Tutor :
drg. Debby Saputera, Sp.Pros
KELOMPOK 6 :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya kami selaku kelompok 6 dapat menyelesaikan makalah hasil
dari tutorial pertama dan kedua pada skenario satu blok 3 Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Lambung Mangkurat dengan judul “Kenapa Rahangku bisa
Bergerak?”. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca dan dapat
dijadikan sebagai bahan untuk pembelajaran selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
ISI TUTORIAL
2.1 Skenario
Iwan, seorang pelajar SMA, sambil melamun, dengan tangan kirinya
menopang dagunya, ia makan buah apel di kantin sekolah. Tangan kiri iwan
merasakan adanya gerakan otot saat mengunyah buah tersebut. Iwan bertanya
dalam hati, bagaimana proses mengunyah itu bisa terjadi?
2.2 Identifikasi Istilah Asing
1. Otot : jaringan dalam tubuh dan untuk alat gerak. Bertemunya tahang atas
dan rahang bawah untuk menghancurkan makanan.
2. Mengunyah : menghancurkan makanan secara mekanis. Memecah
molekul makanan yang besar menjadi partikel yang kecil.
3. Rahang : tempat melekatnya gigi untuk proses mengunyah. Tulang yang
berada di daerah mulut rahang bawah dan atas.
2.3 Identifikasi Masalah
1. Otot apa saja yang berperan dalam mastikasi?
Jawab: M. Masseter, M. Temporalis, M. Pterigodeus lateralis, dan M.
Pterigodeus medialis.
2. Mengapa Iwan merasa ada pergerakan otot pada rahang bawahnya saat
memegang tangan sambil mengunyah?
Jawab: Karena otot berkontraksi jadi tangan merasakan kontraksi otot dan
juga di tangan ada reseptor saraf jadi dapat merasakan kontraksi otot
rahang.
3. Komponen lain apa yang berperan pada proses mastikasi?
Jawab: Gigi, rahang bawah dan atas, lidah dan otot pengunyah.
4. Apa saja tahapan dalam mastikasi?
Jawab: Pembukaan, penutupan, dan oklusi.
5. Enzim apa yang terlibat dalam proses mastikasi?
Jawab: Enzim saliva amylase.
3
2.4 Problem Tree
Pengobatan Definisi
Kelainan Anatomi
Mastikasi
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
3.2 Anatomi Otot, Sendi, Saraf, dan Tulang
Musculi utama yang menghasilkan gerakan mengunyah ada 4 musculus
masticator, yaitu musculus masseter, temporalis, pterygoideus medialis, dan
pterygoideus lateralis.1,6
1. Musculus Masseter
- Origo
a. Pars Superficialis: Processus maxillaris tulang zygomaticum dan
bagian 2/3 anterior processus zygomaticus tulang maxilla.
b. Pars Profundus: Aspectus medialis arcus zygomaticus dan bagian
posterior margo inferiornya.
- Insersi
a. Pars superficialis: Angulus mandibulae dan bagian posterior yang
terkait facies lateralis ramus mandibulae.
b. Pars profundus: Bagian tengah dan atas ramus mandibulae setinggi
processus coronoideus.
- Fungsi: Mengangkat mandibula untuk mengatupkan gigi sewaktu
mengunyah.
2. Musculus Temporalis
- Origo: Tulang fossa temporalis dan fascia temporalis.
- Insersi: processus coronoideus mandibula dan margo anterior ramus
mandibulae hamper sejauh dentes molares terakhir.
- Fungsi: Serabut anterior dan superior mengangkat mandibular, serabut
posterior menarik mandibula.
3. Musculus Pterygoideus Medialis
- Origo
a. Caput Profundus: Facies medialis lamina lateralis processus
pterygoidei dan processus pyramidalis tulang palatinum.
b. Caput Superficialis: Tuberositas maxillae dan processus pyramidalis
tulang palatinum.
- Insersi: Permukaan medial mandibular dekat angulus mandibulae.
- Fungsi: Elevasi dan gerak dari sisi ke sisi mandibular.
