. Tipe I berukuran
besar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran
udara. Sedangkan tipe II, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam
pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yang memproduksi surfaktan, yang
melapisi alveolus dan mencegah kolapnya alveolus.

2. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak
dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru diantaranya
sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi acidosis, maka
tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak karbondioksida
yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-paru
adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam sistem
pernapasan, fungsi paru-paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Dalam sistem peredaran darah, fungsi paru-paru
adalah untuk membuang karbondioksida di dalam darah dan menggantinya
dengan oksigen.
Didalam paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan dibawa
ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan dan
dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.

3. Fisiologi Paru-Paru
Fungsi paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut.
Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke
alveoli, dan dapat erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya satu
lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel
darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di dalam arteri ke
semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100

mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen. Di dalam
paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu hasil buangan metabolisme,
menembus membran alveoler-kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah
melalui pipa bronkhial dan trakhea, dinapaskan keluar melalui hidung dan
mulut.
Oksigen dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat
membutuhkan oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen
selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat
diperbaiki dan bias menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen
berkurang akan menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya
orang bekerja pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap, dll.
bila oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti
menjadi kebiru-biruan misalnya di bibir, telinga, lengan, dan kaki (sianosis).
Pengambilan udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran udara
pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara pernapasan
berlangsung di alveolus disebut pernapasan eksternal. Udara pernapasan
selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam eritrosit untuk dipertukarkan ke
dalam sel. Peristiwa pertukaran udara pernapasan dari darah menuju sel disebut
pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan ekspirasi pada saat bernapas selain
melibatkan alat-alat pernapasan juga melibatkan beberapa otot yang ada pada
tulang rusuk dan otot diafragma (selaput pembatas rongga dada dengan rongga
perut). Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan
tekanan udara dalam rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika
tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya,
apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan
udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme
pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara bersamaan.
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah
pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat
ini tidak terjadi pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini
disebut udara ruang rugi, sebab tidak berguna dalam proses pertukaran gas.
Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali dikeluarkan adalah udara ruang rugi,
sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi
merupakan kerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi dibedakan lagi
menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik
meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah
pertukaran gas lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian alveoli
sendiri tidak berungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau
buruknya aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan. Oleh
karena itu, dari segi fungsional, alveoli ini harus juga dianggap sebagai ruang
rugi dan disebut sebagai ruang rugi fisiologis.

3.1. Pernapasan Dada

Pada pernapasan dada, otot yang berperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk
luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk
dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk ke posisi
semula.
a. Inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
mengembang. Pengembangan rongga dada menyebabkan volume paru-paru
juga mengembang akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada
menjadi kecil. Rongga dada yang mengecil menyebabkan volume paru-paru
juga mengecil sehingga tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar
daripada tekanan luar. Hal tersebut menyebabkan udara dalam rongga dada
yang kaya karbon dioksida keluar.

3.2. Pernapasan Perut


Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada
a. Inspirasi
Pada saat pengambilan udara (inspirasi) tahap-tahap yang terjadi dan dapat
dirasakan adalah diafragma berkontraksi sehingga diafragma menjadi datar dan
otot antartulang rusuk sebelah luar juga berkontraksi yang diikuti dengan
terangkatnya tulang rusuk yang menyebabkan rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada ini menyebabkan tekanan di dalam rongga dada
mengecil sehingga memungkinkan paru-paru dapat mengembang.
Mengembangnya paru-paru memungkinkan tekanan di dalam ruang paru-paru
mengecil bahkan lebih kecil dari udara luar sehingga udara dapat masuk secara
berurutan ke lubang hidung - rongga hidung > faring > trakea (melaui glottis)
> bronkus (kanan-kiri) > bercabang 22 (bronkiolus-bronkiolus) alveolus
(kantong-kantong kecil).
b. Ekspirasi
Pada saat pengeluaran udara (ekspirasi) tahap-tahap yang dapat dirasakan
adalah diafragma relaksasi sehingga kembali ke posisis semula dan otot
antarrusuk dalam kontraksi menyebabkan tulang rusuk kembali ke posisi semula
sehingga rongga dada mengecil. Rongga dada mengecil sehingga menyebabkan

tekanan di dalam rongga dada meningkat yang mengakibatkan ruang paru-paru


mengecil.Mengecilnya ruang paru-paru menyebabkan membesaranya tekanan
di dalam paru-paru sehingga udara akan mengalir keluar dari alveolus melalui
bronkiolus > bronkus > trakea glotis > faring > rongga hidung > lubang hidung.

