Anda di halaman 1dari 5

1. Apa yang dimaksud dengan BPJS?

BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program


jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.
Program yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, dengan
programnya adalah Jaminan Kesehatan yang berlaku mulai 1
Januari 2014
Program yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan,
dengan programnya adalah Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan
Hari Tua, Jaminan Pensiun, dan Jaminan Kematian yang
direncanakan dapat dimulai mulai 1 Juli 2015.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial(BPJS)Kesehatan adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.

2. Apa saja program bpjs secara umum?

Terdapat 4 program mendasar yang memiliki manfaatnya masing-masing. Sama halnya


seperti BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan juga menetapkan iuran yang harus
dibayarkan setiap bulannya. Besarannya iuran untuk setiap program berbeda-beda. Berikut
adalah penjelasan tentang program-program BPJS Ketenagakerjaan beserta iuran yang wajib
dibayarkan :

1. Program Jaminan Hari Tua (JHT)

Program pertama adalah Program Jaminan Hari Tua (JHT) yang bertujuan untuk menjamin
peserta agar menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total
tetap, atau meninggal dunia. Manfaat dari JHT sendiri adalah berupa uang tunai sebesar nilai
akumulasi iuran beserta dengan hasil pengembangannya. Iuran yang harus dibayarkan untuk
program JHT dari BPJS Ketenagakerjaan ini adalah sebesar 5,7% dari total gaji, rinciannya
adalah sebanyak 3,7% ditanggung oleh perusahaan sedangakan 2% ditanggung oleh pekerja.

2. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Program kedua adalah Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK). Tujuan dari Jaminan
Kecelakaan Kerja ini adalah menjamin peserta agar memperoleh pelayanan kesehatan dan
juga santunan uang tunai jika menderita penyakit akibat kerja dan mengalami kecelakaan
kerja. Iuran yang wajib dibayarkan untuk JKK adalah senilai 0,24 % hingga 1,74 %
tergantung dari tingginya resiko kerja. Iuran untuk JKK sepenuhnya merupakan tanggungan
perusahaan.
3. Program Jaminan Kematian

Selanjutnya adalah Program Jaminan Kematian (JKM). Tujuan dari program JKM sendiri
adalah memberikan santunan kematian yang dibayarkan pada ahli waris dari peserta yang
meninggal dunia buka karena kecelakaan kerja. Iuran yang harus dibayarkan untuk JKM
adalah untuk peserta penerima upah sebesar 0,3% dari total gaji, sedangkan untuk peserta
yang tidak menerima upah sebesar Rp6.800,00.

4. Program Jaminan Pensiun

Program dasar keempat adalah Program Jaminan Pensiun. Program ini bertujuan untuk
mempertahankan kelayakan hidup peserta pada kehilangan atau berkurangnya penghasilan
karena memasuki usia pensiun atau karena mengalami cacat total tetap. Iuran yang harus
dibayarkan untuk Program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan adalah sebesar 3% dari
total gaji yang diberikan. Rinciannya adalah 2% ditanggung oleh perusahaan dan 1%
ditanggung oleh pekerja.

3. Bagaimana prosedur kerjasama antara pihak swasta dengan bpjs?

, Untuk Praktik Dokter atau Dokter Gigi harus memiliki :

1. Surat Ijin Praktik


2. Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP)
3. Perjanjian kerjasama dengan laboratorium, apotek dan jejaring lainnya
4. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan Jaminan
Kesehatan Nasional
Syarat menjadi dokter BPJS (praktek dokter menjadi faskes)?

Khusus untuk praktek dokter/praktek dokter gigi yang ingin menjadi dokter BPJS atau tempat
prakteknya menjadi faskes tk1 bpjs, maka persyaratannya adalah sebagai berikut:

1. Surat Ijin Praktik


2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya
4. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN

Prosedur cara daftar menjadi faskes BPJS


Prosedur atau tahap awal untuk menjadi faskes BPJS harus dilakukan secara offline di kantor
BPJS setempat, kemudian untuk mengisi kelengkapan berkas bisa diisi secara online melalui
situs rersmi BPJS.

Secara detail langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:


1. Calon faskes menyampaikan surat permohonan kerjasama kepada Kantor Cabang BPJS
Kesehatan yang berada pada daerah domisili calon faskes berada. Surat permohonan
kerjasama dapat diantar langsung, melalui POS ataupun melalui surat elektronik.

2. Setelah melakukan pendaftaran, faskes akan menerima email aktivasi dan username
password untuk akses aplikasi HFIS Online dan mengisi profil serta self assesment pada
aplikasi
Health Facilities Information System (H.F.I.S).

3. Melalui aplikasi HFIS, Faskes dapat memonitor workflow data faskes.

Aplikasi HFIS ini merupakan aplikasi berbasis website yang dapat dipergunakan melalui
internet
public oleh semua calon faskes yang akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan pada website
BPJS Kesehatan www.bpjs-kesehatan.go.id

Berikut ketentuannya sesuai Permenkes Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada JKN.

