Anda di halaman 1dari 57

Diagnosis

Evaluasi klinis dari Orbita:


◊ Anamnesis
◊ Pemeriksaan Mata
 6 P’ : - 1. Pain
2. Proptosis
3. Progression
4. Palpation
5. Pulsation
6. Periorbital change
Anamnesis

ANAMNESIS  Dimulai dengan


KELUHAN UTAMA dari pasien:
- Nyeri sekitar mata
- Penonjolan dari mata
- Penglihatan berbayang
- Episode akut Merah pada konjungtiva/
bengkak pada kelopak
Anamnesa Terpimpin
Apakah nyeri pada awalnya?
Apakah nyeri berkurang kemudian?
Apakah nyeri bertambah atau berkurang seiring
dengan waktu?
Apakah nyerinya intermittent?
 Apakah pasien merasakan nyeri tumpul
dibelakang mata jika mata bergerak Kiri-Kanan-
Ata-Bawah?
Jika ada proptosis, nyeri tidak ada?
Anamnesa Terpimpin
Apakah ada penglihatan berbayang?
Apakah penglihatan berbayang dialami dengan
satu atau dua mata?
Apakah ada riwayat mata merah?
Apakah mata merah disertai kotoran mata yang
banyak?
Apakah ada riwayat bengkak pada kelopak mata?
Anatomi Normal
Orbita mengandung struktur berikut:
 Bola mata dan saraf optik
 Otot-otot ekstraokuler
 Kelenjar Lakrimal
 Saraf
 Pembuluh darah
 Jaringan penunjang dan lemak

Kesemuanya dapat terlibat dalam proses patologik


Pemeriksaan Mata
 Visus koreksi terbaik
 Tekanan intraokular
 9 posision of gaze
 Pemeriksaan Neuro-oftalmologik 
Pemeriksaan motorik dan sensorik (Pemeriksaan
pupil, sensitivitas kontras, pemeriksaan buta
warna)
 Tes konfrontasi lapangan pandang, pemeriksaan
Amsler grid
1. Pain (Nyeri)  Inflamasi, Infeksi, perdarahan
orbita, perubahan periorbita.
2. Proptosis Mengindikasikan lokasi dari massa
Axial dislacement → Cav. hemangioma, glioma,
meningioma.
Superior displacement → maxillary sinus tumors.
Inferomedial → dermoid cyst, lacrimal gland
tumors. Inferolateral disp frontoethmoidal
mucoceles, abscesses.
Bilateral prop Graves ophthalmopaty, lymphoma,
pseudotumor, leukemia
 3. Progression  Onset dari hari ke minggu
Idiopathic orbital inflammatory disease, cellulitis,
hemorrhage,thrombophlebitis, rhabdomyosarcoma,
grave ophthl
Onset dari bulan ke tahun Dermoid cysts, benign
mixed tumors, cav hemangioma, lymphoma
 4. Palpation  Palpable superonasal mucocele,
mucopyocele, neurofibroma, dermoids
 5. Pulsation Tanpa bruits: Neurofibromas. Dengan
bruits: Carotic cav fistulae
 6. Periorbital changes Tergantung penyakit
penyebab
Tanda dan Gejala dari Penyakit
Orbita
 Proptosis atau enophthalmos
 Kemosis atau injeksio konjungtiva
 Pemeriksaan kelopak:
-Retraksi kelopak
-Lid lag
-Edema kelopak
- Ptosis
 Gangguan visus Keratopati eksposur, Neuropati
optik.
 Ophthalmoplegia dan diplopia
Evaluasi

 Evaluasi dan diagnosis  Dituntun oleh


penyakit2 paling umum yang muncul pada
anak dan dewasa.
 Anamnesis  Pertanyaan mengenai
kehadiran tumor maligna dan penyakit tiroid
yang mempengaruhi orbita

