Anda di halaman 1dari 99

HISTOLOGI

SISTEM GASTRO
ENTERO HEPATOLOGI
(G.E.H)

Disampaikan Oleh :
Dr. H. NIZAMUDDIN, MS
SALURAN CERNA

Sistem pencernaan terdiri dari suatu saluran panjang


yaitu saluran cerna dimulai dari mulut sampai anus
dan kelenjar-kelenjar yang berhubungan seperti
kelenjar liur, hati, dan pankreas yang letaknya di luar
saluran tetapi menghasilkan sekret melalui sistem
duktus masuk ke dalam saluran tersebut.
Saluran pencernaan diuraikan dalam 3
bagian yaitu :
1. Rongga Mulut (Termasuk Kelenjar Liur dan
Orofaring)
2. Saluran cerna tubular (esofagus, lambung, usus
kecil, usus besar, rektum dan anus).
3. Kelenjar pencernaan besar (pankreas, hati dan
kandung empedu)
RONGGA MULUT
BIBIR DAN PIPI
Rongga mulut di depan di tutup oleh bibir atas
dan bibir bawah, pada bibir dan pipi jaringan
utamanya tersusun oleh otot rangka yang terpendam
dalam jaringan ikat fibroelastis.

Permukaan Luar Bibir


Diliputi oleh kulit yang mengandung folikel
rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
Permukaan Dalam Bibir
Diliputi oleh membrane (mukosa) yang terdiri atas
epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, terletak di
atas jaringan ikat lamina propria dengan papilla yang
tinggi.

Merah Bibir
Epidermis mengandung banyak keratohialin dan
stratum lusidumnya tebal, sehingga menjadi lebih
transparan.
Pada dermis di bawahnya tampak papil-papil
tinggi dan banyak pleksus pembuluh darah dan
ujung-ujung saraf sensorik.

Pada merah bibir tidak terdapat rambut, kelenjar


keringat atau kelenjar sebasea, dan epitel
permukaan dijaga agar tetap basah dengan jilatan
lidah.
Lidah
Lidah terdiri dari bagian yang mudah bergerak
(badan) yang terletak di dalam rongga mulut, dan
pangkalnya (akar) yang melekat pada dasar mulut
dan membentuk bagian dinding depan faring.
Permukaan atas atau dorsal lidah terdapat alur
berbentuk V yaitu sulkus terminalis, yang ujung
Vnya mengarah ke posterior.
Sebagian besar lidah terdiri atas serat-serta otot
rangka diliputi selaput lendir dan mengandung
kelenjar mukosa, serosa, campur.
Serta otot lidah ada yang instrinsik yang terdapat di
dalam lidah dan ada yang ekstirnsik yaitu yang berorigo pada
mandibula, tulang hioid, dan berinseri pada lidah.

Pada permukaan atas lidah terdapat banyak tonjolan-


tonjolan kecil disebut papil lidah, yang memberikan kesan
kasar pada lidah.
Terdapat 4 Jenis Papila yaitu :
1. Papila Filiformis : Terdapat di atas seluruh permukaan
lidah, tersusun dalam barisan-barisan sejajar dengan
sulkus terminalis. Bentuknya seperti kerucut, langsing,
dan tingginya 2 3 mm. Epitel yang meliputi papil
sebagian mengalami pertandukan. Berlpis gepeng
dengan lapisan tanduk( tdk terdapat taste bar)
2. Papila Fungiformis : Letaknya tersebar di antara deretan
papila filiformis, dan jumlahnya makin banyak ke arah
ujung lidah. Bentuknya seperti jamur dengan tangkai
pendek, dan bagian atas yang lebih besar. Epitel di
atasnya tipis, kuncup kecap terdapat di dalam epitel.
(terdpat taste bar)
3. Papila Sirkumvalata : Letaknya di sepanjang sulkus
terminalis. Tiap papil menonjol sedikit di atas
permukaan dan dibatasi oleh suatu parit melingkar
dengan dengan banyak kuncup kecap pada epitel
dinding lateralnya. Saluran keluar kelenjar serosa
(kelenjar Ebner) bermuara pada dasar alur. Kelenjarnya
sendiri terletak pada lapisan yang lebih dalam.
4. Papila Foliata : Terletak pada bagian samping dan
belakang lidah, berbentuk lipatan-lipatan mirip daun,
dengan kuncup kecap di dalam lakukan epitel yang
terdapat di lipatan. Kelenjar serosa bermuara pada
dasar alur.
Jadi pada semua papila mengandung banyak ujung saraf
sensorik untuk rasa sentuhan dan kuncup kecap, kecuali
pada papilla filiformis.
Gigi
Mahkota gigi terlihat menonjol di atas gusi atau
gingiva, sedangkan akarnya terpendam di dalam
alveolus maksila atau manoibula.

