Anda di halaman 1dari 25

Manajemen

syok
Di susun oleh :
Dita Aldini Putri Utami Hi. Lamatta
14 18 777 14 303

Pembimbing :
dr. Sri Sikspiriani C Harun, Sp. OT, M. Kes
Pendahuluan
Syok adalah keadaan kegagalan sirkulasi akut yang
menyebabkan penurunan perfusi organ, dengan pengiriman darah
beroksigen ke jaringan yang tidak memadai dan disfungsi organ
akhir. Sementara banyak yang diketahui tentang perawatan kembali
pasien dengan syok, beberapa kontroversi berlanjut dalam literatur.
Penilaian dimulai dengan mengidentifikasi perlunya intervensi kritis
seperti intubasi, ventilasi mekanik, atau mendapatkan akses
vaskular.
Lanjutan…
Pemeriksaan segera harus dimulai dengan pengujian
laboratorium (terutama kadar laktat serum) dan pencitraan.
Menentukan status volume intravaskular pasien dalam syok sangat
penting dan membantu dalam mengkategorikan dan
menginformasikan keputusan pengobatan. Mematuhi perawatan
berbasis bukti dari penyebab spesifik syok dapat mengoptimalkan
peluang pasien untuk selamat dari kondisi yang mengancam jiwa
ini
Definisi Syok
Syok adalah kondisi mengancam jiwa yang diakibatkan
ketidakmampuan sistem sirkulasi menyuplai oksigen & nutrien ke
jaringan, ditandai dengan hipoksia dan ketidakadekuatan fungsi sel
yang dapat menyebabkan kegagalan organ dan berpotensi
terjadinya kematian.

Ketidakadekuatan aliran darah ke jaringan membutuhkan 3


kompenen :
1. Pompa jantung yang adekuat
2. Sistem sirkulasi yang elektif
3. Volumi darah yang adekuat
Klasifikasi Syok
1. Syok hipovolemik
2. Syok sepsis
3. Syok spinal
4. Syok neurogenik
5. Syok anafilaksis
6. Syok kardiogenik
1. Syok Hipovolemik
Definisi

Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah dalam
pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat perdarahan yang massif atau
kehilangan plasma darah

Etiologi : Hemoragik Trauma

Fraktur yang disertai dengan luka


ataupun luka langsung pada pembuluh
arteri

Non Hemoragik Luka bakar


Muntah
Diare
Manifestasi Klinis :
1) Takikardi
2) Hipotensi
3) Takipnea
4) Oligouri
5) Akral dingin
6) Penurunan kesadaran
Klasifikasi dan Penilaian terhadap syok hipovolemik yang diakibatkan oleh perdarahan
(hemorrhagik) :

Parameter Derajat I Derajat II Derajat III Derajat IV


Jumlah perdarahan (%) <15 15-30 30-40 >40
Jumlah perdarahan (ml) <750 750-1500 1500-2000 >2000
Denyut jantung (Jumlah denyutan <100 >100 >120 >140
dalam 1 menit)

Tekanan Darah (mmHg) Normal Normal 70-90/50-60 <60

Tekanan Nadi (mmHg) 36 30 20-30 10-20


Laju Pernapasan (laju pernafasan 14-20 20-30 30-40 >40
dalam 1 menit )

Jumlah urine (ml/jam) >30 20-30 5-15 Tidak ada


Status mental Gelisah ringan Gelisah sedang Gelisah dan bingung Bingung dan letargi

Cairan pengganti (3:1) Kristaloid Kristaloid, koloid Kristaloid, koloid, Kristaloid, koloid,
darah darah
 Penanganan awal pada pasien luka bakar :
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
4. Disability
5. Environment

 Resusitasi cairan pada dehidrasi


2. Syok Sepsis
Definisi
Syok sepsis berhubungan dengan SIRS (Systemic Inflamatory Response Syndrome).
SIRS adalah respon sistemik terhadap adanya infeksi (inflamasi). Syok sepsis adalah
sepsis dengan hipotensi (SBP <90 mmHg) meskipun telah resusitasi cairan secara adekuat
atau memerlukan vasopressor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ.

