Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS

ORCHITIS AKUT SINISTRA

OLEH :

dr. Feri Gustiawan

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT AR BUNDA
KOTA LUBUK LINGGAU
2019
PORTOPOLIO

Kasus 2

Topik : Orchitis Akut Sinistra

Tanggal (kasus) : 31 Oktober 2019 Presenter :

dr. Ibrahim Muhammad


Tanggal Presentasi : Pendamping :
dr. Ganty Oktapariani

Tempat Presentasi : Rumah Sakit AR Bunda

Objektif Presentasi :

□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka

□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa

□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil

Seorang laki-laki, usia 52 tahun datang dengan keluhan bengkak dan nyeri
□ Deskripsi :
pada buah zajkar 5 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit..

□ Tujuan : Menegakkan diagnosis

Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Audit
Bahasan : □ Kasus

Cara □ Presentasi dan □ Pos


□ Diskusi □ E-mail
Membahas : Diskusi

Data Pasien : Nama : Tn. T 52 tahun No. Registrasi : 19010581


Nama RS: RS AR Bunda Telp : Terdaftar sejak : 31 Oktober 2019

Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Keluhan Utama : Nyeri dan Bengkak pada Buah Zakar

Riwayat penyakit sekarang : Pasien laki-laki umur 52 tahun datang ke IGD RS AR


BUNDA dengan keluhan testis kiri bengkak sejak 5 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit.
Pembengkakan awalnya sebesar bola pingpong, kemudian makin hari semakin
membesar. Pasien juga menerangkan bahwa sebelumnya mengeluh demam dan
mengalami pembengkakan pada bagian leher 1 minggu sebelumnya, setelah beberapa
hari baru muncul pembengkakan pada buah zakar. Pembengkakan tidak hilang timbul
baik pada posisi tidur, berdiri, maupun pada saat mengejan. Pembengkakan disertai rasa
nyeri yang menjalar sampai selangkangan. Mual dan muntah disangkal, Nyeri juga
dirasakan saat BAK, Keluar nanah dan darah saat BAK disangkal, BAB dalam batas
normal.

2. Riwayat penyakit dahulu : Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya. Riwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus Disangkal

3. Riwayat penyakit Keluarga : Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan
seperti ini.

4. Riwayat pengobatan : Pasien berobat yang dibeli sendiri di warung yaitu paracetamol.

5. Riwayat kebiasaan : -

6. Riwayat Pekerjaan : Pasien Seorang Petani

7. Riwayat sosial ekonomi : -

Hasil Pembelajaran :
1. Definisi

2. Epidemiologi

3. Faktor Resiko

4. Manifestasi Klinis

5. Diagnosis

6. Diagnosis Banding

7. Penatalaksanaan

8. Komplikasi

9. Prognosis

10. Kesimpulan

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio

1. Subjektif :

Pasien laki-laki umur 52 tahun datang ke IGD RS AR BUNDA dengan keluhan testis kiri
bengkak sejak 5 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit. Pembengkakan awalnya sebesar bola
pingpong, kemudian makin hari semakin membesar. Pasien juga menerangkan bahwa
sebelumnya mengeluh demam dan mengalami pembengkakan pada bagian leher 1
minggu sebelumnya, setelah beberapa hari baru muncul pembengkakan pada buah zakar.
Pembengkakan tidak hilang timbul baik pada posisi tidur, berdiri, maupun pada saat
mengejan. Pembengkakan disertai rasa nyeri yang menjalar sampai selangkangan. Mual
dan muntah disangkal, Nyeri juga dirasakan saat BAK, Keluar nanah dan darah saat BAK
disangkal, BAB dalam batas normal.

