Anda di halaman 1dari 24

PF Neurologi — Salwa G.

PF Neurologi J
Sumber: Mainly video PF, ngutip dari ceklis + buku PF juga

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


1. Kesadaran - CM à Sadar penuh terhadap diri
Kualitatif sendiri dan lingkungan
- Somnolen à Waspada penuh
terhadap suara/nyeri, kembali tidak
sadar
- Stupor à Sulit dibangunkan, respon
lambat, terhadap nyeri
- Koma à Hilang seluruh kesadaran, ≠
siklus bangun tidur dan gerakan
motorik volunter
2. Kesadaran Kuantitatif
2a. Glasgow Coma 1. Observasi kondisi pasien yang (E)ye — 1-4
Scale bisa mengganggu kesadaran - (4) – Membuka mata spontan
à Trakeostomi, ETT, Alat - (3) — Membuka mata terhadap suara
bantu dengar, suara bising - (2) — Membuka mata terhadap nyeri
2. Panggil pasien (rangsangan - (1) — Tidak ada respon
suara) à Tanya nama, lokasi,
dan waktu pemeriksaan (M)otor — 1-6
3. Jabat tangan dengan pasien. - (6) — Melakukan instruksi pemeriksa
Jika ada kelumpuhan, bisa - (5) — Melokalisasi nyeri à Kerusakan
minta buka mulut, julur lidah, otak tidak parah, koneksi motor-sensory di
atau kedip mata medulla dan batang otak baik
- (4) — Menghindari nyeri à Gangguan
Jika perlu rangsang nyeri à koneksi jaras motorik dan sensorik pada
Pulpen/penlight pada jari kuku medulla spinalis & batang otak
(intensitas naik selama 10 detik) à - (3) — Dekortikasi (Fleksi abnormal) à
Akibat lesi di talamus/desak ruang
Cubit M. Trapezius à Tekan takik
kompresi talamus
supraorbita à Nyeri sternum
- (2) — Deserebrasi (Ekstensi abnormal)
à Herniasi serebri s/d mesensefalon
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


- (1) — Tidak ada respon à Lesi di pons
atau medulla oblongata

(V)erbal — 1-5
- (5) — Menjawab sesuai, orientasi baik
- (4) — Menjawab, disorientasi
- (3) — Kata inkoheren
- (2) — Tidak berbentuk kata
(Mengerang)
- (1) — Tidak ada respon

Dilakukan setelah primary survey. Jika


ada faktor2 yang bisa mempengaruhi à
Gangguan kognitif, tuli, bisa ditaro di
keterangan.
2b. FOUR Score (Full 1. Nilai respons mata à Bisa (E)ye — 0-4
Outline of mengikuti objek, bisa terbuka, - (4) – Membuka mata spontan, tracking
Unresponsive kedip sesuai perintah. Jika ga - (3) — Membuka mata tapi tidak
Score) bisa, kasih rangsang suara tracking
keras, selanjutnya nyeri - (2) — Membuka atas respon suara
supraorbita - (1) — Membuka atas respon nyeri
2. Nilai respons motor à Minta - (0) — Tidak ada respon
pasien thumbs-up, fist, atau
peace sign (M)otor — 0-4
3. Nilai refleks cahaya pupil dan - (4) – Thumbs-up, fist, or peace sign
refleks kornea - (3) — Lokalisir nyeri
4. Nilai respirasi pasien - (2) — Dekortikasi
- (1) — Deserebrasi
- (0) — Tidak ada respon

(B)rainstem — 0-4
- (4) – Refleks pupil (+) dan kornea (+)
- (3) — Pupil anisokor
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


- (2) — Refleks pupil (–) atau kornea (–)
- (1) — Refleks pupil (–) dan kornea (–)
- (0) — Tidak ada kedua refleks + refleks
batuk (–)

(R)espiration — 0-4
- (4) – Tidak terintubasi, reguler
- (3) — Tidak terintubasi, Cheyne-Stokes
(Periode hiperpnea berselang apnea)
- (2) — Tidak terintubasi, irreguler
- (1) — Terintubasi, laju diatas ventilator
- (0) — Terintubasi, laju sesuai ventilator
atau apnea

