mulut.
Pemeriksaan Ekstra Oral Palpasi (clicking/krepitasi) : dari belakang pasien palpasi
daerah sendi & ototnya pasien buka tutup mulut
1. Wajah : dilihat dari arah depan pasien (titik temporal, sudut perlahan kanan/kiri ada sakit/tidak
bizygomatik terluas, angulus mandibular/outline form terluas
wajah Pemeriksaan Intra Oral
Square : outline wajah parallel terhadap garis vertical
8. OHI OHIS
Square tapering : outline wajah bagian bawah mengecil ke
Diperiksa 6 permukaan gigi
dalam
Bukal : 16,26
Tapering : garis diagonal dari dahi ke angulus mandibular
Labial 11,31
Ovoid : outline secara keseluruhan membulat
Lingual 36,46
2. Profil : dilihat dari lateral dengan 3 titik referensi (dagu/glabela,
9. Ukuran lengkung cek dengan sendok cetak
dasar hidung/subnasion, bawah dagu/pogonion)
Kecil : sendok cetak no.1-2 retensi stabilisasi sulit
3. Bibir : ditentukan dengan 2 penggaris diletakan pada midline
dan horizontal lihat simetri/tidak Sedang : sendok cetak no 3-4 retensi stabilisasi baik
4. Tonus otot : bibir atas dan bawah ditarik (palpasi) dan dilihat Besar : sendok cetak no. 5-6 retensi stabilisasi sangat
tonus ototnya baik
Hipertonus : jika tarikan otot kuat 10. Bentuk lengkung : ovoid, lancip, persegi
11. Bentuk residual ridge :
Hipotonus : jika otot lemas
5. Pembukaan mulut : lihat dengan jangka sorong/kaliper Persegi : ada sudut retensi baik
pasien buka mulut maksimal ukur jarak insisial RA ke RB Bulbous : bohlam/ada undercut
6. Kelenjar : operator berdiri di belakang pasien palpasi Ovoid : bulat stabilisasi baik
bimanual (submental, submandibular, servikal) pasien Lancip : seperti knife edge retensi krg baik, perlu relief
tunduk sedikit dilihat apakah terdapat pembesaran / nyeri retentif
tekan di kanan/kiri 12. Jarak antar residual ridge (RA + RB)
7. TMJ : Kelas 1 : cukup
Inspeksi (deviasi/defleksi) : pemeriksaan dari depan pasien Kelas 2 : kelebihan (karena resorbsi)
pasien buka mulut perlahan penyimpangan ke Kelas 3 : kurang
kanan/kiri hitung besarnya . Deviasi diukur dengan 2
13. Hubungan horizontal RA & RB dilihat hub molar & kaninus Kelas 3 (75) : disertai kecilnya maksila. Terdapat jaringan
(normal, prognatik, retrognatik) yang relative tidak dapat digerakkan 3-5 mm di anterior
14. Tuber maksila (penonjolan tulang maksila di bagian distal gigi dari garis yang digambarkan melewati tepi distal
molar): terletak di posterior gigi M2 Maksila (M3 ada TM tidak tuberositas
ada) Klasifikasi Mallampati
15. Torus Palatinus : tonjolan tulang pada garis tengah palatum Kelas 1 : terlihat pal lunak, uvula, fauces, pilar tonsilar
Besar GT tidak stabil Kelas 2 : terlihat pal lunak, uvula, fauces
Kecil di relief Kelas 3 : terlihat pal lunak, dan dasar uvula
16. Torus Mandibula penonjolan tulang yang tidak beraturan Kelas 4 : terlihat pal keras
pada mylohyoid line terlalu besar undercut bedah 20. Pergerakan palatum