4. Musculus Pterygoideus Lateralis
6
- Origo
a. Caput Superior: Atap fossa infratemporalis.
b. Caput Inferior: Facies lateralis lamina lateralis processus pterygoide.
- Insersi: Capsula sendi temporomandibularis pada daerah perlekatan
discus articularis dan fovea pterygoidea pada collum mandibulae.
- Fungsi: protrusi dan gerak dari sisi ke sisi mandibular.
7
- Fungsi: membuka mulut dengan menurunkan mandibula, mengangkat
tulang hyoideum, dan menarik tulang hyoideum ke atas dan ke
belakang.
3. Musculus Geniohyoideus
- Origo: Spina mentalis inferior mandibulae.
- Insersi: Corpus tulang hyoideum.
- Fungsi: Depresi mandibula ketika hyoideum tidak bergerak, elevasi dan
menarik hyoideum ke depan ketika mandibular terfixasi.
4. Musculus Stylohyoideus
- Origo: Basis processus styloideus.
- Insersi: daerah lateral corpus tulang hyoideum.
- Fungsi: Menarik tulang hyoideum ke atas dalam arah posterosuperior.
5. Musculus Infrahyoideus
Terdiri dari omohyoideus, sternohyoideus, thyrohyoideus, sternohyoideus.
6. Musculus Buksinator
- Origo: Bagian posterior maxilla dan mandibular (raphe
pterygomandibularis).
- Insersi: Menyatu dengan orbicularis oris dan ke dalam labii.
- Fungsi: Menekan bucca terhadap dentes, mengkompresi bucca ayng
distensi.
8
bahkan di korteks serebri dekat area sensoris untuk pengecapan sering kali dapat
menimbulkan gerakan mengunyah.2
9
belakang pada palatum lalu masuk ke pharynx, di mana hal ini dapat dipengaruhi
oleh kemauan. Selanjutnya pada stadium pharyngeal bolus pada mulut masuk ke
pharynx dan merangsang reseptor sehingga timbul refleks-refleks antara lain terjadi
gelombang peristaltik dari otot-otot konstriktor pharynx sehingga nafas berhenti
sejenak. Kemudian pada stadium oesophangeal terjadi gelombang peristaltik primer
yang merupakan lanjutan dari gelombang peristaltik pharynx dan gelombang
peristaltik sekunder yang berasal dari dinding oesophagus sendiri. Proses ini sekitar
5 – 10 detik dan tidak dipengaruhi oleh kemauan. Setelah melalui proses ini
makanan siap untuk ditelan. Makanan digigit oleh gigi depan (incisura), kemudian
gigi taring (kanina) memecah makanan menjadi bagian kecil. Selanjutnya, makanan
dipotong menjadi bagian lebih kecil lagi oleh gigi premolar. Setelah itu, gigi molar
menggiling makanan sebagai akhir dari proses digesti mekanis di rongga mulut.2,7,8
3.5 Kelainan dan pengobatan
1. Bruxism : menyebabkan TMJ linu dan atrisi pada gigi geligi sehingga
pengunyahan tidak sempurna. Pengobatannya: psikoterapi menghilangkan
trauma oklusi, menggunakan night guard/mouth guard/ bite splint.12
2. Overclosure : penutupan mandibula yang berlebihan. Pengobatannya:
splin oklusal selama tiga bulan untuk meningkatkan vertikal dimensi dan
memperbaiki posisi mandibular.13
3. Trismus : keterbatasan dari pergerakan rahang yang berhubungan dengan
TMJ dan otot mastikasi. Pengobatannya: dapat melakukan operasi struktur
sendi.13
4. Sendi temporomandibula (gangguan STM) merupakan suatu kumpulan
gejala yang melibatkan sendi rahang dan otot di daerah orofasial dan
menyebabkan pengaruh yang besar terhadap kualitas hidup suatu individu.