Mahkota dan akar gigi bertemu pada leher gigi.


Bagian-bagian Gigi
Dentin
Jaringan keras gigi terdiri atas dentin yang merupakan
bagian terbesar dari gigi yang mengitari rongga pulpa, yang
disintesis oleh sel yang disebut odontoblas. Dentin peka
terhadap rasa raba, panas, dingin dan konsentrasi ion
hidrogen.

Email
Email yang menutupi dentin pada mahkota gigi, berasal
dari ekodermal dan merupakan bahan terkeras dari tubuh.
Email dibentuk oleh ameloblas. Pada email tampak garis
konsentris sejajar yang disebut garis incremental (Garis
Retzius). Tepian bawah email berbatasan dengan sementum
pada leher gigi.
Sementum
Sementum menutupi dentin akar gigi mulai dari leher
sampai ujung bawahnya dan berfungsi untuk mengikat gigi
pada membran periodontal. Gabungan serat kolagen kasar
berhubungan dengan serat-serat dari membran periodontal
yang menembus sementum sebagai serat Sharpey.

Pulpa
Pulpa gigi berasal dari jaringan mesenkim dan mengisi
rongga pulpa. Setiap gigi mempunyai rongga pulpa yang
berisi jaringan ikat, yang berhubungan melalui satu atau
lebih lubang kecil, atau foramen apikal, dengan jaringan
ikat sekitar atau membran periodontal, yang menahan gigi
pada alveolusnya.
Membran Periodontal
Membran periodontal merupakan
suatu jaringan ikat fibrosa padat jenis
khusus, yang terletak di antara tulang
alveolar dengan gigi dan turut
menyokong gingiva pada leher gigi.
Gusi (Gingiva)
Gusi (Gingiva) mengelilingi tiap gigi dan
merupakan membran mukosa yang terletak
di antara dan berhubungan dengan
periosteum tulang alveolar pada tonjolan dan
bagian atas leher gigi.
Kelenjar-kelenjar Liur Utama
Untuk membasahi membran mukosa rongga
mulut, vestibulum dan bibir, liur disekresikan secara
terus menerus oleh kelenjar-kelenjar kecil yang
jumlahnya banyak dan berhubungan dengan rongga
mulut.

Selain itu kelenjar parotis, submandibular


(submaksilar), dan sublingual mengeluarkan
sekretnya dalam jumlah banyak setelah dirangsang
secara mekanis, kimiawi, psikis atau olfaktorik
karena adanya makanan.
Kelenjar-kelenjar Liur Utama
Kelenjar Parotis
Merupakan kelenjar liur terbesar, merupakan
kelenjar serosa, tubuloalveolar kompleks. Sel-sel asinar
yang berbentuk piramid mengandung inti yang terletak
di bagian basal, berbentuk bundar dengan sitoplasma
basofilik.
Kelenjar Submandibular (Submaksilar)
Merupakan kelenjar tubuloalveolar kompleks,
sebagian besar sel-sel asininya serosa, terdapat juga
asini yang mukosa, dan campur (yaitu asini mukosa
dengan bulan sabit atau demilun serosa).

Kelenjar Sublingual
Merupakan kelenjar campur, tubuloalveolar
kompleks, sebagian besar asinya bersifat mukosa,
beberapa di antaranya mengandung bukan sabit
serosa.
Saluran Cerna Tubular
Terdiri dari esofagus, lambung, usus kecil, usus
besar, rektum dan anus. Semua bagian tersebut
mempunyai 4 lapisan atau tunika yaitu :

