Anda di halaman 1dari 37

Dermatitis Atopik

Welvira Handayani (406151047)


Definisi

Peradangan kulit berupa dermatitis yang kronis residif, disertai rasa


gatal, dan mengenai bagian tubuh tertentu terutama wajah pada
bayi (fase infantil) dan fleksural ekstremitas (fase anak).
Pendahuluan

Istilah “atopi” (Coca & Cooke, 1923)


Keadaan hipersensitivitas
• pada membrana mukosa dan kulit
• terhadap bahan di lingkungan hidup
• cenderung bersifat familier
Pendahuluan

Manifestasi penyakit atopi :


 Asma bronkial
 Rinitis alergika
 Urtikaria
 Hay fever
Secara imunologik  manifestasi reaksi HS tipe I
(IgE)
Patogenesis
• Multifaktor: interaksi faktor internal & eksternal

Faktor internal :
Gen (multigen, Faktor eksternal
poligen) (lingkungan) :
Hipersensitivita Alergen
s Lingkungan
Kerusakan dst.
sawar kulit
Male > female (Fitzpatrick)
Female > male (Buku Ajar UI)
Male : female 1:1,4 (MedScape)
Genetik

Atopi pada orangtua


• Lebih banyak terjadi pada perempuan
• Pola warisan DA bersifat multifaktorial
• Menurut Uehara dan Kimura; 60% ps DA punya anak
atopi.
– Ke-2 orang tua DA  81% anak resiko DA
– Salah satu orang tua DA  59% anak resiko DA
Disfungsi sawar kulit

Seramid
/- Kelaina Kulit
Variasi pH n fungsi TEWL kering &
sensitivitas

gangguan
sawar  gatal
lipid kulit kulit bertambah

Port d’entree alergen, Gatal  garuk 


iritan, bakteri ,virus erosi/ ekskoriasi
Faktor psikologis

• Gangguan psikis pada DA tinggi, berupa rasa cemas, stres dan


depresi. Gatal hebat memicu garukan terus – menerus 
kerusakan kulit.
• Pasien DA cenderung bersifat: temperamental, mudah marah,
agresif, frustasi dan sulit tidur.
AEROALERGEN
(ALERGEN HIRUP)

Debu rumah Serbuk bulu binatang


tungau debu Sari peliharaan,
rumah (TDR) serpihan kulit
manusia, biji-
Dermatophagoides bijian (biji kapas
pteronyssinus dan dan biji kopi),
D. Farinae minyak jarak, serat
tumbuh-
karpet, debu tumbuhan, algae
rumah, perabot
rumah tangga,
pakaian
BAHAN IRITAN

Iritan
Iritan fisik
Lemah

sabun,
Serat pakaian (bahan wol),
alkali,
karpet, bed cover, dan
detergen
perabot rumah tangga

bahan antiseptik, parfum


dan bahan pelarut
 dapat menyebabkan DA
Teori atau hipotesis higiene

• Jumlah anggota keluarga yang sedikit menyebabkan sedikit pula pajanan


terhadap infeksi akibat kontak dengan saudara yang lebih tua disatu
keluarga.
•Pajanan ini sebabkan sistem imun anak berkembang secara normal 
bentuk imun seluler  menurunkan resiko DA.
KLASIFIKASI 1. DA Intrinsik: 2. DA Ekstrinsik:
tanpa bukti terbukti uji kulit
DA murni : dikulit hipersensitivitas terdapat
terhadap alergen hipersensitivitas
Keterlibatan dan tanpa pe pada alergen hirup
organ IgE dan makanan.

