Anda di halaman 1dari 42

1

Di Rongga mulut terdapat :


bibir
Mukosa pipi
lidah,
mukosa gingival,
palatum durum,
palatum molle,
dasar rongga mulut
pharynx.
2
Gigi
Bibir dibagi menjadi 3 bagian :
1. Pars Kutanca : strukturnya = struktur kulit tipis ,
ditemukan folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat
yang dilapisi oleh epitel pipih bertanduk.
2. Pars Intermedia ( merah bibir / Prolabium / transition
Zone / Lip margin ). : merupakan mukokutaneus antara kulit
dan mukosa oral yang epitelnya mengalami modifikasi
sehingga banyak keratohalin dan stratum lusidumnya tebal.
Kedua hal ini menyebabkan pars intermedia lebih transparan.
Di bagian dermisnya terdapat papil papil yang tinggi, di
dalam papil terdapat pleksus pembuluh darah kapiler, karena
adanya pleksus tersebut --- bibir tampak merah. Tidak terdapat
rambut dan kelenjar, tetapi masih bisa ditemukan sedikit
kelenjar sebasea. Pada dermal papilnya banyak terdapat
akhiran-akhiran saraf sensorik.
3. Pars Mukosa (Permukaan dalam bibir) : Epitelnya
berlapis pipih tanpa tanduk, propria papil lebih rendah dan
bersambung dengan mukosa pipi. Di dalamnya dapat
ditemukan mucus kecil-kecil disebut Glandula labialis yang
memiliki saluran keluar yang pendek dan bermuara pada
permukaan mukosanya.
Mukosa pipi merupakan lanjutan dari pars mukosa bibir yang
memiliki perbedaan yaitu :
Sel sel permukaannya terus mengelupas diganti sel-sel di
bawahnya. Bila kita menggoreskan spatel pada mukosa pipi dan
mengusapkannya pada obyek glas lalu mengecatnya dengan
methylene blue atau cresyl ecth violet, maka akan tampak banyak sel
dengan inti-inti yang kecil yang dapat dihitung disebut: Baar Bodies.
Lamina propria merupakan jaringan ikat fibroelastis yang padat.
Submukosa adalah jaringan sabut elastis yang mengandung banyak
pembuluh darah.
Mukosa di dalamnya dapat ditemukan kelenjar mucus kecil-kecil,
beberapa diantaranya mengandung serous demilune. Berkas-berkas
sabut fibroelastis pada lamina propria masuk ke dalam submukosa
lalu bersama-sama sabut elastis submukosa masuk di antara
musculus bucinator atau otot pipi dengan demikian pipi terikat pada
otot pipi, hal itu menyebabkan tidak akan ada lipatan pada saat
mengunyah, sehingga mukosa pipi tidak tergigit.
Adalah :
1. organ muscular yang tersusun saling tegak lurus (longitudinal,
transversal, vertical)
2. Terletak pada dasar rongga mulut , berperan pada saat menelan
makanan dan membentuk suara
3. Di lidah ditemukan alat perasa. Mereka berkelompok dalam berkas-
berkas, biasanya dipisahkan oleh jaringan penyambung.

Mukosa lidah
bagian bawah tipis, licin dan halus dengan epitel berlapis pipih tanpa
tanduk
Mukosa lidah bagian atas/ dorsal permukaannya irregular, di anterior
diliputi oleh banyak tonjolan-tonjolan kecil yang disebut papilla
lingualis. Daerah posterior permukaan dorsal lidah dipisahkan dari
bagian anterior oleh sulcus terminalis yaitu batas / alur yang berbentuk
huruf V yang ujungnya mengarah ke posterior.
Lidah dibagi oleh sulcus terminalis :
2/3 di depan sulcus terminalis disebut bagian
anterior terdapat papilla lingualis
1/3 di belakang sulcus terminalis disebut bagian
posterior, dpt ditemukan limfonodul, terdiri atas
folikel-folikel limfatik yang merupakan kelompok
kecil nodulus limfatikus yang letaknya berkelompok
dan di bawahnya terdapat kelenjar weber (mucus
murni), serta tonsila/papilla lingualis.
Terletak pada parit sulkus terminalis bermuara
saluran keluar kelenjar ebner (serus murni). Pada apex
lidah terdapat kelenjar Blendin Nuhn (serus mucus).

