Anda di halaman 1dari 16

SISTEM STOMATOGNATIK DAN

FISIOLOGI PENGUNYAHAN DAN


PENELANAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah DSP 3





Nabila Athaya
160110110131




FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
8 NOVEMBER 2012


Stomatognatik adalah pendekatan ilmu kedokteran gigi yang mempelajari
hubungan anatomi dan fungsi gigi, hubungan rahang, artikulasi temporomandibular,
hubungannya dengan kraniofasial, dan oklusi gigi-geligi (Salzmann). Sistem
stomatognatik terdiri atas beberapa komponen, di mana setiap komponen berperan
dalam menjalankan fungsi dengan cara yang berbeda-beda, namun membentuk
kesatuan dalam menjalankan fungsi utamanya. Organ yang terlibat di dalam sistem
stomatognatik adalah:
Gigi
Jaringan periodontal
Lidah
Tulang rahang
Otot pengunyahan
Sendi temporomandibular
Syaraf
Pembuluh darah
Sistem stomatognati mempunyai beberapa fungsi, di mana antara fungsi tersebut
berhubungan erat dan kadang-kadang dua atau lebih fungsi tersebut dijalankan secara
bersama-sama, yaitu sebagai berikut:
Mastikasi (pengunyahan)
Deglutasi (penelanan)
Bicara
Respirasi

A. Anatomi Stomatognati

1. Gigi

Struktur anatomi gigi terdiri atas mahkota dan akar, serta jaringan gigi di
dalamnya. Jaringan gigi dapat dibedakan menjadi jaringan keras (email, dentin,
sementum) dan jaringan lunak (pulpa).

Fungsi gigi secara umum adalah:
Melindungi cavitas oral
Mastikasi; mengunyah makanan dan penghancuran makanan
Membantu proses pembentukan suara (fonetik) dan bicara.
Estetik, membentuk profil wajah.

Dalam melaksanakan fungsi mastikasi, setiap
jenis gigi mempunyai fungsi-fungsi khusus yang
berbeda, sehingga pada manusia, setiap gigi
merupakan komponen yang penting dan tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Fungsi-fungsi tersebut
sebagai berikut:
a. Gigi incisivus: untuk memotong
makanan
b. Gigi caninus: untuk mengoyak makanan
c. Gigi premolar: untuk membantu
memotong dan mengunyah makanan
d. Gigi molar: untuk mengunyah dan
menghaluskan makanan.


2. Jaringan periodontal

Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi, di mana fungsinya dalam
sistem stomatognatik secara umum adalah untuk menahan dampak tekanan oklusal
(shock absorption). Jaringan periodontal terdiri atas empat komponen utama:

a. Gusi/gingiva.
Gusi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
Free gingiva/margin gusi
Attached gingiva/gusi cekat
Gingiva interdental
Gingiva sulcus

Berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh
lingkungan rongga mulut. Kemampuan tersebut dimiliki gingiva karena gingiva
mampu beradaptasi terhadap sejumlah besar stimulus, termasuk stimulus temperature,
konsistensi makanan, komposisi, asam, dan basa.
b. Ligamen periodontal
Adalah bagian yang berfungsi menghubungkan tulang alveolar dengan
sementum. Matriks substansinya berperan untuk menyerap beban yang mengenai
gigi, berperan dalam fungsi shock absorption.
c. Sementum
Adalah bagian gigi yang menghubungkan gigi dengan tulang alveolar, dan
memiliki salah satu fungsi untuk pemberi nutrisi pada gigi.
d. Tulang alveolar
Adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi.



3. Lidah
Lidah adalah organ yang tersusun atas otot skeletal, terletak pada dasar mulut
dan digunakan dalam fungsi mastikasi, deglutasi, dan bicara.
Struktur anatomi:
a. Struktur oral: merupakan bagian lidah yang dapat bergerak dan merupakan 2/3
bagian anterior lidah. Dilapisi oleh epitelium squamosal berkeratin.
b. Struktur pharyngeal: merupakan bagian yang tidak dapat bergerak, membentuk
1/3 posterior lidah, dilapisi oleh epithelium squamosal tanpa keratin.

a. Dorsal.
Sulcus terminalis adalah sebuah struktur berbentuk huruf V, membagi
permukaan dorsal menjadi bagian oral anterior (2/3 depan) dan radix linguae dorsal
(sepertiga posterior).