1. Tunika Mukosa
2. Tunika Submukosa
3. Tunika Muskularis
4. Tunika Serosa (Adventisia)
Tunisa Mukosa
Terdiri atas :
1. Suatu membran epitel permukaan yang basah,
dilapisi mukus dan terdapat di atas suatu lamina
basal.
2. Di bawahnya terdapat lapisan penyokong terdiri
dari jaringan ikat areolar longgar yaitu lamina
propria.
3. Suatu lapisan tipis otot polos di luarnya yaitu
muskularis mukosa, umumnya tersusun dalam 2
lapisan, yang disebelah dalam jalannya sirkular
dan yang di sebelah luar jalannya longitudinal.
Tunika Submukosa
Terdapat di antara jaringan mukosa dan
muskularis dan terdiri atas jaringan ikat areolar
kasar, dengan serat-serta elastin yang tampak cukup
menyolok, tetapi sel-selnya lebih sedikit daripada
lamina propria. Berisi pleksus pembuluh darah besar
dan saraf serta beberapa sel ganglion parasimpatis,
disebut pleksus submukosa (Meissner)
Tunika muskularis (Eksterna)
Terdiri dari 2 lapisan berizas serat otot polos, lapis
dalam berjalan sirkular (melingkar) dan lapis luar
berjalan longitudinal (memanjang). Di antara lapis
dalam dan lapis luar terdapat pleksus vascular dan
pleksus saraf yang berhubungan dengan banyak
ganglion kecil, disebut pleksus mienterikus Auerbach,
dan terutama terdiri atas serat serta saraf parasimpatis
dengan beberapa serta saraf simpatis pasca ganglion.
Tunika muskularis mendorong bahkan memakan
di dalam lumen saluran cerna yang disebut peristaltik.
Tunika Serosa (Adventisia)
Merupakan lapis terluar, dibentuk oleh jaringan
areolar elastis yang relatif padat. Sering kali bersatu
dengan jaringan ikat bangunan-bangunan di
sekitarnya, dan pada keadaan ini disebut sebagai
adventisia.

Pada banyak tempat ia diliputi oleh peritoneum


(yaitu satu lapis sel mesotel gepeng), dan pada
keadaan ini disebut sebagai serosa.
Esofagus
1. Tunika Mukosa :
Epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
Lamina propria
Muskularis mukosa tebal dan hampir seluruh
seratnya tersusun memanjang

2. Tunika Submukosa :
Mengandung serat-serat elastin
3. Tunika Muskularis :
Pada 1/3 bagian atas : merupakan otot rangka
Pada 1/3 bagian tengah : berkas serat otot polos
bercampur dengan serta otot rangka
Pada 1/3 bagian bawah : serat otot polos

4. Tunika Adventisia:
Menyatu dengan jaringan ikat organ di
sekitarnya. Bagian esofagus yang pendek,
terdapat di bawah diafragma, diliputi oleh
tunika serosa.
LAMBUNG
1. Tunika Mukosa
Epitel selapis silindris (Kolumnar)
Mukosa lambung mengandung massa kelenjar
lambung yang bermuara ke permukaan melalui
sumur-sumur atau Foveolae. Beberapa kelenjar
bermuara ke dalam satu sumur. Kelenjar
lambung bentuknya tubular simpleks atau
tubular bercabang, masuk jauh ke dalam
mukosa, hingga mendekati muskularis mukosa.
Berdasarkan perbedaan-perbedaan pada kelenjar
dan sumur, dapat dibedakan 3 zona yaitu :
A. Kelenjar Kardia : Terletak pada daerah sempit,
berbentuk cincin mengelilingi kardia, sumur-
sumur di daerah ini panjangnya 1/3 1/4, tebal
mukosa. Terdapat sel penghasil mukus, sedikit sel
parietal dan beberapa sel enteroendokrin.
B. Kelenjar Fundus : Terletak di daerah fundus dan
badan lambung. Sumur-sumur di daerah ini
panjangnya 1/4 tebal mukosa. Terdapat sel
parietal, Chief Cell (Zimogen) Mucous Neck
Cell dan Sel enteroendokrin.
C. Kelenjar Pilorus : Terletak di antrum dan kanal
pilorik, meluas ke bagian proksimal terutama di
kurvatura minor lebih banyak daripada di
kurvatura mayor. Panjang sumur-sumur
mencapai tebal mukosa, terdapat sel parietal,
sel enteroendokrin, dan sel penghasil mukus.
Lamina propria terdapat di antara kelenjar-
kelenjar dan sumur-sumur.
Muskularis mukosa tidak tebal. Terdiri atas lapis
dalam yang berjalan melingkar (Sirkular) dan
lapis luar yang berjalan memanjang
(longitudinal). Kadang-kadang terdapat lapis ke-3
yang berjalan serong.
Sel Epitel Lambung
Sel Epitel Permukaan (Sel-sel Mukus) :
Mencegah mukosa mengalami ulserasi

