NIM. 1310015102
Devi Sarfina
NIM. 1310015105
Cynthia Clarissa
NIM. 1310015104
Irmawati
NIM. 1310015110
Jamilah Ibrahim
NIM. 1310015108
Aji Ayu N
NIM. 1310015097
Jumiati
NIM. 1310015109
NIM. 1310015113
Betrik Sefyana
NIM. 1310015120
Oklusi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
terselesaikannya laporan DKK (Diskusi Kelompok Kecil) mengenai oklusi dan artikulasi.
Laporan ini dibuat sesuai dengan gambaran jalannya proses DKK kami, lengkap dengan
pertanyaan pertanyaan dan jawaban yang disepakati oleh kelompok kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
proses pembuatan laporan DKK ini. Pertama, kami berterima kasih kepada drg. Rosnania
selaku tutor kami yang telah dengan sabar menuntun kami selama proses DKK.Terima kasih
pula kami ucapkan atas kerja sama rekan sekelompok di Kelompok 1. Tidak lupa juga kami
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam mencari informasi
maupun membuat laporan DKK.
Akhir kata, kami sadar bahwa kesempuranaan tidak ada pada manusia oleh sebab itu,
kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi pembaca, baik sebagai referensi atau perkembangan
pengetahuan.
Kelompok 1
Oklusi
DAFTAR ISI
........................................................................................................ 3
BAB 1 : Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 4
1.2. Tujuan ......................................................................................................... 4
1.3. Manfaat
.................................................................................................. 4
BAB 2 : Pembahasan
2.1. Step 1 : Identifikasi Istilah Asing ............................................................... 5
2.2. Step 2 : Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
2.3. Step 3 : Curah Pendapat ............................................................................. 6
2.4. Step 4 : Peta Konsep .................................................................................... 8
2.5. Step 5 : Learning Objective
...................................................................... 9
BAB 3 : Penutup
3.1. Kesimpulan .................................................................................................. 17
3.2. Saran
......................................................................................................... 17
Daftar Pustaka
Oklusi
.................................................................................................. 18
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Oklusi berasal dari kata occlusion, yang terdiri dari dua kata yakni oc yang berarti ke
atas (up) dan clusion yang berarti menutup (closing). Jadi occlusion adalah closing up
atau menutup ke atas. Dengan demikian pengertian oklusi adalah berkontaknya gigi
geligi rahang atas dengan permukaan gigi geligi rahang bawah pada saat kedua rahang
tersebut menutup. Sedangkan artikulasi adalah berkontaknya gigi geliga pada saat
mandibular bergerak ke latral, protrusi, dan retrusive.
Oklusi gigi dan artikulasi merupakan salah satu unsur yang penting dalam
pengunyahan, estetika, dan berbicara. Apabila terjadi suatu kelainan atau maloklusi maka
akan menyebabkan masalah lain. Oleh karena itu, perawatan ortodonti yang dilakukan
sedini mungkin akan lebih baik daripada setelah terjadi anomali, sebab apabila telah
terjadi anomali perawatan memerlukan waktu, ketekunan dan biaya yang lebih. Oklusi
juga digunakan sebagai dasar dari prostodonsi, konservasi gigi.
Atas dasar pentingnya fungsi oklusi dan artikulasi tersebut, sangat penting bagi
pembelajaran mahasiswa kedokteran gigi sebagai bekal di masa mendatang karena
berhubungan dengan area kerja dokter gigi yaitu didalam rongga mulut.
1.2 TUJUAN
Tujuan kami adalah agar laporan ini berguna dalam pembelajaran tentang oklusi dan
artikulasi dan sebagai referensi bagi mahasiswa pada khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
1.3 MANFAAT
Pada pembahasan ini, mahasiswa akan memahami dan lebih mengerti tentang oklusi
itu apa serta memahami tentang artikulasi itu yg bagaimana serta perbedaannya, untuk
menjadi bekal bagi mahasiswa sebagai calon dokter gigi.
Oklusi
BAB 2
PEMBAHASAN
SKENARIO
Protrusi
Mengunyah
Gigi Maxilla
Gigi Mandibula
Dextra
Sinistra
Artikulasi
2.
3.
4.
Bagaimana cara kerja organ dalam mulut pada saat pengunyahan sehingga makanan
mudah ditelan?
5.
Oklusi
6.
7.
8.
9.
10. Apa yang terjadi pada oklusi apabila terdapat beberapa gigi yang tanggal/hilang?
11. Apa perbedaan oklusi dan artikulasi?
12. Apa saja penyebab maloklusi?
Macam-macam oklusi
a. Oklusi ideal
ditemukan).
b. Oklusi fungsional : Gerakan fungsional mandibula untuk berkontak antar gigi.
c. Oklusi normal
Oklusi statis
Klasifikasi oklusi
- Intercuspa Contact Position (ICP) : Maximum gigi geligi dengan antagonis
- Retrusive Contact Position (RCP) : Maximum gigi geligi yang lebih posterior
Oklusi
- Protrusive Contact Position (PCP) : Maximum gigi geligi yang lebih anterior
- Working Side Contact Position (WSCP) : Maximum gigi geligi yang lebih ke lateral
Kontak selama oklusi
Bilateral Balance Oclusion
Unilateral Balance Oclusion : Working side kontak, dan balance side tidak berkontak.