DA + kel. organ

1. Fase 2. Fase 1. Fase


Klinis infantil anak dewasa
Gambaran Klinis
• Umumnya kulit kering , pucat/kusam , kadar lipid
epidermis kurang.
• Pruritus >>, hilang timbul terutama malam hari 
“eczema is the itch that rashes”
• Ps menggaruk-garuk terus  kelainan polimorfi
Usia 2 bln - 2 thn Usia 2-13 thn
Muka, leher>>, Fossa Cubiti-Poplitea
Lutut, madidans Lesi kering

Tipe Tipe
Infantil Anak

Dermatitis
Atopik

Tipe
Remaja-Dewasa
Usia > 13 thn
Fossa Cubiti- Poplitea
Frontal periorbita
Fase Infantil
• Usia: 2 bulan – 2 tahun
• Lesi mulai di muka berupa :
Eritema
Papulo-vesikel yang halus »karena
gatal digosok > pecah > eksudatif >
krusta

Lesi kemudian meluas ke tempat lain :


• dahi, kulit kepala, telinga, leher,
pergelangan tangan, tungkai volar
dan fleksor
Fase anak (2 tahun-10 tahun)

• Kelanjutan fase infantil


• Predileksi: fossa kubiti dan poplitea,
fleksor, pergelangan tangan, kelopak
mata, leher  simetris.
• Lesi: hiperkeratosis, hiperpigmentasi,
erosi, ekskoriasi, krusta dan skuama.
• fase ini lebih sensitif pada alergen hirup,
wol, bulu binatang.
Fase anak (2 tahun-10 tahun)
• Lingkaran setan :
gatal  garuk (++)
erosi >> likenifikasi
• DA > 50 % Itch Scratch
permukaan.tubuh Cold weather
Wool
gangguan. pertumbuhan Detergent soap
Frequent
bathing
stress

Scratch Itch
Fase remaja dan dewasa (> 13 tahun)
• Predileksi miirip fase anak
• Simetris
• Remaja: sekitar puting susu.
• Lesi (akibat garukan kronik): plak
hiperpigmentasi, skuam,
hiperkeratosis, likenifikasi,
ekskoriasi dan skuamasi.
• Rasa gatal hebat: istirahat, udara
panas dan berkeringat.
• Kronik residif sampai usia 30 tahun.
KRITERIA DIAGNOSTIK (Hanifin & Rajka)
• Anamnesis
MINOR:
• Gambaran klinis sesuai •Xerosis
•Infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan
umur
virus herpes simpleks)
• 3 kriteria mayor + minor •Dermatitis nonspesifik pada tangan atau
(menurut Hanifin-Rajka) kaki
•lktiosis/hipediniar palmads/keratosis pilaris
•Pitiriasis alba
MAYOR : •Dermatitis di papila mamae
• Pruritus •White dermographism dan delayed blanch
• Dermatitis di muka / ekstensor pd response
bayi-anak •Keilitis
• Dermatitis pd fleksura pd remaja- •Lipatan infra orbital Dennie-Morgan
dewasa •Konjungtivitis berulang
• Dermatitis kronis residif •Keratokonus
• Riwayat atopi penderita - keluarga •Katarak subkapsular anterior
•Orbita menjadi gelap
 Muka pucat atau eritem
 Gatal bila berkeringat
 Intolerans terhadap wol atau pelarut lemak
 Aksentuasi perifolikular
 Hipersensitif terhadap makanan
 Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi
 Tes kulit alergi tipe dadakan positif
 Kadar IgE di dalam serum meningkat
 Awitan pada usia dini.
KRITERIA DIAGNOSTIK (UK Working Party)
• Harus mengalami gatal
• Dan 3 atau lebih dari gejala berikut:
– Riwayat keterlibatan lipatan kulit
– Riwayat asma atau hay fever pada anak tersebut, atau riwayat
penyakit atopik pada keluarga dekat jika anak berusia kurang dari
5 tahun
– Riwayat kulit kering di tahun sebelumnya
– Munculnya gejala sebelum usia 2 tahun
– Eksema di bagian fleksor tubuh (lipatan siku, lutut, pergelangan
tangan)
Derajat keparahan DA
• Indeks SCORAD
a. Penilaian luas penyakit
– Sistem rule of nine:
• Anak : wajah dan kepala (8,5%), ekstremitas 6%
• Dewasa : wajah dan kepala (4,5%), ekstremitas 9%
b. Penilaian intensitas
– Parameter yg dinilai pd dermatitis : morfologi kulit 
eritem, edema/ papul, eksudat/ krusta, ekskoriasi,
likenifikasi.
– Lesi dinilai: 0 tidak ada, 1 ringan, 2 sedang, 3 berat.
– Standar penilaian intensitas pada SCORAD: foto/slide foto
ps
c. Penilaian subjektif
– Dilakukan terhadapa rasa gatal dan gangguan tidur.
– Dinilai dengan menggunakan visual analog scales dari 0
sampai dengan 10.
– Derajat rasa gatal & tidak bisa tidur dinilai  selama 3 hari
d. Total nilai indeks
SCORAD
Diagnosa Banding
• Fase bayi: dermatitis seboroik, psoriasis dan
dermatitis popok.
• Fase anak : dermatitis numularis, dermatitis
intertriginosa, DK, dermatitis traumatika.
• Fase dewasa: neurodermatitis atau liken
simpleks kronikus
Dermatitis kontak alergi dermatitis atopik