Tonjolan korrium yang dilapisi oleh epitel. Pada


manusia ada 3 jenis, yaitu:
Papilla filiformis
Papilla fungiformis
Papilla circummvalata
TASTE BUD / ALAT PENGECAP / KUNCUP KECAP
Taste bud ini banyak ditemukan pada lidah, sehingga lidah dapat mengecap rasa
makanan.
Terletak di antara epitel tengah lurus permukaan. Pada papilla fungiformis,
umumnya kita mendapatkannya pada permukaan di atas, sedangkan pada papilla
circumvalata pada sisi lateralnya.
Taste bud ini bisa ditemukan juga pada palatum, lengkung palatoglocus, lengkung
palatopharyngeus, pharynx, larynx, epiglottis sisi laryngeal.
Secara histologi taste bud berbentuk oval atau memanjang seperti tong, pucat, tegak
lurus pada membrane basalis, basisnya berhubungan dengan tunika propria dan pada
permukaan epitel dimana terdapat alat pengecap, terdapat lubang kecil yang disebut
outer taste pore yang melalui saluran kecil dan pendek. Berhubungan dengan ruangan
kecil di atas alat pengecap tadi yang disebut inner taste pore.
Terdiri dari :
1. Free Gingiva yaitu bagian yang membentuk sulkus gingival
2. Attached gingival.
Permukaan mukosa gingiva dilapisi oleh epitel berlapis pipih
dengan penandukan pada beberapa tempat. Penandukan paling
menonjol terjadi pada daerah-daerah yang paling banyak terkena
geseran pada proses mengunyah. Mukosa gingival memiliki
propria papil tinggi-tinggi dan banyak mengandung pembuluh
darah. Proprianya terdiri dari anyaman sabut-sabut jaringan ikat
yang kasar yang melekat kuat pada tulang di bawahnya atau pada
periodontal membrane. Mukosa gingival tidak mempunyai
submukosa.
Merupakan lanjutan dari mukosa gingival jadi epitelnya sama seperti pada
gingival, jaringan ikatnya melekat pada periosteum. Palatum durum memiliki epitel
bertanduk dan strarum granulosum dengan papil yang tinggi dan mengandung
banyak pembuluh darah sehingga palatum berwarna merah muda. Pada palatum
durum terdapat submukosa, tetapi dekat gusi tidak ada. Sabut-sabut kasar yang
terdapat di dalamnya sebagian besar berarah vertical sehingga dengan demikian
mereka mengikat lamina propria dengan kuat pada perisoteum palatum durum.
Submukosa pada palatum durum dibedakan menjadi 2 bagian, bagian anterior
submukosa mengandung kelenjar lemak (faty zone), sedangkan 2/3 bagian
posterior submukosanya mengandung kelenjar mucus (glandular zone). Pada
daerah yang sempit sepanjang raphe tidak ada kelenjar. Kadang-kadang di
dekat/raphe palatum durum dapat ditemukan epithelial pearl yaitu bentukan ovoid
dari sel-sel epitel pipih yang letaknya konsentrik. Mereka adalah sisa-sisa fusi
processus palatines pada masa janin.
Pada permukaan palatum molle dan
uvula dilapisi oleh epitel berlapis pipih
tanpa tanduk. Lapisan ini terus sampai
pada pinggiran bebas, dan bahkan terus ke
permukaan nasopharynx. Tetapi bila di
nasopharynx, epitelnya berlanjut dengan
epitel berderet silindris bersilia dengan sel
goblet. Submukosa palatum molle terdiri
atas jaringan ikat kendor yang di
dalamnya terdapat kelenjar (mucus pada
sisi oral dan kelenjar seromukus pada sisi
pharyngeal) juga di dalam palatum molle
dan uvula terdapat otot bergaris kecil-
kecil.
Dilapisi oleh epitel berlapis
pipih tanpa tanduk, dan lapisan
submukosanya sendiri td
jaringan ikat kendor yang di
dalamnya terdapat kelenjar
sublingualis
Merupakan peralihan ruang antara rongga mulut
dan system pernapasan dan pencernaan. Terbentuk
dari dasar tengkorak ke esophagus, Bagian
anteriornya berhubungan dengan rongga hidung,
rongga mulut dan larynx.