Mutualiq Balance Oclusion
3.
Fungsi Oklusi
a.
Fungsi Okusal :
b.
Parafungsi
c.
Disfungsi
4.
Otot, TMJ, gigi Mandibula dan Maxilla, lidah, neuromuscular bekerja sama bergerak
untuk mengunyah makanan yang akan dihasilkan dari oklusi gigi geligi.
5.
Genetik
b.
Otot mastikasi
c.
Pemeliharaan
d.
e.
6.
Oklusi normal
a.
b.
c.
Tiap-tiap gigi harus punya titik kontak dengan gigi tetangga (interproksimal).
d.
e.
f.
Kontak Proksimal.
7.
Oklusi
8.
Karena ada otot disekitar mandibula yang berfungi untuk menggerakkan mandibula.
Juga karena ada TMJ dan ligament temporomandibular.
9.
10.
11.
Oklusi merupakan kontak dari sisi oklusal gigi, sedangkan artikulasi adalah oklusi yang
terjadi pada saat mandibula bergerak.
12.
Penyebab Maloklusi
a.
Kehilangan gigi
b.
Hereditas (genetic)
c.
Trauma
d.
OKLUSI
OTOT
KONSEP
DASAR
POLA
GERAK
KONTAK
MACAM
OKLUSI
KLASIFIKASI
Oklusi
M. temporalis : berfungsi
selain itu juga merupakan elevator rahang bawah yang paling kuat
-
M. temporalis dan
m. masseter
Oklusi
2. Oklusi
1. Oklusi Ideal
Oklusi ideal adalah konsep dasar berdasar pada morfologi gigi-gigi, tetapi
hampir tidak pernah ditemukan dan buka merupakan tujuan perawatan yag realistik
karenahanya beberapa pasien yang dengan 32 gigi pada oklusi yang sempurna pada
akhir perawatan ortodonti. Nilai oklusi ideal adalah standart teoritis untuk menilai
okllusi lain. Karena merupakan konsep teoritis berdasar anatomi gigi yang tidak
terabrasi, oklusi ideal tidak mempertimbangkan perubahan yang terjadi sejalan
dengan pertambahan umur.
2. Oklusi Normal
Oklusi normal memungkinkan variasi kecil dari okliso odeal yang secara
esstetik dan fungsional, memuaskan. Jadim oklusi normal meliputi ketidakteraturan
kecil dari susunan hubungan gigi. Malposisi dan malrelasi yang lebih parah antar
rahang disebut maloklusi.
KONSEP OKLUSI
1. Konsep Oklusi Seimbang
Konsep oklusi seimbang yang menyatakan suatu oklusi baik atau normal,
bila hubungan kontak antara geligi bawah dan geligi atas memberikan tekanan
yang seimbang pada kedua sisi rahang, baik dalam kedudukan sentrik maupun
eksintrik. Konsep ini lahir atas dasar pengamatan, bahwa suatu geligi tiruan
lengkap akan sstabil, bila terdapat keseimbangan kontak antara geligi pada sisi
kiri dan sisi kanan. Walaupun keadaan seimbang semacam ini ternyata tidak
pernah ditemukan pada geligi asli, ternyata fungsi kunyah tetap berlangsung
dengan baik.
2. Konsep Oklusi Morfologik
Yang penganutnya menilai baik-buruknya oklusi melalui hubungan antar
geligi bawah dengan lawannya dirahang atas pada saat geligi tersebut berkontak.
Jadi penilaian oklusi hanya dilihat dari segi morfologiknya saja. Konsep ini
banyak digunakan dala perawatan ortodonti.
3. Konsep Oklusi Dinamik/Individual/Fungsional
Efektivitas fungsional tak dapat ditentukan oleh hubungan antara tonjol dan
cekungangeligi semata. Karena ternyata hubungan oklusi yang diperbaiki
denganhanya melihat hubungan morfologik saja, hasilnya otomatis tidak
Oklusi
10
fisiologik dan fungsional. Oklusi yang baik atau normal harus dilihat dari
segokeserasian antara komponen-komponen yang berperan dalam proses
terjadinyakontak antar geligi tadi. Komponen-komponen ini antara lain ialah
geligi
dan
jaringan
penyangganya,
otot-oto
mastikasi
dan
sistem
Oklusi
11
b)
Posisi Sentrik
Pada posisi ini, kedua kondil berada simetris dalam ceruknya, dengan
Relasi
Posisi
Sentrik
ini
semula
diartika
KONTAK
GIGI
KARENA
GERAKAN
MANDIBULA
DAPAT
3.