Evaluasi orbita harus dilakukan dengan


pemeriksaan mata yang mendetail
 A. X-Rays  Dapat mengevaluasi tulang orbita,
namun penggunaannya terbatas sebab sulit
mengevaluasi jaringan lunak.
 B. Ultrasonography (USG)  Teknik sensitif untuk
mengevaluasi detail intraokular dan
mengvisualisasikan banyak lesi orbita.
Kelemahan, tidak dapat mempenetrasi tulang, dan
beberapa massa orbita tidak dapat dideteksi.
 C. Computed Tomography (CT)  Menggunakan
sinar X-ray untuk menganalisa densitas jaringan,
dapat menghasilkan potongan visual tubuh yang
dihasilkan oleh komputer.
 D. Magnetic Resonance Imaging (MRI) Sebuah
metode visualisasi dengan menggunakan medan
magnet dan merekam emisi radio frekuensinya.

Keuntungan MRI 
- Minim radiasi
- Mampu untuk membedakan anomali vaskuler dan
neurologik.

Kerugian  Massa tulang tidak memberikan sinyal


resonansi magnetik.
- Lesi orbita sebaiknya dievaluasi dengan
menggunakan CT Scan.
- MRI Lebih cocok untuk lesi Intracranial.

 E. Arteriography  Dilakukan dengan


injeksi cairan radio opak ke dalam karotid
untuk mengvisualisasikan arteri orbita dan
intrakranial.
Penyakit Orbita

 Anatomi (Kelainan kongenital)


 Inflamasi:
- Infeksi
- Non infeksi
 Tumor
1. Kelainan Orbita Kongenital

Anophthalmos
Microphthalmos
Craniofacial clefting
Tumors
 Duke-Elder Kehilangan total dari jaringan mata.
 Pertumbuhan Orbita  Tergantung dari ukuran dan
pertumbuhan rongga orbita.
 Anophthalmic orbits Orbita kecil dengan kelopak
yang hipoplastik dan struktur orbita adneksa
 Microphthalmic eyes Memiliki tidak ada potensi
penglihatan  Terapi hanya ditujukan untuk
memperbaiki kosmetik
a. Anophthalmia

- Kondisi yang sangat langka,


- Dicirikan dengan hilangnya semua jaringan mata →
USG, CT scan
- True anophthalmia – Tidak mampu untuk membentuk jaringan nervus optik dan
vesikel
b. Microphthalmia
(A) Gambar anak 6 bulan dengan
Koloboma
Anomali Microphthalmia and orbital cyst.
Perhatikan kelopak mata kiri bawah
menyebabkan massa pada kelopak
bawah.
Blepharophimosis kiri (kelopak mata kecil
dan lipatan mata yang sempit), Mata kanan
tampak normal.

(B) Desmarres retractors


Kelopak dibuka dengan retraktor, nampak
mata kiri mikroftalmi.
Sisa mata yang dapat dilihat eksternal
adalah celah kecil dibagian nasal.
c. Craniofacial cleft

Craniofacial clefts 
Gangguan perkembangan
dari migrasi neural crest
 Gangguan fusi dari
wajah

Treacher Collins-Franceschetti Syndrome


(Mandibulofacial dysostosis)
Crouzon Syndrome (Craniofacial dysostosis)
d. Tumor Orbita kongenital

Kista dermoid dari orbita


2. Inflamasi
1.Sellulitis
2.Grave opthalmopathy
1. Sellulitis
• Penyebab umum Infeksi bakteri

• Penyebab non-Infeksi Autoimun, malignansi, foreign


body.

• Infeksi bakteri dari jaringan orbita atau periorbita 3


Sumber utama:
- Penyebaran langsung dari sinusitis lanjut
(paling banyak)
- Penyebaran langsung dengan akibat trauma atau
infeksi kulit.
- Penyebaran bakteremia dari jauh
(otitis media, pneumonia)
Selulitis