Psoriasis

Dermatitis atopik
Dermatitis numularis Dermatitis seboroik

dermatofitosis
Pemeriksaan Laboratorium
• Darah : p↑ IgE serum, eosinofilia.
• White demographisme
• Percobaan asetilkolin
• Tes alergi pd kulit
• Kultur bakteri : koloni S.aureus di hidung dan lesi
kulit
• PA kulit : berbagai tingkat akantosis, spongiosis,
infiltrasi dermis oleh limfosit, monosit,sel mast, dan
eosinofil.
40-60 %
Sembuh spontan
Pada usia > 5 thn

30-50%
20 % Tipe infantil
DA meghilang saat Remaja Bersama Asma Bronkial

65 % 84 %
DA gejala ↓ saat Remaja Kadang2 berlangsung hingga
Masa Remaja

Kronik residif
Prognosa Remisi pada masa anak dapat kambuh saat remaja – dewasa
Dapat komplikasi dengan infeksi S.aureus dan HSV
Medikamentosa
• Pengobatan Kortikosteroid Topikal
1. Kortikosteroid Topikal
2. Obat penghambat kalsineurin
 Takrolimus 0,03% dan 0,1%  aman untuk anak 2-15
tahun
 Pimekrolimus
4. Preparat Ter (Likuor Karbonis Detergen 5%-10% atau
crude coal tar 1%-5%)
5. Antihistamin (krim dokasepin 5%)
Pemilihan Kortikosteroid berdasarkan stadium DA

Stadium DA Morfologi Klinis Kortikosteroid Bahan vehikulum


1. St. akut: fase • eritem, vesikel, • potensi ringan • krim o/w
infantil erosi, eksoriasi (VII-VI)
(tampak eksudatif)

2. St. subakut: •Eritem ringan, •Potensi sedang •Krim o/w atau


fase anak erosi, skuama dan (V-VI) w/o
krusta

3. St.kronis: fase •Hiperpigmentasi, •Potensi kuat atau •Salap, salap


dewasa hiperkeratosis dan sangat kuat (III,II,I) berlemak/ gel,
likenifikasi propilen glikol,
asam salisilat > 3%
• Pengobatan Sistemik
1. Seterizin  bayi atopik selama 18 bulan dpt mencegah bayi
dengan DA yang berkembang jadi asma (allergic march).
2. Antihistamin (sedatif):
 Sistemik  generasi I dan II
 Generasi I  difenhydramin Hcl, klorfeniramin maleat,
hidroxyzine (lebih efektif me(-) rasa gatal)
 Generasi II  loratadin
• Pelembab
– Fungsi : memulihkan disfungsi sawar kulit.
– Jenis pelembab: humektan (gliserin dan propilen
glikol), natural moisturizing factor (urea 10%),
emolien, bahan lipofilik.
– Pemakaia: 2x/ hari , dioleskan segera setelah
mandi.
• Obat imunosupresi pada DA anak
– siklosporin A pada anak, dosis 5mg/kg/hari
memberikan hasil pengobatan yang baik,
namun dapat kembali kambuh bila dosis obat
diturunkan.
Komplikasi
• DA yang meluas dapat menjadi  eritroderma.
• Kortikosteroid jangka panjang  atrofi kulit (striae
atroficans)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai