Disusun oleh :
Perdarahan adalah hilangnya darah dari sistem sirkulasi / sistem vaskular. Perdarahan
dapat terjadi secara internal maupun eksternal. Perdarahan internal terjadi ketika darah
keluar dari pembuluh darah namun masih berada di dalam tubuh. Perdarahan eksternal
terjadi ketika darah keluar dari pembuluh darah dan menembus kulit maupun mukosa
(Kruger, 1984).
5. Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi penggunaan anestesi pada kasus
Pada Kasus termasuk perdarahan kelas I, dimana tidak ada perubahan denyut
jantung, pernafasan normal dan tekanan darah normal/meningkat.
2.2 Penanganan Pendarahan
+uction dan penerangan yang baik merupakan syarat utama. Bila lokasi perdarahan
darah dibersihkan dan daerah tersebut dikeringkan. Bila berasal dari soketgigi atau
berhenti dapat dijahit. Bila gagal juga masukan oxidized cellulose gause) surgicel*
kedalam soket dibawah jahitan dan pasien menggigit tampon selama 30 menit. Bila
Istilah ini dikenal dengan teknik penekanan beserta di berikan jahitan biasanya
diberikan Setelah dilakukan observasi pada pasien, apabila pasien dinilai stabil,
perdarahan telah ditemukan, lakukan anastesi lokal agar perawatan tidak terasa sakit.
Vasokonstriktor yang digunakan pada obat anastesi hanya boleh sedikit saja
(1:100,000 epinefrin).5,11 Setelah itu, bekuan darah yang ada dibersihkan dan bagian
tersebut diperiksa apakah perdarahan berasal dari gingiva (jaringan lunak), dinding
tulang, atau keduanya. Perdarahan dari gingiva dapat dikontrol dengan menjahit tepi
atau margin luka. Apabila perdarahan bersumber dari tulang maka soket diisi dengan
spons gelatin atau oxidized cellulose gauze, material yang dapat diabsorbsi, seperti
gelfoam dan kemudian dijahit. Kemudian kasa yang besar ditempatkan diatas soket
berhenti, tekan dengan kasa kemudian lakukan observasi berulang pada pasien selama
dengan denyut yang lemah dan cepat serta pernapasan yang dangkal dan cepat,
disertai dengan turunnya tekanan darah, pasien harus sesegera mungkin
melakukan perawatan sebelum pasien dilakukan operasi. Selain itu juga dapat
pembekuan darah pada pasien. Tes tersebut dapat berupa tes waktu perdarahan, hitung
platelet, waktu, protrombin, atau waktu paruh tromboplastin. Jika diketahui terdapat
1) Anestesi umum
umum dapat diberikan kepada pasien dengan injeksi intravena atau melalui inhalasi (Royal
College of Physicians (UK), 2011). Keuntungan dari penggunaan anestesi ini adalah dapat
mencegah terjadinya kesadaran intraoperasi; efek relaksasi otot yang tepat dalam jangka
waktu yang lama; memungkinkan untuk pengontrolan jalan, sistem, dan sirkulasi penapasan;
dapat digunakan pada kasus pasien hipersensitif terhadap zat anestesi lokal; dapat diberikan
tanpa mengubah posisi supinasi pasien; dapat disesuaikan secara mudah apabila waktu
operasi perlu diperpanjang; dan dapat diberikan secara cepat dan reversibel. Anestesi umum
membutuhkan perawatan yang lebih rumit; membutuhkan persiapan pasien pra operasi; dapat
beberapa komplikasi seperti mual muntah, sakit tenggorokan, sakit kepala, menggigil, dan
dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh akut dan berpotensi letal, hiperkarbia, asidosis
2) Anestesi regional
menginervasi beberapa bagian tubuh, melalui injeksi anestesi lokal pada spinal/epidural,
pleksus, atau secara Bier block (Mohyeddin, 2013). Anestesi regional memiliki keuntungan,
diantaranya adalah menghindari polifarmasi, alternatif yang efektif terhadap anestesi umum,
anesthesia yang dapat diperpanjang, pasient dapat tetap dalam keadaan sadar, dan dapat
dilakukan pemberian makanan atau minuman yang lebih dini (Mohyeddin, 2013). Tetapi,
dalam pemberian anestesi regional dapat terjadi komplikasi meskipun jarang sekali terjadi,
Symptomps (TNS;, anastesi spinal total, hematoma spinal atau epidural; abses epidural;
meningitis; arachnoiditis; cardiac arrest; retensi urin; dan keracunan (Agarwal dan Kishore,
2009).
