FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 8 NOVEMBER 2012
Stomatognatik adalah pendekatan ilmu kedokteran gigi yang mempelajari hubungan anatomi dan fungsi gigi, hubungan rahang, artikulasi temporomandibular, hubungannya dengan kraniofasial, dan oklusi gigi-geligi (Salzmann). Sistem stomatognatik terdiri atas beberapa komponen, di mana setiap komponen berperan dalam menjalankan fungsi dengan cara yang berbeda-beda, namun membentuk kesatuan dalam menjalankan fungsi utamanya. Organ yang terlibat di dalam sistem stomatognatik adalah: Gigi Jaringan periodontal Lidah Tulang rahang Otot pengunyahan Sendi temporomandibular Syaraf Pembuluh darah Sistem stomatognati mempunyai beberapa fungsi, di mana antara fungsi tersebut berhubungan erat dan kadang-kadang dua atau lebih fungsi tersebut dijalankan secara bersama-sama, yaitu sebagai berikut: Mastikasi (pengunyahan) Deglutasi (penelanan) Bicara Respirasi
A. Anatomi Stomatognati
1. Gigi
Struktur anatomi gigi terdiri atas mahkota dan akar, serta jaringan gigi di dalamnya. Jaringan gigi dapat dibedakan menjadi jaringan keras (email, dentin, sementum) dan jaringan lunak (pulpa).
Fungsi gigi secara umum adalah: Melindungi cavitas oral Mastikasi; mengunyah makanan dan penghancuran makanan Membantu proses pembentukan suara (fonetik) dan bicara. Estetik, membentuk profil wajah.
Dalam melaksanakan fungsi mastikasi, setiap jenis gigi mempunyai fungsi-fungsi khusus yang berbeda, sehingga pada manusia, setiap gigi merupakan komponen yang penting dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut: a. Gigi incisivus: untuk memotong makanan b. Gigi caninus: untuk mengoyak makanan c. Gigi premolar: untuk membantu memotong dan mengunyah makanan d. Gigi molar: untuk mengunyah dan menghaluskan makanan.
2. Jaringan periodontal
Jaringan periodontal adalah jaringan pendukung gigi, di mana fungsinya dalam sistem stomatognatik secara umum adalah untuk menahan dampak tekanan oklusal (shock absorption). Jaringan periodontal terdiri atas empat komponen utama:
a. Gusi/gingiva. Gusi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: Free gingiva/margin gusi Attached gingiva/gusi cekat Gingiva interdental Gingiva sulcus
Berfungsi melindungi jaringan di bawah perlekatan gigi terhadap pengaruh lingkungan rongga mulut. Kemampuan tersebut dimiliki gingiva karena gingiva mampu beradaptasi terhadap sejumlah besar stimulus, termasuk stimulus temperature, konsistensi makanan, komposisi, asam, dan basa. b. Ligamen periodontal Adalah bagian yang berfungsi menghubungkan tulang alveolar dengan sementum. Matriks substansinya berperan untuk menyerap beban yang mengenai gigi, berperan dalam fungsi shock absorption. c. Sementum Adalah bagian gigi yang menghubungkan gigi dengan tulang alveolar, dan memiliki salah satu fungsi untuk pemberi nutrisi pada gigi. d. Tulang alveolar Adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi geligi.
3. Lidah Lidah adalah organ yang tersusun atas otot skeletal, terletak pada dasar mulut dan digunakan dalam fungsi mastikasi, deglutasi, dan bicara. Struktur anatomi: a. Struktur oral: merupakan bagian lidah yang dapat bergerak dan merupakan 2/3 bagian anterior lidah. Dilapisi oleh epitelium squamosal berkeratin. b. Struktur pharyngeal: merupakan bagian yang tidak dapat bergerak, membentuk 1/3 posterior lidah, dilapisi oleh epithelium squamosal tanpa keratin.
a. Dorsal. Sulcus terminalis adalah sebuah struktur berbentuk huruf V, membagi permukaan dorsal menjadi bagian oral anterior (2/3 depan) dan radix linguae dorsal (sepertiga posterior).
b. Ventral Permukaan ventral terdiri atas lima struktur: - Epithelium - Lingual frenulum - Papilla sublingual - Plica fimbriata - Deep lingual veins
c. Papila: terdiri atas papilla filiformis, fungiformis, valiata, sirkumvalata.
