Anda di halaman 1dari 38

PENETAPAN HUBUNGAN RAHANG

PADA PEMBUATAN
GIGI TIRUAN LENGKAP

SKILLS LAB PROSTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2018
LEMPENG DAN GALANGAN GIGIT

Setelah model  lempeng dan galangan gigit.


Guna lempeng dan galangan gigit :

1. Membentuk kembali bentuk dari bibir,


pipi sesuai dengan keadaan yang normal
dari pasien.
2. Membantu menentukan occlusal plane.
3. Membantu menentukan dimensi vertikal.
4. Membantu menentukan relasi sentris.
5. Memudahkan / sebagai pedoman dalam
menyusun gigi.
Lempeng gigit :
basis sementara dari gigi tiruan

Lempeng gigit dapat dibuat dari :


1. Wax.
2. Akrilik.
3. Impression Compound.
4. Shellac.
Agar nantinya stabil di dalam mulut, perlu
diperhatikan persyaratan di bawah ini :

1. Harus benar-benar menempel pada model


kerja.
2. Bentuk harus sesuai dengan bentuk basis
protesa.
3. Tepi-tepinya harus tepat pada tepi dari
model.
4. Semua permukaan yang berkontak
dengan pipi, bibir atau lidah harus halus
dan bulat.
Galangan gigit (occlusion rims) dapat terbuat dari:
1. Wax
2. Impression compound

Cara pembuatan galangan gigit :


Selapis malam merah dipanaskan  gulung sesuai
bentuk residual ridge  lekatkan pada lempeng gigit
di daerah alveolar ridge.
Permukaan oklusal dari galangan gigit diratakan
menggunakan plate yang dipanaskan agar didapat
bentuk permukaan oklusal yang rata / datar.
Persyaratan galangan gigit :

1. Tinggi galangan gigit :


Rahang atas :
Regio anterior : 2 - 2,2 cm, mulai dari sulkus sampai
permukaan oklusal dari galangan gigit.

Regio posterior :1,6-1,8 cm, mulai dari sulkus sampai


permukaan oklusal dari galangan gigit.

Rahang bawah :
Regio anterior : 1,8 cm mulai dari sulkus sampai
permukaan oklusal dari galangan gigit.

Regio posterior : tingginya 1/2 - 2/3 dari retromolarpad.


2. Lebar galangan gigit :
Regio anterior : 0,5 cm.
Regio posterior : 1 cm.

3. Kontur labial dari galangan gigit atas dibuat sedikit


protrusif, + 0,8 – 1 cm lebih ke muka dari pertengahan
papilla insiciva.

4. Kontur bukal dan lingual galangan gigit atas &


bawah tidak boleh mengganggu pergerakan lidah
dan pipi.

5. Bagian distal galangan gigit atas harus diletakkan


di sebelah anterior dari tubermaxilla.
GTSL

Galangan gigi dibuat :


 Di daerah gigi yang hilang.
 Tinggi serta lebar disesuaikan dengan sisa gigi
yang masih ada.
Setelah lempeng dan galangan gigit
sempurna di model kerja  galangan gigit
atas dimasukkan ke dalam mulut pasien 
percobaan galangan gigit rahang atas
Percobaan lempeng &
galangan gigit RA di dalam
mulut :
1. Kontur galangan gigit di daerah
anterior harus disesuaikan dengan
profil pasien.
 Lihat sulkus nasolabialis, mentolabialis, philtrum
serta commissure dari bibir.
 Bila sulkus nasolabialis, sulkus mentolabialis
tampak jelas, philtrum datar dan commissure bibir
menurun  kontur occlusion rims di daerah anterior
kurang protrusif.
 Bila sulkus nasolabialis, sulkus mentolabialis,
philtrum tidak jelas  kontur occlusion rims di
daerah anterior terlalu protrusif.
2. Kontur galangan gigit di daerah bukal harus ada ruangan
antara pipi dan galangan gigit.

3. Tinggi galangan gigit atas sebelah anterior 2 mm dibawah


bibir atas. Check dengan huruf f, v, w  galangan gigit
harus berkontak dengan merah bibir dari bibir bawah
(batas bibir basah dan bibir kering ).
4. Galangan gigit atas anterior sejajar garis interpupil.
Galangan gigit atas posterior sejajar garis Camper.
Camper’s line : garis yang ditarik dari tragus ke ala nasi.
Utk. ini digunakan alat : Occlusal plane guide.
Hubungan maxilla dan mandibula
 Hubungan / relasi vertikal dimensi vertikal.
( tinggi gigit )

 Hubungan / relasi horizontal relasi sentris


( letak gigit )
DEFINISI :

 Jarak vertikal antara RA & RB diukur dari 2 titik


sembarang  satu pada RA dan satu pada RB.
(biasanya di garis tengah muka / garis median /
median line).
DIMENSI VERTIKAL (D.V. ) terdiri dari :
1. D.V. Fisiologis.

2. D.V. Oklusal.
D.V. FISIOLOGIS
D.V. diukur pada waktu mandibula berada dalam
keadaan istirahat fisiologis.

Istirahat fisiologis (physiological rest position) :

Keadaan di mana condylus berada pada keadaan


netral dalam glenoid fossa dan otot-otot elevator dan
depressor dalam keadaan istirahat fisiologis serta
tonusnya berada dalam keadaan seimbang.
D.V. OKLUSAL
D.V. diukur waktu RA & RB dalam keadaan oklusi.

Penyelidikan beberapa ahli :


D.V. fisiologis tetap seumur hidup.
D.V. oklusal berubah sesuai perubahan
fisiologis pasien.