3) Anestesi lokal
Anestesi lokal secara reversibel menghambat konduksi saraf di dekat pemberian anestesi,
sehingga menyebabkan mati rasa di daerah yang terbatas secara sementara (Press, 2015).
Perbedaanya dengan anestesi regional adalah, anestesi lokal hanya memblok sensasi di area
dimana injeksi diberikan, tanpa mempengaruhi daerah-daerah lain yang diinervasi oleh saraf
2.3.2 Analgetik
Analgetik atau obat obatan penghilang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi atau
menghilangkan rasa nyeri .
Mekanisme
Menghambat sintesa PGS di tempat sekitar sakit / trauma.
Analgetik dibagi 2 yaitu :
1. .Analgetik opioid / analgetik narkotika
Golongan abat yang memiliki sifat seperti morfin ,digunakan untuk untuk menghilangkan
rasa nyeri seperti pada fraktura.
a. Metadon
mekanisme : kerja mirip morfin,sedative lebih lemah.
Indikasi : doktisifitas ketergantungan morfin,nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.
Efek tidak diinginkan : Depresi pernapasan, konstipasi, gangguan Hipotensi ortostatik serta
mual dan muntah pada dosis awal
b.Fentamil
mekanisme : depresi pernafasan lebih kecil kemungkinan
indikasi : medikasi praoprasi yang digunakan dalam anastesi
Efek yang tidak diinginkan : Rigditas otot,bradikardi ringan dan depresi pernafasan lebih
kecil
c.Kodein
Mekanime :sebuah produq 10%dosis diubah menjadi morfin,kerjanya disebabkan oleh
morfin.
Indikasi :penghilang rasa nyeri minor
Efek tidak diinginkan : serupa dengan mrfin tetapi kurang hebat pada dosis untuk
menghilangkan rasa nyeri sedang ,pada dosis tinggi toksisitas seberat morfin .
Mekanisme Kerja
Obat aneses locl mencegah transmisi impuls saraf (blokade konduksi) dengan menghambat
pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif pada membrane saraf
(Butterworth dan Strichartz, 1990). Gerbang natrium sendiri adalah reseptor spesifik molekul
obat anestesi local. Penyumbaatn gerbang ion yang terbuka dengan molekul obat anestesi
local berkontribusi sedikit sampai hampir keseluruhan dalam inhibisi permeabilitas natrium.
depolarisasi seperti ambang batas potensial idak tercapai sehingga potensial aksi tidak
disebarkan.
Obat anestesi local tidak mengubah potensial istirahat transmembran atau ambang batas
potensial Lokal anestesi juga memblok kanal kalsium dan potasium dan reseptor Nmethyl-D-
aspartat (NMDA) dengan derajat yang berbeda-beda. Beberapa golongan obat lain, seperti
antidepresan trisiklik (amytriptiline) meperidine, anestesi inhalasi, dan ketamin juga memiliki
efek memblok kanal sodium. Tidak semua serat saraf dipengaruhi sama oleh obat anestesi
lokal. Sensitivitas terhadap blokade ditentukan dari diameter aksonal, derajat mielinisasi, dan
berbagai faktor anatomi dan fisiologi lain. Diameter yang kecil dan banyaknya myelin
3. Gingivektomi
4. Gingivoplasti
5. Bedah periodontal
6. Pulpektomi, pulpotomi
7. Alveoplasti
8. Bone grafting
9. Implant
2. Infeksi
4. Penderita dengan usia lanjut perlu diperhatikan adanya kelainan hati dan ginjal
5. Alergi
7. Penderita hipertensi
11. Anomali lain
2.6 Komplikasi dari anastesi Lokal
Penyebab: rasa nyeri disebabkan jarum yang tumpul atau injeksi anestesi lokal yang terlalu
cepat.