Sel Zimogen (Chief Cell


Terletak di dasar kelenjar lambung dan
mensekresi protein (Zimogen). Intinya bulat
terdapat di bagian basal sel. Sel Zimogen
mengeluarkan pepsinogen yang dalam suasana asam
di lambung, diubah menjadi enzim pepsin aktif yang
menghidrolisis protein menjadi peptida lebih kecil.
Sel Parietal (Oksintik)
Membentuk Asam, tersebar dari ismus sampai
dasar kelenjar lambung, tetapi paling banyak di
daerah leher dan ismus. Sel besar berbentuk bulat
atau piramid dengan sitoplasma asidofilik atau
pucat dan menonjol ke dalam lamina propria, inti
bulat terletak di tengah.

Sel parietal juga mensekresikan faktor intrinsik,


suatu glikoprotein yang terikat dengan vitamin B12
dan membantu absorpsi vitamin B12 dalam usus
halus.
Sel Mukus Leher
Terletak di leher kelenjar. Inti terletak di basal,
sitoplasma basal basofilik. Sel ini menghasilkan
mukus asam.

Sel Enteroendokrin
Terutama di daerah antrum pilorik dan terdapat
dalam dasar kelenjar. Sel kecil berbentuk piramid
dengan sitoplasma jernih tak berwarna. Terdapat
granula pada bagian basal sitoplasma.
Sel entroendokrin menghasilkan beberapa
hormon. Peptida murni yaitu sekretin, gastrin dan
kolesistokinin, semuanya melalui peredaran darah
untuk mencapai organ sasaran pancreas, lambung
dan kandung empedu.
2. Tunika Submukosa
Terdiri atas jaringan ikat jarang dengan serat-serat
kolagen dan elastin. Mengandung pembuluh
darah, pemubuluh limf dan saraf perifer dan
pleksus submukosa.

3. Tunika Muskularis
Di Bentuk oleh 3 lapisan otot polos yaitu lapis luar
(Longitudinal), lapis tengah (sirkular) dan lapis
serong (oblik).
4. Tunika Serosa
Pada kurvatura mayor dan kurvatura minor
bersatu dengan mesenterium (Omentum) mayor
dan minor.
Usus Halus
Mulai dari ujung pylorus dan berakhir pada batas
ileosekal, terbagi atas 3 bagian yaitu :
1. Duodenum : Panjangnya 20 cm, melekat pada
dinding abdomen bagian posterior dan tidak
mengandung mesenterium pada sebagian besar
panjangnya.
2. Yeyunum : Panjangnya 2/5 sisa usus halus
3. Ileum : Panjangnya 3/5 sisa usus halus.
Yeyunum dan ileum tergantung pada dinding
abdomen bagian posterior oleh mesenterium.
Usus halus berfungsi mengangkut bahan makanan
(Chyme) dari lambung ke usus besar, menyelesaikan
pencernaan dengan secret enzim yang berasal dari
dinding dan kelenjar pelengkapnya, menyerap hasil
akhir pencernaan ke dalam pembuluh darah dan Limf
pada dindingnya, dan mensekresikan hormone-
hormon tertentu.
Untuk melaksanakan fungsi tersebut, terutama
untuk absorpsi dan sekresi, usus halus mempunyai
bangunan-bangunan khusus yang memperluas
permukaan mukosanya.
Bangunan-bangunan Khusus
Pada Permukaan Mukosa Usus Halus
Plika sirkularis Kerckring
Lipatan permanen yang berjalan spiral atau
melingkar terdiri atas seluruh tebal mukosa dengan
sumukosa di bagian tengahnya.
Tiap lipatan dapat melingkar 2/3 atau lebih
lumen usus
Vilus dan Kriptus
Vilus merupakan tonjolan kecil mirip jari atau
daun pada membran mukosa dan hanya terdapat
pada usus halus. Kontraksi sel otot polos di tengah
vili, menyebabkan vili dapat mengkerut dan
mendek, jadi membentuk aliran Limf.

