Anda di halaman 1dari 29

SYOK PADA KEGAWATAN

NEUROLOGI

Ilmiawan sannas, S.kep,.Ns


Syok adalah keadaan
dimana tidak cukup

SYOK (inadequate) aliran


darah ke jaringan untuk
memenuhi kebutuhan
MENGAPA ………? jaringan
Gejala Umum Syok
Hipotensi
Takikardia  >140x/mnt
Tachipnoe  >20x/mnt
Hipoperfusi Perifer
Vasokontriksi Perifer
Penurunan Kesadaran
Oliguria  Anuri
Asidosis Metabolik
JENIS SYOK
1.Syok Hipovolemik
2.Syok Kardiogenik
3.Syok Vasogenik / Distributif
4.Syok Obstruktif
SYOK HEMORAGIK/ HYPOVOLEMIK
TANDA & GEJALA KELAS I < 15% KELAS II 15-30% KELAS III 30-40% KELAS IV > 40%

Kehilangan darah (ml) Sampai 750 750 – 1500 1500 – 2000 > 2000
Kehilangan darah (% volume
<15% 15% - 30% 30% - 40% >40%
darah)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
Tekanan darah Normal Normal Menurun Menurun

Tekanan nadi Normal atau naik Menurun Menurun Menurun

Frekuensi pernafasan 14 – 20 20 – 30 30 – 40 >35


Capillary Reffilling Time Normal Delayed Delayed Delayed
Produksi urin (ml/jam) >30 20 – 30 5 – 15 Tidak berarti

Kesadaran menurun
CNS / status mental Sadar (anxious) Gelisah (agitated) Lemah, (lethargic)
(confused)

Kristaloid Kristaloid
Penggantian cairan Kristaloid Kristaloid
Dan darah Dan darah
1. SYOK HIPOVOLEMIK (Lanjutan....)

KLASIFIKASI SYOK HIPOVOLEMIK KARENA


DEHIDRASI

Klasifikasi Penemuan Klinis Pengelolaan

Dehidrasi ringan: Selaput lendir kering, nadi Penggantian volume dengan


Kehilangan cairan tubuh normal atau sedikit meningkat cairan kristaloid (NaCl 0,9%
sekitar 5% atau RL)
Dehidrasi sedang: Selaput lendir sangat kering, Idem
Kehilangan cairan tubuh status mental tampak lesu, nadi
sekitar 10% cepat, tekanan darah mulai
menurun, oliguria

Dehidrasi berat: Selaput lendir pecah – pecah, Idem


Kehilangan cairan tubuh pasien mungkin tidak sadar,
>15% Tekanan darah turun, Anuria
2. SYOK KARDIOGENIK
Gerakan jantung
sebagai pompa Tatalaksana;
terganggu. Misal : 1. Kolaborasi pemberian cairan ;
1. Tamponade & kontusio cairan berlebih  edema paru
jantung 2. Monitor fungsi hemodinamik klien
3. Laporkan jika ada tanda
2. Iskemia/ infark peningkatan distres pernapasan
miokard 4. Terapi penyebabnya
5. Pemberian obat inotropik :
dopamine, dobutamin
3. SYOK VASOGENIK (DISTRIBUTIVE)

Terjadi akibat pelebaran pembuluh darah besar-besaran. Meliputi:


a. Syok Septik
b. Syok Neurogenik
c. Syok anafilaktik
Syok septik
Terjadi karena interaksi komplek dari sel-sel  bakteri berinteraksi
dengan sel penjamu dan serum protein  melepas mediator 
menyebabkan cedera dan kematian sel. Bbrp istilah ;
• Bakterimia : terdapat bakteri viable dalam aliran darah, mengakibatkan
sepsis  infeksi disertai dengan gejala SIRS (sistemik inflammatory
respons syndrome)
• Sepsis : ditemukan adanya disfungsi end organs dan hipoperfusi
• Syok sepsis : ditemukan adanya sepsis dan hipotensi, meskipun telah
dilakukan resusitasi cairan, masih ditemukan perfusi jaringan inadequat
Tanda & Gejala Syok Sepsis
Umumnya tidak spesifik, spt :
• Demam
• Menggigil
• Berkeringat
• Perubahan fungsi mental hingga koma
• Hiperventilasi dng alkalosis respiratorik
• Tanda-tanda iritasi selaput meningean
Tatalaksana Syok Sepsis
• Pemberian oksigen
• Infus cairan isotonic/ kristaloid
• Ventilasi mekanik
• Antibiotika, dianjurkan broad spectrum
Meningitis
 Radang pada meningen (membran
yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh
virus, bakteri, atau jamur
 Sumber Infeksi
 Hematom
 Parameningeal
 Paska cedera kepala
a. Meningitis Bakteri
Meningitis Meningococcus
Inflamasi meningen, terutama araknoid dan
piamater, terjadi karena invasi bakteri ke ruang
subaraknoid.