adalah
hanya berupa gerak mengatup pada gigi dan bibir . Artikulasi umumnya
Oklusi
12
diterapkan untuk kontak yang terjadi antara tulang dengan kartilagonya dan tulang
yang berlawanan. Pada sistem mastikasi, artikulasi dikaitkan dengan kondilus
mandibula dan gigi geligi.
a. Pola Artikulasi
Sebelum mendeskripsikan pola artikulasi, sebaiknya diketahui terlebih dahulu
makna istilah artikulasi seimbang dan artikulasi bebas. Jelas bahwa istilah-istilah
tersebut mengacu pada kontak gigi pada rongga mulut yang kosong. Merupakan,
fungsi normal dari sistem mastikasi walaupun yang sebenarnya terjadi adalah
kebalikannya. Pola artikulasi umumnya bersifat individual dan bila tidak ada
interferensi, merupakan kontak antar gigi yang umumnya tidak kita sadari,
kebutuhan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan pola artikulasi timbul jika
interferensi timbul. Dan mengakibatkan gangguan, juga bila harus dilakukan
restorasi serta penggantian.
tidak berkaitan dengan fungsi alami tetapi sebenarnya merupakan acuan tentang apa
yang terjadi, apa yang diinginkan, dan apa yang membahayakan. Acuan tentang
gambaran anatomi yang memengaruhi pola artikulasi akan disertakan dan harus
dipertimbangkan ketika mengupayakan artikulasi bebas untuk pembuatan gigi
tiruan penuh lepasan. Meskipun demikian, jangan dilupakan bahwa gerak lateral
dan protrusi mandibula tidak hanya ditentukan oleh panduan insisal melainkan juga
oleh rotasi sumbu kondilus. Oleh karena itu, setiap gerak lateral dan protrusi dapat
dimodifikasi oleh komponen pembuka dan penutup mulut. Arah gerakan ini
umumnya memberikan tahanan yang lebih kecil terhadap artikulasi bebas. Kontak
bervariasi antara kontak tunggal dan kontak antara beberapa gigi dan antara kontak
satu segmen atau beberapa segmen.
b. Gerak Artikulasi
Terdapat empat gerak artikulasi yaitu:
Rertrusif
Gerak retrusif berlangsung dari kontak oklusi retrusi ke oklusi interkuspa dan
biasanya terbatas pada kontak pertama dari tonjol dan linger tonjol dua gigi molar
yang saling berlawanan pada setiap sisi rongga mulut (Thomson, 2007).
Oklusi
13
Arstad (1956) menjelaskan keausan gigi antara posisi interkuspa dan posisi
oklusi retrusi sebagai akibat kurang harmonisnya kedua posisi tersebut sehingga
dapat mengakibatkan pergeseran ke arah anterior .
Protusif
Gerak protusif berlangsung dari oklusi protusi menuju ke oklusi interpuspa dan,
didalam mulut dengan relasi rahang dan gigi kelas 1, biasanya terjadi kontak
kelompok antara gigi insisivus maksila dan mandibula di awal pergerakan ini
(Thomson, 2007).
Retrusif Lateral Kanan
Gerak ini berlangsung ketika mandibula bergerak dari sisi kanan saat terjadi
kontak antara gigig kaninus atas dan bawah (Thomson, 2007).
Retrusif Lateral Kiri
Gerak ini merupakan kebalikan dari gerak artikulasi lateral kanan (Thomson,
2007).
c. Kontak Artikulasi
Ada tiga kategori kontak artikulasi : artikulasi seimbang bilateral, artikulasi
seimbang unilateral dan bimbingan anterior.
Oklusi
14
Oklusi
15
Oklusi
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Oklusi ialah kontak bidang permukaan
gigi atau gigi-gigi di rahang atas pada setiap posisi mandibula terhadap maksila.
Hubungan yang ideal pada gigi dapat diartikan pada kondisi morfologi dan fungsional
oklusi. Oklusi normal adalah posisi relatif anteroposterior dari molar pertama gigi
permanen yang digunakan untuk menetapkan hubungan lengkung gigi. Oklusi dikatakan
ideal apabila susunan gigi dalam lengkung rahang teratur dengan baik serta terdapat
hubungan yang harmonis antara gigi rahang atas dengan rahang bawah, hubungan
seimbang antar gigi, tulang rahang, terhadap tengkorak, dan otot sekitarnya yang dapat
memberikan keseimbangan fungsional sehingga memberikan estetika yang baik.
Sedangkan artikulasi adalah berkontaknya gigi geliga pada saat mandibular
bergerak ke latral, protrusi, dan retrusive. Artikulasi merupakan serangkaian proses
oklusi yang dinamis , biasa pada proses mastikasi.
3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa kedokteran gigi disarankan harus memahami tentang oklusi dan
artikulasi karena merupakan sesuatu yang berhubungan erat dengan area kerja dari
dokter gigi. Contohnya adalah sebagai dasar dari perawatan ortodonsi, konservasi gigi,
prostodonsi.
Oklusi
17
DAFTAR PUSTAKA
Oklusi
18