Pharynx dibagi 3 bagian sesuai dengan


fungsinya, yaitu :
1) Nasopharynx : yaitu bagian yang terletak di atas
permukaan palatum molle.
2) Oropharynx : yaitu bagian yang terletak di
belakang arcus glossopalatinus
3) Laryngopharynx : yaitu bagian parynx
mulai dari bagian bawah os hyoid sampai
esophagus.
Dari semua komponen gigi, hanya enamel yang berasal dari
ectoderm, sisanya berasal dari mesoderm.
1. V (lima) minggu intra uterin : terbentuk labiodental lamina ,
berasal dr oktoderm mulut membentuk penebalan seperti tapak
kuda pada rahang atas dan bawah. Labiodentals lamina
kemudian bercabang, yang sisi labial membentuk vestibulum
oris. Yang sisi lingual membentuk lamina dentalis. Pada lamina
dentalis dibentuk 10 (sepuluh) tonjolan-tonjolan tooth germs
atau bud stage yang berbentuk kuntum bunga, yang akan
membentuk gigi dacidua.
2. Kurang lebih pada minggu X XII pada sisi lingual dari tooth
germs gigi deciduas, dental lamina membentuk lagi tooth germ
untuk gigi permanen. Disamping itu dental lamina bertumbuh ke
belakang dan pada bagian ini dibentuk tooth germ untuk gigi
gigi molar permanen, pada masing-masing sisi 3 (tiga) buah.
Dengan demikian tooth germ untuk seluruh gigi sudah terbentuk.
Tooth germ tadi disebut juga enamel knot (bud stage dari enamel 13
organ).
3. Jaringan Mesenkim dibawah enamel knot memadat
disebut primordium dari dental papilla (primus = pertama,
ordior = permulaan). Papilla ini bertumbuh dan
menyebabkan invaginasi dari dasar tooth germ sehingga
bentuk tooth germ seperti gental (bell). Sejak ini tooth germ
disebut enamel organ dengan dental papilla dibawahnya.
4. Juga terjadi pemadatan jaringan sekitar enamel organ.
Bagian yang memadat yang mengelilingi enamel organ ini
disebut dental sac = dental follicle, yang kelak membentuk
sementum dan membran periodontal. Dental sac kemudian
memutuskan hubungan dental lamina dengan enamel
organ.