Etiologi :
1. Bakteri
2. Jamur
3. Parasit
4. Virus

Tanda SIRS :
Suhu > 38oC atau < 36oC
Nadi > 90 x/menit (takikardi)
Pernapasan >22 x/menit (takipnea)
Leukosit > 12.000/mm3 atau < 4000/mm3
Manifestasi Klinis Syok Sepsis :
- Demam
- Mual, muntah
- Hipotensi (TD sistolik <90 mmHg)
- Takikardi (>90 x/menit)
- Takipnea (>22 x/menit)
- Penurunan kesadaran

Tatalaksana Syok Sepsis :


Inti dari tatalaksana ini mencakup penyesuaian beban jantung preload, afterload dan
kontraktilitas dengan oksigen delivery dan demand.
• Cairan kristaloid dan koloid
• Vasopressor
• Evaluasi saturasi oksigen
• Koreksi hematokrit
• Inotropic
• Antimikroba
3. Syok Spinal
Definisi :
Syok spinal didefinisikan sebagai fenomena fisiologis dan anatomi dari lesi medula spinalis
yang mengakibatkan menurun atau hilangnya hampir semua refleks spinal dibawah tingkat lesi
dengan pemulihan refleks secara berangsur.

Etiologi :
Cedera medula spinalis
• Cedera medula spinalis primer
Cedera mekanis, tembakan, abses dan penyakit metastasis
• Cedera medula spinalis sekunder
Oklusi atau gangguan suplai darah arteri.

Manifestasi klinis :
 Hiporefleksia/arefleksia
 Hilangnya refleks anus yang bersifat sementara
 Atoni lengkap pada otot polos kandung kemih sehingga urin tertahan (retensi urin)
 Hilangnya sensibilitas yang bersifat sementara
 Paralisis flacid
Fase syok spinal

Tatalaksana Syok Spinal :

Tatalaksana syok spinal di Indonesia mengacu pada Konsensus Nasional PERDOSSI :


1. Manajamen Pre Hospital, yaitu :
- Stabilisai manual
- Membatasi fleksi dan gerakan-gerakan lain
- Penanganan imobilitas vertebra dengan kolar leher dan vertebral brace
2. Manajamen Di Instalasi Gawat Darurat, tindakan :
A (AIRWAY)
B (BREATHING)
C (CIRCULATION
- Selanjutnya pasang foley catheter untuk memonitor hasil urine dan cegah retensi urine
- Pemeriksan Umum dan Neurologis khusus
Jika terdapat fraktur atau dislokasi kolumna vertebralis :
servikal : pasang kerah fiksasi leher
Torakal : lakukan fiksasi
Lumbal : fiksasi dengan korset lumbal

- Pemeriksan Penunjang
Foto vertebra posisi AP/Lat/Odontoid dengan sesuai letak lesi
CT scan / MRI

- Pemberian steroid
Bila diagnosis ditegakkan < 3 jam pasca trauma berikan : Methylprednisolon 30 mg/KgBB i.v bolus
3. Manajemen Di Ruang Rawat
-Perawatan Umum
Lanjutkan A, B, C sesuai indikasi
-Pemeriksaan Neurofisiologi Klinik (SSEP)
-Medikamentosa
 Lanjutkan pemberian methylprednisolon (mencegah proses sekunder)
 Analgetik
 Mencegah dekubitus, kalau perlu pakai kasur khusus
 Terapi obat lain sesuai indikasi, seperti antibiotik bila ada infeksi, dll

-Operasi
Waktu operasi antara 24 jam sampai dengan 3 minggu.
Indikasi operatif :
 Jika ada fraktur, pecahan tulang menekan medula spinalis
 Gambaran neurologis progresif memburuk
 Fraktur, dislokasi yang labil
 Terjadi herniasi diskus intervertebralis yang menekan medula spinalis
4. Konsensus Neurorestorasi dan Neurorehabilitasi

Tujuan :
-Memberikan penerangan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai trauma medulla
spinalis.
-Memaksimalkan kemampuan mobilisai dan self care (latihan mandiri) dan atau latih langsung jika
diperlukan
Mencegah komorbiditas
Tindakan meliputi :
(1) Fisioterapi
(2) Terapi okupasi
(3) Latihan miksi dan defekasi rutin
(4) Terapi Psikologis.
4. Syok Neurogik
Definisi :
Syok neurogenik adalah perubahan hemodinamik, salah satu komponen otonom selama
fase akut cedera medulla spinalis, yang disebabkan oleh hilangnya tonus simpatis dan
fungsi parasimpatis, menyebabkan hipotensi dan bradikardia. Hal ini biasa terlihat ketika
kadar cedera di atas T6.