b. Ventral
Permukaan ventral terdiri atas lima struktur:
- Epithelium
- Lingual frenulum
- Papilla sublingual
- Plica fimbriata
- Deep lingual veins

c. Papila: terdiri atas papilla filiformis, fungiformis, valiata, sirkumvalata.

d. Otot lidah:
- Otot-otot intrinsic: terdiri atas otot-otot yang mampu bergerak, tidak melekat
pada tulang (m. longitudinal superior, m. longitudinalis inferior, m.
transversus linguae, m. verticalis linguae).
- Otot-otot ekstrinsik (m. hyoglossus, m. genioglossus, m. styloglossus, m.
palatoglossus).
Otot-otot lidah tersebut dipersarafi oleh nervus hyoglossus (N VII)


4. Tulang rahang

a. Maxilla
Struktur anatomi: memiliki 4 processus
- Processus zygomatic: penghubung maksila dengan nasal anterior dan
tulang lacimale posterior
- Processus frontal (nasofrontal): penghubung maksila dengan tulang
zygomatic
- Processus alveolaris: lengkung sebagai tempat melekatnya gigi-geligi
rahang atas.
- Processus palatine-maksila: membentuk palatum keras.
Fungsi: sebagai media penahan dalam mastikasi agar mastikasi dapat
bekerja dengan maksimal.


b. Mandibula
Mandibular adalah tulang terbesar dan terkuat pada wajah, merupakan satu-
satunya komponen craniofacial yang bersifat mobile karena adanya artikulasi yang
dihasilkan hubungan sendi temporomandibular. Mandibula dipersarafi oleh nervus
trigeminal cabang mandibular (N V.3)yang memiliki fungsi sensasi pada sepertiga
bawah wajah. Bagian-bagian mandibular:
- Tubuh mandibular (corpus)
- Ramus mandibular
- Symphisis
- Foramen mentalis (terletak di apex gigi P2)
- Processus mandibular, terdiri atas:
o Processus kondilaris (artikularis): sebagai engsel yang
memungkinkan perputaran, berfungsi menstabilkan tulang yang
bergerak tersebut.
o Processus koronoideus (muskularis): sebagai daerah perlekatan
otot yang menggerakkan mandibular, sehingga mandibular
dapat bergerak dalam bidang vertkal dan memberikan daya
pengunyahan.
o Processus alveolaris: lengkung sebagai tempat melekatnya gigi-
geligi pada rahang bawah.



Pergerakan mandibular terdiri atas:
- Depresio atau elevasio
- Protrusi atau retrusi
- Gerakan mengunyah lateral
Fungsi: sebagai media penerus gerakan dari temporomandibular joint, di mana
gerakan tersebut memberikan gaya bagi proses pengunyahan.

5. Otot pengunyahan
Struktur anatomi otot-otot pengunyahan:
- Otot masseter:
Saraf: nervus trigeminus divisi mandibulae (N V.3)
Fungsi: mengangkat mandibular untuk merapatkan gigi sewaktu
mengunyah
- Otot temporal
Saraf: nervus temporalis profundi (N. V3)
Fungsi: elevasi dan retrusi mandibula
- Otot pterygoid medial
Saraf: nervus trigeminus divisi mandibularis
Fungsi: untuk membantu mengangkat mandibular, elevasi mandibular,
dan menutup mulut.
- Otot pterygoid lateral
Saraf: divisi anterior dari N. trigeminus divisi mandibularis
Fungsi: untuk menuntun pergerakan posterior discus dan condylus
kembali ke posisi sentrik.


Fungsi otot pengunyahan:
- Untuk pergerakan dari rahang dan laring
- Protrusi mandibular
- Retrusi mandibular
- Penyimpangan lateral dari mandibular
- Depresi mandibular
- Pergerakan laryngeal

6. Sendi temporomandibular (TMJ)
Adalah sendi penghubung tulang mandibular dan temporal.
Pergerakannya adalah kombinasi gerakan gliding dan hinge yang terletak di
bagian squamosal dan tulang temporal.
Temporomandibular joint terdiri atas komponen berikut:
a. Penampang articular tulang temporal.
Bagian anterior tulang temporal berhubungan dengan articular
eminensia/tonjolan articular
Bagian intermediate dengan fossa glenoidal
Bagian posterior dengan selaput tymphani sampai tuberkulum
postglenoid.
b. Condylus mandibular. Berfungsi sebagai penghubung dari kapsul dan
lempeng articular. Bentuknya seperti bola, dan permukaan artikulasinya
terdiri dari jaringan ikat fibrosa avaskular.
c. Kapsula artikularis. Adalah membran yang tersusun atas jaringan ikat
fibrosa yang mengelilingi articular eminence, articular disc, dan condylus
mandibular. Lapisan ini menghasilkan cairan sinovial yang berfungsi
melumasi sendi.
d. Diskus artikularis/meniscus. Adalah bagian yang terdiri atas jaringan
fibrokartilago, yang membagi sendiri menjadi dua, yaitu komponen sendi
inferior (articular disc-mandibula, terlibat dalam gerakan rotasi) dan
superior (articular disc-tulang temporal, terlibat dalam gerak transisional).
e. Joint cavity (kavitas penghubung).