5. Perkembangan enamel organ.


Sel-sel dalam enamel organ mengalami diferensiasi
sehingga bentuknya seperti bintang dan berhubungan satu
dengan yang lain melalui tonjolan-tonjolan sitoplasmanya.
Diantara sel-sel terdapat cairan yang menghasilkan asam
glikosaminoglikan. Struktur ini disebut stellate regikulum
atau enamel pulp
6.Pembentukan dentin :
Pada minggu XX dentin mulai dibentuk. Sabut-sabut retikuler
dibentuk dalam pulpa dentis terutama pada perbatasannya dengan
ameloblast yang disebut sabut-sabut dari Korff. Sabut-sabut ini
bergabung dengan lamina basalis, membran yang menebal ini
disebut membrana performativa.
Mula-mula odontoblast melekat pada membrana performativa. Saat
pembentukan dentin ia terus terletak di permukaan dan hanya
meninggalkan tonjolan sitoplasmanya dalam saluran-saluran yang
disebut kanalikuli dentinalis. Tonjolan sitoplasma dr odotoblast
dalam kanalikuli dentinalis disebut dentinal fibers = tomes fibres.
Meskipun gigi selesai dibentuk odotoblast tetap aktif dan dapat
membentuk dentin sekunder.
Sesudah pembentukan dentin dimulai
(dari akar) maka epithelial root sheath
menghilang. Sel-sel dari dental sac atau
dental follicle dekat dentin menjadi
sementoblast
Dental sac juga membentuk osteoblast
untuk tulang preocessus alveolaris dan
sabut-sabut kolagen yang merupakan
komponen firous dari membran
periodontalis.
Membran periodontalis dan tulang
alveolar tumbuh bersamaan dengan
pertumbuhan akar gigi.
Gigi tersusun dalam 2 lengkung yang terletak
pada tulang maxilla dan mandibula. Masing-masing
gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas
gingival (atau gum) disebut mahkota gigi dan di
bawah gingival disebut akar gigi yang
mempertahankan gigi dalam lekuk tulang yang
dinamakan alveolus, satu alveolus untuk akar tiap-
tiap gigi.
Fungsi dari gigi :
1. Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan
makanan pada waktu pengunyahan. (Insisivus =
cutting tooth, cuspid = tearing tooth, bicuspid =
grasping tooth, molar = grinding tooth)
2. Untuk memproduksi dan membentuk suara/bunyi
3. Untuk estetik 18
Struktur gigi dapat dibagi menjadi komponen
keras dan komponen lunak,
A. Komponen keras gigi yaitu
1. Email / enamel yang berwarna putih, translusen.
2. Dentin yang merupakan bagian gigi terbanyak
dan paling tebal,
3. Sementum yaitu lapisan tipis yang menutupi
dentin di bagian akar gigi, dan paling banyak / tebal
di daerah dekat apex.

B. Komponen lunak gigi yaitu


1. Pulpa yang mengisi rongga pulpa,
2. Membrane periodontal atau ligamentrum
merupakan struktur fibrosa kolagen yang
mengelilingi sementum akar, membantu untuk
memfiksasi gigi dengan kuat pada lekuk tulangnya.
3. Gingival yaitu bagian membrane mukosa yang
terikat kuat pada periosteum tulang maxilla dan
tulang mandibula menutupi tulang alveolar dan
mengelilingi gigi.
Jaringan penyokong gigi (sementum, membrane periodontalis, gingival, tulang
alveolar) yang merupakan unit fungsional dan unit anatomis yang melekatkan gigi
pada tulang alveolar rahang disebut Periodonsium.
adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi seluruh mahkota gigi dan
merupakan bagian tubuh yang paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang
disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan
asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang
memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola
makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi. Demikian
juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia yang selalu
memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang
dimuntahkan tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga
bersifat erosif bagi gigi.
Jaringan email gigi tidak mengandung persyarafan, sehingga bila terjadi
kerusakan yang terbatas hanya pada email tidak akan terasa sakit. Bila
terjadi kerusakan pada email, tidak dapat mengadakan pemulihan diri
dengan sendirinya seperti halnya pada tulang atau jaringan dentin.
Warnanya putih, namun email memiliki sifat translusen dan
memungkinkan warna dentin yang kuning sedikit terlihat, sehingga
memberi tampilan gigi terlihat kuning.
Jaringan email adalah struktur kristalin yang tersusun oleh jaringan
anorganik (kalsium phosphate dalam bentuk Kristal apartit) 96 %, material
organik hanya 1 % dan sisanya adalah air. Komposisi ini membuat sifat
email gigi mirip seperti keramik.
Secara mikroskopis, lapisan email tersusun oleh prisma email yang
merupakan kristal hidroksiapatit dengan pola orientasi yang khas. Meski
strukturnya keras dan padat, email mampu dilewati oleh ion dan molekul
tertentu misalnya zat warna dari makanan atau minuman tertentu.
Email menutupi mahkota anatomis gigi dengan ketebalan yang berbeda-
beda di daerah-daerah tertentu, email paling tebal di daerah permukaan
kunyah gigi (di insisal gigi insisif dan oklusal gigi molar), dan semakin
kebawah makin menipis. Ketebalan juga berbeda-beda pada jenis gigi yang
berbeda, yaitu:
- Incisal ridge insisif = 2 mm
- Cusp premolar = 2.3 2.5 mm
- Cusp molar = 2.5 3 mm
Dentin merupakan struktur penyusun gigi
yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak
dibandingkan email karena komposisi material
organiknya lebih banyak dibandingkan email

