Anda di halaman 1dari 7

1

1. Traumatic Ulcer

 Definisi :
Trauma pada jaringan mukosa yang menyebabkan ulserasi oral dapat terjadi
secara fisik, kimia, dan termal. Kerusakan fisik pada mukosa oral dapat
disebabkan oleh permukaan yang tajam dari mulut seperti komponen gigi
tiruan, alat ortodontik, restorasi dental, cusp gigi yang prominen atau gigi
yang malposisi.
 Manifestasi Oral:
o Terjadi pada segala usia, dengan frekuensi laki-laki dan perempuan
sama.
o Daerah yang terkena ulser pada regio manapun yang mengalami
trauma.
o Pada permukaan ulser terdiri dari eksudat serosanginous atau
serofibrinosus keabuan. Dapat terdiri dari grayish necrotic slough
dimana saat diusap akan meninggalkan dasar jaringan kemerahan
kasar. Pada bagian tepi ulser dikelilingi oleh warna kemerahan.
o Gejala yang dirasakan adalah nyeri.
 Perawatan dan Therapy :
o Hilangkan penyebab injuri
o Pemeriksaan pasien setelah 7-10 setelah menghilangkan penyeba
trauma.
o Berikan topical rinses dengan hydrogen peroksida atau carbamide
peroksida untuk mempercepat penyembuhan, atau dapat
memberikan topical kortikosteroid atau gel untuk memperingan
gejala dan membantu penyembuhan. Dapat diberikan kortikosteroid
oral dalam dosis rendah dan dalam waktu pendek seperti prednisone
15-20 mg untuk 4-5 hari.
 Diagnosis Banding
Perbedaan antara Reccurent Aphous Stomatis (RAS) dan Stomatitis
Apthosa
Reccurent Aphous Stomatis (RAS) merupakan suatu peradangan jaringan
lunak mulut yang ditandai oleh ulkus yang rekuren tanpa disertai gejala
penyakit lain.2 RAS mengenai bagian non-keratinisasi di dalam mulut,
seperti mukosa labial, mukosa bukal, atau dasar mulut. RAS biasanya
sembuh dalam 10-14 hari, tanpa membentuk jaringan parut, apabila dijaga
keberihannya.3
Stomatitis aphthous dapat terjadi sebagai ulserasi tunggal sesekali atau
dapat diwujudkan kontinum lesi ulserasi yang tidak berkesudahan.4
Pataofisologi stomatitis aphtosa diakibatkan oleh mekanisme autoimun
untuk kerusakan jaringan. Secara klinis, stomatitis aphtosa
dikarakteristikan dengan rekurensi pada ulcer rongga mulut. Tahap ulcer
biasanya terjadi 2-3 hari dimana pasien merasa tidak nyaman. Stomatitis
apthosa dilingkupi area eritema, diikuti penampakan lesi ulseratif yang
dalam. 4
Perbedaan antara lesi apthous dan trauma didasari pada riwayat dan
hubungan antara lesi dengan sumber iritasi. Tidak ada perbedaan secara
klinis atau histologis antara aphtous dan ulcer traumatik.4
 Penyembuhan Luka pada Mukosa Rongga Mulut
Kulit dan mukora rongga mulut memilki fungsi utama untuk melindungi
dasar jaringan dan membatasi masuknya mikroorganisme dan toksin.
Sistem dari penyembuhan luka diperlukan untuk mengembalikan struktur
dan fungsi (perlindungan, barir) dari jaringan setelah terjadi kerusakan.1

2
Kerusakan dalam rongga mulut berasal dari fisik, radiasi, iritasi kimia, atau
konlonisasi mikroorganisme. Sesudahnya akan terjadi respon yang cepat,
terkoordinasi dengan baik yang melibatkan epitel dan jaringan ikat yang
mendasarinya. Respon ini melibatkan interkasi kompleks dari matriks
ekstraseluler, dan infiltrsi leukosit yang melibatkan empat fase. 1
o Inisial Respon pada Luka: Hemostatis
Kerusakan pada permukaan mukosa seringkali menyebabkan
kerusakan vaskular dan hemoragi pada kerusakan jaringan, dimana
hasil pada deposisi fibrin, agerasi platetlet, dan koagulasi untuk
membentuk gumpalan darah beberapa menit setelah luka.
Gumpalan darah membentuk barir hemostatik yang menyatukan
barir luka dan melindungi jaringan yang terbuka. Gumpalan darah
juga menyediakan scaffold sementara untuk migrasi sel reparatif
berikutnya. Karena lingkungan rongga mulut dan aliran saliva yang
membuat lingkungan menjadi lembab, gumpalan darah tidak
menyerupai gumpalan kering yang keras di jaringan kulit, tetapi itu
merupakan koagulan yang lunak dan mudah hilang. Setelah bebera
menit, vasodiltasi dan peningkatan permeabilitas vaskular
memungkinkan protein plasma untuk mengalir ke tempat terjadinya
lukadan mestimulasi migrasi leukosit. 1
o Aktivasi Sel Inflamasi, Migrasi, dan Fungsi
Cedera pada jaringan menyebabkan rekasi inflamasi akut. Leukosit
polymorphonuklear, leukosit mononuklear (sel makrofag fagosit
dan limposit), dan sel mast adalah sel utama yang terlibat pada
inflamasi dan penyembuhan luka. Sel inflamasi pada luka berasal
dari tiga sumber, sel-sel normal yang ada dalam jaringan, sel-sel
yang dibawa dalam pembuluh darah yang rusak, dan sel-sel dibawa