 Infeksi Periorbita
♦ Selulitis Preseptal
♦ Selulitis Orbita
a. Selulitis Preseptal
Inflamasi dan infeks:
 Kelopak mata
 Struktur periorbita sebelah anterior dari septum orbita
(bagian posterior dapat tidak terinfeksi namun
inflamasi secara sekunder),
 Bola mata tidak terlibat,
 Edema kelopak mata, eritema dan inflamasi.
 Refleks pupil, visus dan pergerakan bola mata tidak
terganggu.
 Nyeri saat pergerakan bola mata dan kemosis tidak
ada.
b. Selulitis Orbita
 Posterior dari septum orbita
 Sellulitis orbita  90% dipicu oleh penyebaran dari
sinusitis akut atau kronis.
 Gejala klinis: Demam, Leukosistosis (75%),
Proptosis, Kemosis, Ptosis, dan rektriksi atau nyeri
dari pergerakan bola mata.
 ↓↓Visus, penglihatan warna, lapangan pandang 
Compressive optic neuropathy
 Penanganan yang terlambat  KEBUTAAN,
Trombosis sinus cavernous, brain neuropathy, abses
otak, KEMATIAN.
- Selulitis orbita akibat sinusitis sangat
penting untuk dikenali, sebab lokasinya
dekat dengan struktur intracranial.

- Secara patofisiologi, Infeksi dari


sinusitisMenyebar ke orbita melalui
lapisan tulang yang tipis atau melalui
aliran balik dari sistem vena orbita dan
sinus yang tidak berkatup.
Selulitis orbita, pembengkakan Selulitis orbita, pembengkakan masif
masif dan eritema. dari konjungtiva dengan hemoragic
dibawahnya.
Exophthalmos, gangguan pergerakan
bola mata
Inflamasi/Infeksi

Inflamasi Orbita
 Gejala Klinis:
- Orbita dan Bola Mata :
- Grup 1 : Edema inflamasi
- Edema kelopak
- Grup 2 : Selulitis orbita
- Peningkatan pembengkakan
kelopak
- injeksi (kemerahan)
- kemosis
- axial proptosis
- kongesti vena
- Peningkatan nyeri dan TIO.
A. Selulitis orbita dengan eritema dan
proptosis.

B. Kemosis dan hypo-ophthalmia.

C. Gangguan duksi vertikal.


A. Selulitis orbita kanan.
Proptosis dan exotropia (+)

B. CT scan dari abses subperiosteal


mata kanan (tanda panah)
Perhatikan musculus rectus medial
digantikan dnegan abses.
 Status General: +/- malaise
 Pemeriksaan penunjang :
 CT : Grup 1 & 2
- Pembengkakan kelopak mata
- Opasifikasi Sinus
- Penipisan mukosa
+/- Obscuration dan infiltrasi dari lemak
orbita
 USG : - Clear spaces
- Perubahan dari densitas lemak
 Radiography : - Sinus opacity
+/- air fluid level
Diagnosis

 Diagnosis klinis: pencitraan untuk


mengidentifikasi abcess formation, accurate
staging dan lokasi lesi.
 Pencitraan CT atau MR: menentukan lokasi &
ekstensi dari proses inflamasi, follow up perbaikan
atau perburukan dari penyakit.
 Patologi sinus: Penebalan dinding mukosa,
opasifikasi dan air fluid level.
Terapi
 Mayoritas dari pasien anak2 tidak memerlukan drainase
sinus atau abses.
 Pasien dewasa lebih sering memerlukan drainase,
utamanya jika ada tekanan orbita dan ancaman ke visus.
 Pada orang dewasa, sangat penting untuk menggunakan
Terapi antibiotik Intravena.
 Drainase dari abses Emergency jika ada ancaman ke
nervus optik, gangguan fungsi retina, atau peningkatan
tekanan cranial dengan nyeri yang signifikan.
 Pada pasien dengan komplikasi intracranial dari sinusitis
frontalis, abses harus di drainase.
2. Tiroid Orbitopathy

Penyakit mata akibat tiroid


Gambaran CT dari Graves Disease
 Pelebaran dari otot (70-75% memiliki hipertropi otot,
umumnya rektus medial dan inferior)
 Komoresi dari nervus optik pada apex orbita akibat dari
pelebaran otot ekstraokuler.
 Peningkatan volume lemak orbita.
 Perubahan bentuk “Conveks” dari dinding ethmoid pada
penyakit kronis.
 Gambaran dari pelebaran rektus inferior pada 1/3 orbita
pada pandangan axial, dapat menyerupai tumor orbita.
 Elongasi dari bola mata dan peregangan dari saraf optik
akibat proptosis.
 Graves disease (GD) Inflamasi orbita, beberapa gejal
klinis DD dengan tumor.
 Patogenesis dari GD belum sepenuhnya dimengerti;
Proses autoimun.