Komposisinya yaitu
1. mencapai 20 %, di mana 93 % dari material
organik tersebut adalah kolagen, sisanya
glikosaminoglikans, lipid, protein..
2. Air sebanyak 10 %
3. Material anorganik 70 %.
Di daerah permukaan mahkota gigi, dentin
terletak di bawah email. Tapi di bagian akar
dentin tidak ditutupi oleh email melainkan oleh
sementum.
Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran yang
disebut tubuli dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli
dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun
jaringan pulpa karena badan selnya ada di rongga pulpa namun
serabutnya (yang disebut serabut tomes) memanjang ke dalam
tubuli-tubuli dentin yang termineralisasi. Serabut tomes inilah
yang membuat dentin dianggap sebagai jaringan hidup dengan
kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsang fisiologis maupun
patologis.
Bila dentin terekspos ke lingkungan karena karies telah mencapai dentin
atau karena gigi tersebut patah, maka gigi akan sensitif terhadap
perubahan suhu (misalnya pada saat berkontak dengan makanan
panas/dingin) dan akan terasa sakit. Hal ini disebabkan karena tubuli
dentin berisi cairan seperti serum yang berkesinambungan dengan cairan
ekstraseluler pada jaringan pulpa. Dengan tereksposnya tubuli dentin,
cairan dalam tubuli ini akan mengalir dari pulpa ke arah luar yaitu
perbatasan email dengan dentin, sehingga mempengaruhi ujung syaraf
gigi. Akibatnya syaraf gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke
otak dan terasa sakit.
Berbeda dengan tulang, dentin dibentuk sepanjang hidup.
Dentin yang dibentuk sebelum pertumbuhan akar selesai disebut
Primary dentin, terlihat dentinal tubulusnya lurus. Dentin yang
dibentuk kemudian disebut Secondary Dentin, terlihat dentinal
tubulusnya berombak. Dentin tetap sebagai mineral dalam waktu
yang lama setelah dekstruksi odontoblast. Hal ini memungkinkan
dentin dapat mempertahankan gigi yang pulpa dan odontoblasnya
telah dirusak oleh infeksi. pada gigi dewasa dekstruksi enamel
akibat erosi oleh pemakaian atau caries biasanya merangsang
reaksi dalam dentin yang menyebabkan dentin memulai kembali
mensintesis unsur-unsurnya. Terjadi pembentukan dentin yang
baru, biasanya merupakan dentin yang irreguler disebut
Reparative Dentin. Reparative Dentin ini dapat ditemukan pada
dinding rongga pulpa. Pembentukan dentin oleh stimuli dapat
sedemikian hebatnya rongga pulpa tertutup/terisi seluruhnya. Ini
sebenarnya suatu respon bela diri.
Pulpa adalah suatu rongga
yang berisi pembuluh darah
dan persyarafan bagi gigi. Di
bagian atasnya atau disebut
atap pulpa, dentin menjadi
atap pulpanya. Oleh karena
itu secara anatomis, dentin
sangat berhubungan erat
dengan jaringan pulpa.
Kebanyakan ilmuwan
menganggap dentin dan pulpa
adalah satu jaringan dan
membentuk pulp-dentin
complex.
Pulpa gigi berasal dari kondensasi mesenkim di papila dentis.
Unsur-unsur utamanya mirip sel mesenkim dan bahan intraselular
yaitu sabut kolagen halus asimetris (metachromatic) dan sabut
retikuter dalam bahan dasar glikosaminoglikans, juga terdapat
limfosit dan makroga. Jaringan ikatnya disebut (jaringan ikat
mukosa (Whartons Jelly).

