Oleh:
Siti Faizah (2106111002)
Elsa Nur Salsabila (2106111044)
Jihan Haura (2106111012)
Fadhilah Amirah Nst (2106111032)
Cut Desy Diana Sari (2106111031)
Syok Hipovolemik
Tipe syok yang paling umum terjadi pada
anak-anak
Etiologi
Ruptur pemb.
Darah
Trauma/injuri Luka bakar
/sengatan listrik
Kehamilan Muntah
ektopik Diare
Pankreatitis Dehidrasi( misal
Perdarahan
nya:keringat
gastrointestinal
pada musim
Perdarahan
panas)
akibat operasi Penggunaan
Perdarahan
diuretik
vaginal
Kecing darah
Patofisologi
GEJALA KLINIS
Pemeriksaan
Penunjang
Analisis Gas
Serum laktat – Darah Lengkap-
Darah
Oksigenasi Hemoglobin,
jaringan rendah hematokrit
TERAPI
2. Gantikan volume
1. Hentikan sumber yang hilang 3. Menunjang Tekanan
perdarahan / Cairan IV, RBC, Darah
kehilangan cairan Platelet,FFP (Fresh Vasopressor
obat-obatan Prozen Plasma), albumin
SYOK SEPTIK
DEFINISI....
SEPSIS kondisi dimana terjadi sindrom respon peradangan
sistemik (systemic inflammatory response syndrome) yang
dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit
Neonatal Sepsis Sepsis yang terjadi pada bayi baru lahir (biasanya 4 minggu
setelah kelahiran)
Sepsis Abortion Aborsi yang disebabkan oleh infeksi dengan sepsis pada ibu
EPIDEMIOLOGI
Di USA, sepsis adalah penyakit penyebab kematian kedua dalam pasien
serangan jantung di ICU, dan masuk dalam 10 besar yang menyebabkan
kematian dari keseluruhan penyakit berdasarkan data dari
Centers for Disease Control and Prevention
penyebab kematian utama pasien ICU secara umum, dengan rata-rata
kematian 20% untuk sepsis, 40% untuk sepsis berat, dan >60% untuk syok
sepsis.
Angka sepsis neonatorum meningkat secara bermakna pada bayi yang berat
badan lahir rendah dan bila ada faktor resiko ibu (obstetrik) atau tanda-tanda
korioamnionitis, seperti ketuban pecah lama (> 18 jam), demam intrapartum
ibu (> 37,5oC), leukositosis ibu (>18.000), pelunakan uterus dan takikardia
janin (>180 kali/menit).
ETIOLOGI
Mayoritas kasus sepsis disebabkan oleh infeksi bakteri, beberapa
disebabkan oleh infeksi jamur, dan sangat jarang disebabkan oleh
penyebab lain (virus dan protozoa)
Menarik sitokin
RR meningkat
WBC abnormal
2. Dukungan Hemodinamik
- Tujuan : memberikan oksigenasi dan substrat yang adekuat ke
dalam jaringan terutama pada keadaan syok
- Vasopressor/ inotropik dan Transfusi bila diperlukan
- Target : CVP 8-12 mmHg, MAP > 65 mmHg, urine output > 0,5
ml/KgBB/jam atau >30 ml/jam
RESUSITASI
Macam-macamnya :
a.Oksigenasi untuk mengatasi hipoksia dengan
upaya meningkatkan saturasi oksigen darah,
meningkatkan transpor oksigen dan memperbaiki
utilisasi oksigen di jaringan.
b. Terapi cairan
Hipovolemia dapat terjadi karena penurunan venous return,
dehidrasi, pendarahan dan kebocoran plasma
mengganggu transpor oksigen dan nutrisi dan dapat
mengakibatkan syok.
Hipovolemia diatasi dengan pemberian cairan baik
kristaloid (NaCl 0,9% atau RL) maupun koloid.
Albumin merupakan protein plasma yang berfungsi sebagai
koloid.
