Kasus
Penurunan Kesadaran
e.c. Meningoensefalitis
Oleh :
Fatimah Shellya, S.Ked
Pembimbing :
Dr. Msy. Rita Dewi, SpA (K)
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Penatalaksanaan
Sering disertai kejang segera berhubungan
meningoensefalitis pada anak usia 6 dengan defisit
bulan – 3 tahun neurologis di
kemudian hari
BAB II
STATUS PASIEN
IDENTIFIKA
SI
Nama : An. DI
Umur/Tanggal Lahir : 1 tahun 1 bulan
(1 Januari 2015)
Jenis Kelamin : laki-laki
Nama Ayah : Tn. N
Nama Ibu : Ny. Y
Agama : Islam
Alamat: Teluk Betung Pulau Rimau, Kab Banyuasin
Suku Bangsa : Sumatera Selatan
Dikirim oleh : RSUD Banyuasin
MRS : 16 Januari 2016
ANAMNESIS
(Pada 20 Januari 2016, diberikan oleh ibu kandung penderita)
Keluhan Keluhan
Utama Tambahan
Penurunan Kejang,
Kesadaran demam
Riwayat Perjalanan Penyakit
± 2 minggu SMRS penderita mengeluh demam, demam tidak
terlalu tinggi, batuk (+) berdahak berwarna kuning kehijauan,
pilek (+), mual (-), muntah (-), BAB cair (-).
ASI : 0 – Sekarang
Bubur Susu : 2 bulan - 6 bulan
Nasi Biasa : 6 bulan - sekarang
BCG
DPT 1
Imunisasi dasar
tidak lengkap
Riwayat Perkembangan
PEMERIKSAAN ANJURAN
Adenovirus
Arbovirus: St. Louis encephalitis, California
encephalitis, West Nile encephalitis, Venezuelan
equine encephalitis, Japanese encephalitis
Enterovirus
Herpesvirus: Herpes simplex viruses, Epstein-Barr
virus, Varicella-zoster virus
Lain-lain: Influenza virus, Lymphocytic
choriomeningitis virus, Measles virus, Mumps virus,
Virus rabies, Virus rubella
Penyebab Ensefalitis Subakut
HIV
JC virus
Prion-associated encephalopathies
(Creutzfeldt-Jakob disease, kuru)
Epidemiologi
Insidens tertinggi meningitis bakterialis
terjadi pada anak berusia kurang dari 1 tahun.
Ensefalitis akibat arbovirus dan enterovirus
memiliki karakteristik timbul sebagai
kelompok kejadian atau sebagai epidemi
pada pertengahan musim panas sampai awal
musim gugur.
Patofisiologi
ISPA, Sinusitis, Mastoiditis, Otitis
Media atau Fraktur Tulang
Kepala
Ruang Subaraknoid
Bakteri dan Virus penetrasi ke Cairan Serebrospinal
(CSS)
Penetrasi melalui pleksus Choroideus
Meningitis
Vaskulitis Ensefalitis
Kejang
Perdarahan
demam
Infark Abses
serebral intrakranial
Sekuele
edema otak
Penatalaksanaa
n
Observasi dan monitoring cairan
Terapi cairan
Cairan rendah natrium :
Glukosa 5-10% : Nacl 0,9 % = 3:1
Terapi deksametason (0,6 – 0,8 mg/kg per hari
dibagi menjadi 2-3 dosis selama 2 hari) sebagai
terapi tambahan dimulai tepat sebelum atau
bersamaan dengan dosis pertama antibiotik.
Initial Antimicrobial Therapy by Age for Presumed
Bacterial Meningitis
Age Recommended Treatment Alternative Treatments
Ceftazidime plus
ampicillin
Infants and toddlers (1 Ceftriaxone or cefotaxime Cefotaxime or
mo-4 yr) plus vancomycin ceftriaxone plus
rifampin
Children and adolescents Ceftriaxone or cefotaxime Ampicillin plus
(5-13 yr) and adults plus vancomycin chloramphenicol
Pemberian asiklovir intravena merupakan
terapi pilihan untuk ensefalitis HSV dan virus
varicella zoster.
Infeksi sitomegalovirus diterapi dengan
gansiklovir.
Infeksi HIV dengan kombinasi agen
antiretroviral.
M. Pneumonia dapat diberikan doksisiklin,
eritromisin, azitromisin atau klaritromisin
Terapi suportif mencakup terapi terhadap
dehidrasi, kejang, peningkatan tekanan
intrakranial, demam dan koma.
Prognosis
Pada pasien yang bertahan hidup, gejala
umumnya membaik setelah beberapa hari sampai
dengan 2-3 minggu. Penderita yang berhasil
selamat, 35% diantaranya mengalami gejala sisa
seperti ketulian, kejang, kebutaan, kelumpuhan
atau hidrosefalus.
Prognosis yang buruk berkaitan dengan usia
muda, durasi sakit sebelum pemberian, obat,
kejang, syok dan koma saat datang ke rumah sakit
BAB IV
ANALISIS
MASALAH
Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik
Kejang
Penurunan
kesadaran