Pada sekitar pulpa yang memisahkannya dari dentin, terdapat


odontoblast. Dengan bertambahnya usia, rongga pulpa makin
mengecil dan akan tampak sabut-sabut kolagen yang kasar.
Jaringan yang meliputi dentin pada akar gigi
strukturnya sama seperti tulang, walaupun sistem havers dan
pembuluh darah tidak ada.
Tampak lebih gelap dari enamel tetapi lebih terang dari dentin.
Berasal dari cementoblast.
Sementum dapat dibedakan menjadi accelluair cementrum dan
celluair cementrum yang letaknya dekat apeks dari akar gigi,
daerah sementrum lebih tebal, dan terdapat sel-sel yang tampak
seperti osteosit, disebut cementosit (celluler cement). Sementosit
berada di dalam lakuna yang berhubungan melalu kanalikuli.
Sabut-sabut kolagennya dari matriks masuk ke periodontal
membran sharpeys fiber yang fungsinya sebagai peredam suatu
getaran.
Sementoblast pada permukaan sementum dapat terus dapat
membentuk sementum. Hipertrofi pada sementum sering terjadi
akibat stress atau gerak gigi yang biasa terjadi. Sementum
merupakan pelindung dari dentin dan penting untuk perlekatan
gigi pada sekelilingnya.
Seperti jaringan tulang, sementum labil dan bereaksi terhadap
resorpsi atau pembentukan jaringan baru sesuai dengan tekanan
yang dialaminya. Bila membran periodontal dihancurkan,
sementum mengalami nekrosis dan diresorpsi. Pembentukan
sementum yang kontinyu mengkompensasi pertumbuhan normal
yang dialami oleh gigi. Proses ini mempertahankan hubungan
yang dekat antara akar gigi dan lekuknya. Pada prosedur
orthodentik gigi dapat diubah letaknya tanpa kerusakan dari gigi
sebab sementum lebih tahan lama terhadap resorpsi daripada
tulang alveolar.
Membran periodontalis terdiri atas jaringan ikat padat jenis
khusus yang mengitari gigi, serabut-serabutnya menembus
sementum gigi dan menghubungkannya dengan tulang alveolar,
ke jaringan gingival dan dengan bagian superfisial dari gigi ke
gigi yang bersebelahan, akan tetapi memungkinkan pergerakan
yang terbatas pada gigi.
Membran periodontal berperan sebagai periosteum terhadap
tulang alveolar.
Di dalam membran periodonalis terdapat fibroblast, osteoblast,
sementoblast, kadang-kadang terdapat sel-sel dari sisa-sisa
epitelila root sheat dari hertwig, yang bisa berubah menjadi kista
dental lalu mengalami pengapuran menjadi cementicles.
Tulang alveolar merupakan bagian
rahang atas dan bawah yang
mengelilingi jar gigi.
Tulang alveolar terdiri dari :
Bagian luar berupa lapisan tipis
yang secara readiografik tampak
sebagai garis tebal yaitu lamina dura
Bagian dalam terdapat tulang
spongiosa, yang merupakan tulang
immature dimana serabut-serabut
kolagen tidak tersusun dalam lamel-
lamel yang khas seperti pada tulang
devisa.
Berdasarkan pertumbuhan gigi dan usia, gigi dibagi menjadi :
a. Gigi primer / decidua/sulung yang berjumlah 20 dengan masa
erupsi pada usia 6 bulan sampai 2 tahun.
b. Gigi sekunder / permanen yang berjumlah 32 dengan masa
erupsi pada usia 6 tahun sampai 12-13 tahun.
Normal anak-anak mempunyai 20 gigi susu yang susunannya sebagai berikut :
10 gigi di RA (5 gigi di kiri dan 5 gigi di kanan) dan RB (5 gigi di kiri dan 5 gigi
di kanan)
Nama dari macam-macam gigi susu :
I gigi seri pertama/insisivus sentral/i1
II...gigi seri kedua/insisivus lateral/i2
III..gigi taring/kaninus/c
IV..gigi geraham pertama/molar ke-1/m1
V ..gigi geraham kedua/mo;ar ke-2/m2

