Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 5 SISTEM STOMATOGNATHY 2


MODUL 5 KESEIMBANGAN OTOT-OTOT PENGUNYAHAN

KELOMPOK 2
ADELIA CAESARINI PUTRI Z.
ANDRONIKUS SULUPADANG

1310015103
1310015117

ATIRA MASYITHA

1310015115

DAIVY PUTRI A. M.

1310015112

DINI SYLVANA

1310015107

DZULHIYANA LAILI T.

1310015098

FREDIYUANA D. W.

1310015114

ISTI DARISTIVIA J.

1310015096

RAISA DEBRINA COMMAS

1310015111

SUHASTIANTI SHAFIRA U.

1310015100

TUTOR
drg. Sinar Yani, M.Kes

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
TAHUN 2014

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya lah laporan hasil diskusi kelompok kecil ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dari berbagai sumber ilmiah sebagai hasil dari
diskusi kelompok kecil (DKK) kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya laporan ini. Pertama-tama kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. drg. Sinar Yani, M,Kes selaku tutor kelompok 2 yang telah membimbing kami
dalam melaksanakan diskusi kelompok kecil (DKK) dalam skenario modul 1 blok 5 ini.
2. Teman-teman kelompok 1 yang telah mencurahkan pikiran dan tenaganya
sehingga diskusi kelompok kecil (DKK) 1 dan 2 dapat berjalan dengan baik dan dapat
menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil (DKK) kelompok 2.
3. Teman-teman mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
khususnya program studi kedokteran gigi angkatan 2013, segala fasilitas yang telah kami
gunakan untuk menambah pengetahuan tentang modul kami ini, serta pihak-pihak lain
yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami sengaja menyelesaikan laporan ini untuk memenuhi salah satu tugas kuliah
dengan sistem PBL. Dan tentunya kami selaku penyusun juga mengharapkan agar
laporan ini dapat berguna baik bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca di kemudian
hari.
Laporan ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran serta kritik yang
membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari isi laporan hasil
diskusi kelompok kecil (DKK) ini.
Samarinda, April 2014
Hormat kami,

Tim penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................
1.1.

LATAR BELAKANG..................................................................................................

1.2.

TUJUAN......................................................................................................................

1.3.

MANFAAT..................................................................................................................

BAB 2 ISI DAN PEMBAHASAN............................................................................................


2.1.

SKENARIO MODUL.................................................................................................

2.2.

TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS........................

2.2.1.

IDENTIFIKASI ISTILAH...................................................................................

2.2.2.

IDENTIFIKASI MASALAH...............................................................................

2.2.3.

ANALISA MASALAH........................................................................................

2.2.4.

KERANGKA KONSEP.....................................................................................

2.2.5.

IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR...........................................................

2.2.6.

SINTESIS...........................................................................................................

BAB 3 PENUTUP....................................................................................................................
3.1.

KESIMPULAN.........................................................................................................

3.2.

SARAN......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG

1.2.

TUJUAN

1.3.

MANFAAT

BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
2.1.

SKENARIO MODUL
Gangguan membuka dan menutup mulut
Beberapa hari terakhir ini, Tuan S berusia 30 tahun mengeluhkan kesulitan dalam
membuka dan menutup mulutnya. Beliau juga mengeluhkan adanya kesulitan pada
saat akan mengunyah makanan. Pada daerah di sekitar telinga terkadang terasa sakit
dan berbunyi bila mulut akan dibuka atau ditutup. Tuan S kemudian pergi ke dokter
gigi untuk memeriksakan keadaannya. Dari hasil pemeriksaan, terdapat bunyi
clicking pada daerah sekitar sendi temporomandibular pada saat Tuan S membuka
dan menutup mulut. Dari pemeriksaan rongga mulut, tampak gigi gigi mengalami
atrisi dan gigi molar ketiga kiri bawah tampak mengalami impaksi. Pada gigi molar
pertama kanan bawah, tampak adanya tambalan amalgam yang sedikit menonjol di
permukaan oklusalnya. Menurut Tuan S, tambalan ini terasa mengganjal.