2. Objektif :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 86 kali/menit, teratur, kuat angkat

Nafas : 18 kali/menit, teratur

Suhu : 36,70c

Tinggi badan : ±165 cm

Berat badan : ±65 kg

a. Pemeriksaan Fisik :
Kepala
Bentuk : Normosefali, tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), Sklera ikterik (-/-), cekung (-/-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-), hiperemis (-)
Telinga : MAE lapang, secret (-), serumen (-) MT intak, warna putih.
Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-), sianosis (-) faring hiperemis (-)

Tonsil T1-T1, uvula ditengah

Leher : Tidak tampak bengkak, warna kulit sama dengan sekitar . tidak teraba
pembesaran KGB. Nyeri tekan (-)

Thoraks : Simetris, retraksi (-)

Cor : Bunyi Jantung I > Bunyi jantung II, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : Datar, lemas, bising usus (+) normal, NT (-)
Ekstremitas : Turgor Baik, Akral Hangat, CRT ˂2 detik, edema (-). Ptekie (-)
b. Status Lokalis: Venoscrotal
Inspeksi: Tampak testis kiri membesar dengan posisi lebih tinggi dibanding testis
kanan. Terlihat adanya tanda radang pada skrotum, tidak terlihat adanya
massa abnormal.
Palpasi: Testis teraba hangat, konsistensi lunak, nyeri tekan pada testis kiri, tidak ada
masa abnormal pada penis dan scrotum, keluar discharge pada OUE (-),
tidak teraba funikulus spermatikus. Phren’s sign (-), Transiluminasi (+)

HEMATOLOGI

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

Hemoglobin 13,2 12,3 – 15,3 mg/dl

Leukosit 12000 4.400-11.300 ul

BSE- jam ke 1 32 1-15 mm/jam

Hitung jenis leukosit

 Basofil 0 0-1 %

 Eosinofil 0 0-4 %

 Mielosit 0 0%

 Meta myelocyt 0 0-1 juta %

 Band 0 0-6%

 Segmen 72 40-70%

 Limfosit 19 30-45%

 Monosit 9 2-10%

Eritrosit 4,3 4,0 – 5,2 juta/mm3


Hematokrit 31 35 – 47%

Trombosit 284.000 150.000-450.000u\l

MCV 71 74-108

MCH 26 27-32 pg

MCHC 36 32-36 g/l

KIMIA DARAH

PEMERIKSAAN HASIL NORMAL

Glucosa darah sewaktu 123 74-139 mg/dl

3. Assesment :

Telah dirawat seorang pasien laki-laki umur 52 tahun datang dengan keluhan
bengkak dan nyeri pada buah zakar sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Pembengkakan awalnya sebesar bola pingpong, kemudian makin hari semakin
membesar. Pasien juga menerangkan bahwa sebelumnya mengeluh demam dan
mengalami pembengkakan pada bagian leher 1 minggu sebelumnya, setelah beberapa
hari baru muncul pembengkakan pada buah zakar. Pembengkakan tidak hilang timbul
baik pada posisi tidur, berdiri, maupun pada saat mengejan. Pembengkakan disertai rasa
nyeri yang menjalar sampai selangkangan. Mual dan muntah disangkal, Nyeri juga
dirasakan saat BAK, Keluar nanah dan darah saat BAK disangkal, BAB dalam batas
normal.

4. Terapi :

- IVFD RL gtt 20x/menit


- Inj. Ketorolac 3x30 mg IV

- Inj. Omeprazole 1x40 mg IV


TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI DAN ETIOLOGI


A. DEFINISI
Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai dengan pembengkakan
dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau tuberculosis
(Hartanto, 2008).
B. ETIOLOGI
Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau virus
seperti paramiksovirus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20% dari orchitis
timbul sebagai komplikasi dari gondongan (parotitis) setelah pubertas (Baradero, 2006).
Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis
parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk
mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus
parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada
sekitar 15% pria dengan orkitis parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya
terdapat kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa
kasus, terdapat kerusakan sel-sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme difesiensi
testosterone. Orchitis paroditisis jarang terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada,
dapat diharapkan kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya.
Virus lain yang dapat menyababkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama
adalah : virus Coxsakie B, Varisela, dan mononukleosis.
Orchitis bakterial piogenik disebabkan oleh bakteri (Escherichia coli, Klebsiella
pneumonia, Pseudmonas aeruginosa) dan infeksi parasitik (malaria, filariasis,
skistosomiasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada
epididimitis. Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam
tinggi, edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke
kanalisis inguinalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus
dalam skrotum.
Orchitis granulomaktosa dapat disebabkan oleh sifilis, penyakit mikrobakterial,
aktinomikosis, penyakit jamur, mycobacterium tuberculosis, dan mycobacterium leprae.
Infeksi dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran
selanjutnya melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih, dan ginjal.

