Palpebra terdiri dari palpebra superior (kelopak mata atas) dan palpebra
inferior (kelopak mata bawah).
1. Kulit
2. Jaringan ikat yang longgar
3. Musculus orbicularis oculi
4. Cilia
5. Pinggir kelopak mata
6. Muara dari kelenjar
Meiboom
7. Conjunctiva tarsalis
8. Tarsus
9. Kelenjar meiboom
10. Musculus Muller
11. Musculus levator palpebrae
12. Septum orbita
13. Lemak orbita
Kulit
Kulit tipis dan halus, dihubungkan oleh jaringan ikat yang halus
dengan otot-otot yang ada di bawahnya, sehingga kulit mudah
digerakkan. Adanya jaringan ikat ini menyebabkan palpebra mudah
bengkak kerena edema atau pendarahan.
Di dalam kulit palpebra terdapat kelenjar-kelenjar keringat yakni
kelenjar Zeis dan Moll.
Otot-otot
Tarsus terdiri dari jaringan yang rapat dengan sedikit jaringan elastis.
Gunanya untuk memberi bentuk pada palpebra. Tarsus superior lebih
besar daripada tarsus inferior, dan di dalamnya terdapat glandula
Meiboom 20 buah yang berjalan sejajar dan vertikal. Muara kelenjar-
kelenjar ini berada di margo palpebrae (pinggir palpebra).
Septum orbita
1. Kelainan congenital
2. Radang
5. Tumor palpebra
6. Trauma palpebra
Kelainan congenital
2. Epicanthus
Terdiri dari lipatan kulit yang tegak lurus, dimulai dari pangkal
hidung menuju ke canthus internus dan menutupi sebagian canthus
inernus. Sebenarnyanya ini sama dengan “mata sipit” yang
merupakan karakteristik dari suku bangsa Mongolia.
Seiring pertumbuhan tubuh, lipatan ini dapat menghilang. Kalau
keadaan ini parah disertai jarak yang lebar antara kedua mata,
dapat terjadi keadaan seolah-olah ada strabismus convergens. Ini
disebut pseudo strabismus
Kelainan congenital
2. Epicanthus
Terdiri dari lipatan kulit yang tegak lurus, dimulai dari pangkal
hidung menuju ke canthus internus dan menutupi sebagian canthus
inernus. Sebenarnyanya ini sama dengan “mata sipit” yang
merupakan karakteristik dari suku bangsa Mongolia.
Seiring pertumbuhan tubuh, lipatan ini dapat menghilang. Kalau
keadaan ini parah disertai jarak yang lebar antara kedua mata,
dapat terjadi keadaan seolah-olah ada strabismus convergens. Ini
disebut pseudo strabismus
Radang
Penyebabnya adalah :
Ptyrosporum ovale.
Radang
Penyakit ini diawali dengan sebelah wajah dan kulit kepala terasa
sakit sekali, dan warnanya menjadi merah. Lalu di atas kulit
yang merah itu timbul gelembung-gelembung vesicula(/e).
Beberapa hari kemudian cairannya berubah menjadi keruh
(nanah) dan disebut pustula(/e). Pustula mengering menjadi
crusta. Crusta lepas dan terjadi cicatrix di kulit yang berwarna
hitam.
Radang
Causa : 1. Blepharitis
2. Trachoma
3. Trauma yang mengenai margo palpebrae.
Entropion senilis
Kelainan kedudukan palpebra
Prinsip tarsotomi
Akibatnya :
Akibatnya :
Penyebabnya :
Paling sering akibat cicatrix di kulit. Misalnya trauma di pipi,
menyebabkan palpebra inferior
Kelainan kedudukan palpebra
Terapi :
Operasi plastik, yakni cicatrix di eksisi dan diganti dengan
“skin-graft”
1. Lagophthalmos
1. Lagophthalmos
Penyebabnya :
1. Lagophthalmos
Penyebabnya :
• Tumor mata
• Proses di belakang bola mata (= proses retro bulber),
seperti radang, perdarahan, dll.
• Exophthalmus goiter yakni Morbus Basedowi,
dimana ada pembesaran glandula thyroidea disertai
meningkatnya metabolisme basal.
Kelainan karena kelumpuhan nervus
1. Lagophthalmos
Terapi
2. Ptosis
Pada keadaan ini, palpebra superior turun (jatuh) dan tak dapat
diangkat lagi, sehingga celah mata menjadi sempit. Ada
bermacam-macam derajat ptosis. Bila hebat dan palpebra
superior menutupi pupil, maka pasien akan mencoba menaikkan
palpebra dengan memaksa musculus occipito frontalis
berkontraksi, sehingga alisnya terangkat.