Gambaran Gejala Klinis:


 Hipertiroidisme Disfungsi tiroid yang sangat sering
berhubungan dengan penyakit orbita (90%).
 Gejala klinis meliputi penurunan BB, takikardia,
edema pretibial, clubbing of the fingers and toes, dan
pembentukan tulang baru subperiosteal (thyroid
dermatopathy and thyroid acropathy)
Gambaran klinik Orbita

 Retraksi kelopak mata atas Tanda awal yang


paling sering muncul (75-90%) False
proptosis.
(A) Typical multimuscle Graves
disease dengan proptosis berat
dari kedua mata dan retraksi
kelopak mata atas dan bawah.

(A)Pembesaran dari musculus


rektus medial
Terapi
 Penyakit orbita Dapat self-limited dari 6 bulan
sampai 3 tahun, namun evolusi penyakitnya tidak
dapat diprediksi.
 Terapi: Topical ocular lubricants
Keratokonjunctivitis sicca
 Intervensi emergensi Inflamasi orbita >>, corneal
exposure, subluksasi bola mata, optic neuropathy.
 Terapi:Sistemik corticosteroid,radiotherapi, Orbital
decompression,
3. TUMOR
1. Hemangioma
2. Capillary Hemangioma
C. Tumor
1. Hemangioma
Pasien 1 tahun dengan hemangioma mata
kiri.

(A) Perubahan warna, pembengkakan dari


kelopak mata bawah, displasi ke atas
dari bola mata.

(B) Foto T1-weighted coronal MR image


Menunjukkan capillary hemangioma
inferior dengan kontras.

(C) Foto pasien 6 bulan postoperasi eksisi.


2. Capillary Hemangioma

(A) Lesi palpebra inferior akibat


hemangioma sebelum injeksi steroid.

(B,C) Penampakan dan ukuran dari lesi


post operasi, 8 dan 13 bulan setelah
injeksi.
Proptosis masif dan
dislokasi inferior dari bola
mata kanan akibat
hemangiopericytoma yang
melebar ke kranial,
perinasal, sinus dan kavitas
nasal.

Histopatologymenunjukkan
perubahan sarkomatosa
dengan mitosis yang tinggi.
Pasien usia 5 tahun dengan NF 1 dan
glioma saraf optik bilateral.
(A) Foto wajah menunjukkan proptosis
downward dari mata kiri.

(B) Foto Axial orbital T1-weighted MR


image Menunjukkan bilateral optic
nerve gliomas isointense ke otot ekstra
okular dan area abu-abu cerebri
(panah).
Protesa fasial dengan kaca mata yang pas pada pasien post eksenterasi akibat
hemangiopericytoma.
Pasien usia 4 tahun (A), 12 tahun (B), dan 15 tahun(C).
(Courtesy of Dr. Amin M.
Nasr, Beirut, Lebanon.)
Terapi
 Beberapa kasus akan sembuh sendiri
 Injeksi steroid lokal
 Steroid sistemik
 Terapi Radiasi and laser
Seorang penderita 25 tahun datang ke poliklinik mata
dengan keluhan palpebra kanan nyeri, proptosis,
edem, hiperemi, konjungtiva kemosis, kornea jernih
disertai dengan demam. Dari anamnesis riwayat sakit
sinusitis. Pada pemeriksaan oftalmologi tajam
penglihatan mata kanan menurun. Pergerakan
bolamata kanan terhambat . hasil laboratorium darah
tampak lekositosis.

Anda mungkin juga menyukai