garis median/tengah

V IV III II I I II III IV V
garis oklusal
V IV III II I I II III IV V

Gigi anterior gigi depan ialah gigi i1, i2 dan c


Gigi posterior atau gigi belakang ialah gigi m1 dan
m2
Normal mempunyai 32 gigi
tetap yang susunannya sebagai
berikut:
16 gigi di rahang atas yaitu :
8 gigi di kiri
8 gigi di kanan
16 gigi di rahang bawah yaitu:
8 gigi di kiri
8 gigi di kanan
Nama dari macam-macam gigi permanen ialah :
1 .. gigi seri pertama/insisivus sentral/I1

2 .. gigi seri kedua/insisivus lateral/I2

3 .. gigi taring/caninus/C

4... gigi geraham kecil pertama/premolar 1/P1

5 .. gigi geraham kecil kedua/premolar 2/P2

6 .. gigi geraham pertama/molar 1/M1

7....gigi geraham kedua/molar 2/M2

8 .. gigi geraham ketiga/molar 3/M3

GARIS MEDIAN
87654321 12345678
GARIS OKLUSAL
87654321 12345678
Gigi anterior atau gigi depan terdiri dari gigi I1, I2,
C
Gigi posterior atau gigi belakang dari gigi P1, P2,
M1, M2, M3
Gigi antagonis adalah gigi atas/bawah yang
mengadakan kontak dengan gigi lawannya, gigi
bawah/atas.
Succedaneous teeth adalah gigi tetap yang
menggantikan tempat kedudukan dari gigi susu
yaitu gigi I1, I2, C, P1 dan P2
Oklusi Gigi adalah hubungan kontak antara gigi-
gigi rahang atas dengan gigi-gigi di rahang bawah
waktu mulut dalam keadaan tertutup. Normalnya
rahang bawah terletak sedikit ke belakang daripada
rahang atas.
Permukaan-permukaan Gigi
Sebutan untuk bagian permukaan-
permukaan gigi :
Labial : permukaan
menghadap bibir (labium), sebutan
untuk gigi anterior
Lingual : permukaan
menghadap ke lidah, sebutan untuk gigi
rahang bawah
Fasial : bagian
permukaan/muka
Palatal : permukaan
menghadap ke langit-langit (palatum),
sebutan untuk gigi rahang atas
Bukal : permukaan
menghadap ke pipi, sebutan untuk gigi
posterior
Sisi mesial : sisi yang
berhadapan dengan garis median
Sisi distal : sisi yang
berlawanan dengan garis median
Permukaan Gigi Anterior adalah :
Permukaan Labial/ fasial
Atas :Permukaan palatal
Bawah :Permukaan lingual
Permukaan proksimal ialah permukaan gigi yang berhadapan
dengan permukaan gigi sebelahnya, yang terletak dalam satu
lengkung gigi, permukaan mesial dan permukaan distal.
Permukaan insisal ialah permukaan gigi yang digunakan untuk
memotong dan yang menghadap kearah garis kunyah dimana
terdapat tepi insisal

Permukaan Gigi Posterior adalah :


Permukaan fasial/bukal
Atas : permukaan palatal
Bawah: permukaan lingual
Permukaan proksimal : permukaan mesial dan distal
Permukaan oklusal ialah permukaan gigi yang menghadap ke
arah garis oklusi/kunyah, yang digunakan untuk
menghaluskan, menyobek dan menggiling makanan dimana
terdapat tonjol-tonjol (cups) dan lekukan-lekukan (fissure).
42

Anda mungkin juga menyukai