17. Bentuk palatum (retensi,stabilisasi) : dilihat dari kecekungan Aktif : sangat bergetar
palatum Normal : sedikit bergetar
Datar tidak menguntungkan Pasif : tidak bergetar
U-shape menguntungkan 21. Frenulum labialis/bukalis/lingualis : pemeriksaan dengan
V-shape tidak menguntungkan tangan/2 kaca mulut
18. Ukuran Palatum (menggunakan kaca mulut no.4) Tinggi : perlekatan mendekati kea rah insisial/oklusal;batas
Rendah masuk < ½ mukosa bergerak hingga ke residual ridge
Sedang masuk ½ Sedang : perlekatan kira-kira di tengah antara insisal dan
Tinggi masuk > ½ fornix ; pada attached gingival
19. Palatum lunak inspeksi Rendah : perlekatan mendekati kea rah fornix ;
Klasifikasi House mendekati/melewati fornix/vestibulum
Kelas 1 (hampir horizontal): besar & berbentuk normal. 22. Perlekatan otot mukosa bibir ditarik
Terdapat jaringan yang relative tidak dapat digerakkan, 5- Tinggi : batas mukosa bergerak hingga ke residual ridge
12 mm di sebelah distal garis yang digambarkan melewati Sedang : jika frenulum digerakkan, otot di sekitar frenulum
tepi distal tuberositas bergerak hingga pertengahan antara frenulum & gigi
Kelas 2 (45) : sedang& berbentuk normal. Terdapat Rendah : batas mukosa bergerak hingga ke forniks
jaringan yang relative tidak dapat digerakkan, 3-5 mm di 23. Resistensi jaringan : ditekan dengan burnisher / ujung batang
sebelah distal garis yang digambarkan melewati tepi distal instrument (kemampuan suatu jaringan dalam menahan beban
tuberositas yang diterima)
Pemeriksaan dengan burnisher O diperiksa setiap Harusnya dengan spitting tes (saliva dikumpulkan 1 menit
daerah edentulous/jaringan lain ditekan pada jaringan normalnya 1-2 ml/menit)
Besar : tidak mudah pucat Cara lain pasien diminta membuka mulut 1 menit dan
Sedang : agak ditekan baru pucat jangan menelan ludah
Kecil : sangat mudah pusat i. Sedikit : basah hingga perbatasan bibir
24. Retromylohyoid (perlekatan otot di daerah antara M2 & M3) : ii. Normal : basah hingga menetes ke dagu
Rongga yang berada di daerah lingual belakang dan di iii. Banyak : basah hingga menganai baju, slubber, bawah
bawah dagu
Memasukkan kaca mulut no 4 29. Refleks muntah : masukan kaca mulut
i. Dangkal (< ½) Besar : saat instrument dimasukkan pasien sudah merasa
ii. Sedang (1/2) ingin muntah
iii. Besar (>1/2) Sedang : pasien baru ingin muntah ketika instrument
25. Ukuran lidah berada di dalam mulut/dekat palatum
Besar : menutupi ½ oklusal gigi dan terdapat teraan gigi Kecil : tidak ada reflex sama sekali ketika instrument
Sedang : ukuran lidah sangat pas tanpa teraan disentuhkan ke pal.molle
Kecil : ukuran lidah < lengkung gigi
26. Pergerakan lidah
Aktif : lidah mengikuti instrument
Normal : lidah berada di tempatnya namun terapat sedikit
pergerakan
Pasif : lidah tetap di tempatnya tanpa pergerakan
27. Konsistensi saliva dengan kaca mulut, pasien mengumpulkan
ludah selama 1 menit di bawah lidah.