2.2.

TUJUH LANGKAH PBL BERDASARKAN THE SEVEN JUMPS


2.2.1.

IDENTIFIKASI ISTILAH

Atrisi : Hilangnya jaringan gigi atau restorasi akibat proses pengunyahan


Impaksi : Malposisi gigi karena benih gigi
Clicking : Suara yang keluar dari keluhan sendi temporomandibular joint

Amalgam : bahan tambal yang berbahan dari logam

2.2.2.

IDENTIFIKASI MASALAH

1. Apa yang menyebabkan kesulitan membuka dan menutup mulut?


2. Mengapa pada saat mengunyah makanan sakit pada sekitar telinga?
3. Mengapa pada gigi Tuan S mengalami atrisi?

4. Apa yang menyebabkan gigi atrisi?


5. Mengapa terdengar bunyi clicking pada sekitar temporomandibular joint?
6. Keseimbangan otot-otot pengunyahan, bagaimana otot bisa dikatakan
seimbang?
7. Apakah hanya otot pengunyahan yang harus seimbang?
8. Fungsi dari keseimbangan otot pengunyahan?
9. Apa hubungan gigi yang mengalami atrisi & impaksi serta tambalan amalgam
pada proses membuka/menutup mulut?
10. Apakah factor yang salah dari
11. Apakah tambalan yang salah dapat mempengaruhi keseimbangan?
12. Apa factor yang mempengaruhi ketidakseimbangan?
13. Otot apa saja yang harus seimbang pada saat pengunyahan?
14. Apa yang menyebabkan kesulitan pada saat pengunyahan?
15. Apakah bunyi clicking pada TMJ? Mengapa bisa terjadi bunyi tersebut?
16. Jika otot-otot pengunyahan tidak seimbang, apakah berpengaruh pada saat
proses penelanan?
17. Apa saja gejala yang terjadi pada saat ada kelainan pada TMJ?
18. Apa saja macam-macam bunyi clicking pada TMJ?
19. Apa saja kelainan yang terjadi bila tidak seimbang?
20. Apakah koronoid bersambung dengan artikularus zygomaticus?
21. Berada dimana bunyi clicking tersebut?
2.2.3.

ANALISA MASALAH

1. Karena ada kelainan pada TMJ, Pengunyahan satu sisi, Keseimbangan otot
mastikasi tidak seimbang

2. Kelainan sendi TMJ


Pada TMJ ada fosa dan condilus dan terjadi disposisi
Berhubungan dengan saraf fasialis
3. Karena pergeseran RA & RB terlalu banyak gesekan pada gigi
Terlalu sering kontak oklusal & proksimal dan gigi menjadi aus
4. Keharmonisan dengan komponen system pengunyahan gigi, otot, TMJ berfungsi
dengan baik dan seimbang
a. Otot mastikasi : otot penutup rahang : temporalis, masseter, pterygioideus
lateralis
b. Otot pembuka : pterygoideus medialis, digastricus, infrahyloid,mylohioid
c. Otot facial : - obicularis oris
- Buccinators
5. Untuk penelanan normal & fungsi gigi terganggu
6. Kondisi oklusi & bernapas memlaui hidung , keturunan, lingkungan, orofasial,
nutrisi, keadaan penyakit, tekanan emosional
7. Macam-macam cliking : a. Clicking : bunyi yang keras
B. Poping : bunyi menyerupai tutup botol
C. Kretinasi : suara gesekan
8. Ada, apabila keharmonisan antara otot-otot jaringan penyangga gigi menjadi
tidak harmonis sehingga makanan tidak bisa menjadi bolus hingga susah menelan
9. Kelainan TMJ, tekanan oklusal tidak sempurna dan tidak maksimal
2.2.4.

KERANGKA KONSEP

2.2.5.

IDENTIFIKASI SASARAN BELAJAR

1.
2.
3.
4.
2.2.6.

Keseimbangan otot-otot yang normal


Faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan otot
Faktor gangguan yang mempengaruhi oklusi dan TMJ
Otot-otot mastikasi : a. Hipotonus
b. Hipertonus
BELAJAR MANDIRI

2.2.7.

