Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS FUNGSIONAL

1. Freeway Space
Nama lain: Interocclusal clearance
Definisi: Jarak antaroklusal pada saat mandibula dalam posisi rest/istirahat.
Normal: 2-3 mm
Cara mengukur:
- Membuat tanda berupa titik pada dagu (pogonion jaringan lunak) dan di bawah
hidung (subnasion) untuk parameter pengukuran rest posisi dan oklusi sentrik.
- Mengukur rest posisi: Menginstruksikan pasien dalam posisi relaks (kedua rahang
tidak berkontak) dan kemudian mengukur dengan caliper serta mencatatnya 
Mencari rata-rata
- Mengukur oklusi sentrik: Menginstruksikan pasien untuk mengigit dan mengatupkan
bibir kemudian mengukur dengan caliper serta mencatatnya  Mencari rata-rata.
- Mencari selisih rata-rata antara rest posisi dengan oklusi sentrik  Freeway space =
Rest posisi – Oklusi Sentris

2. Path of Closure
Definisi: Arah gerakan mandibula dari posisi istirahat ke oklusi sentrik.
Idealnya: Dari posisi istirahat ke posisi oklusi maksimum berupa gerakan engsel
sederhana melewati freeway space yang besarnya 2-3 mm, arahnya ke atas dan ke depan.
Ada 2 macam perkecualian path of closure yang bisa dilihat, yaitu:
- Path of closure yang berawal dari posisi kebiasaan mandibula akan tetapi ketika gigi
mencapai oklusi maksimum, mandibula dalam posisi relasi sentrik  Deviasi
mandibula
- Path of closure yang berawal dari posisi istirahat, akan tetapi oleh karena adanya
halangan oklusal  Displacement mandibula
Cara mengukur:
- Penderita didudukkan pada posisi istirahat (rest position), dilihat posisi garis
mediannya.
- Penderita diinstruksikan untuk oklusi sentris dari posisi istirahat dan dilihat kembali
posisi garis mediannya.
Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris tidak terdapat
pergeseran (sliding) BERARTI tidak ada gangguan path of closure.
Apabila posisi garis median pada saat posisi istirahat menuju oklusi sentris terdapat
pergeseran (sliding) BERARTI terdapat gangguan path of closure.

3. Sendi Temporomandibular
Apabila pergerakan mandibula normal maka fungsi sendi TMJ tidak terganggu
Apabila ada keterbatasan pergerakan mandibula maka menunjukkan adanya masalah
fungsi sendi TMJ
Indikator penting: Lebar pembukaan maksimal normalnya 35-40 mm, 7 mm gerakan ke
lateral, dan 6 mm ke depan.
Cara pemeriksaan:
- Inspeksi: Melihat pasien saat membuka-menutup mulut
- Palpasi: Penderita duduk dengan rest posisi, operator berada di belakang penderita,
jari kelingking masuk ke meatus akustikus eksternus menghadap depan bawah lalu
menginstruksikan penderita untuk membuka menutup mulut
- Auskultasi: Menggunakan stetoskop pada daerah kondilus lalu menginstruksikan
penderita membuka-menutup mulut.
Contoh tanda adanya TMD: Adanya rasa nyeri pada sendi, suara pada sendi, dan
keterbatasan pembukaan mulut.
4. Pola Atrisi
Definisi: Permukaan oklusal gigi yang datar atau rata karena faktor pemakaian gigi dalam
waktu lama atau oleh karena kebiasaan buruk seperti bruxism.
Pola atrisi normal: Atrisi gigi yang disebabkan oleh pemakaian gigi yang telah lama,
misalnya atrisi pada orang lanjut usia atau atrisi gigi sulung pada anak-anak yang
memasuki fase geligi permanen/
Pola atrisi tidak normal: Atrisi yang disebabkan kebiasaan buruk seperti bruxism, atrisi
gigi permanen pada pasien muda atau anak-anak pada fase geligi permanen.

OVERBITE
Overbite/tumpang gigit: jarak vertikal antara insisal incisivus RA dengan insisal incisivus RB.
Cara mengukur pada model:
- Model dioklusikan lalu memproyeksikan insisal incisivus RA ke bidang labial
incisivus RB dengan garis pensil
- Model dibuka lalu mengukur dengan penggaris jarak antara insisal incisivus RB
dengan garis proyeksi yang telah dibuat
Overbite normal: 2 mm.
Apabila overbite > 2 mm = gigitan dalam/deep bite
Apabila overbite 0 mm = edge to edge
Apabila overbite negatif = gigitan terbuka/open bite
OVERJET
Overjet/jarak gigit: jarak horizontal antara insisal incisivus RA dengan bidang labial incisivus
RB.
Cara mengukur pada model dengan penggaris yang ujungnya 0 diukur dari insisal incisivus RA
dengan bidang labial incisivus RB.

Overjet normal: 2-3 mm.


Apabila overjet > 3 mm = protrusi
Apabila overjet 0 mm = edge to edge
Apabila overjet negatif = gigitan silang/cross bite

CURVE OF SPEE
Curve of Spee adalah lengkung yang menghubungkan insisal incisivus dengan bidang oklusal
molar terakhir pada rahang bawah
Dilihat dari samping, ditarik garis imajiner
Normal: kedalamannya tidak melebihi 1.5 mm
Kurva Spee positif didapatkan pada kondisi:
- Gigi insisivus yang supraposisi, atau
- Gigi posterior yang infraposisi, atau
- Kombinasi antara gigi insisivus yang supraposisi dan gigi posterior yang infraposisi.
Catatan:
Kurva spee positif menandakan deep bite
Kurva spee datar menandakan tumpang gigit normal
Kurva spee negatif menandakan open bite

Anda mungkin juga menyukai