Digunakan pada kondisi yang tidak


mungkin diukur GCS à Sulit buka mata
(trauma fasial), fungsi kognitif terganggu,
intubasi.
3. Tanda Rangsang Meningeal
3a. Kaku Kuduk 1. Pasien berbaring tanpa bantal (+) jika ada tahanan saat fleksi leher
2. Goyang2kan kepala pasien ke
kanan dan kiri, pastikan tidak ada Basically, TRM terjadi jika ada iritasi
tahanan meninges (inflamasi, infeksi, perdarahan)
3. Tangan kanan di belakang kepala
pasien, tangan kiri di depan dada Pemeriksaan TRM adalah untuk
4. Pandu fleksi kepala ke arah leher memberi tekanan pada meninges dan
radix yang hipersensitif akibat iritasi à
Sehingga kalo dikompresi jadi ada
pergerakan kompensasi yang ‘protektif’.
3b. Brudzinski I 1. Step 1-2 kaku kuduk (+) jika ada fleksi pada panggul dan lutut
(Neck Sign) 2. Saat fleksi kepala, perhatikan
apakah ada fleksi sendi panggul
dan lutut kedua tungkai?
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


3c. Brudzinski II 1. Fleksi pasif sendi panggul dan (+) jika ada fleksi pada tungkai
(Contralateral) lutut salah satu tungkai kontralateral
2. Perhatikan apakah ada fleksi
sendi panggul dan lutut tungkai
kontralateral
3d. Kernigue 1. Fleksi pasif sendi panggul dan (+) jika tidak bisa ekstensi sendi lutut >
lutut salah satu tungkai 135º
2. Ekstensi pasif sendi lutut sampai
> 135º
3. Ulangi di sisi kontralateral
3e. Lasegue 1. Ekstensi pasif sendi panggul (+) jika tidak bisa ekstensi tungkai > 70º
dan lutut salah satu tungkai
sampai > 70º
4. Nervus Kranialis
4a. CN I. Olfaktorius 1. Pastikan tidak ada - Disosmia à Defek penghidu
kelainan/sumbatan lubang - Parosmia à Distorsi penghidu
hidung - Fantosmia à Bau tidak nyata
2. Pasien memejamkan mata - Presbiosmia à Penurunan
penghidu akibat usia
3. Mulai dari sisi sakit à Tutup
- Kakosmia à Bau busuk
lubang hidung yang sehat - Koprosmia à Bau feses
4. Pasien menyebutkan bau yang - Agnosia olfaktorius à Ga bisa
terdeteksi identifikasi
5. Lakukan di sisi kontralateral - Halusinasi olfaktorius
4b. CN II. Optikus Visus Jaras CN II:
1. Inspeksi kelainan pada mata N. optikus akan bertemu membentuk
luar (kekeruhan lensa/kornea, kiasma optikus di ruang subaraknoid à
scar, radang pada mata) penyilangan sebagian jaras visual à
2. Jika ada Snellen Chart: Traktus optikus à Corpus Genikulatum
Tutup satu mata dengan Lateral à Radiasio optikus à Cortex
tangan/penutup, baca huruf Occipital
dari jarak 6 m dari atas sampai Liat gambar ya lesi di mana bikin apa
tidak terbaca
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


3. Jika Bedside:
Tutup satu mata dengan
tangan/penutup, pemeriksa
berdiri jarak 1m dari pasien,
angkat jari dan meminta
pasien sebutkan angka à jika
berhasil, lanjut ke 2m – 3m
Intinya, jika pasien ga bisa baca huruf
Snellen à angkat jari à lambaikan
tangan à cahaya dari penlight.
Mulai dari jarak yang deket dulu (1m).

Konfrontasi
1. Duduk berhadapan dengan
pasien ± 50 cm, eye level
2. Pasien tutup salah satu mata
dan kita tutup mata kita yang
kontralateral (pasien kiri, kita
kanan)
3. Pasien diminta lihat lurus ke
mata kita
4. Dari 4 penjuru mata angin
(45º, 135º, 225º, 315º) kita
gerakkan jari kita dari jauh ke
dekat pasien. Jarak harus
sama dari kita ke pasien
5. Minta pasien sebutkan kalau
bisa melihat
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