SINTESIS

1. Keseimbangan otot-otot pengunyahan


Keseimbangan otot-otot pengunyahan dapat juga disebut triangular force concept.
Otot-otot yang dimaksud adalah otot lidah yang berfungsi sebagai pendorong
dan menahan ke samping makanan yang alam mulut selama mastikasi, otot
masseter dan buccinator adalah otot yang aktif selama pengunyahan dan
penelanan, dan terakhir otot orbicularis oris sebagai stabilisas dan untuk
pengatupan bibir.
Pergerakan sendi temporomandibular yang terutama dari aksi otot-otot
pengunyahan.Otot temporalis, masseter, dan otot pterygoideus medial menghasilkan
gerakan menggigit.
-

Otot temporalis adalah otot berbentuk kipas yang luas yang mencakup daerah
temporal, otot pengunyahan yang kuat yang dapat dengan mudah dilihat dan
dirasakan selama penutupan mandibula. Origo: lantai fossa temporal dan
permukaan dalam dari fasia temporal. Insersio : ujung dan permukaan medial
proses koronoideus dan batas anterior ramus mandibula.

Otot maseter adalah ototyang mencakup aspek lateral ramus dan proses
koronoideus mandibula. origo: batas inferior dan permukaan medial arkus
zygomatic. Insersio: permukaan lateral ramus mandibula dan proses koronoideus
nya. Fungsi untuk elevasi dan protrusi mandibula serta menutup rahang.

M. Pterigoideus lateralis. Origo : Facies infratemporalis dan Crista infratemporalis


ala magna ossis sphenoidalis. Insersio : Sebagian capsula dan discus articularis
proc articularis mandibula,dan sebagian fovea pterygoideus dari colum mandibula

M. Pterigoideus medialis. Origo : Lamina lateralis proc pterigoideus facies


medialis dan proc pyramidalis ossis palatini. Insersio : Tuberositas pterygoidea
pada bagian dalam angulus mandibula

Ligamen adalah jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang dengan tulang lainnya dan
juga diebut sebagai ligament articular, articular larua, ligamen fibrosa dan atau true
ligament.

Ligamen adalah mirip dengan tendon dan fasciae karena mereka semua terbuat dari
jaringan ikat. Perbedaan mereka berada di koneksi/hubungan yang mereka buat; ligamen
menghubungkan satu tulang dengan tulang lain, tendon menghubungkan otot ke tulang
dan fasciae menghubungkan otot ke otot lain. Ini semua ditemukan dalam sistem
kerangka tubuh manusia. Ligamen biasanya tidak dapat diregenerasi secara alami, namun
ada sel induk ligamen periodontal terletak di dekat ligamen periodontal yang terlibat
dalam regenerasi dewasa ligamen periodontal.
Ligamen temporomandibula lebih luas di bagian atasnya dari pada di bagian bawahnya.
Perlekatannya ke permukaan lateralis dari arkus zigomatikus dan ke tuberkulum
artikularis pada bagian atas. Di bagian bawah melekat ke kolum mandibula. Ligamen ini
berhubungan dengan kelenjar parotis dan kulit di sebelah lateral, sedangkan di sebelah
medial dengan ligamen kapsular.
-

Ligamen sphenomandibula bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis


os sphenoidalis pada bagian atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari
foramen mandibula. Ligamen ini berhubungan dengan muskulus pterigoideus
eksternus di bagian atas, di bagian bawah dengan arteri dan vena alveolaris
inferior, lobus kelenjar parotis dan ramus mandibula. Di sebelah medial
berhubungan dengan muskulus pterigoideus internus. Ligamen sphenomandibula
bentuknya tipis dan pipih, melekat ke spina angularis os sphenoidalis pada bagian
atas, melekat di bagian bawah sebelah lingual dari foramen mandibula. Ligamen
ini berhubungan dengan muskulus pterigoideus eksternus di bagian atas, di bagian
bawah dengan arteri dan vena alveolaris inferior. Di sebelah medial berhubungan
dengan muskulus pterigoideus internus.