4. Bagian-Bagian Paru-Paru
Berikut adalah bagian-bagian paru-paru. Semua penjelasannya menggunakan
Bahasa Indonesia.

Berdasarkan gambar sistem pernapasan tersebut, kita dapat menyimpulkan


bahwa paru-paru terdiri dari:
1. Trakea

2. Bronkus
3. Rongga pleura
4. Paru-paru kanan
5. Paru-paru kiri
6. Tulang rusuk
7. Otot intercosta
8. Diafragma

anatomi paru manusia

Anatomi Paru-paru manusia

Anatomi Paru-paru Manusia, Paru-paru terletak sedemikian rupa sehingga setiap paruparu berada di samping mediastinum.Oleh karenanya, masing-masing paru-paru
dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta strukturstruktur lain dalam mediastinum. Masing-masing paru-paru berbentuk konus dan diliputi
oleh pleura viseralis. Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri, dan
hanya dilekatkan ke mediastinum oleh radiks pulmonalis. Masing-masing paru-paru
mempunyai apeks yang tumpul, menjorok ke atas dan masuk ke leher sekitar 2,5 cm diatas
klavikula. Di pertengahan permukaan medial, terdapat hilus pulmonalis, suatu lekukan
tempat masuknya bronkus, pembuluh darah dan saraf ke paru-paru untuk membentuk
radikspulmonalis.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika
dibentangkan luas permukaannya 90m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang
lebih 700juta buah.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan dibagi oleh fisura oblikua dan
fisurahorisontalis menjadi 3 lobus, yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan
paru-paru kiridibagi oleh fisura oblikua menjadi 2 lobus, yaitu lobus superior dan inferior.
Lapisan di sekitar paru-paru disebut pleura, membantu melindungi paru-paru dan
memungkinkan mereka untuk bergerak saat bernafas. Batang tenggorokan (trakea)
membawa udara ke dalam paru-paru. Trakea terbagi ke dalam tabung yang disebut
bronkus, yang kemudian terbagi lagi menjadi cabang lebih kecil yang disebut bronkiol. Pada
akhir dari cabang-cabang kecil inilah terdapat kantung udara kecil yang disebut alveoli
Setiap bronkus lobaris, yang berjalan ke lobus paru-paru, mempercabangkan
bronkussegmentalis. Setiap bronkus segmentalis yang masuk ke lobus paru-paru secara
struktural danfungsional adalah independen, dan dinamakan segmen bronkopulmonalis.
Segmen ini berbentuk piramid, mempunyai apeks yang mengarah ke radiks pulmonalis dan
basisnya mengarah kepermukaan paru-paru. Tiap segmen dikelilingi oleh jaringan ikat, dan
selain bronkus juga diisioleh arteri, vena, pembuluh limfe dan saraf otonom.
Asinus adalah unit respiratori fungsional dasar, meliputi semua struktur dari
bronkhiolusrespiratorius sampai ke alveolus. Dalam paru-paru manusia, terdapat kira-kira
130.000 asini,yang masing-masing terdiri dari tiga bronkhiolus respiratorius, tiga duktus
alveolaris dan 17sakus alveolaris.