Penanganan: gunakan jarum yang tajam, anestesi topikal, dan injeksikan secara perlahan
Penyebab: injeksi yang terlalu cepat, pH anestesi lokal, dan anestesi lokal yang hangat. Rasa
terbakar akan hilang seiring dengan efek kerja anestesi lokal jika penyebabnya adalah pHnya.
Injeksi yang terlalu cepat atau anestesi lokal yang hangat dapat menyebabkan trismus, edema,
dan parasthesia. Penanganan: tempatkan anestesi lokal pada suhu ruangan dan dalam tempat
c. Paresthesia
Penyebab: trauma pada saraf atau perdarahan disekitar saraf dapat menyebabkan paresthesia.
Pasien akan merasakan sensasi syok ketika saraf terkena. Prilokain 4% (Citanest) dan
dengan jenis anestesi lokal yang lain, dan harus dihindari pada pasien dengan multiple
sclerosis (MS). Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun kronik yang menyerang myelin
otak dan medulla spinalis. Penyakit ini menyebabkan kerusakan myelin dan juga akson yang
Penanganan: parasthesia dapat sembuh 8 minggu tanpa perawatan, tetapi jika saraf yang
terkena parah dapat bersifat permanen. Yakinkan pasien dan lakukan pemeriksaan rutin untuk
mengetahui keadaannya. Pasien yang merasakan gejala yang berlebihan atau pasien yang
Penyebab: spasme otot rahang yang berkepanjangan dengan rahang yang terkunci dan
trismus dapat menjadi kronis dan harus segera ditangani. Penyebab yang paling umum adalah
trauma pada otot atau pembuluh darah di fossa infratemporal. Gejalanya biasa muncul setelah
1-6 sesudah perawatan. Penanganan: untuk menghindari terjadinya trismus, kurangi penetrasi
jarum pada daerah kerja dan jangan menginjeksikan terlalu banyak. Pasien dapat diberikan
perawatan berupa terapi rasa hangat, pembilasan dengan larutan salin hangat, pemberian
e. Hematoma
Penyebab: penyempitan arteri atau pembuluh darah pada saat injeksi dapat menimbulkan
ruang ekstravaskular yang menyebabkan nyeri memar dan pembengkakan selama 7-14
Pemberian analgesik dan anjuran untuk mengaplikasikan handuk hangat setelah hari pertama
f. Infeksi
Penyebab: injeksi anestesi lokal pada daerah infeksi tidak dapat memberikan efek anestesi
yang optimal. Namun jika anestesi lokal tetap diinjeksikan, bakteri di daerah yang terinfeksi
Penyebab: kelumpuhan saraf pada wajah dapat terjadi ketika jarum dimasukkan terlalu dalam
sampai ke glandula parotis. Dalam beberapa detik, pasien akan merasakan kekakuan pada
otot yang terkena. Penanganan: yakinkan pasien bahwa situasi ini hanya berlangsung
h. Syok anafilaksis
Penyebab: pelepasan sejumlah mediator aktif biologis dari sel mast dan basofil, yang dipicu
oleh interaksi antara alergen dengan antibodi IgE spesifik yang terikat pada membran sel.
Aktivasi sel menyebabkan pelepasan mediator yang sebelumnya telah terbentuk dan disimpan
dalam granul (histamin, triptase, dan kimase) serta mediator yang baru dibentuk
Penanganan: pertahankan jalur nafas dengan ABC (airway, breathing, circulation) dan
terapkan algoritma bantuan hidup dasar (BHD), penggantian cairan dengan kristaloid dan
koloid, pemberian adrenalin 0,3- 1,0ml diulangi dengan interval 10-20 menit jika dibutuhkan
Ibuprofen
Kondisi: nyeri ringan hingga sedang dewasa 200-400 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal
adalah 1200 mg per hari, atau 2400 mg per hari dalam pengawasan Dokter.
Indikasi Analgetik
Pengobatan dan nyeri setelah operasi dimana diperlukan kombinasi dengan tranquilizer
.