Ligamen stylomandibula bentuknya bulat dan panjang. Ligamen ini melekat ke


prosesus stiloideus os temporalis di bagian atas. Di bagian bawah melekat ke
angulus mandibula dan margo posterior dari ramus mandibula. Ligamen
iniberhubungan dengan muskulus maseter dan kelenjar parotis pada bagian
lateral. Di bagian medial dengan muskulus pterigoideus internus dan kelenjar
submandibularis

Ligamen colateral medial yang melekat di tepi kartilagi artikularis sebelah medial.
Ligamen colateral lateral atau ligamentum temporomandibula yang berawal dari
tuberkulum artikulare sebelah lateral ke collum mandibula sebelah dorsal melalui
sebelah lateralnya.

2. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan otot pengunyahan


- Kehilangan gigi
Apabila kehilangan gigi dalam jumlah banyak dan didalam regio kunci gigit maka
akan mengakibatikan maloklusi yang berdampak terganggunya keseimbangan
ototnya.
-

Penyakit yang ada pada rongga mulut:


o Lidah abnormal : Jika terjadi malposisi pada lidah dapat menyebabkan
ketidakseimbangan pada otot-otot pegunyahan. Contoh lidah yang
abnormal adalah makroglosia.
o Stomatitis, tonsillitis dll.

Kebiasaan buruk:
o Bernafas melalui mulut : Bernafas melalui mulut dapat menyebabkan
peninggian pada arkus palatum sehingga dapat membuat otot-otot
pengunyahan bekerja tidak seimbang.
o Bruxism

Faktor lain:
o Psikologis : Makanan kurang sempurna pengunyahannya karena selera
makan yang berkurang dikarenakan stress.
o Trauma

3. Faktor yang Mempengaruhi Temporomandibular Joint


Nyeri yang dirasakan pada persendian temporomandibular dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti, penggunaan yang berlebihan pada daerah tersebut,
contohnya pada individu yang mempunyai kebiasaan buruk mengerat gigi
(bruxism), sering menguap, mengunyah cenderung pada satu sisi. Hal ini
menyebabkan pemberian beban yang terus menerus pada daerah persendian.
Faktor lain yang terlibat adalah faktor maloklusi gigi dan juga terutama
pertumbuhan gigi geraham belakang yang tidak normal seperti impaksi dapat
menyebabkan desakan yang terus menerus. Penggunaan berlebih pada diskus dan
ligament-ligamen yang berhubungan dengan TMJ dapat menyebabkan

fleksibilitas pada discus articulars dan ligament tersebut menurun, dan bila tidak
ditanggulangi dan terus berlanjut akan menyebabkan inflamasi. Selain terjadinya
inflamasi pada discus, dapat pula terjadi inflamasi dari otot akibat
hiperfungsi/hipertonus dari sistem musculoskeletal yang akan menimbulkan nyeri
juga.

Faktor Risiko Kelainan Temporomandibular Joint


Teeth grinding (bruxism)
Fibromialgia (nyeri, kekakuan otot)
Trauma wajah dan rahang
Clicking pada Sendi Temporomandibular
Bunyi clicking biasanya muncul pada saat membuka dan menutup rahang.
Diantara fossa dan kondil terdapat diskus yang berfungsi sebagai penyerap
tekanan dan mencegah tulang saling bergesekan ketika bergerak. Jika diskus ini
mengalami dislokasi dapat menimbulkan bunyi saat rahang bergerak. Ketika
terjadi kelainan posisi rahang yang disertai dengan tekanan berlebihan terusmenerus pada sendi, dapat menyebabkan diskus robek dan mengalami dislokasi
berada di depan kondil. Dalam keadaan ini, gerakan membuka mulut
menyebabkan kondil bergerak ke depan dan mendesak diskus di depannya. Jika
berkelanjutan, kondil bisa melompati diskus dan berbenturan dengan tulang
sehingga menyebabkan bunyi clicking.