3
dalam pembuluh darah utuh yang bersebelahan dengan luka yang
keluar melalui proses yang disebut diapedesis. Sitokin yang berasal
dari platelet merekrut leukosit ke lokasi kerusakan jaringan melalui
proses yang dikenal sebagai kemotaksis. 1
o Fase Reparatif
Perbaikan yang sukses dari jaringan membutuhkan resolusi dari
reaksi peradangan. Seperti inflamasi akut, regenerasi jaringan
dimulai, terjadi pertama di epitel dan kemudian di jaringan ikat. 1
Kerusakan pada epitel menghasilkan mobilisasi dan migrasi sel
epitel pada margin luka. Sel yang kehilangan perlekatan saling
mendekat satu sama lain dan menjadi jaringan ikat yang mendasari
dalam 24 jam setelah wouding, hal ini terlihat jelas secara histologis
sebagai pelebaran ruang antar sel. 24-48 jam setelah terjadi luka,
divisi sel pada basal epitelium meningkatkan jarak yang terdapat di
belakang tepi luka, dan sel-sel yang berdekatan dengan margin
mulai bermigrasi di bawah bekuan atau koagulum. 1
o Kontraksi Luka dan Jaringan Parut
Pembentukan bekas luka adalah hasil fisiologis dan tak terelakkan
dari perbaikan luka, yang fungsinya adalah mengembalikan
integritas jaringan dengan cepat. Respon inflamasi awal yang cepat
memungkinkan luka untuk sembuh dengan cepat tetapi pada
akhirnya menghasilkan produksi jaringan dengan kualitas yang
lebih rendah. Fibroblast pertama yang masuk ke luka mengandung
aktin dan miosin yang melimpah dan memiliki sifat kontraktil,
sehingga mereka sering disebut myofibroblas. Myofibroblas berasal
dari populasi kolonal dalam jaringan ikat. 1

4
2. Geographic Tongue
Geographic tongue dan ectopic geographic tongue, ditandai dengan lesi anular,
circinata atau serpiginous dari mukosa mulut, dengan bagian atrofik di tengah-
tengah yang berwarna merah dan sedikit berlekuk, dan bagian tepi yang
berwarna putih serta lebih tinggi. Daerah dermatitis psoriatik memilki waktu
pergantian sel epitel yang meningkat secara mencolok yaiutu 2-4 hari
(normalnya 28-30 hari), sehingga mendekati waktu pergantian di mulut yang
normal yaitu 4-8 hari.4
Geographic tongue mengacu pada suatu daerah yang berbentuk tidak teratur,
berwarna kemerahan dan tidak berpapila, dengan penipisan dari epitelium
dorsal lidah yang biasanya dikelilingi oleh suatu zona yang sempit dari papila
yang beregenerasi, yang warnanya lebih putih dari pada permukaan lidah di
sekelilingnya. Perkembangan spontan dan regenrasi dari daerah yang terkena
menyebabkan munculnya istilah wandering rash, migratory glossitis, dan
geographic tongue. Keadaan ini sering disertai dengan variasi kecil dalam
struktur lidah seperti fissure tongue, iregulartias pada pertemuan dari
epithelium dorsal dan ventral di sepanjang margin lidah, dan bahkan bintik-
bintik yang terisoir dari epithelium yang berkeratnisasi di bawah daerah
pertemuan ini.4,5
Etiologi dari geographic tongue masih tetap tidak jelas. Suatu reaksi
imunologik telah dikemukanan berdasarkan infilrat radang yang menyertai
keadaan tersebut yang kadang didominasi oleh eosinofil. Infiltrasi serupa juga
disebutkan untuk menilai faktor etiologi alergi sewaktu mempertimbangkan
keadaan ini bersama dengan hasil survei yang menunjukkan suatu insiden yang
lebih tinggi dari predisposisi atopik (meningkatnya IgE serum, yang hay fever
sebagai gejala yang menyertai keadaan tersebut).5

5
Perawatan geographic tongue, dimana upaya untuk mengontrol rasa sakit
seperti terbakar yang sifatnya kronis, diberikan obat kumur yang dipakai
sebelum makan. 5 Diagnosa banding dari geographic tongue, yaitu: hairy tongue
dan white sponge nevus.
 Diagnosis Banding:
o Hairy Tongue
Pada keadaan sehat, lapisan permukaan yang berkeratinisasi dengan
tebal dari papila filiformis terus menerus mengalami deskuamasi
akibat gesekan dari lidah dengan makanan, palatum, dan gigi
anterior atas dan akan diganti dengan sel eiptelial yang baru dari
bawahnya. Bila pergerakan lidah dibatasi, oleh pneyakit atau
kondisi mulut yang sakit, maka papila filiformis akan memanjang
dan menjadi terlapisi dengan tebal oleh bakteri jamur. Papila-papila
yang lebih panjang akan memberikan suatu gambaran berlapis atau
berambut pada lidah dan akan menahan debris serta pigmen-pigmen
dari bahan-bahan seperti makanan, tembakau dari rokok. Perubahan
tersebut terutama mengenai daerah pertenahan dorsum lidah, yang
sering mengalami perubahan warna dengan cara yang sangat
menakjubkan. Fenomena tersebut dalam derajat yang ekstrim dapat
terjadi pada pasien-pasien yang mengalami dehidrasi, lemah kaibat
penyakit sitemik, pasien-pasien yang sakit parah, dan dapat
menyebabkan terbentuknya lapisan berbulu yang sangat tebal pada
lidah dan disebut sebagai “earthy” atau “encrusted” tongue.3
o White Sponge Nevus
White sponge nevus adalah kelainan yang diwariskan dari
permukaan lidah dan juga bagian lain dari mukosa mulut terserah
oleh white sponge plaque, tanpa disertai hiperkeratosis yang

6
mencolok; gambaran putih yang nampak mungkin disebabkan oleh
absopsi cairan oleh lapisan permukaan spongiotok yang menebal
dari mukosa.

Anda mungkin juga menyukai