Transfusi PRC diperlukan pada pendarahan aktif hingga Hb
10 g/dl dengan mempertimbangkan kondisi klinis pasien.
c. Vasopressor /inotropik
Diberikan setelah hipovolemik teratasi namun masih terjadi
hipotensi.
Hipotensi tersebut timbul karena vasodilatasi atau disfungsi
miokard.
Pilihan vasopresor: dopamin mulai 8 mcg/kg/ menit,
norepinefrin 0,03-1,5 mcg/kg/ menit.
Pilihan inotropik : dobutamin 2-28 mcg/kg/ menit, dopamin
3-8 mcg/kg/ menit, epinefrin 0,1-0,5 mcg/kg/ menit atau
fosfodiesterase inhibitor (amrinon & milrinon).
d. Bikarbonat
Mengoreksi asidemia pada sepsis.
Dapat diberikan PH < 7,2 atau serum bikarbonat < 9 meq/L.
e. Nutrisi
Kebutuhan kecukupan nutrisi berupa kalori, protein (asam
amino ), asam lemak, cairan vitamin dan mineral perlu
diberikan sedini mungkin.
Diutamakan pemberian enteral, bila perlu parenteral.
g. Disfungsi ginjal
Terjadi secara akut pada pasien sepsis dan Syok Septik
Diberikan vasopresor bila diperlukan (Dopamin dosis renal
1-3 mcg/kg/ menit)
Pada oliguria pemberian cairan dipantau ketat.
MODIFIKASI RESPON INFLAMASI
Anti TNFα
Anti koagulan
Antagonis PAF
Antagonis bradikinin
Antioksidan
Inhibitor sintesis NO
aktivasi komplemen
protein manusia (Ig, dan produk darah lainnya)
bahan dialisis
Reaksi hipoglikemi
Reaksi histerik
Sindrom karsinoid
PENATALAKSANAAN
Sekali diagnosis ditegakkan pemberian epinefrin jangan ditunda-tunda.
Epinefrin 0,01 ml/kgBB sampai mencapai dosis maksimal 0,3 ml
subkutan, dapat diberikan setiap 15 – 20 menit sampai 3-4 kali. bila
gejala bertambah buruk atau dari awal penyakit sudah berat IM dan
bahkan kadang sampai 0,5 ml sepanjang penderita tidak mengidap
kelainan jantung.
2 hal penting terapi anafilaksis yaitu 1). Sistem pernapasan yang lancar,
sehingga oksigenasi berjalan baik 2). Sistem kardiovaskuler yang juga harus
berfungsi baik sehingga perfusi jaringan memadai. Dengan cara terapi segera
dan suportif.
TINDAKAN SEGERA
Hentikan prosedur
Pasang turniket (misalnya pada serangan tawon)
Letakkan pasien pada dasar keras, horizontal tidak sadar gerak
tripel airway apnue 2 kali ventilasi buatan raba arterial
karotis atau arterial femoralis. Bila berdenyut tetapi pasien henti
nafas, teruskan ventilasi buatan (12 kali permenit) bila tdk
berdenyut kompresi jantung luar 30 kali diikuti 2 kali ventilasi
buatan
Bila pasien tidak mengalami henti jantung, terapi farmakologik anafilaksis
hendaknya dimulai dengan adrenalin sedini mungkin.
Respon tidak ada beri adrenalin atau etil noradrenalin (1mg/ml diencerkan
10 x untuk dewasa dan berikan pelan-pelan).
Intubasi trakeal / krikotirotomi / trakeostomi.
Dilakukan kompresi jantung luar
TERAPI SUPORTIF
Upayakan kembali keseimbangan cairan dan elektrolit.
Teruskan pemberian O2, terutama bila pasien sianotik.
Beri kortikosteroid IV : 100 – 200 mg/kg. hidrokortison untuk dewasa
beri antihistamin iV, misalnya : prometazin 0,2 mg/kg.
Hindari sedativa, narkotika dan lain obat hipotensif.
TINDAK LANJUT
Mencari tahu penyebab reaksi tersebut serta mencegah kejadian ulang.