f. Ligamen-ligamen pendukung:
Ligamentum temporomandibular lateral. Merupakan ligament
yang paling tebal. Berfungsi membatasi gerakan mandibular ke arah
posterior, mencegah kondilus bergerak terlalu jauh ke arah inferior dan ke
arah posterior, serta menyediakan pertahanan untuk mencegah kesalahan
dalam pemenmpatan yang terlalu lateral.
Ligamentum stylomandibular. Berfungsi membatasi anterior
protrusi dari mandibular
Ligamen spenomandibular. Bagian ini terbentuk dari sisa
kartilago meckel,berperan sebagai sumbu pada mandibular ketika
membuka/menutup mulut




B. Fisiologi Stomatognati

1. Fisiologi pengunyahan
Pengunyahan adalah proses menghancurkan partikel makanan di dalam
mulut dibantu dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar ludah sehingga merubah
ukuran dan konsistensi makanan yang akhirnya membentuk bolus yang siap untuk
mengalami proses penelanan. Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi geligi
dangan bantuan otot-otot pengunyahan dan pergerakan kondilus mandibula melalui
artikulasi temporomandibular.
Proses mastikasi melibatkan dua komponen utama:
Aktif: komponen stomatognati yang berfungsi mengadakan pergerakan pada
mandibula, yaitu otot-otot pengunyahan. Otot-otot pengunyahan terdiri atas:
o Otot pembuka mulut: M. pterygoideus lateralis, M. digastricus, M.
infrahyoid. Pada saat bersamaan m.temporalis, m.masseter dan
m.pterygoideus medialis dalam keadaan relaksasi
o Otot penutup mulut: M. temporalis, M. masseter, M. Pterygoideus
medialis. Ketika mandibular mulai menutup, m.temporalis dan m.masseter
berkontraksi membantu gigi geligi saling berkontak pada oklusi normal
o Otot-otot tambahan: otot lidah, m. mylohyoideus, m.geniohyoideus,
m.stylohyoideus, m.infrahyodeus, m.buccinator dan labium oris
Lidah berfungsi mendorong makanan yang sudah dikunyah ke
palatum untuk selanjutnya ditelan, menumbuk makanan,
membawa dan mempertahankan makanan diantara permukaan
oklusi gigi-geligi,
Palatum berfungsi bersama lidah untuk menumbuk makanan.
Vestibulum labialis dan buccalis berfungsi untuk menampung
makanan dalam mulut.
Bibir berfungsi sebagai alat sensoris dan mekanis.

Pasif: komponen stomatognati yang tidak bergerak secara aktif tanpa aktivitas
otot, terdiri atas:
o Mandibula
o Temporomandibular joint
o Gigi geligi

Fungsi dilakukannya proses mastikasi adalah:
Mengubah makanan padat menjadi bolus sehingga membantu proses
pemecahan makanan.
Memecah selulosa, karena adanya enzim pada saliva.
Mencegah ekskoriasi dinding saluran pencernaan.

Mengunyah terdiri dari beberapa tahap (masing-masing tahap berlangsung
mulai 0.5 sampai 1.2 detik), yaitu:
Tahap membuka mandibular
Tahap menutup mandibular
Tahap berkontaknya gigi antagonis satu sama lain atau kontak gigi dengan
bolus makanan

Beberapa gerakan mandibula yang berfungsi dalam pengunyahan adalah:
1. Gerak protrusi
Bagian inferior pterigoideus lateral berkontraksi, diikuti sedikit
kontraksi otot masseter dan pterigoideus medial. Otot pterigoid lateral
menarik ondilus mandibular dan diskus articular ke anterior.
Otot temporalis tidak berkontraksi
Otot-otot penutup dan pembuka rahang berfungsi menjaga kestabilan
posisi mandibular terhadap maksila
2. Gerak retrusi
Otot temporalis bagian tengah, otot pembuka rahang, dan otot penutup
rahang berkontraksi dan menimbulkan kombinasi.
Otot suprahyoid yang berfungsi membuka rahang dinetralisir oleh
aktivitas otot penutup rahang.
3. Gerak pembukaan rahang
Otot mylohyoid, otot digastricus, dan bagian inferior otot pterigoid
lateralis berkontraksi.
Gerakan ini berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut.
4. Gerak lateral
Otot pterigoid lateral dan otot penutup rahang menimbulkan gerak
kombinasi.
Bagian tengah otot temporalis menjaga gerakan temporomandibular
joint agar kondilus tidak maju ke anterior.