Kriptus tampak sebagai lumen yang dilapisi


epitel, dan seluruh bangunan terdapat dalam
jaringan ikat lamina propria.
Mikrovili
Untuk lebih memperluas permukaan, sel silindris
absorptif yang meliputi vili dan membatasi kriptus
mempunyai striated border atau Brush Border
yang terdiri atas banyak mikrovilus.

Epitel
Epitel mukosa usus halus merupakan epitel selapis
silindris dan terdapat lebih dari satu jenis sel antara
lain :
Sel Silindris dengan striated border, sel Paneth,
sel Goblet, sel enteroendokrin, dan lain-lain.
Lamina Propria
Mengandung jala-jala serat retikulin, dan terdapat sel
retikular primitiv, limfosit, makrofag dan sel plasma.
Terdapat sejumlah besar folikel soliter atau nodulus
limfatisi yang menyendiri, jumlahnya semakin banyak pada
bagian distal usus.
Pada ileum, folikel sedemikian banyaknya dan terletak
berkelompok membentuk kumpulan jaringan limfoid yang
disebut Plaque Peyeri atau noduli limfatisi agregatii.
Jaringan limfoid yang terdapat di dalam usus (Galt = Gut
Associated lymphoid Tissue) mengandung limfosit T dan B,
walaupun sel T jumlahnya lebih banyak, sel-sel tersebut
tidak menetap dalam mukosa, tetapi beredar.
Tunika Muskularis Mukosa
Tidak memerlukan uraian
Tunika Sumukosa
Terdapat kelenjar Brunner pada duodenum yang
mengandung urogastrone, suatu peptida yang
menghambat sekresi asam hidroklorida di dalam
lambung, pada ileum, submukosa diinfiltrasi oleh
limfosit pada daerah Blaque Peyeri.
Tunika Muskularis
Tidak memerlukan uraian
Tunika Serosa
Tidak memerlukan uraian
Usus Besar
Terdiri dari sekum, apendiks, kolon asenden,
transversa dan desenden, rektum dan saluran anus,
berakhir sebagai anus pada permukaan tubuh.

Fungsi usus besar adalah absorpsi cairan,


mensekresi mukus (untuk pelumasan karena cairan
di absorpsi dan feses menjadi lebih keras, sehingga
kemungkinan mukosa menjadi lebih besar).
Tidak ada enzim pencerna yang dikeluarkan oleh
usus besar. Usus besar tidak mempunyai plika dan
vili, jadi epitel permukaan tampak lebih rata
daripada yang ada pada usus kecil.

Kelenjar intestinal atau kriptus ada yang lebih


panjang daripada di usus kecil dan letaknya lebih
berhimpitan.

Jenis sel epitel selapis silindris dengan banyak sel


Goblet.
Apendiks
Lumennya sempit, sering mengandung debris sel
dan dapat menyumbat seluruh lumen apendiks.
Vili tidak ada dan kelenjar intestinal jumlahnya
sedikit dan panjangnya tidak teratur.
Epitel selapis silindris dengan sel goblet dan
striated border. Di dalam kriptus terdapat sedikit
sel Baneth dan banyak sel enteroendokrin.
Lamina propria ditempati oleh suatu massa
jaringan limfoid.
Tunika muskularis mukosa biasanya tidak
sempurna.

Tunika submukosa tebal dan mengandung


pembuluh darah dan saraf.