d. Otot lidah: - Otot-otot intrinsic: terdiri atas otot-otot yang mampu bergerak, tidak melekat pada tulang (m. longitudinal superior, m. longitudinalis inferior, m. transversus linguae, m. verticalis linguae). - Otot-otot ekstrinsik (m. hyoglossus, m. genioglossus, m. styloglossus, m. palatoglossus). Otot-otot lidah tersebut dipersarafi oleh nervus hyoglossus (N VII)
4. Tulang rahang
a. Maxilla Struktur anatomi: memiliki 4 processus - Processus zygomatic: penghubung maksila dengan nasal anterior dan tulang lacimale posterior - Processus frontal (nasofrontal): penghubung maksila dengan tulang zygomatic - Processus alveolaris: lengkung sebagai tempat melekatnya gigi-geligi rahang atas. - Processus palatine-maksila: membentuk palatum keras. Fungsi: sebagai media penahan dalam mastikasi agar mastikasi dapat bekerja dengan maksimal.
b. Mandibula Mandibular adalah tulang terbesar dan terkuat pada wajah, merupakan satu- satunya komponen craniofacial yang bersifat mobile karena adanya artikulasi yang dihasilkan hubungan sendi temporomandibular. Mandibula dipersarafi oleh nervus trigeminal cabang mandibular (N V.3)yang memiliki fungsi sensasi pada sepertiga bawah wajah. Bagian-bagian mandibular: - Tubuh mandibular (corpus) - Ramus mandibular - Symphisis - Foramen mentalis (terletak di apex gigi P2) - Processus mandibular, terdiri atas: o Processus kondilaris (artikularis): sebagai engsel yang memungkinkan perputaran, berfungsi menstabilkan tulang yang bergerak tersebut. o Processus koronoideus (muskularis): sebagai daerah perlekatan otot yang menggerakkan mandibular, sehingga mandibular dapat bergerak dalam bidang vertkal dan memberikan daya pengunyahan. o Processus alveolaris: lengkung sebagai tempat melekatnya gigi- geligi pada rahang bawah.
Pergerakan mandibular terdiri atas: - Depresio atau elevasio - Protrusi atau retrusi - Gerakan mengunyah lateral Fungsi: sebagai media penerus gerakan dari temporomandibular joint, di mana gerakan tersebut memberikan gaya bagi proses pengunyahan.
5. Otot pengunyahan Struktur anatomi otot-otot pengunyahan: - Otot masseter: Saraf: nervus trigeminus divisi mandibulae (N V.3) Fungsi: mengangkat mandibular untuk merapatkan gigi sewaktu mengunyah - Otot temporal Saraf: nervus temporalis profundi (N. V3) Fungsi: elevasi dan retrusi mandibula - Otot pterygoid medial Saraf: nervus trigeminus divisi mandibularis Fungsi: untuk membantu mengangkat mandibular, elevasi mandibular, dan menutup mulut. - Otot pterygoid lateral Saraf: divisi anterior dari N. trigeminus divisi mandibularis Fungsi: untuk menuntun pergerakan posterior discus dan condylus kembali ke posisi sentrik.
Fungsi otot pengunyahan: - Untuk pergerakan dari rahang dan laring - Protrusi mandibular - Retrusi mandibular - Penyimpangan lateral dari mandibular - Depresi mandibular - Pergerakan laryngeal
6. Sendi temporomandibular (TMJ) Adalah sendi penghubung tulang mandibular dan temporal. Pergerakannya adalah kombinasi gerakan gliding dan hinge yang terletak di bagian squamosal dan tulang temporal. Temporomandibular joint terdiri atas komponen berikut: a. Penampang articular tulang temporal. Bagian anterior tulang temporal berhubungan dengan articular eminensia/tonjolan articular Bagian intermediate dengan fossa glenoidal Bagian posterior dengan selaput tymphani sampai tuberkulum postglenoid. b. Condylus mandibular. Berfungsi sebagai penghubung dari kapsul dan lempeng articular. Bentuknya seperti bola, dan permukaan artikulasinya terdiri dari jaringan ikat fibrosa avaskular. c. Kapsula artikularis. Adalah membran yang tersusun atas jaringan ikat fibrosa yang mengelilingi articular eminence, articular disc, dan condylus mandibular. Lapisan ini menghasilkan cairan sinovial yang berfungsi melumasi sendi. d. Diskus artikularis/meniscus. Adalah bagian yang terdiri atas jaringan fibrokartilago, yang membagi sendiri menjadi dua, yaitu komponen sendi inferior (articular disc-mandibula, terlibat dalam gerakan rotasi) dan superior (articular disc-tulang temporal, terlibat dalam gerak transisional). e. Joint cavity (kavitas penghubung).