Kelainan karena kelumpuhan nervus
2. Ptosis
2. Ptosis
Causa
2. Ptosis
Causa
2. Akwisita, biasanya unilateral.
Causa :
2.1 Parese N III yang menginervasi musculus levator
palpebrae, sedangkan musculus ini gunanya untuk
mengangkat palpebra superior ke atas.
Karena N III juga menginervasi otot-otot penggerak
bola mata, maka sering tampak strabismus divergens.
Disini bola mata mengarah keluar karena musculus
rectus lateralis di inervasi oleh N VI yang tidak
lumpuh.
2. Ptosis
Causa
2. Akwisita, biasanya unilateral.
Causa :
2. Ptosis
Causa
2. Akwisita, biasanya unilateral.
Causa :
2. Ptosis
2. Ptosis
Terapi
Causal, misalnya :
- Lues dengan obat-obat anti luetica.
- Myasthenia gravis dengan prostigmine.
- Anophthalmos dengan pemberian mata palsu ( prothese,
prothesis).
Kelainan karena kelumpuhan nervus
2. Ptosis
Tindakan operatif
Dilakukan apabila ptosis disebabkan oleh kelemahan musculus levator
palpebrae. Dapat dilakukan reseksi (pemotongan) dari sebagian otot
tsb.
Pada ptosis congenital yang unilateral, bayi tidak akan mencoba
membuka mata yang ptosis, karena dapat melihat dengan mata yang
sehat. Maka mata yang ptosis tidak digunakan untuk melihat , dan bila
ini dibiarkan saja dapat terjadi amblyopia ex anopsia , yaitu visus
buruk karena mata tidak digunakan untuk melihat. Maka pada ptosis
congenital unilateral, operasi harus cepat dilakukan yakni sebelum
pasien berumur 1 tahun.
Bila bilateral, dapat terjadi perubahan bentuk muka karena dahi selalu
dikerutkan dan kepala menengadah untuk dapat melihat dengan jelas.
Pada keadaan ini, operasi dapat dilakukan pada saat pasien berusia
3-5 tahun.
Tumor palpebra
Terdiri dari :
Xanthelasma
Terapi :
Bila mengganggu dari sudut kosmetika, dapat dilakukan eksisi.
Tumor palpebra
Molluscum contagnisum
Terapi :
Insisi dan isinya dikeluarakan. Lalu diberi AgNO3.
Tumor palpebra
Papilloma
Tumor yang bertangkai, antara lain Verruca (kutil)
Terapi :
Eksisi
Milium
Tumor kecil sebesar kepala jarum berawarna kekuningan.
Terjadi akibat retensi kelenjar talk
Terapi :
Insisi dan isinya dikeluarkan
Tumor palpebra
Terapi :
Eksisi seluas-luasnya, lalu disusul dengan penyinaran.
Trauma palpebra
2. Emphysema palpebrae.
Yaitu adanya udara di dalam jaringan palpebra yang
longgar. Palpebra bengkak, dan pada perabaan terdengar
suara krepitasi. Ini disebabkan adanya fraktura di dinding
orbita, sehingga terjadi hubungan langsung antara
ruang orbita dengan rongga hidung atau dengan sinus-sinus
di sekeliling orbita.
Terapi :
Mata dibalut dengan kuat agar udara keluar.
Dianjurkan jangan bersin atau membuang ingus.
3. Luka tusukan/ luka sayat (vulnus scissum)
Ini disebabkan luka dengan benda tajam. Setelah luka dibersihkan
harus segera dijahit dengan posisi yang sempurna agar tidak terjadi
ectropion, entropion ataupun lagophthalmos.
4. Luka memar (vulnus laceratum).
Ini disebabkan oleh benda tumpul. Pinggir lukanya tidak rata. Bila
edemanya hebat, jangan langsung dijahit. Harus dibersihkan lebih
dahulu lalu diberi kompres basah dan steril. Kemudian diberikan
obat-obat antibiotika oral. Bila pembengkakan sudah agak berkurang,
baru dijahit. Jangan terlalu banyak membuang jaringan bila tidak
perlu. Bila lukanya lebar, dapat ditutup dengan skin-graft.
5. Luka bakar.
Disebabkan oleh api atau zat kimia. Luka harus segera dicuci
sebanyak-banyaknya, lalu diberi salep antibiotika.
Per oral diberi antibiotika dan analgesika.