4c. CNIII.Okulomotor Pemeriksaan Pupil (Otonom; CN III) Pupil dibilang anisokor jika beda ≥ 2 mm.
CN IV. Troklear 1. Inspeksi bentuk, ukuran,
CN VI. Abdusen posisi, simetrisitas pupil CN III punya komponen:
2. Minta pasien melihat jauh ke - Motorik à Inervasi otot
depan ekstraokular bareng CN IV, VI
3. Sinar penlight (1) dari bawah, - Motorik à M. levator palpebrae
sinar penlight (2) direk ke Ptosis jika ada paresis CN III
mata pasien à Amati refleks total.
cahaya direk - Otonom à M. sphincter pupillae
4. Lihat mata kontralateral untuk (bikin miosis)
mengamati refleks cahaya
indirek CN III, IV dan VI menginervasi otot-otot
ekstraokuler di mata.
Gerak Mata (Motorik; CN III, IV, VI) - CN IV à M. superior oblique à
1. Inspeksi kedudukan bola mata Gerak ke medial bawah (ke arah
2. Pasien diminta mengikuti origonya)
gerakan jari ‘H’ à Hanya bola - CN VI à M. lateral rectus à
mata yang gerak, fiksasi Gerak ke lateral
kepala jika perlu - CN III sisanya
3. Konvergensi/Akomodasi à
Dekatkan jari telunjuk sampai Ada di sitasi tapi ga ada di ceklis à
ke arah wajah pasien Swinging Light Test
Deteksi lesi pada CN II
Kelopak Mata (Motorik; CN III) 1. Stimulus cahaya pada mata
1. Ukur celah fisura palpebralis sehat 3-5 detik sampai respon
2. Pasien gerak tutup dan buka pupil stabil
mata tanpa tahanan à Liat 2. Penlight diayunkan ke mata sakit
ptosis à dia seolah2 dapet cahaya
intensitas rendah jadi midriasis
3. Dibolak balik mata sehat-sakit.
Mata sehat akan miosis, mata
sakit malah midriasis. Ini disebut
Marcus Gunn pupil.
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


4d. CN V. Trigeminus Sensory CN V. Jaras CN V:
1. Jelaskan prosedur à Kita raba Cabang sensorik CN V à Lewat ganglion
wajah dengan kapas, bilang Gasseri à Pons à Ke berbagai tempat,
jika pasien merasa akhirnya bisa sampe korteks sensorik
2. Pasien tutup mata ipsilateral
3. Raba pada daerah CN V.1 Dari pons à Jaras motorik à Inervasi
(Optalmikus) à Di atas dahi otot pengunyah
4. Raba di CN V.2 (Maksilaris) à
Di nasolabial crease Lesi UMN à Ga bikin perubahan
5. Raba di CN V.3 (Mandibularis) Lesi LMN à Paralisis dan atrofi otot
à Di dagu bawah bibir ipsilateral lesi à Mengunyah terganggu
6. Tanya pasien rasa kanan-kiri
sama atau engga Refleks Kornea
Aferen à CN V.1; Eferen à CN VII.
Motorik CN V. Normalnya kedip, artinya jaras refleks
1. Raba daerah temporal dan di yang lewat pons masih intak.
daerah TMJ (M. masseter dan
M. pterygoid)
2. Minta pasien menggigit à
Nilai kontraksi dan kiri/kanan
3. Pasien diminta buka mulut à
liat deviasi rahang
4. Pasien gerakkan rahang
depan-belakang à nilai
simetrisitas
5. Pasien gigit spatula lidah
dengan geraham sekuat
mungkin à Bandingkan
kanan-kiri

Refleks Kornea
1. Berdiri di belakang atau
samping pasien
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


2. Sentuh kornea dengan kapas
dari lateral à Harusnya kedip

Refleks Rahang
1. Minta pasien buka mulut tidak
terlalu lebar
2. Taro jari kita di dagu, lalu
ketuk dengan palu refleks
3. Harusnya mandibula gerak ke
atas
4e. CN VII. Fasialis Motorik CN VII
1. Amati otot wajah dalam
keadaan rest dan bicara à
Simetrisitas, tonus, trofi, gerak
involunter, kerutan dahi
2. Minta pasien kerutkan dahi à
lihat simetrisitas
3. Minta pasien tutup mata
sekuat mungkin dan kita
dorong alis ke arah atas,
minta pasien tahan
4. Minta pasien senyum à lihat
simetrisitas sudut bibir dan
sulkus nasolabialis
5. Minta pasien
mengembungkan pipi dan
kita pencet sampai udara
keluar à lihat kebocoran
udara
6. Minta pasien mulutnya
mencucu sampe keliatan M.
platysma
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


Sensory CN VII kayanya jarang
dilakuin. Intinya tetes perasa ke 1/3
anterior lidah