Terdapat tiga macam bunyi clicking:


- Initial clicking: tanda dari berkurangnya hubungan kondilus dengan diskus.
- Intermediate clicking: tanda dari ketidakserasian permukaan kondilus dengan
diskusi, yang meluncur satu sama lain selama pergerakan.
- Terminal clicking: merupakan efek dari kondilus yang berpindah terlalu jauh ke
anterior dalam relasinya dengan diskus, pada pembukaan rahang maksimum.
Terminal clicking adalah clicking yang paling sering muncul.
Faktor yang mempengaruhi oklusi
a. Hereditas ( keturunan ) : terjadi kerusakan genetika yg akan tampak setelah lahir
atau beberapa tahun setelah lahir.
b. Lingkungan : pengaruh lingkungan akan terus menerus selama individu maaih
berkembang dan tumbuh. ada beberapa yg menyebabkan kelainan pada pertumbuhan
yaitu :
Trauma, terbagi 2 yaitu :
trauma prenatal
-hipoplasia yang disebabkan oleh intrauterin atau trauma setelah kelahiran

trauma postnatal
-fraktur rahang atau gigi
-trauma pada TMJ
c. Ekstraksi prematur gigi susu : Gigi susu hilang sebelum ada permanen yang
menyebabkan erupsi terlambat, mengakibatkan gigi bergeser ke arah ruang yg
kosong
d. Kebiasaan buruk
- mengisap jempol
- menjulur lidah
- menggigit bibir dan kuku
4. Hipertonus dan hipotonus Otot
Hipertonus
Kelainan sistem saraf pusat yang ditandai oleh otot yang terus menerus menerima impuls
untuk menjadi kaku. Saraf yang menginervasi otot tidak dapat mengendalikan impuls
yang masuk sehingga otot terus menerus mengalami hipertonus. Akibatnya, terjadi
kelelahan otot yang berpengaruh terhadap gait dan gerakan, dan terkadang juga
menyebabkan gangguan bicara. Pada diskus artikularis dapat terjadi aktifitas pergeseran
yang meningkat sehingga diskus mengalami overuse yang menyebabkan fleksibilitas
diskus menurun, bila hal ini berlanjut dapat menyebabkan inflamasi diskus yang
menyebabkan timbulnya nyeri. Pada otot terjadi hipertonus sebagai reaksi dari
hiperfungsi sistem musculoskeletal tersebut yang dapat menyebabkan hipertonus /
spasme otot atau hipotonus yang dapat menyebabkan terjadinya kelemahan otot dan
inflamasi

yang dapat menyebabkan timbulnya

nyeri. Ligamen-ligamen yang

berhubungan dengan TMJ juga akan mengalami kekakuan sebagai akibat penekananpenekanan dari kontraksi otot yang menyebabkan fleksibilitas dari ligamen-ligamen
tersebut akan berkurang atau menurun sehingga dapat menimbulkan rasa nyeri.
Hipertonus yangpaling umum dijumpai adalah epilepsi, tremor, tetanus, dan penyakit
parkinson
Hipotonus
Kondisi dimana kualitas tonus otot lebih rendah dari normal. Dikelempokkan sebagai
kelumpuhan. Dalam kontraksi otot yang diperlukan untuk stabilisasi dan menggerakkan

tulang pada hipotonus tidak mencukupi. Gangguan dari hipotonus adalah Cerebral palsy,
Down syndrome, keterlambatan perkembangan non-spesifik.

BAB 3
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN

3.2.

SARAN
Dalam pembuatan makalah tentunya memiliki kelebihan maupun kekurangan baik
dalam hal keterbatasan penulisan, ejaan-ejaan, serta penyuntingan. Maka dari itu
kritik serta saran yang sifatnya membangun dapat diberikan agar makalah ini tercipta
lebih baik dan bagus dari sebelumnya.

Daftar Pustaka
Okeson JP. Management of Temporomandibular Disorders and Occlusion.6th ed. St
Louis: Mosby-Year book, Inc. 2008.
USU. (n.d.). TEMPOROMANDIBULAR DISORDER - chapterII. Retrieved April 27,
2014, from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16503/3/Chapter%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai