Anda di halaman 1dari 7

Nama : Helen Theresia Nauli

NIM : 173308010030

TUGAS PENENTUAN HUBUNGAN RAHANG DAN PENANAMAN KE DALAM ARTIKULATOR

1. Jelaskan metode pengukuran DVO secara lengkap?


Jawab : Dimensi vertikal oklusi (DVO) adalah Jarak vertical antara 2 titik anatomis yang ditandai
yaitu puncak hidung ke gnation pada saat oklusi gigi maksila-mandibula (GPT 9).
Adapun metode pengukuran DVO secara lengkap :
A. Metode Mekanis
Pencatatan sebelum pencabutan gigi
 Profil radigrafi
Digunakan untuk penelitian DVO, tetapi jarang digunakan untuk klinis karena
adanya kemungkinan biasa dari radiasi (kurang akurat).

 Model gigi yg beroklusi


Mengetahui vertikal overlap, ukuran dan bentuk gigi,menentukan ruang linggir
untuk penyusunan gigi dan ukurannya.

 Pengukuran wajah
Melihat hubungan posisi kepala terhadap posisi insisivus sentralis dan jarak dagu ke
hidung.

Relasi Rahang

 Papilla incicivum-Insisivus RB
Jarak papilla insisivum ke gigi anterior RB : 4 mm dan ke Insisal edge insisivus RA : 6
mm pada gigi asli Jarak.
Jarak over bite: 0.5 -2 mm
Jarak over jet: 1.2 mm
Bervariasi untuk setiap pasien
Tdk bs digunakan pd kasus resorpsi yg parah
 Kesejajaran Linggir
Gaya oklusal pada gigi tiruan mengakibatkan rahang bergerak lebih anterior atau
posterior.
Kehilangan gigi >ridge tidak sejajar (pola rsorpsi RA/RB berbeda) >mandibular lebih
ke depan.

 Pengukuran GT yang lama


Pengukuran menggunakan Boyle Gauge > obeservasi ke pasien (apakah dibutuhkan
perubahan).

B. Metode Fisiologis

 Istirahat Fisiologis
Merupakan indikasi pengukuran DVO >Perbedaan DVI – DVO = Free Way Space >
Jarak antara bite rim atas dan bawah pd saat istirahat fisiologis (2-4mm).
Tidak bisa hanya menggunakan 1 meode ini saja, sebaiknya di gabung dengan
metode yang lain > DVO yg tepat.
Posisi pasien harus relaks, kepala tegak dan tidak terdukung.
Harus mendapatkan posisi DVI yg tepat.

 Fonetik
Mengucapkan huruf : Ch, S, J (closest speaking space) > jarak bite rim RA-RB 1 mm.
Kalau jarak >>> : DVO terlalu kecil; kalo gigi berkontak : DVO terlalu besar.

 Estetik
Membandingkan kulit bibir dengan kulit wajah diatasnya (seharusnya sama).
Posisi anteroposterior gigi akan mempengaruhi relasi vertikal rahang
>mempengaruhi tonus kulit.
Kontur bibir bergantung dgn struktur intrinsik dan dukungannya. > kontur labial
oklusal rim harus dapat menggantikan struktur dukungan jaringan aslinya
>mensimulasikan posisi gigi anteroposteriordan kontur basis gigitiruan.
Jika profil anterior tidak terdukung , maka estetik akan cenderung untuk
meningkatkan DVO utk mendukung bibir > Tinggi wajah >>>>.

 Penelanan
Posisi RB pada saat awal akan menelan akan menjadi panduan DVO > Gigi
berkontak ringan.
Dapat menelan dengan baik lidah menyentuh palatum.