Refleks Orbikularis Okuli


1. Pemeriksa di belakang pasien
2. Ketuk tepi luar glabella atau
supraorbital atau dahi dengan
jari
3. Harusnya pasien kedip

Tanda Chovstek
1. Minta pasien buka mulut ga
usah lebar2 banget
2. Ketuk cabang N. VII yang
depan telinga dengan
jari/palu refleks
3. Jika (+) à Bibir gerak
4f. CN VIII. Garpu Tala! Yang diperiksa disini komponen
Vestibulokoklear Pemeriksaan Rinne dan Weber. Inget koklearnya.
lah ya caranya.
4g. CN IX. CN IX & X. Motorik Refleks Muntah
Glosofaringeal & 1. Minta pasien untuk buka Aferen CN IX; Eferen CN X. Refleks (+)
CN X. Vagus mulut jika jaras refleks yang melalui medula
2. Amati palatum dan faring à oblongata masih intak.
Deviasi/tidak
3. Pasien diminta ngomong Selain itu sebenernya bisa cek Refleks Batuk
‘AAA’ à Perhatikan lengkung (mediated by CN X) à Pada pasien yang
palatum dan uvula terintubasi, dimasukin kateter penghisap
Boleh pake spatula lidah ya disini. lewat ETT sampe karina. Jika (+) artinya
refleks lewat medula oblongata juga intak.
Refleks Muntah
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


1. Sentuh uvula, posterior faring,
lateral orofaring atau palatum
mole dengan spatula lidah
2. Harusnya pasien ada refleks
muntah
3. Ulangi di sisi kontralateral
4h. CN XI. Aksesorius M. Sternocleidomastoideus
1. Taro tangan kita di pipi pasien,
kasih tahanan dan minta
pasien untuk nengok ke arah
depan (kontralateral)
2. Tangan satunya ada di SCM,
nilai kekuatan otot

M. Trapezius
1. Taro tangan kita di atas bahu
pasien, kasih tahanan dan
minta pasien naikin bahu
sekuat mungkin
2. Nilai sebelahnya
4i. CN XII. 1. Pasien buka mulut, amati
Hipoglosus lidah dalam mulut à trofi,
gerakan, posisi
2. Pasien julurkan lidah à Amati
deviasi, fasikulasi, atrofi papil
3. Gerakkan lidah kiri-kanan,
atas-bawah dengan cepat
4. Nilai kekuatan dengan minta
pasien taro ujung lidah di pipi
bagian dalam à Kasih
tahanan dari luar
5. Pemeriksaan Motorik
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


5a. Pemeriksaan 1. Inspeksi à Gait, postur,
Motorik Umum pasien saat duduk, gerak
involunter, ada
fasikulasi/tremor atau gak
2. Trofi à Inspeksi otot-otot,
minta pasien julurkan lengan,
terutama amati otot tenar-
hipotenar. Lakukan di tungkai
bawah juga
5b. Pemeriksaan Tonus Ekstremitas Atas Intinya untuk cari apakah ada
Tonus Umum 1. Gerakkan lengan dan hiper/hipotonus.
pergelangan tangan secara - Hipertonus à Rigiditas
pasif à Fleksi, ekstensi, (resistensi diikuti kelenturan,
supinasi, pronasi seperti clasp-knife – gangguan
2. Nilai tahanan, rigiditas, mulai traktus piramidal) atau
dari lambat ke cepat Spastisitas (resistensi pada
seluruh rentang gerak seperti
Tonus Ekstremitas Bawah cogwheel phenomenon atau
1. Gerakkan pergelangan kaki, lead-wheel rigidity pada
panggul, lutut secara pasif à gangguan traktus
Fleksi, ekstensi, rotasi ekstrapiramidal)
2. Nilai tahanan, rigiditas, mulai - Hipotonus à Resistensi otot
dari lambat ke cepat berkurang. Bisa akibat kelainan
perifer atau sentral (lesi
serebelum, tidak disertai
kelemahan)
5c. Arm Drop Test 1. Fleksi pasif lengan atas pasien Sebenarnya bisa untuk lihat Rotator Cuff
(Ga ada di Video) setinggi bahu (Jadi abduksi) Tear juga.
2. Lepaskan tahanan kita dan - Jika hipotonus à Lengan jatuh
lihat ayunan tangan pasien lebih cepat
- Jika spastis à Gerak jatuh
tertunda
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