Pada dasarnya dicirikan dengan tanda dan gejala seperti nyeri atau
sensitifitas pada area otot pengunyahan atau sendi, bunyi abnormal ketika
pergerakan rahang, sakit kepala, dan nyeri leher, keterbatasan atau
ketidaksesuaian pergerakan mandibula, dan hubungan rahang yang tidak
sesuai. Bunyi sendi merupakan gejala yang paling sering terdapat pada
seseorang dengan adanya gangguan sendi temporomandibula. Bunyi yang
dihasilkan dapat bervariasi, mulai dari lemah yang hanya terasa oleh
10
penderita hingga bunyi yang keras sehingga dapat didengar orang lain.
Keluhan lain yang paling sering diungkapkan oleh pasien adalah rasa sakit
pada otot (mialgia) ketika melakukan aktivitas fungsional seperti
mengunyah, menelan, dan berbicara. Keluhan lain berupa keterbatasan
pergerakan mandibula juga umum terjadi. Penyebab terjadi gangguan
sendi temporomandibula sangat kompleks dan multifaktor yaitu meliputi
perubahan morfologi atau fungsi permukaan artikulasi sendi rahang dan
perubahan fungsi sistem neuromuscular.9,10
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mastikasi secara umum merupakan proses penghancuran makanan oleh
kompleksitas dari neuron muscular dengan bantuan rahang atas temporal,
mandibular, lidah dan otot-otot mastikasi, untuk diubah menjadi lebih sederhana
lagi dengan bantuan saliva dan menjadi bolus. Musculi utama yang menghasilkan
gerakan mengunyah ada 4 musculus masticator, yaitu musculus masseter,
temporalis, pterygoideus medialis, dan pterygoideus lateralis. m. masetter, m.
temporalis, dan m. pterygoideus medialis dibantu oleh m. digastricus berkerja sama
dalam fungsi mengangkat dan menarik mandibula ke atas (gerakan menutup
mandibula). Sedangkan m. pterygoideus lateralis berfungsi dalam menarik
mendibula ke arah bawah (gerakan membuka mandibula). Otot-otot pengunyah
dipersarafi oleh cabang motorik saraf kranial kelima (N. Trigeminus) dan proses
mengunyah dikontrol oleh nukleus dalam batang otak. Sendi yang berperan dalam
proses pengunyahan yaitu sendi temporomandibularis. Tulang-tulang yang
berperan dalam proses pengunyahan adalah os. mandibularis atau rahang bawah,
os. maxillaris (rahang atas), palatum/ os. palatinum dan os. temporal.
Proses mengunyah atau mastikasi adalah proses penggabungan gerak
antara dua rahang yang terpisah, terdapat tiga proses yang terjadi ketika mengunyah
yaitu membuka mandibula, menutup mandibula, dan berkontaknya gigi-geligi
terhadap antagonisnya. Pada proses mastikasi, saliva berperan sebagai penceraan
kimiawi pertama. Saliva mengandung 2 enzim pencernaan: lipase lingual, disekresi
oleh kelenjar pada lidah,dan α-amilase saliva, disekresi oleh kelenjar-kelenjar
saliva. Saliva juga mengandung mukus dan lisozim.
Terdapat berbagai jenis kelainan pada proses mastikasi yang membuat
proaes mastikasi tidak normal. Pertama, gangguan sendi temporomandibula
(gangguan STM) merupakan suatu kumpulan gejala yang melibatkan sendi rahang
dan otot di daerah orofasial dan menyebabkan pengaruh yang besar terhadap
kualitas hidup suatu individu. Terapi untuk gangguan STM ini antara lain,
12
Accupuncture/acupressure, TMJ Exercises (senam TMJ), Terapi dengan teknologi
(Laser, TENS, terapi sinar), Terapi medikasi intravena, intra muscular, intra
capsular, Pembuatan TMD Devices, Pembuatan protesa dental dan maksilofasial,
dan Bedah TMJ. Kedua, kehilangan gigi. Kehilangan gigi yang dibiarkan tanpa
segera disertai pembuatan protesa, dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola
oklusi. Terapi pada gangguan ini yaitu remodelling yaitu proses adaptasi biologis
dengan mengubah morfologi jaringan terkait.
13
DAFTAR PUSTAKA