Tunika muskularis tipis tetapi masih


memperlihatkan kedua lapisan tunika serosa
identik dengan yang meliputi usus lainnya.
Sekum, Kolon Dan Rektum
Kelenjar intestinal lebih dalam pada usus besar
daripada di dalam usus kecil dan letaknya lebih
berhimpitan.
Epitelnya selapis silindris dengan banyak sel
goblet dan sel enteroendoktrin kadang kala terdapat
di bawah di dalam kelenjar. Tidak ada sel Paneth.
Lamina propria di antara kelenjar dan
mengandung noduli limfatisi yang letaknya tersebar
meluas ke dalam submukosa.
Tunika muskularis mukosa berkembang baik tetapi
tidak teratur dan terputus-putus karena ditempati oleh
noduli limfatisi.
Pada sekum dan kolon, tunika muskularis
longitudinalis tidak merupakan lapisan yang utuh, tetapi
membentuk tiga pita memanjang sebagai taeniae coli.
Pada rektum, tunika muskularis longitudinalis ini
kembali menjadi lapisan yang utuh.
Tunika serosa, pada permukaan yang tidak melekat di
dinding abdomen bagian posterior, membentuk tonjolan-
tonjolan terdiri atas jaringan lemak yaitu apendiks
epiploika. Pada kolon transversa, terdapat mesenterium
yang sebenarnya.
Batas Rektum Anus
Pada ujung bawah rektum, kelenjar intestinal
menjadi pendek dan menghilang pada saluran anus.
Di sini membran mukosa membentuk lipatan-
lipatan memanjang, disebut Kolumna Rektalis
Morgagni.

Tunika muskularis mukosa di daerah ini terpisah-


pisah menjadi beberapa gabungan dan akhirnya
lenyap sehingga batas antara lamina propria dan
submukosa tidak ada lagi.
Di daerah ini terdapat banyak vena memanjang
dengan dinding tipis.

Lebih kurang 2 cm di atas lubang anus, epitel


selapis silindris dengan tiba-tiba berubah menjadi
epitel berlapis gepeng yang meluas sedikit ke bawah
sebagai daerah peralihan antara epitel usus dan
kulit.

Pada anus, epitelnya berlapis gepeng dengan


lapisan tanduk, dan di bawahnya terdapat kelenjar
tubulosa bercabang, disebut Kelenjar Sirkumanal.
Pada bagian bawah rektum dan pada saluran
anus, lapisan dalam tunika muskularis menebal
sebagai Sfingter ani internum.

Mengelilingi saluran anus adalah berkas-berkas


otot lurik, yang membentuk Sfingter ani
eksternum.
Hati
Hari merupakan kelenjar terberat di dalam
tubuh, beratnya 1,5 kg atau lebih, konsistensinya
lunak dan terletak di bawah diafragma dalam rongga
abdomen atas.
Gambaran Histologi Hati
Hati tersusun oleh sel-sel parenkim (Hepatosit) yang
tersusun berupa lempeng-lempeng yang saling
berhubungan dan bercabang, membentuk anyaman tidak
dimensi.

Diantara lempeng-lempeng ada sinusoid daerah,


memperlihatkan struktur menyerupai kelenjar endokrin.
Juga terdapat daerah-daerah yang disebut daerah portal
atau kanal portal, yang masing-masing mengandung
sedikit jaringan ikat, cabang-cabang vena porta, arteri
hepatica dan duktus biliaris, juga pembuluh Limf.
Lobulus Klasik Hati
Mempunyai beberapa kanal portal di tepinya, dan
vena sentralis di tengahnya, yang merupakan cabang
vena cava inferior.

Dari vena sentralis lempeng-lempeng sel parenkim


memancar seperti ruji roda dengan sumbu di tengah.

Jelas disini aliran darah adalah dari tepi melalui


sinusoid di antara lempeng sel hati menuju ke vena
sentralis.
Di lain pihak sekresi empedu dari sel hati masuk
ke duktus biliaris kecil di tepi lobulus.

Di antara sel-sel hati terdapat saluran sempit


yaitu kanalikuli biliaris, yang mengalir ke tepi
lobulus ke dalam duktus biliaris. Ruang sinusoid
antara lempeng hati di batasi sel retikulum
endotelial yang terletak dalam anyaman serat
retikulin halus.
Jadi di dalam lobulus hati terdapat sel parekim
hati, sel yang membentuk dinding sinusoid hati, dan
sel darah yang terdapat di dalam lumen sinusoid.

Jelaslah bahwa bagian perifer lobulus, yaitu yang


berdekatan dengan cabang vena porta dan arteri
hepatika, akan mendapat makanan dan oksigen
yang lebih baik dibandingkan dengan daerah pusat.
Lobulus Portal Hati
Mempunyai kanal portal sebagai pusatnya, dan
terdiri dari jaringan yang menyalurkan empedu ke
dalam duktus biliaris di daerah portal tersebut.