5d. Wartenberg 1. Pasien duduk di tepi Seharusnya tungkai akan berayun dan
Pendulum Test meja/bed, tungkai gantung lama kelamaan berhenti dalam 6-7
(Ga ada di Video) 2. Pemeriksa ekstensi pasif osilasi.
kedua tungkai dengan tinggi
yang sama (jadi lurus) Jika hipotonia à Osilasi lebih lama
3. Lepaskan pegangan kedua Jika rigiditas à Ayunan menurun
tungkai à Lihat ayunan kaki https://youtu.be/yYtGjvCcA7o
5e. Pronator Drift 1. Minta pasien ekstensi lengan Dilakukan untuk deteksi hemiparesis
bilateral lurus ke depan, posisi ringan yang tidak terdeteksi dari
supinasi kekuatan motor
2. Tahan selama 20-30 detik Jika ada hemiparesis à lengan akan
berubah menjadi pronasi dan turun.
5f. Kekuatan Otot Kekuatan Otot Ekstremitas Atas Skor Kekuatan Motorik:
Mulai dari bahu-siku-wrist-jari 5 à Kekuatan normal
1. Bahu à Pasien melipat lengan 4+ à Melawan tahanan kuat
yang menggantung seperti 4 à Melawan tahanan sedang
mau posisi internal/eksternal 4- à Melawan tahanan ringan
rotasi; lalu kita kasih tahanan 3 à Melawan gravitasi
di bagian lengan atas, minta 2 à Bisa gerak, ga bisa lawan gravitasi
pasien lawan. Cek abduksi 1 à Kontraksi minimal, tidak bisa gerak
(pasien ke arah atas, tahanan persendian
dari bawah) dan cek adduksi 0 à Tidak ada kontraksi
(vice versa)
2. Siku à Pasien fleksi sendi
siku. Satu tangan kita fiksasi
bahu, satu tangan lagi untuk
kasih tahanan di lengan
bawah. Cek fleksi dan
ekstensi.
3. Pergelangan à Pasien fleksi
wrist, tangan mengepal. Satu
tangan fiksasi pergelangan &
satu lagi kasih tahanan di
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


tangan. Cek fleksi dan
ekstensi
4. Jari à Pasien ekstensi jari.
Satu tangan fiksasi
pergelangan & satu lagi
dorong jari ke bawah. Cek
fleksi dan ekstensi

Kekuatan Otot Ekstremitas Bawah


Panggul – Lutut – Perg. Kaki
1. Panggul à Minta pasien
ekstensi panggul (angkat
tungkai ke atas); lalu berikan
tahanan di femoralis. Cek
fleksi-ekstensi.
2. Lutut à Minta pasien angkat
tungkai ke atas dan fleksi lutut
(jadi kakinya gantung gitu).
Kita tarik pergelangan kaki
(berusaha ekstensi), minta
pasien tahan. Cek fleksi-
ekstensi.
3. Pergelangan Kaki à Minta
pasien plantarfleksi. Kita
fiksasi pergelangan kaki, lalu
beri tahanan dari arah plantar,
dorong ke arah kranial. Minta
pasien tahan/dorsofleksi. Cek
dorso-plantarfleksi.
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


5g. Refleks Fisiologis Refleks Bisep Pemeriksaan refleks tendon dalam à
1. Lengan semifleksi, sedikit Membedakan lesi UMN dan LMN.
pronasi Lesi UMN à Refleks meningkat, bisa
2. Letakkan ibu jari di atas disertai refleks patologis.
tendon bisep di fossa cubiti,
tekan lembut Klasifikasi Refleks tendon dalam:
3. Ketok ibu jari dengan palu 0 à Negatif (tidak ada)
refleks 1+ à Menurun, hipoaktif
4. Respon normal à Fleksi M. 2+ à Normal, tidak ada patologi lain
biceps + supinasi 3+ à Meningkat, namun masih normal
4+ à Sangat mudah dibangkitkan, bisa
Refleks Bisep
Refleks Trisep disertai klonus/patologi lain
1. Lengan fleksi, tangan pegang
siku kontralateral Jadi laporannya seperti:
2. Cari tendon trisep di atas Refleks bisep 2+/2+
olekranon Refleks trisep 1+/1+ J
3. Ketok dengan palu refleks
4. Respon normal à Kontraksi
M. trisep