Pada pembuatan gigi tiruan, terlebih dahulu dicari


D.V. fisiologis baru kemudian D.V. oklusal.
Perbedaan D.V. fisiologis & D.V. oklusal = + 2 – 4 mm.

Ruangan / jarak + 2 – 4 mm ini disebut :

FREE WAY SPACE / INTEROCCLUSAL DISTANCE

Jarak vertikal antara gigi atas dan bawah


pada saat mandibula dalam keadaan istirahat
fisiologis.

FREE WAY SPACE =

D.V. FISIOLOGIS – D.V. OKLUSAL


Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu pengukuran
D.V. fisiologis :
1. Posisi kepala :
Saat pengukuran posisi kepala harus tegak
( bidang Frankfurt // lantai ).

 Posisi kepala terlalu mendongak ke


belakang FWS >>
 Posisi kepala terlalu menunduk  FWS <<
2. Keadaan pasien :
Tidak boleh dalam keadaan tegang, nervous, lelah
karena akan mempengaruhi pengukuran.

3. Pasien dengan gangguan neuro muscular


sering menimbulkan kesukaran dalam pengukuran.

4. Posisi istirahat tidak dapat berlangsung lama.

5. D.V. fisiologis sebagai pedoman / titik pangkal


penentuan D.V. oklusal.

6. Tidak ada satu metode yang paling tepat.


Gunakan beberapa cara dalam penentuan D.V.
Cara menentukan D.V. fisiologis dengan metode facial
measurement :
 Buat 2 titik : 1 RA, 1 RB (biasanya di median line, atas di
ujung hidung dan bawah ujung dagu)
 Tanpa galangan gigit dalam mulut :
Pasien disuruh membasahi bibir, menelan dan menutup
mulut dalam keadaan istirahat (rileks)  ukur jarak ke 2
titik dengan jangka sorong dan dicatat.
 Dengan galangan gigit dalam mulut (galangan gigit harus
rapi dan memenuhi persyaratan) :
Ukur ke 2 titik tadi, jarak yang diperoleh harus sama
dengan jarak yang diukur tanpa galangan gigit.

Bila masih terlalu tinggi maka yang dikurangi adalah


galangan gigit RB. Galangan gigit RA hanya boleh
dikurangi bila pengurangan galangan gigit RB akan
menyulitkan dalam penyusunan gigi.
Penentuan DV Oklusal

Free way space = D.V. fisiologis – D.V. oklusal

atau

D.V. oklusal = D.V. Fisiologis – Free way space

(Free way space = 2 – 4 mm)

Galangan gigit RB dikurangi lagi sebanyak 2 – 4 mm


Kontak galangan gigit atas dan bawah  kontak
bidang dan rata.
Setelah itu untuk mengetahui apakah D.V. oklusal
yang didapat cocok untuk pasien, adalah dengan
cara :
1. Fonetik :

Pasien disuruh menghitung / mengucapkan


huruf–huruf desis (mengandung huruf s) yaitu
11 – 20.

Waktu mengucapkan huruf S, gigi anterior


bawah bergerak maju mendekati gigi-gigi
anterior atas.
Jarak terdekat yang dicapai gigi anterior bawah
waktu pengucapan huruf desis dikenal sebagai

CLOSEST SPEAKING SPACE ( CSS )

Menurut Silvermann, rata-rata CSS = 0 – 10 mm.


Saat pengucapan, perhatikan :

1. Huruf S harus terdengar jelas.


Bila S mendesis  D.V. terlalu tinggi.
Bila S terdengar seperti Sy  D.V. terlalu
rendah.

2. Galangan gigit RA & RB menunjukkan


jarak terdekat tapi tidak berkontak.
Ini berarti FWS sudah cukup.
Tapi bila masih terdapat benturan, galangan
gigit harus dikurangi.
2. Cara lain :

Pasien membasahi bibir dengan lidah lalu menelan,


dari celah mulut dilihat harus ada ruangan di antara
kedua galangan gigit.
Hubungan paling posterior dari mandibula terhadap
maxilla pada relasi vertikal tertentu.

atau

Hubungan paling posterior dari mandibula dimana


kondilus berada dalam posisi istirahat, serta
terletak paling distal di dalam glenoid fossa; dan
dari mana gerak lateral dapat dilakukan pada setiap
jarak pembukaan antara kedua rahang.
Pada GTL perlu dibuat :

RELASI SENTRIS = OKLUSI SENTRIS


Penetapan RS dengan metode Walkhoff:

Nucleus ( bola) dari malam ditempatkan pada


lempeng gigit atas di tengah-tengah palatum
bagian distal
.
Kedua galangan gigit dimasukkan ke dalam mulut.
Pasien disuruh membuka mulut agak lebar lalu
menutup mulut sambil ujung lidah disinggungkan
pada nucleus tadi.
Penetapan RS yang dilakukan di klinik :
Menarik garis median pada galangan gigit RA – RB
sesuai garis median muka.

Relasi sentris ditetapkan dengan metode


penelanan atau cara Walkhoff.

Bila garis median sudah segaris, galangan gigit


difiksasi dengan staples kemudian dipindahkan ke
artikulator.
Sebelum dikeluarkan dari mulut perlu dibuat
beberapa garis panduan pada galangan gigit :

1. Garis caninus kiri dan kanan :


Ditarik di sudut mulut  tempat distal dari gigi C.
Ditarik dari alanasi  tempat puncak dari gigi C.

2. Garis ketawa = Laugh line :


Batas servikal dari gigi Incisive 1.

3. Garis senyum = Smiling line :


Batas 1/2 - 2/3 gigi Incisive 1.

Anda mungkin juga menyukai