f. Ligamen-ligamen pendukung: Ligamentum temporomandibular lateral. Merupakan ligament yang paling tebal. Berfungsi membatasi gerakan mandibular ke arah posterior, mencegah kondilus bergerak terlalu jauh ke arah inferior dan ke arah posterior, serta menyediakan pertahanan untuk mencegah kesalahan dalam pemenmpatan yang terlalu lateral. Ligamentum stylomandibular. Berfungsi membatasi anterior protrusi dari mandibular Ligamen spenomandibular. Bagian ini terbentuk dari sisa kartilago meckel,berperan sebagai sumbu pada mandibular ketika membuka/menutup mulut
B. Fisiologi Stomatognati
1. Fisiologi pengunyahan Pengunyahan adalah proses menghancurkan partikel makanan di dalam mulut dibantu dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar ludah sehingga merubah ukuran dan konsistensi makanan yang akhirnya membentuk bolus yang siap untuk mengalami proses penelanan. Penghancuran makanan dilakukan oleh gigi geligi dangan bantuan otot-otot pengunyahan dan pergerakan kondilus mandibula melalui artikulasi temporomandibular. Proses mastikasi melibatkan dua komponen utama: Aktif: komponen stomatognati yang berfungsi mengadakan pergerakan pada mandibula, yaitu otot-otot pengunyahan. Otot-otot pengunyahan terdiri atas: o Otot pembuka mulut: M. pterygoideus lateralis, M. digastricus, M. infrahyoid. Pada saat bersamaan m.temporalis, m.masseter dan m.pterygoideus medialis dalam keadaan relaksasi o Otot penutup mulut: M. temporalis, M. masseter, M. Pterygoideus medialis. Ketika mandibular mulai menutup, m.temporalis dan m.masseter berkontraksi membantu gigi geligi saling berkontak pada oklusi normal o Otot-otot tambahan: otot lidah, m. mylohyoideus, m.geniohyoideus, m.stylohyoideus, m.infrahyodeus, m.buccinator dan labium oris Lidah berfungsi mendorong makanan yang sudah dikunyah ke palatum untuk selanjutnya ditelan, menumbuk makanan, membawa dan mempertahankan makanan diantara permukaan oklusi gigi-geligi, Palatum berfungsi bersama lidah untuk menumbuk makanan. Vestibulum labialis dan buccalis berfungsi untuk menampung makanan dalam mulut. Bibir berfungsi sebagai alat sensoris dan mekanis.
Pasif: komponen stomatognati yang tidak bergerak secara aktif tanpa aktivitas otot, terdiri atas: o Mandibula o Temporomandibular joint o Gigi geligi
Fungsi dilakukannya proses mastikasi adalah: Mengubah makanan padat menjadi bolus sehingga membantu proses pemecahan makanan. Memecah selulosa, karena adanya enzim pada saliva. Mencegah ekskoriasi dinding saluran pencernaan.
Mengunyah terdiri dari beberapa tahap (masing-masing tahap berlangsung mulai 0.5 sampai 1.2 detik), yaitu: Tahap membuka mandibular Tahap menutup mandibular Tahap berkontaknya gigi antagonis satu sama lain atau kontak gigi dengan bolus makanan
Beberapa gerakan mandibula yang berfungsi dalam pengunyahan adalah: 1. Gerak protrusi Bagian inferior pterigoideus lateral berkontraksi, diikuti sedikit kontraksi otot masseter dan pterigoideus medial. Otot pterigoid lateral menarik ondilus mandibular dan diskus articular ke anterior. Otot temporalis tidak berkontraksi Otot-otot penutup dan pembuka rahang berfungsi menjaga kestabilan posisi mandibular terhadap maksila 2. Gerak retrusi Otot temporalis bagian tengah, otot pembuka rahang, dan otot penutup rahang berkontraksi dan menimbulkan kombinasi. Otot suprahyoid yang berfungsi membuka rahang dinetralisir oleh aktivitas otot penutup rahang. 3. Gerak pembukaan rahang Otot mylohyoid, otot digastricus, dan bagian inferior otot pterigoid lateralis berkontraksi. Gerakan ini berfungsi untuk memasukkan makanan ke dalam mulut. 4. Gerak lateral Otot pterigoid lateral dan otot penutup rahang menimbulkan gerak kombinasi. Bagian tengah otot temporalis menjaga gerakan temporomandibular joint agar kondilus tidak maju ke anterior.