Refleks Patella
1. Telentang:
Sangga sendi lutut sehingga
lutut pasien semifleksi dan Refleks Trisep
rileks à Ketuk palu refleks
pada tendon patella
2. Duduk (dengan Manuver
Jendrasick):
Pasien duduk dengan lutut
menggantung. Minta pasien
hitung 1-3 lalu di hitungan ke-
3 lakukan Manuver
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


Jendrasick sambil kita ketuk
tendon patella
3. Respon à Kaki goyang

Refleks Achilles
1. Posisi kaki pasien abduksi,
eksternal rotasi, lutut fleksi,
semi dorsofleksi à Kaki bisa
disilang juga di kaki kontralat.
2. Tangan kiri memegang plantar
pedis Refleks Patella
3. Tangan kanan ketuk tendon
achilles
4. Respon à Dorsofleksi

Refleks Achilles
5h. Refleks Patologis --KELOMPOK BABINSKI-- Kelompok Refleks Babinsky à intinya
Tanda Babinski responnya semuanya mirip2 sih.
1. Pasien telentang, lutut 1. Babinski Sign à Indikatif lesi di
ekstensi, telapak eksorotasi traktus kortikospinal
2. Tangan kiri pegang 2. Gordon Sign
pergelangan kaki 3. Schaffer Sign
3. Tangan kanan menyusuri sisi 4. Chaddock Sign
lateral plantar dengan ujung 5. Oppenheim Sign
palu refleks à JANGAN terlalu 6. Gonda Sign
medial! Kalo (+) à Dorsifleksi dan adduksi jari-
jari.
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


4. Arah dari posterolateral ke
anteromedial (ibu jari) Refleks Non-Babinsky:
menyusuri dermatom S1 1. Hoffman Sign
2. Tromner Sign
Tanda Chaddock 3. Rossolimo Sign
1. Susuri bagian inferior
malleolus lateral à lateral
punggung kaki à kelingking
dengan ujung palu refleks

Tanda Schaffer
1. Tekan bagian samping2
tendon achilles dengan kuat

Tanda Gordon (Gak ada di Video)


1. Remas M. Gastrocnemius dan
Tanda Rossolimo
lihat respon

Tanda Oppenheim (Gak ada di Video)


1. Tekan dan susuri daerah
infrapatella à anteromedial
tibia à pergelangan kaki
dengan jari telunjuk dan
tengah

Tanda Gonda (Gak ada di Video)


1. Tarik jari 2/3/4 kaki ke arah
bawah

--KELOMPOK NON-BABINSKI--
Tanda Hoffman
1. Pegang tangan pasien, posisi
dorsifleksi, jari2 semi fleksi
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


2. Sangga jari tengah pasien
(difiksasi) dengan jari
telunjuk/tengah kita
3. Jentikkan kuku jari tengah
pasien ke arah bawah dengan
ibu jari
4. Positif à Fleksi dan adduksi
jari-jari

Tanda Tromner
1. Pegang jari tengah pasien
sehingga tangan menggantung
2. Tangan yang lain mengetuk
jari tengah ke arah atas
3. Positif à Fleksi dan adduksi
jari-jari

Tanda Rossolimo
1. Ketuk basis plantar pedis di
daerah dekat pangkal ibu jari
dengan palu refleks
2. Positif à Plantarfleksi jari-jari

Tanda Mendel-Bekhtrew (Ga ada di


Video)
1. Ketuk dorsum pedis
2. Positif à Plantarfleksi
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


5i. Refleks Patologis Klonus Patella Klonus à Involuntary muscle
— Klonus 1. Pegang patella dan hentakkan contractions, uncontrollable, rhythmic
cepat ke arah inferior lalu movements
tahan
2. Positif à Dia gerak terus

Klonus Achilles
1. Kaki posisi seperti periksa Klonus Patella
refleks achilles
2. Tangan kita yang ada di
plantar menghentakkan kaki
pasien jadi dorsofleksi lalu
ditahan
3. Positif à Gerak terus

Klonus Achilles
6. Pemeriksaan Sensorik à TUTUP MATA YAAAA SEMUANYA.
6a. Pemeriksaan Raba Halus (Eksteroseptif)
Sensorik Primer 1. Jelaskan à Diusap dengan
kapas, sebutkan jika kerasa
dan sama kiri-kanan. Tutup
mata.
2. Usapkan kapas pada area
kulit, bandingkan kanan-kiri,
distal-proksimal
3. Tanya sensasi sama/tidak