2. Jelaskan prosedur penentuan dimensi vertical ?


Jawab :
 Persiapan alat dan bahan
 Posisi duduk pasien dan kepala : tegak
 Tentukan 2 titik : puncak hidung dan gnation
 Tentukan garis chamfer : garis yang ditarik dari tragus ke ala nasi. Garis chamfer
sejajar dengan lantai.
 Insersi basis akrilik + wax oklusal rahang atas : pastikan basis retentif dan stabil.
 Penentuan dataran oklusal dan insisal dengan oklusal guide plane :
- Dataran oklusal sejajar dengan garis tragus ala nasi
- Dataran insisal sejajar dengan garis imaginer interpupil
 Tentukan garis tengah wax rim tepat pada midline wajah pasien.
 Tentukan letak titik cusp kaninus tepat pada sudut hidung ditarik tegak lurus ke
insisal wax rim.
 Instruksikan pasien untuk tersenyum, tentukan garis senyum (untuk panduan letak
servikal gigi anterior saat tersenyum).
 Insersikan basis akrilik + wax rim rahang bawah, kemudian okklusikan dengan
oklusal rim rahang atas dengan cara menginstruksikan penelanan dengan posisi
relaks : DIMENSI VETIKAL OKLUSI.
 Instruksikan pasien menghitung angka 1 sampai dengan 10, pada hitungan ke 10
ukur kedua titik puncak hidung dengan gnation : DIMENSI VERTIKAL ISTIRAHAT,
Selisih antara VDR dengan VDO adalah FREE WAY SPACE yaitu 2-4 mm.
 Instruksikan pasien megucapkan huruf “S, ch,j”: CLOSING SPEAKING SPACE : 1 mm.
3. Jelaskan garis-garis yang harus ditentukan sebelum fiksasi hubungan rahang sebagai panduan
dalam penyusunan anasir gigi tiruan ?
Jawab :
 Median line yaitu Garis yang membagi muka menjadi 2 bagian yang sama ( Glabella ).
 High lip line yaitu Garis yang ditarik melalui tepi bawah bibir atas pada saat
tersenyum. Garis ini digunakan untuk menentukan letak garis (cervikal gigi anterior)
yaitu harus diletakansedikit diatas HLL membereskan pada bite rim, di bagian
posterior, dan digunakan sebagai patokan untuk pemilihan dan penyussunan gigi
buatan anterior ( Garis senyum ).
 Low lip line yaitu Garis yang ditarik melalui tepi bawah bibir atas pada saat istirahat.
Garis ini digunakan untuk menentukan letak garis insisal, yaitu terletak kurang lebih
2mm di bawah LLL. Dengan menggunakan HLL dan LLL maka arah dan posisi garis
insisal dapa ditentukan ( Posisi istirahat fisiologis ).
 Canine line yaitu Garis yang melalui tepi atas gigi kaninus atas (distal kaninus atau tip
kaninus ).
 Garis kamfer yaitu Garis yang ditarik dari alanasi ke porion. Garis ini kira-kira sejajar
dengan bidang oklusal. Pembuatan tanggul gigi (bite rim) pada gigi tiruan penuh
mengikuti garis kamfer.
 Garis pupil yaitu Garis yang ditarik melalui mata ppupil mata kiri dan pupil mata
kanan. Garis ini digunakan untuk menentukan garis horisontal pada bidang frontal.
Garis pupil ini digunakan sebagai patokan untuk menentukan agar garis insisal (gigi
anterior) letaknya horizontal.

4. Jelaskan metode pencatatan Relasi Sentrik ?


Jawab : Relasi sentrik adalah relasi antara mandibular dan maksila dimana kondilus berada
pada posisi superior-anterior fossa glenoidalis dan pada saat pergerakan lateral dapat dilakukan
dengan derajat pembukaan rahang tertentu.
Metode Pencatatan Relasi Sentrik :
A. Metode Graphic
Metode Graphic terdiri dari 2 tipe yaitu :
1. Arrow point tracing.
- Intra oral
- Extra oral
2. Pantographic tracing

B. Metode Fungsional

1. Teknik Needles-house

Menggunakan oklusal rim dengan 4 jarum metal yang akan membuat jejak apabila mandibular
digerakan.