Dengan menghindari faktor pencetus. Kadang penderita diberikan bekal
adrenalin untuk dibawa kemanapun pergi.
SYOK KARDIOGENIK
DEFINISI
Syok kardiogenik merupakan suatu keadaan penurunan curah jantung dan
perfusi sistemik pada kondisi volume intravaskular yang adekuat, sehingga
menyebabkan hipoksia jaringan.
Istilah syok kardiogenik ini pertama sekali disampaikan oleh Stead (1942)
dimana saat itu dilaporkan 2 orang pasien yang disebutkan mengalami “syok
yang diakibatkan oleh jantung (shock of cardiac origin)”.
Belakangan istilah ini kemudian berubah menjadi syok kardiogenik
Syok
kardiogenik merupakan suatu keadaan penurunan curah jantung dan perfusi
sistemik pada kondisi volume intravaskular yang adekuat, sehingga menyebabkan
hipoksia jaringan dimana TDS <90 mmHg selama sekurangnya 1 jam dimana:
1) Tidak respon dengan pemberian tunggal terapi cairan
2) Akibat sekunder dari disfungsi jantung
3) Memiliki hubungan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak <2,2
L/mnt/ dan tekanan PAWP >15 mmHg
ETIOLOGI
Penyebab syok kardiogenik tersering adalah kegagalan ventrikel kiri akibat infark
miokard akut.
Berdasarkan SHOCK register dan trial disebutkan bahwa :
74,5% syok kardiogenik disebabkan oleh predominasi kegagalan ventrikel kiri
8,36% akibat MR
Dikatakan syok jika terdapat bukti adanya hipoperfusi organ yang dapat dideteksi
pada pemeriksaan fisik.
MANIFESTASI KLINIS
Adapun karakteristik pasien-pasien syok kardiogenik antara lain :
Kulit berwarna keabu-abuan atau bisa juga sianosis. Suhu kulit dingin dan bisa
muncul gambaran mottled skin pada ekstremitas.
Nadi cepat dan halus/lemah serta dapat juga disertai dengan irama yang tidak
teratur jika terdapat aritmia
Distensi vena jugularis dan ronkhi basah di paru biasanya ada namun tidak harus
selalu.
Edema perifer juga biasanya bisa dijumpai.
Suara jantung terdengar agak jauh, bunyi jantung III dan IV bisa terdengar
Ren X, Lenneman A. Cardiogenic Shock. Medscape Reference. May 2013. Available from www.emedicine.medscape.com
Untuk menegakkan diagnosis syok kardiogenik dapat dilakukan dengan
menemukan trias gejala syok kardiogenik:
1. Takikardi
2. TD < 90 mmHg
3. Oliguria: < 30 ml/jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Pemeriksaan Laboratorium: darah rutin, enzim jantung (troponin I dan T,
CK/CKMB),
3. Foto Thorax
4. Echocardiography
5. Angiografi Arteri Koroner
TATALAKSANA
Penanganan Suportif
Resusitasi
Ventilasi
Manajemen Hemodinamik
Terapi Farmakologi Lain
(aspirin, heparin,
clopidogrel),
Terapi Mekanikal
IABP (Intra-aortic balloon
pump)
Bantuan Sirkulasi Total
SYOK NEUROGENIK
Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi
hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance
vessels).
Etiologi :
1. Trauma medula spinalis
2. Rasa nyeri hebat pada fraktur tulang.
3. Rangsangan pada medula spinalis seperti penggunaan obat anestesi
spinal/lumbal.
4. Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat otonom).
PATOFISIOLOGI
Manifestasi klinis hampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok
neurogenik terdapat :
1. Tanda tekanan darah turun
2. Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih lambat (bradikardi) kadang
disertai dengan adanya defisit neurologis berupa quadriplegia atau paraplegia
Tatalaksana :
1. Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
2. Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya dengan
menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi dan hipotensi
yang berat, penggunaan endotracheal tube dan ventilator mekanik sangat
dianjurkan.
4. Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan obat-
obat vasoaktif
DOPAMIN Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit,
berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi takikardi.