Kental : terangkat dan tidak mudah terputus
Sedang : terangkat namun pada ketinggian tertentu
terputus
Encer : saat ditarik tidak terangkat
28. Volume saliva :
TAHAP PEMBUATAN GTSL a. Oklusi sentrik, cek apakah oklusal rim sudah
berkntak dengan gigi antagonis, suda keluarkan
1. Pencetakan awal RA+RB panaskan lekron cacah oklusal rim
2. Pembuatan model diagnostik RA+RB masukan kembali -> pasien diinstruksikan menggigit
3. Surveying dalam oklusi sentrik.
4. Disain GTSL 13. Pemilihan warna gigi artifisial
5. Mouth preparation 14. Pemendaman model pada okludator
6. Pencetakan akhir RA+RB 15. Pemilihan bentuk dan gigi artifisial
7. Pembuatan model kerja RA+RB a. Panjang gigi (oklusoservikal)
8. Surveying sesuai tilting model diagnostik & block out b. Lebar gigi (mesiodistal & bukolingual)
9. Pembuatan cangkolan c. Lebar oklusal gigi (mesiodistal & bukolingual)
10. Pembuatan landasan dan oklusal rim d. Bentuk oklusal gigi
a. Diletakkan tepat diatas residual ridge e. Jenis bahan gigi artifisial
b. Letak : berada pada daerah edentulous kontak 16. Penyusunan gigi
c. proksimal dengan gigi yang masih ada a. Hubungan cusp to fossa terhadap gigi antagonis
d. Tinggi, Lebar (buko-lingual) : tidak melebihi perm b. Kontak bilateral simultan pada gigi posterior dengan
oklusal gigi yang masih ada gigi antagonis saat oklusi sentrik
e. Lengkung : tidak melebihi lengkung gigi yang masih ada c. Oklusi disusun mengikuti oklusi harmonis pada gigi
( patokan:cusp tertinggi gigi penyangga) yang masih ada
11. Try in 1 (uji coba landasan dan oklusal rim) 17. Konturing gingiva dan landasan
a. Adaptasi landasan over/underextended terhadap a. Permukaan GT harus haus tidak ada retensi
mukosa tidak bergerak makanan
b. Oklusal rim sudah berkontak dengan gigi b. Permukaan poles meniru bentuk anatomis jarigan
antagonis/belum mukosa mengembalikan dukungan pipi & bibir
c. Retensi : tekanan ringan landasan didorong sesuai c. Ketebalan 2 mm , membulat pada tepi kekuatan
arah pemasangan tidak boleh lepas dan kenyamanan pasien
d. Stabilisasi tarik pipi pasien, lihat perluasan lateral 18. Try in ke 2
, ketika ditekan anteroposterior tidak boleh a. Adaptasi landasan dan cangkolan
terangkat. b. Evaluasi estetik : gigi artifisial di cek support pada pipi
12. Penentuan gigitan dengan memperhatikan hub rahang & bibir, warna gigi, konturing , penempatan cangkolan.
c. Evaluasi fonetik(s) jika mendesis jarak interoklusal 5. Menentukan arah pemasangan yang paling cocok/pas
terlalu tinggi sehingga memungkinkan penempatan retainer + g
d. Oklusi gigi artifisial dengan gigi antagonisnya. artifisial pada posisi paling estetik
19. Pemendaman model pada kuvet 6. Merencanakan mouth preparation yang akurat
20. Boiling out a. Preparasi permukaan proksimal untuk guiding plane
21. Packing, processing, deflasking b. Mengurangi kontur gigi yang berlebihan
22. Finishing & polishing c. Penentuan lokasi untuk lengan retentive dan
resiprokal
SURVEYING 7. Menggambarkan tinggi kontur terbesar pada gigi
penyangga dan menentukan daerah undercut yang tidak
TUJUAN SURVEYING
diinginkan dan harus dihindari/block out, meliputi :
1. Menentukan arah pemasangan yang paling mudah dan
a. Daerah gigi yang akan berkontak dengan konektor
menguntungkan untuk gigi penyangga dan jaringan lunak
yang rgid
lainnya
b. Lokasi lengan resiprokal yang non retentive
a. Arah pemasangan : arah dimana suatu restorasi
c. Lengan stabilisasi