Unit fungsional ini berbentuk segitiga,


mengandung bagian-bagian dari tiga lobulus klasik
yang berdekatan dan vena sentralis terletak di
perifer pada masing-masing sudutnya.
Asinus Hati
Daerah berbentuk belah ketupat dengan dua
vena sentralis pada kedua sudut yang letaknya
berhadapan, dan kanal portal bercabang-cabang
berjalan transversal diantaranya. Pembuluh darah
mendatangkan makanan dan saluran empedu
mengangkat empedu dari daerah berbentuk
Belah Ketupat
Berhadapan dengan permukaan sinusoid darah,
sel hati terpisah dari dinding saluran darah oleh
suatu celah sempit, disebut ruang perisinusoid
(Celah Disse)
Kanalikuli Biliaris
Tampak pada sajian H.E. sebagai rongga kecil di
antara sel hati yang bersebelahan. Dinding
kanalikuli biliaris terdiri atas sel-sel parenkim yang
berdampingan.

Peralihan kanalikuli biliaris dengan duktus


biliaris di bagian perifer lobulus. Peralihan tersebut
melalui bangunan peralian yang disebut kanal
hering atau duktulus. Lumen duktulus itu akhirnya
bersatu dengan duktus biliaris di daerah portal.
Ruang Sinusoid
Pendarahan lobulus hati adalah melalui sinusoid
yang membentuk jala-jala sangat luas di antara
lempengan sel-sel hati.

Darah dari cabang-cabang vena porta dan arteri


hepatika masuk jala-jala sinusoid pada tepian
lobulus dan mengalir secara radial melalui ruang-
ruang sinusoid ke vena sentralis.
Lamina basal sinusoid terputus-putus. Ada dua
tipe sel utama, dengan sel-sel bentuk peralihan,
membatasi sinusoid hati dewasa yaitu :

1. Sel Endotelial :

Endotel pembatas sinusoid tampak tidak utuh,


mengandung celah di antara sel berdekatan dan
bertingkap pada bagian sitoplasma yang tipis dan
tidak ditutup diafragma.
2. Sel Fagosit (Stelata) Kupffer
Sel ini mempunyai inti yang lebih besar, pucat,
dan sitoplasmanya lebih banyak dengan cabang-
cabangnya yang meluas atau bahkan melintang
di dalam ruang sinusoid. Sel ini fagositik aktif.
Vena Sentralis
Letaknya di tengah-tengah lobulus dan
merupakan cabang terkecil dari vena hepatika.

Kanal Portal
Daerah ini di kelilingi oleh sejumlah kecil
jaringan ikat fibrosa dan mengandung Triad Portal
yaitu cabang arteri hepatika, vena porta dan duktus
biliaris, biasanya dengan pembuluh limf.
Kandung Empedu
Berbentuk buah alpukat berujung buntu,
merupakan divertikulum dari duktus hepatikus
komunis yang dihubungkan dengan duktus sistikus.
Kandung empedu panjang kurang lebih 8 cm,
dan garis tengahnya 4 cm, tetapi dapat sangat
membesar.

Dindingnya terdiri atas 3 lapisan yaitu :


1. Membran mukosa
2. Muskularis
3. Adventisia (serosa)
Membran Mukosa
Bila kosong membentuk banyak lipatan atau
Rugae, tidak teratus, seringkali tampak kelenjar
simpleks.
Sel epitelnya selapis silindris tinggi dengan inti
terletak di basal. Tampak mikrovili halus di bagian
apikal sel. Sel-sel epitel ditunjang oleh lamina basal
yang halus.
Lamina propria terdiri atas jaringan retikular halus
dengan banyak pembuluh darah kecil. Kadang-kadang
terdapat noduli limfatisi kecil dan sedikit kelenjar
mukosa di bagian leher kandung empedu
Muskularis
Tidak terdapat submukosa dalam kandung empedu.
Di sebelah luar mukosa ada lapisan serat otot polos yang
tebal dan susunan seratnya tidak teratur. Di antaranya
teradapat kolagen, retikulin dan elastin.
Adventisia (Serosa)
Terdiri atas jaringan ikat padat kolagen bersatu pada
beberapa tempat dengan simpai Glisson. Di tempat lain
adventisia diliputi oleh peritoneum.
Leher kandung empedu melanjutkan diri dengan
duktus sistikus dan di sini membran mukosa
membentuk lipatan spiral dengan serta otot polos
sebagai pusatnya.

Anda mungkin juga menyukai