2. Fisiologi penelanan
Peristiwa menelan adalah peristiwa yang terjadi setelah proses pengunyahan
selesai didalam mulut, dimulai ketika kemudian mulut tertutup, lidah bagian ventral
bergerak ke palatum sehingga bolus (makanan yang telah halus sebagai hasil dari
proses pengunyahan) terdorong ke arah isthmus faucium menuju faring untuk
selanjutnya diteruskan ke esophagus. Faring adalah organ yang berfungsi sebagai food
passage dalam proses pencernaan, juga sebagai air passage sewaktu bernapas.

Proses penelanan terjadi atas:
Volunter: penelanan yang berlangsung di rongga mulut, berlangsung secara
sadar yaitu ketika seseorang mendorong bolus yang telah terbentuk ke
palatum, hingga masuk ke faring. Fase ini berakhir ketika bolus menyentuh
entrance pharynx dan nervus glossopharyngeal terstimulasi untuk merangsang
pusat penelanan di medulla. Medulla selanjutnya mengirimkan sinyal ke otot
faring dan esophagus untuk meneruskan proses penelanan involunter.
Aktivitas penelanan volunteer dijalankan oleh otot-otot kavum oris proprium.
Otot-otot tersebut adalah:
o Otot-otot lidah (intrinsik dan ekstrinsik)
o Otot palatum lunak (m. tensor dan m. levator veli palatini untuk
mengangkat faring, serta m. palatoglossus yang menyebabkan
terangkatnya uvula).

Involunter, terjadi secara tidak sadar dan berlangsung di faring dan
esophagus.. Terdiri atas tiga fase:
1. Fase oral: dasar lidah berkontraksi hingga menekan bolus ke orofaring,
bersamaan dengan kontraksi otot-otot di belakang mulut sehingga
menyempitkan pembukaan di belakang bolus. Kontraksi yang
berurutan itulah yang menyebabkan gelombang otot yang disebut
peristaltis, yang akan mendorong bolus ke laring, lalu esophagus.

2. Fase faringeal, terjadi peristiwa berikut:
Palatum lunak terangkat ke atas
Plica palatofaringeal kiri dan kanan bergerak ke medial
Pita suara kiri dan kanan saling mendekat hingga menutup
(menyebabkan seseorang tidak bisa bicara pada fase ini), dan
epiglottis menutupi laring.
Laring terangkat ke atas dan ke depan membentuk gerak
peristaltik, kurang lebih 1-2 detik.

Otot-otot yang berperan adalah otot faring dan laring:
o Otot faring: M. stylofaringeus dan m. palatofaringeus,
berkontraksi sehingga menarik faring ke arah cranial, sehingga
makanan terdorong masuk ke arah laringofaring
o Otot laring: m. aritenoideus obliqus, m. transversus, dan m.
krikoariteniodeus lateral berkontraksi sehingga menyebabkan
penyempitan aditus laringis. Kedua kartilago aritenoidea pada
saat ini berkontraksi, kemudian tertarik dan saling mendekati
sampai bertemu dengan epiglotis, rima glotidis tertutup
sehingga makanan tidak masuk ke dalam laring tetapi berada
dalam laringofaring

3. Fase esophageal: timbul gerakan peristaltik yang ditimbulkan oleh
esophagus yang akan mendorong makanan masuk ke lambung,
berlangsung selama 5-10 detik.
Gerak peristaltic esophagus terdiri atas dua tipe, yaitu: peristaltik
primer dan peristaltik sekunder. Gerak peristaltic primer merupakan
gelombang peristaltik yang mendorong makanan di faring menuju
esophagus selama tahap faringeal. Jika gelombang peristaltic primer
gagal mendorong semua makanan yang ada di esophagus ke lambung,
maka gelombang peristaltic sekunder yang dihasilkan dari peregangan
esophagus oleh makanan yang tertahan akan mendorong sisa makanan
ke lambung

Anda mungkin juga menyukai