Alveolus adalah kantong udara terminal yang berhubungan erat dengan jejaring kaya
pembuluhdarah. Ukurannya bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif
tekanan intrapleuradi apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe sel epitel
alveolus. Tipe I berukuranbesar, datar dan berbentuk skuamosa, bertanggungjawab untuk
pertukaran udara. Sedangkan tipeII, yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam
pertukaran udara. Sel-sel tipe II inilah yangmemproduksi surfaktan, yang melapisi alveolus
dan memcegah kolapnya alveolus.
Sirkulasi pulmonal memiliki aliran yang tinggi dengan tekanan yang rendah (kira-kira
50mmHg). Paru-paru dapat menampung sampai 20% volume darah total tubuh, walaupun
hanya10% dari volume tersebut yang tertampung dalam kapiler. Sebagai respon terhadap
aktivitas,terjadi peningkatan sirkulasi pulmonal.
Yang paling penting dari sistem ventilasi paru-paru adalah upaya terus menerus untuk
memperbarui udara dalam area pertukaran gas paru-paru. Antara alveoli dan pembuluh
kapiler paru-paru terjadi difusi gas yang terjadi berdasarkan prinsip perbedaan tekanan
parsial gas yangbersangkutan.
Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah pertukaran
gas,tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada tempat ini tidak terjadi
pertukaran gas,seperti pada hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi,
sebab tidak bergunadalam proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali
dikeluarkan adalah udararuang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke udara luar. Oleh
karena itu, ruang rugi merupakankerugian dari gas ekspirasi paru-paru. Ruang rugi
dibedakan lagi menjadi ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik
meliputi volume seluruh ruang sistem pernapasanselain alveoli dan daerah pertukaran gas
lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagianalveoli sendiri tidak berungsi atau hanya
sebagian berfungsi karena tidak adanya atau buruknyaaliran darah yang melewati kapiler
paru-paru yang berdekatan. Oleh karena itu, dari segifungsional, alveoli ini harus juga
dianggap sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugifisiologis.
Volume statis paru-paru
- Volume tidal (VT) = jumlah udara yang dihirup dan dihembuskan setiap
kali bernafas pada saat istirahat. Volume tidal normal bagi 350-400 ml.
- Volume residu (RV) = jumlah gas yang tersisa di paru-paru setelah
menghembuskan nafas secara maksimal atau ekspirasi paksa. Nilai
normalnya adalah 1200 ml.
- Kapasitas vital (VC) = jumlah gas yang dapat diekspirasi setelah inspirasi
secara maksimal. VC = VT + IRV + ERV (seharusnya 80% TLC).
Besarnya adalah 4800 ml.
- Kapasitas total paru-paru (TLC) = yaitu jumlah total udara yang dapat
dimasukkan ke dalam paru-paru setelah inspirasi maksimal. TLC= VT +
IRV + ERV + RV. Besarnya adalah 6000 ml.
- Kapasitas residu fungsional (FRC) = jumlah gas yang tertinggal di paruparu setelah

ekspirasi volume tidak normal. FRC = ERV + RV. Besarnya


berkisar 2400 ml.
- Kapasitas inspirasi (IC) = jumlah udara maksimal yang dapat diinspirasi
setelah ekspirasi normal. IC = VT + IRT. Nilai normalnya sekitar 3600
ml.
- Volume cadangan inspirasi (IRV) = jumlah udara yang dapat diinspirasi
secara paksa sesudah inspirasi volume tidak normal.
- Volume cadangan ekspirasi (ERV) = jumlah udara yang dapat diekspirasi
secara paksa sesudah ekspirasi volume tidak normal.
Hilus adalah tempat arteri pulmonalis, vena pulmonalis, bronkus dan saluran limfe masuk
ke dalam paru. Hilus kanan letaknya kira-kira di pertengahan dari jarak apeks paru ke
diafragma kanan. Hilus kiri letaknya lebih tinggi sedikit. Dari hilus ini dapat diikuti cabangcabang dari arteri pulmonalis di dalam paru-paru yang makin kecil ke arah perifer. Vena
pulmonalis tidak selalu terlihat pada radiografi polos, kecuali pada mitral stenosis.
Pembuluh darah paru di lapangan bawah tampak lebih banyak dari pada lapangan paru
atas. Trakea tampak jelas sebagai garis tengah dengan densitas film yang lebih sedikit.
Percabangan trakea terdapat pada torkal ke-5

Anda mungkin juga menyukai