2. Fisiologi penelanan Peristiwa menelan adalah peristiwa yang terjadi setelah proses pengunyahan selesai didalam mulut, dimulai ketika kemudian mulut tertutup, lidah bagian ventral bergerak ke palatum sehingga bolus (makanan yang telah halus sebagai hasil dari proses pengunyahan) terdorong ke arah isthmus faucium menuju faring untuk selanjutnya diteruskan ke esophagus. Faring adalah organ yang berfungsi sebagai food passage dalam proses pencernaan, juga sebagai air passage sewaktu bernapas.
Proses penelanan terjadi atas: Volunter: penelanan yang berlangsung di rongga mulut, berlangsung secara sadar yaitu ketika seseorang mendorong bolus yang telah terbentuk ke palatum, hingga masuk ke faring. Fase ini berakhir ketika bolus menyentuh entrance pharynx dan nervus glossopharyngeal terstimulasi untuk merangsang pusat penelanan di medulla. Medulla selanjutnya mengirimkan sinyal ke otot faring dan esophagus untuk meneruskan proses penelanan involunter. Aktivitas penelanan volunteer dijalankan oleh otot-otot kavum oris proprium. Otot-otot tersebut adalah: o Otot-otot lidah (intrinsik dan ekstrinsik) o Otot palatum lunak (m. tensor dan m. levator veli palatini untuk mengangkat faring, serta m. palatoglossus yang menyebabkan terangkatnya uvula).
Involunter, terjadi secara tidak sadar dan berlangsung di faring dan esophagus.. Terdiri atas tiga fase: 1. Fase oral: dasar lidah berkontraksi hingga menekan bolus ke orofaring, bersamaan dengan kontraksi otot-otot di belakang mulut sehingga menyempitkan pembukaan di belakang bolus. Kontraksi yang berurutan itulah yang menyebabkan gelombang otot yang disebut peristaltis, yang akan mendorong bolus ke laring, lalu esophagus.
2. Fase faringeal, terjadi peristiwa berikut: Palatum lunak terangkat ke atas Plica palatofaringeal kiri dan kanan bergerak ke medial Pita suara kiri dan kanan saling mendekat hingga menutup (menyebabkan seseorang tidak bisa bicara pada fase ini), dan epiglottis menutupi laring. Laring terangkat ke atas dan ke depan membentuk gerak peristaltik, kurang lebih 1-2 detik.
Otot-otot yang berperan adalah otot faring dan laring: o Otot faring: M. stylofaringeus dan m. palatofaringeus, berkontraksi sehingga menarik faring ke arah cranial, sehingga makanan terdorong masuk ke arah laringofaring o Otot laring: m. aritenoideus obliqus, m. transversus, dan m. krikoariteniodeus lateral berkontraksi sehingga menyebabkan penyempitan aditus laringis. Kedua kartilago aritenoidea pada saat ini berkontraksi, kemudian tertarik dan saling mendekati sampai bertemu dengan epiglotis, rima glotidis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke dalam laring tetapi berada dalam laringofaring
3. Fase esophageal: timbul gerakan peristaltik yang ditimbulkan oleh esophagus yang akan mendorong makanan masuk ke lambung, berlangsung selama 5-10 detik. Gerak peristaltic esophagus terdiri atas dua tipe, yaitu: peristaltik primer dan peristaltik sekunder. Gerak peristaltic primer merupakan gelombang peristaltik yang mendorong makanan di faring menuju esophagus selama tahap faringeal. Jika gelombang peristaltic primer gagal mendorong semua makanan yang ada di esophagus ke lambung, maka gelombang peristaltic sekunder yang dihasilkan dari peregangan esophagus oleh makanan yang tertahan akan mendorong sisa makanan ke lambung