Proses inflamasi tidak terbatas hanya di


meningen, tapi juga mengenai parenkim otak
(meningoensefalitis), ventrikel (ventrikulitis),
bahkan bisa menyebar ke medula spinalis
b. Meningitis Virus

Sering disebut aseptik meningitis Meningitis Tuberkulosis

disebabkan oleh virus, seperti; mums,


herpez simplek dan herpez zoster.

Dapat menyerang semua umur, namun yang


paling sering adalah usia anak.
c. Meningitis Jamur
Sering disebut meningitis kriptokokus. Adalah infeksi jamur
yang mempengaruhi sistem syaraf pusat, lebih sering pada
pasien dng AIDS
Faktor predisposisi meningitis :
1. Luka atau fraktur terbuka pada kepala
2. Infeksi pada telinga
3. Radang paru
4. Pembedahan otak dan spinel
5. Sepsis
6. Lumbal pungsi dan anastesi lumbal
7. Otitis media
8. Pneumonia
9. Sinusitis
10. Sickle cell anemia
11. Fraktur cranial, trauma otak
12. Operasi spinal
13. Penurunan system kekebalan tubuh seperti AIDS.
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : yang khas adalah analisa cairan otak
• LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
• Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan tipe sel neutrofil ( infeksi
bakteri ) dan limfosit (infeksi virus
• Elektrolit darah : Abnormal .
• ESR/LED : meningkat pada meningitis
• Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : mengindikasikan daerah pusat infeksi
atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
Radiologi
• MRI/ CT Scan : membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel;
hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
• Ronsen dada/kepala/ sinus ; indikasi sumber infeksi intra kranial.
Perbandingan Karakter CSS
Normal Bakterial Viral TB Fungal
Makroskopik Jernih, tak Keruh Jernih/opalescent Jernih/opalescent Jernih
berwarna
Tekanan Normal Meningkat Normal atau Meningkat Normal atau
meningkat meningkat
Sel 0-5/mm3 100-60.000/mm3 5-100/mm3 5-1000/mm3 20-500/mm3

Neutrofil Tak ada >80% <50% <50% <50%


Glukosa 75% glukosa darah Rendah (<40% Normal Rendah (<50% Rendah (<80%
glukosa darah) glukosa darah) glukosa darah)
Protein <0,4 g/L 1-5 g/L >0,4 – 0,9 g/L 1-5 g/L 0,5-5 g/L
Lainnya Gram positif PCR kultur positif Kultur positif 50- Gram negatif;
<90%; kultur <50% 80% kultur positif 25-
positif <80%; 50%
kultur darah
positif <60%
Lumbal Pungsi
• Tujuan : mengidentifikasi organisme penyebab
• CSS diukur dan diambil sample untuk mendapatkan kultur, gram stain, jumlah sel darah
merah, glukosa dan protein.
• Warna cairan keruh/purulen pada infeksi bakteri dan bening pada infeksi virus.
• Jumlah sel darah merah meningkat
• Glukosa menurun CSF ( <45-47/100 ml ) pada meningitis bakteri. Normal pada virus
• Konsentrasi protein meningkat dalam CSF (>100 mg/dl )
• Culture hidung dan tenggorokan
• Culture darah
Komplikasi