2. Teknik Patterson

Menggunakan campuran dari plaster dan coburundum yang ditempatkan pada parit yang telah
dibuat pada oklusal rim, pergerakan dari mandibular akan meninggalkan bekas kurva pada
campuran plaster dan coburundum.

C. Metode Static
Metode ini banyak digunakan karena :
Stabil, Lebih mudah dan Dapat diulang- ulang.
Syarat bahan yang digunakan untuk pencatatan RS adalah :
 Bahan yang soft / lunak tapi tidak boleh terlalu kental > agar dapat memandu RB ke
posisi sentrik.
 Kaku dan kuat untuk mempertahankan hubungan oklusal rim RA-RB dan
mendukung model pada saat penanaman di articulator

Cara Metode static :

 Tandai pd oklusal rim RB : tanda sudut mulut kanan – kiri dan 2/3 retromolar pad
kemudian oklusal rim RA dilunakkan dan oklusikan dgn oklusal rim RB
 Buat takik berbentuk “V” (Kedalaman 3-4 mm) bilateral MI dan P2 pd oklusal rim RA
dan anterior > tempatkan pd rongga mulut
 Buat bentuk ” Box / kotak “ pd oklusal rim RB (2-3 mm) > Masukkan bahan pencatat
pada Box tsb
 Posisikan kepala pasien tegak, kepala didukung dan posisi yg nyaman > Menuntun
pasien ke posisi RS dengan menstabilkan Basis RB menggunakan 4 jari sedangkan jari
jempol dan telunjuk menuntun RB ke posisi sentrik
 Pastikan pasien dan basis GT tdk bergerak saat bahan setting
 Bila menggunakan bahan wax dapat memungkinkan operator untuk memandu RB
membuka dan menutup berulang kali sampai didapat posisi RS yg akurat
 Buang bahan pencatat yang berlebih pada saat mengeluarkan bahan pencatat + OR dari
dalam mulut
 Pastikan basis posterior tidak berkontak RA-RB
 Keakuratan pencatatan hubungan RS diperiksa berulang-ulang sebelum penanaman ke
artikulator
 Apabila terjadi kesalahan pencatatan RS , akan terdeteksi pada saat pasang percobaan >
remounting

5. Jelaskan metode penanaman model GTL ke dalam articulator ?


Jawab :
 Tinggi model atas dan bawah = ruang antar lengan atas dan bawah dari articulator
 Median line merupakan model + oklusal rim
 Letakkan vaselin pada lengan articulator
 Pasang karet gelang pada articulator
 Pin insisal > pin vertical diarahkan pada model
 Model + OR RA dan RB berada ditengah articulator ( pin insisal horizontal menyentuh
titik perpotongan garis tengah dan garis insisal oklusal rim)
 Garis tengah model = garis tengah articulator , sesuai dengan segitiga bonwill/segitiga
sama sisi
 Tahan model dengan menggunakan malam/wax lunak /clay pada dasar model bawah
 Adonan gips > model RA lengan atas articulator dikatupkan
 Pin vertical > menyentuh meja insisal untuk mempertahankan VD
 Rapikan gips, setelah mengeras. Balikkan lengan bawah articulator , memasang model +
oklusal rim RB
 Setelah gips mengeras, karet dan bahan pencatat dilepas, dan siap untuk penyusunan
gigi.
Daftar Pustaka

D.L. Saranda. 2007. Textbook of Complete Denture Prosthodontics: Jaypee Brothers Medical Publisher.
Nallaswamy Deepak. 2003. Textbook of Prosthodontics: Jaypee Brothers Medical Publisher.
Rahn O. Arthur, Ivanhoe R. john, Plummer D. Kevin. 2009. Textbook of Complete Dentures: People’s
Medical Publishing house-USA.

Anda mungkin juga menyukai