Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis

 Berdasarkan temuan anamnesis, berupa :


- Riwayat penggunaan antibiotik
- Adanya sesak napas, kemerahan di seluruh badan, sukar menelan, dan kedua mata
bengkak setelah 30 menit mengkonsumsi antibiotik, dan
 Pemeriksaan Fisik, berupa :
- Tensi 70/40 mmHg (hipotensi)
- Nadi lemah dan kecil dengan frekuensi 130x/menit (takikardi)
- Pernapasan 30x/menit (takipnea)
maka pasien didiagnosis mengalami Syok Anafilaksis.

Kriteria Diagnosis (EAACI, 2014)

Apabila salah satu dari tiga kriteria dipenuhi :

1. Onset akut (menit atau jam) disertai perubahan kulit, mukosa, atau keduanya dan setidaknya
salah satu dari : gangguan respirasi dan penurunan tekanan darah atau gejala disfungsi organ.
2. Dua atau lebih gejala berikut segera terjadi setelah kemungkinan paparan alergen (menit
sampai beberapa jam) :
- keterlibatan jaringan kulit mukosa
- gangguan respirasi
- berkurangnya TD atau gejala penyerta
- gejala GI menetap
3. Berkurangnya tekanan darah setelah paparan alergen yang dikenal (menit sampai beberapa
jam) :
- bayi dan anak : TDS rendah (disesuaikan dengan umur) atau > 30% penurunan TDS
- dewasa : TDS <90 mmHg atau >30% penurunan TDS dari baseline.

Diagnosis Banding

1. Syok Kardiogenik et kausa Infark Miokard Akut


Kondisi ini memiliki gejala yang hampir sama dengan syok anafilaktik. Namun pada keadaan
ini gejala yang menonjol adalah nyeri dada meskipun terdapat gejala lainnya seperti sesak
napas namun tidak tampak adanya tanda-tanda obstruksi dari saluran napas, dan tidak ada
pula kelainan kulit.
2. Reaksi Vasovagal
Reaksi vasovagal sering dijumpai setelah pasien mendapatkan suntikan. Pasien tampak mau
pingsan, pucat, dan berkeringat. Dibandingkan dengan reaksi anafilaksis pada reaksi
vasovagal nadinya lambat dan tidak terjadi sianosis. Meskipun tekanan darahnya turun, tetapi
masih mudah diukur dan biasanya tidak terlalu rendah sepert pada anafilaksis.
3. Reaksi Histerik
Pada reaksi ini dijumpai adanya tanda-tanda gagal napas, atau bernapas pendek dan cepat,
hipotensi atau sianosis. Pasien kadang-kadang pingsan meskipun hanya sementara. Penilaian
tanda-tanda vital dan status neurologik dengan cepat membedakan keadaan ini dengan reaksi
anafilaksis. Sering pasien mengeluh parestesia.
4. Sindrom Angioedema Neurotik Herediter
Merupakan salah satu keadaan yang menyerupai anafilaksis. Sindrom ini ditandai dengan
angioedema saluran napas bagian atas sehingga memungkinkan terjadinya sesak napas, sulit
menelan dan berbicara, pembengkakan pada bibir, wajah, dan leher serta sering disertai
dengan kolik abdomen. Namun tidak dijumpai kelainan kulit atau kolaps vaskuler.
5. Sindrom Karsinoid
Sindrom ini menyerupai anafilaksis idiopatik, yang ditandai dengan adanya gejala
gastrointestinal, spasme bronkus, takikardi, penurunan mendadak tekanan darah dan rasa
panas sekitar kulit, tetapi tidak ada urtikaria dan angioedema.

Anda mungkin juga menyukai