Komplikasi Intrakranial Komplikasi ekstrakranial


 Edema otak dengan resiko herniasi 1. Septik shock
 Komplikasi pemb darah arteri: arteritis 2. Disseminated intravascular
vasopasme, fokal kortikal hiperperfusi, ggn coagulation (DIC)
serebrovaskular, autoregulasi
3. Respiratory distress sindrom
 Septik sinus/ trombosis venous terutama
sinus sagitalis superior, tromboflebitis 4. Arteritis (septik atau reaktif)
kortikal 5. Ggn elektrolit: hiponatremi, SIADH,
 Hidrosefalus central diabetes insipidus (jarang)
 Serebritis, Encepalitis 6. Komplikasi spinal :mielitis, infark
 Subdural efusi (pada bayi dan anak)
 Abses otak
PENCEGAHAN
• Imunisasi terhadap Haemophilus Influenza dan Streptococcus
Pneumoniae
• Vaksinasi Neisseria meningitis direkomendasikan untuk remaja, anggota
militer dan pelancong ke area endemik
• Kemoprofilaksis untuk individu yang kontak dng pasien Neisseria
meningitidis dan H.influenzae: rifampisin, siprofloksasin atau seftriakson
• Dapat dicegah dengan mengenali faktor presdisposisi (ex otitis media
atau infeksi saluran napas, TBC). Dalam hal ini yang paling penting
adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi
tersebut telah hilang.
Tatalaksana
• Isolasi Medikomentosa
• Terapi antimikrobial • Antibiotik: sefalosforin ditambah
• Mempertahankan hydrasi vankomisin  adekuat mengatasi N.
• Mempertahankan ventilasi Meningitidis, H. Influenza tipe a-f
• Menurunkan TIK • Antivirus
• Manajemen syok sistemik • Dexametason 0,6-0,8 mg/kg bb per
hari dalam 2-3 dosis.
• Mengontrol kejang
• Terapi suportif jika terjadi dehidrasi,
• Pengontrolan suhu tubuh syok, DIC, peningkatan TIK, apnea,
• Penanganan komplikasi aritmia dan koma
Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN 2. Pengkajian fisik
1. Riwayat : • Manifestasi klinis
• Tingkat kesadaran, Orientasi
- Gambaran gejala yang dialami saat • Reaksi pupil dan pergerakan mata
ini, kapan mulai, gejala menurun/
• Respon motorik
meningkat, cara mengatasinya
• Tanda awal : Lethargi, perubahan memori,
- Riwayat penyakit masa lalu: gangguan perhatian, perubahan tingkah laku
Penyakit pernafasan, trauma • Tanda lanjut: Stupor, nyeri kepala berat, nyeri
kepala/fraktur, infeksi sinus, hidung, otot, pupil reaktif terhadap cahaya (photo
telinga, penyakit jantung, DM, Ca, phobia), Nistagmus, Disfungsi syaraf
III,IV,VI,VII,VIII
pembedahan, bedah syaraf/telingga
• Hemiparesis, hemaplegia, tonus otot menurun
• Kaku kuduk, kernig’s, Bruzinski, nyeri kepala
• Nausea, muntah, panas, Tachicardia
Diagnosa Keperawatan
a. Resiko gangguan perfusi jaringan cerebral b.d peningkatan
ICP/edema otak
b. Nyeri b.d iritasi meningeal
c. Hiperthermia b.d proses infeksi dan edema cerebral
d. Resiko defisit volume cairan b.d meningkatnya temperatur,
menurunnya intake cairan
e. Resiko defisit nutrisi b.d peningkatan metabolisme, intake
nutrisi tidak adekuat
f. Gangguan orientasi b.d defisit neurologis
g. Defisit ADL b.d kelemahan
Prinsip Rencana Tindakan Keperawatan
1. Menurunkan panas:
- Kompres dingin
- Monitor temperatur secara kontinue
- Ganti baju kain bila basah
- Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai program
2. Maintenance fluid balance
- Monitor intake-output, monitor CVP bila ada
- Beri cairan IV sesuai program, cegah over-load cairan  menurunkan edema
3. Meningkatkan perfusi otak
- Kaji tingkat kesadaran, TTV, dan status neurologik
- Ciptakan lingkungan tenang (cegah agitasi-peningkatan ICP)
- Catat kejadian berhubngan status neurologis: Kejang, disorientasi
Prinsip Rencana Tindakan Keperawatan
4. Menurunkan nyeri
- Bila perlu kurangi rangsang diruang rawat
- Berikan posisi nyaman dan aman (pasang sidedriil)
- Berikan analgesik sesuai program (monitor reaksi dan respon
pasien)
5. Pendidikan Kesehatan
- Dorong pasien untuk minum obat sesuai program
- Dorong untuk lebih memperhatikan follow up dan terjadi infeksi
yang akan datang
Evaluasi
• Temperatur dalam batas normal 36 – 370C
• Tanda-tanda vital dan CVP stabil
• Kesadaran meningkat, kembali normal, verbal baik
dan orientasi baik
• Tidak ada gangguan neurologis
• Tidak terjadi gangguan cairan
• Nutrisi terpenuhi dengan adekuat
• Tidak ada nyeri
Syok Neurologik
Paling sering krn kerusakan medulla spinalis oleh berbagai sebab :
• Traumatik ; kecelakaan
• Non traumatic ; kelainan vaskular, tumor, infeksi, spondylosis,
osteoporosis, dan kelainan perkembangan

Anda mungkin juga menyukai