Rasa Nyeri
1. Jelaskan + tutup mata
2. Tekan ujung tajam dan tumpul
tusuk gigi di kulit à Mulai dari
daerah sakit
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


3. Bandingkan kanan-kiri, distal-
proksimal
4. Tanya sensasi sama/tidak

Rasa Suhu
1. Jelaskan + tutup mata
2. Sentuhkan stimulus dingin (5-
10ºC, ujung garpu tala) dan
hangat (40-45ºC, tabung air
hangat/jari pemeriksa)
bergantian dengan jeda 2
detik
3. Bandingkan kiri-kanan dan
distal-proksimal

Rasa Vibrasi
1. Jelaskan bahwa yang
dirasakan adalah GETARAN
garpu tala, bukan sentuhan à
Pasien ngomong “YA” kalo
sudah ga kerasa. Tutup mata.
2. Dengan garpu tala 128 Hz,
getarkan dan sentuhkan di
area tonjolan tulang (mulai
dari daerah distal)
3. Tunggu sampai sudah ga
kerasa oleh pasien, atau ≥ 10
detik. Jika ≥ 10 detik = vibrasi
pasien tidak normal
4. Jika ga kerasa di bagian distal,
pindah ke proximal. Jika
bagian distal udah oke, ga
perlu lanjut ke proximal.
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar

Rasa Gerak + Posisi


1. Jelaskan à Pasien sebutkan
ke arah mana jarinya
digerakkan. Tutup mata.
2. Pegang sisi lateral ujung jari
tangan/kaki (tangan di lateral
DIP, jari di lateral Metatarsal).
Jari lain ga boleh bersentuhan
3. Gerakkan jari pasien ke arah
atas/bawah dan minta pasien
sebutkan
6b. Pemeriksaan Diskriminasi Dua Titik Sensorik sekunder à Perlu further
Sensorik 1. Jelaskan à Sebutkan kalau processing
Sekunder saat ini dipegang 1 atau 2 titik.
Tutup mata.
2. Sentuhkan ujung
kaliper/paper clip yang
dibentuk V di area kulit
tertentu à Hindari area
berambut
3. Ganti-gantian sentuh dengan
1/2 ujung
4. Pasien sebutkan disentuhnya
1 atau 2
7. Keseimbangan
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


7a. Romberg 1. Pemeriksa berdiri di belakang Jika terhuyung atau jatoh saat tutup
pasien, tangan terjulur posisi mata à Kemungkinan kelainan
siap menangkap proprioseptif (input visual dieliminasi).
2. Pasien berdiri tanpa alas kaki,
kedua kaki rapat, lengan Jika buka mata aja jatoh, kemungkinan
dilipat di dada à Tahan posisi kelainan ada di serebelum.
dengan mata terbuka selama
20 detik
3. Minta pasien pejamkan mata
à Observasi posisi 30 detik
7b. Romberg 1. Pemeriksa berdiri di belakang Romberg dipertajam à menghilangkan
Dipertajam 2. Pasien berdiri tanpa alas kaki, input proprioseptif.
satu kaki di depan à Tumit Dengan tutup mata, menghilangkan
ketemu jempol à Mata input visual.
terbuka selama 20 detik Sehingga, murni memeriksa komponen
3. Minta pasien pejamkan mata vestibular à Pasien dengan kelainan
à Observasi 30 detik vestibular parah Rombergnya pasti jelek

7c. Fukuda Stepping 1. Pemeriksa berdiri di belakang Abnormal jika à Pasien jatuh, ada
Test 2. Pasien berdiri tanpa alas kaki, deviasi 1 m atau deviasi >45º
minta pasien menjulurkan
ekstensi lengan ke depan Pasien dengan gangguan vestibular à
3. Mata terbuka à Minta pasien Deviasi ke arah lesi
jalan di tempat 10 langkah
4. Mata terbuka à Minta pasien
jalan di tempat 10 langkah
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