bergerak dari kontak awal bagian yang kaku dari gigi
d. Lokasi ujung lengan retentive cangkolan
tiruan ke gigi penyangga sampai occlusal rest berada
8. Mencatat/merecord posisi model terhadap arah
pada dudukannya (rest seat) dan landasan gigi tiruan
pemasangan dengan menentukan tiga titik/tiga garis
berkontak dengan jaringan mukosa
parallel pada model
b. Arah pelepasan : kebalikan dari arah pemasangan
9. Menentukan posisi yang memudahkan distribusi beban
c. Guiding plane sejajar pasien dapat memasang dan
mastikasi melalui komponen gtsl ke sumbu panjang gigi
melepas gigi tiruan dengan mudah (1 arah)
dan jar pendukung pada residual ridge
2. Mengidentifikasi permukaan proksimal gigi yang perlu
dibuat parallel sebagai guiding plane DISAIN GTSL
3. Menentukan lokasi dan mengukur daerah undercut
menempatkan lengan retentive cangkolan TAHAP
4. Menentukan apakah gigi dan jaringan lainnya yang 1. Menentukan kelas edentulous
menghalangi arah pemasangan / pelepasan perlu 2. Menentukan jenis dan jumlah dukungan gigi tiruan
dilakukan tindakan bedah / cari arah pemasangan lain berdasarkan data diagnostic
GT dukungan gigi : lokasi paling ideal occlusal rest yang lain. Dimana pada garis fulcrum gigi tiruan
adlah rest seat yang dipreparasi di permukaan cenderung berotasi di bawah gaya mastikasi
oklusal, cingulum dan insisal gigi penyangga 4. Menentukan retensi dan occlusal rest pada gigi
Pemilihan gigi penyangga tergantung : riwayat penyangga yang berdekatan dengan daerah
kesehatan, pem radiografi, pemeriksaan klinis, edentulous
pemeriksaan model studi. Perhatikan garis fulkrum yang telah ditentukan
Faktor morfologi pada pemeriksaan radiologi : Mempertimbangkan hubungan antara gigi
i. Bentuk akar penyangga yang satu dengan yang lain
ii. Inklinasi gigi Memperhatikan hubungan gigi penyangga
iii. Dukungan tulang alveolar dengan gigi antagonis
iv. Kegoyangan gigi Ada ruangan atau tidak untuk meletakkan
v. Perbandingan mahkota dan akar occlusal rest / direct retainer
vi. Lokasi gigi di dalam lengkung rahang Memperhatikan faktor estetik
vii. Hubungan gigi penyangga satu dengan yang Retensi diperoleh dari :
lain Cangkolan
viii. Hubungan gigi penyangga dengan gigi Kontak yang rapat antara landasan dan
antagonis jaringan di bawahya
GT dukungan gigi dan mukosa, faktor residual ridge Undercut yang tidak terlalu dalam, tidak
yang dipertimbangkan : menghalangi arah pemasangan dan guiding
i. Kualitas residual ridge (kontur, kualitas tulang plane
alveolar, mukosa yang menutupi) 5. Menentukan indirect retainer
ii. Luasnya residual ridge yang ditutupi landasan Indirect retainer yang ideal adalah yang diletakan
iii. Jenis dan keakuratan pencetakan pada perpotongan antara garis fulcrum dengan
iv. Keakuratan landasan garis khayal yang ditarik tegak lurus thdp garis
v. Pertimbangan beban oklusal yg diterima fulkrum
residual ridge 6. Menentukan konektor mayor dan minor
3. Menentukan garis fulkrum : garis khayal yang Menghubungkan direct dan indirect retainer ke
menghubungkan occlusal rest yang satu pada gigi konektor mayor
penyangga dengan occlusal rest pada gigi penyangga
7. Menggambarkan dan menghubungkan daerah o Divisi III : melewati garis median
edentulous dengan komponen cangkolan yang telah
didisain.
KLASIFIKASI KELAS
Klasifikasi Kennedy
Klasifikasi Soelarko
KOMPONEN RETENSI
Direct retainer
Indirect retainer
Guiding plane
Lengan retentive (1/3 gingiva mahkota)
KOMPONEN STABILISASI
KOMPONEN SUPPORT