Etiologi :
Trauma medulla spinalis
Obat anestesi spinal
Trauma capitis (terdapat gangguan pada pusat otonom)

Tanda dan gejala :


Hipotensi (tekanan darah sistolik <90 mmHg)
Bradikardia (<60 kali per menit)
Kulit kemerahan dan hangat.
Tatalaksana Syok Neurogenik:

1. Posisi Trendelenburg
2. Pertahankan jalan nafas
3. Keseimbangan hemodinamik
4. Pemberian obat vasopressor
Dopamin dengan dosis >8 microgram (mcg)/kg/menit
Norepinefrin 0,03- 1,5 mcg/ kg/ menit
Epinefrin 0,1- 0,5 mcg/kg/ menit
5. Syok Anafilaktik
Definisi:
Syok anafilaktik merupakan salah satu manifestasi klinik dari anafilaksis yang ditandai
dengan adanya hipotensi yang nyata dan kolaps sirkulasi darah.

Faktor pencetus:

Antibiotik (penisilin, sefalosporin)

Anafilaksis (melalui IgE) Ekstrak allergen (bisa tawon, polen)

Obat (glukokortikoid, thiopental, suksinilkolin)

Cairan hipertonik (media radiokontras, manitol)

Obat (opiat, vankomisin, kurare)

Anafilaktoid (tidak melalui IgE) Protein manusia (immunoglobulin dan produk


darah lainnya)

Asam asetilsalisilat
Antiinflamasi nonsteroid
Gejala dan Tanda Anafilaksis Berdasarkan Organ Sasaran
Sistem Gejala dan tanda
Umum Lesu, lemah, rasa tidak enak yang sulit dijelaskan di dada dan
Prodromal perut
Pernapasan  
Hidung Hidung gatal, bersin dan tersumbat
Laring Rasa tercekik, suara serak, sesak napas, stridor, edema,
spasme
Lidah Edema
Bronkus Batuk, sesak, mengi, spasme
Kardiovaskular Palpitasi, takikardia, hipotensi sampai syok. Kelainan EKG
Gastrointestinal Disfagia, mual, muntah, kolik, diare yang kadang-kadang
disertai darah
Kulit Urtika, angioedema di bibir, wajah atau ekstremitas
Mata Gatal, lakrimasi
Susunan saraf pusat Gelisah, kejang
Tatalaksana Syok Anafilaktik:

1) Posisi trendelenburg
2) Pemberian oksigen 3-5 liter/menit
3) Adrenalin 0,3-0,5 ml dari larutan 1:1000 diberikan secara intramuscular yang dapat diulangi
5-10 menit
4) Pemasangan infus
5) Aminofilin 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit intravena
6) Antihistamin dan kostikosteroid
6. Syok Kardiogenik
Definisi

Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung
sistemik pada keadaan volume intravascular yang cukup, dan dapat mengakibatkan hipoksia
jaringan.

Etiologi
Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut dapat menyebabkan terjadinya syok.
Komplikasi tersebut berupa: ruptur septal ventrikel, ruptur atau disfungsi otot papillaris dan ruptur
miokard yang keseluruhan dapat mengakibatkan timbulnya syok kardiogenik tersebut
Manifestasi Klinis :

1. Keluhan yang timbul berkaitan dengan etiologi terjadinya syok kardiogenik tersebut.
2. Pasien infark miokard akut datang dengan keluhan nyeri dada tipikal yang akut, dan
kemungkinan sudah mempunyai riwayat penyakit jantung koroner sebelumnya.
3. Pasien dengan aritmia akan mengeluhkan adalnya palpitasi, presinkop, sinkop atau
merasakan irama jantung yang berhenti sejenak. Kemudian pasien akan merasakn letargi
akibat berkurangnya perfusi ke sistem saraf pusat.
4. Tekanan darah sistolik yang menurun sampai <90 mmHg
5. Denyut jantung (>100x/menit) akibat stimulasi simpatis
6. Hepatosplenomegali
7. Edema pulmonal
8. Oligouri (<0,5 ml/kgBB/jam)
9. Peningkatan JVP (>7 mmHg atau >9 cmH2O)
10. Frekuensi pernapasan meningkat i akibat kongesti di paru.
11. Akral dingin
12. Edema pada ekstremitas bawah
Tatalaksana syok kardiogenik:
Berdasarkan gejala klinis
1) Edema Paru akut :
-Furodemid IV 0,5-1,0 mg/kg
-Morfin IV 2-4 mg
-Oksigen : bila diperlukan
2) Hipovolemia :
-Cairan
-Vasopresor
3) Low output
• Periksa TD :
-Nitrogliserin 10-20 mcg/mnt IV
-Doubutamin 2-20 mcg/kg/mnt IV
-Dopamin 5-15 mcg/kg/mnt IV
-Norepinefrin 0,05-1 mcg/kg/mnt IV
Thank you

Anda mungkin juga menyukai