7d. Past Pointing 1. Pasien ekstensi lengan ke atas Untuk mengevaluasi fungsi serebelum
Test dengan jari telunjuk ekstensi, dan/atau sistem vestibular.
pastikan posisi tangan kita
sesuai jarak ekstensi lengan Positif jika ada deviasi dan arah deviasi
pasien konsisten.
2. Taruh telunjuk kita di depan
pasien di jarak yang oke Gangguan vestibular akut à sisi labirin
3. Minta pasien ekstensi lengan yang normal akan mendorong lengan ke
ke atas lalu fleksi sampai sisi abnormal à Jari pasien ga bisa kena
ketemu jari telunjuk kita à target, lesi ke arah sisi abnormal
Ulangi dengan mata terbuka
4. Lakukan dengan mata Pada gangguan serebelum à lengan
tertutup à Nilai deviasi dan ipsilateral sisi sakit akan mengalami
konsistensi arah deviasi ataxia dan inkoordinasi
5. Pasien ekstensi tangan ke
samping (rentangkan lengan)
6. Sentuhkan telunjuk kanan dan
kiri di tengah (fleksi lengan)
dengan mata terbuka
7. Ulangi dengan mata tertutup
à Nilai deviasi dan
konsistensi arah
7e. Tandem Gait 1. Pasien berdiri dengan posisi
seperti Romberg dipertajam
(ibu jari ketemu tumit, satu
kaki di depan)
2. Minta pasien berjalan sambil
melihat lurus ke depan, ibu
jari harus ketemu tumit
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


8. Pemeriksaan Serebelum
8a. Tes Telunjuk 1. Letakkan jari telunjuk kita di Pada gangguan serebelum à Ada
Hidung depan pasien (jarak oke tremor intensi, ataxia, inkoordinasi
sampe dia bisa ekstensi full). pada lengan sisi ipsilateral.
MATA KEBUKA!
2. Minta pasien untuk sentuhkan Hanya ada gangguan pada lengan yang
telunjuk dia ke telunjuk kita ipsilateral dengan lesi. Jadi misal lesi di
lalu ke hidung kanan, lengan kanan akan ada ataxia,
3. Lakukan variasi jarak, arah inkoordinasi; tapi lengan kiri finger-to-
dari berbagai kuadran nose testnya normal.
4. Nilai kehalusan, akurasi,
kecepatan gerakan, tremor
8b. Tes Tumit Lutut 1. Pasien berbaring telentang Pada gangguan serebelum à Tungkai
2. Minta pasien angkat tungkai, akan diangkat lebih tinggi saat
letakkan tumit kakinya pada menyusuri, fleksi lutut lebih hebat dan
lutut kontralateral (kayak ujung tumit akan jatuh ke kaki
silang gitu) kontralateral. Tremor intensi juga bisa
3. Minta pasien gerakkan terlihat.
tumitnya menyusuri
tuberositas tibia menuju ibu
jari kaki
4. Lakukan beberapa kali
5. Nilai kehalusan, akurasi,
tremor
8c. Rapid Alternating 1. Minta pasien menggerakkan Pada gangguan serebelum
Movements tangannya posisi pronasi- Dysdiadokinesis à Kontraksi otot agonis
(RAM) supinasi bergantian, berulang, dan relaksasi otot antagonis tidak diikuti
secepat mungkin cepat oleh kontraksi otot antagonis dan
2. Tangan bisa disanggah di atas relaksasi otot agonis.
paha
PF Neurologi — Salwa G.

No. Pemeriksaan Cara Nilai & Interpretasi Gambar


8d. Rebound 1. Posisi duduk, pasien fleksi siku Pada gangguan serebelum ipsilateral,
Phenomenon dan adduksi lengan ke arah pasien ga bisa stop fleksinya karena ada
bahu, telapak tangan supinasi gangguan hubungan resiprokal dari otot
dan mengepal (kayak mau agonis dan antagonis à ketika tahanan
panco) otot antagonis dihilangkan tiba2 à otot
2. Kita tarik lengan bawah pasien agonis tidak bisa menahan à sehingga
pada pergelangan dan pasien tangannya akan menghantam
diminta melawan (kayak mau bahu/wajahnya.
panco pokonya)
3. Tangan satu kita ada di depan
wajah pasien
4. Secara tiba-tiba, lepaskan
tarikan/genggaman pada
pergelangan tangan pasien
5. Nilai apakah pasien bisa
kontrol kontraksi lengannya
(jadi berhenti, ga kena muka)
8e. Nistagmus 1. Letakkan jari kita di depan
(Gaada di Video) mata pasien, gerakkan atas-
bawah dan kiri-kanan sejauh
30º dan minta pasien ikutin
2. Amatin Nistagmusnya

Anda mungkin juga menyukai