Untuk klinik pratama atau yang setara harus memiliki:


1. Surat Ijin Operasional
2. Surat Ijin Praktik (SIP) bagi dokter/dokter gigi dan Surat Ijin Praktik atau Surat Ijin Kerja
(SPI/SIK) bagi tenaga kesehatan lain
3. Surat Ijin Praktik Apoteker (SIPA) bagi apoteker dalam hal klinik menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian
4. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Badan

5. Perjanjian kerja sama dengan jejaring, jika diperlukan


6. Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan JKN
7. Sudah ter-akreditasi
Setelah semua persyaratan telah terpenuhi, berkas penawaran kerja sama tersebut dapat
diserahkan ke Kantor BPJS Kesehatan terdekat untuk diverifikasi. Jika tidak lengkap, maka berkas
akan dikembalikan. Sedangkan jika kelengkapan sesuai dengan yang disyaratkan, berkas tersebut
akan diproses ke tahapan selanjutnya, yaitu maping faskes.
Pada tahap ini, BPJS Kesehatan akan mengecek apakah jumlah fasilitas kesehatan di suatu daerah
sudah sesuai dengan kebutuhan atau belum. Jika memang masih diperlukan penambahan fasilitas
kesehatan, maka berkas tersebut akan diproses ke tahap kredensialing, yang menggunakan kriteria
teknis yang meliputi:
a. sumber daya manusia
b. kelengkapan sarana dan prasarana
c. peralatan medis
d. lingkup pelayanan
e. komitmen pelayanan

4. Apa tujuan kerjasama anatara praktek swasta dengan bpjs


Memberikan perlindungan keuangan(financial protection)
kepada peserta agar mereka tidak mengalami kesulitan
biaya ketika sakit
Meningkatkan akses peserta kepelayanan kesehatan
Membantu meningkatkan status kesehatan penduduk

5. Aapa yang dimaksud dengan praktek dokter gigi keluarga?


Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mampu menyelenggarakan pelayanan
kesehatan gigi yang berorientasi pada komunitas dengan keluarga sebagai target utaama
serta memandang individu yang sakit maupun sehat sebagian dari unit keluarga dan
komunitasnya .

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


039/MENKES/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kedokteran Gigi Keluarga
(2007), menyatakan bahwa dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang mempunyai
pengetahuan, sikap, dan perilaku profesional dalam menjaga dan memelihara kesehatan
gigi dari keluarga binaannya dengan menyelenggarakan upaya pemeliharaan kesehatan gigi
dasar paripurna dengan pendekatan holistik dan kesisteman serta proaktif dalam antisipasi
dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi keluarga yang memilihnya sebagai
mitra utama pemeliharaan kesehatan gigi.

Dokter gigi keluarga adalah dokter gigi yang memberikan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut dan asuhan berorientasi masyarakat melalui unit keluarga, berfungsi sebagai kontak
pertama (Gate Keeper); lingkup garapannya sehat dan sakit; melaksanakan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut menyeluruh, mengutamakan promotif-preventif, bekerja proaktif,
berbasis faktor risiko dan rujukan; menjaga kesinambungan dan holistik; bertanggung jawab
menjaga dan memelihara keehatan gigi dan mulut keluarga binaannya; menerapkan
IPTEKDOKGI yang benar; serta memperhatikan kendali mutu dan biaya (Tajudin, 2009).

6.Bagaimana konsep management praktek dokter gigi keluarga?


Dokter gigi keluarga dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut diharapkan mampu berpikir dan bertindak secara profesional yang
mana dalam melakukan hal tersebut terdapat beberapa prinsip pelayanan yang
harus dilakukan. Prinsip pelayannan yang dimaksud antara lain:
1. Dokter gigi merupakan kontak pertama ( first contact)
Dokter gigi keluarga merupakan penyedia atau pemberi pelayanan
kesehatan gigi dan mulut pertama kepada pasien dan sebagai pemberi
rujukan ke strata berikutnya.
2. Layanan bersifat pribadi (personal care)
Dokter gigi keluarga memberikan pelayanan secara personal (individu)
dengan tetap memperhatikan keluarganya, sehingga memberi peluang
kepada dokter gigi keluarga untuk memahami masalah pasien secara
lebih luas.
3. Pelayanan paripurna (comprehensive)
Dokter gigi keluarga memberikan pelayannan secara menyeluruh dimulai
dari pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) sesuai dengan kebutuhan pasien.
4. Paradigma sehat
Dokter gigi keluarga mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri
dalam menjaga kesehatan mereka sendiri melalui upaya promotif dan
preventif.
5. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)
Pelayanan kedokteran gigi keluarga dilakukan secara berkesinambungan
dalam beberapa tahap kehidupan pasien.
6. Koordinasi dan kolaborasi
Dokter gigi keluarga berperan sebagai koordinator dalam mengatasi
pasiennya. Selain itu, dokter gigi keluarga berperan sebagai kolaborator
apabila terdapat pasien yang membutuhkan pelayannan kesehatan gigi
dan mulut diluar kompetensinya.
7. Family and community oriented
Pelayannan dokter gigi keluarga memperhatikan latar belakang keluarga
dan komunitas dimana pasien tinggal ataupun bekerja.

Prinsip pelayanan :
 Tindakan/ terapi menyeluruh (gimul sbgai bagian dari kshtn secara utuh) 
individu + program asuhan kesehatan klrga
 Dilaksanakan seDilandasi kebutuhan slrh anggota klrga
 RP & asuhan yang komprehensif 5 tingkat pencegahan
 cara profesional
Sesuai dgn prosedur standar baku evaluasi  peningkatan mutu pelayanan
Rekam Medik Dental arsip keluarga
Promotif, preventif, kuratif, disability limitation, rehabilitatif disusun secara rinci, trmsuk
rujukannya informed consent jdwl terapi disetujui bersama
Profesional mengacu pada bukti klinik & epidemiologi yang ada

7. bagaimana upaya dokter gigi khairani dalam mengembangkan pelayanan dimprakteknya?

Anda mungkin juga menyukai