II. EPIDEMIOLOGI
 Kejadian orchitis diperkirakan 1 diantara 1000 laki-laki.

 4 dari 5 laki-laki prepubertal (lebih muda dari 10 tahun).

 Sebagian besar kasus berhubungan dengan epididimitis (epidiymoorchitis), dan

terjadi pada laki-laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15 tahun atau pada

pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi prostat jinak (BPH).

III. FAKTOR RISIKO


Menurut Ulfiyah, 2012 faktor resiko pada orchitis ada dua yaitu:

1. Faktor resiko untuk orchitis yang tidak berhubungan dengan penyakit menular seksual
adalah :
a. Imunisasi gondongan yang tidak adekuat
b. Usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
c. Infeksi saluran berkemih berulang
d. Kelainan saluran kemih
2. Faktor resiko untuk orkitis yang berhubungan dengan penyakit menular seksual adalah:
a. Berganti-ganti pasangan
b. Riwayat penyakit menular seksual pada pasangan
c. Riwayat gonore atau penyakit menular seksual lainnya

IV. MANIFESTASI KLINIS


Menurut Price, 2005 tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidaknyamanan ringan
pada testikular dan edema hingga nyeri testicular yang parah dan terbentuknya edema
dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari setelah awitan penyakit dengan demam tinggi, mual,
dan muntah.
Gejala yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha,
pembengkakan dan kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral
atau unilateral, mual, muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual,
darah pada semen. Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap
inflamasi ini dengan istirahat di tempat tidur, kompres panas atau hangat, dan antibiotik
(bila perlu).
Berikut gejala dari orchitis, yaitu:

1. Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan.


2. Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat.
3. Kelelahan / mialgia
4. Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
5. Demam dan menggigil
6. Mual
7. Sakit kepala
8. Pembesaran testis dan skrotum
9. Erythematous kulit skrotum dan lebih hangat.
10. Pembengkakan KGB inguinal
11. Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

V. DIAGNOSIS
 Anamnesis
Sebagian besar pasien dengan orchitis datang dengan keluhan nyeri dan bengkak
pada testis. Keluhan biasanya disertai dengan demam. Keluhan tambahan berupa
nyeri dan panas saat berkemih. Kadang disertai pembesaran getah bening.
 Pemeriksaan fisik
 Pada inspeksi ditemukan tanda-tanda radang pada testis yaitu: testis berwarna
kemerahan, suhu raba terasa hangat, bengkak dan nyeri saat dipalpasi.
 Laboratorium
Pada orchitis yang disebebabkan oleh bakteri dan virus terjadi peningkatan leukosit.
 Ultrasonografi

VI. DIAGNOSA BANDING


a. Torsio Testis
Torsio testis adalah terpuntirnya funikulus spermatikus, sehingga terjadi
hambatan aliran darah ke testis, sehingga apabila 5-6 jam (golden period) tidak
mendapatkan terapi akan terjadi atrofi testis. Karena perfusi oleh vasa spermatika
interna menurun. Torsio paling sering terjadi pada usia pubertas. Torsi dimulai dari
kontraksi testis sebelah kiri, dimana testis kiri berputar berlawanan dari arah jarum
jam sehingga terjadi oedem testis dan funikulus spermatikus akibatnya terjadi
iskemia. Gambaran klinis torsio testis, biasanya pasien mengeluh nyeri hebat di
daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan diikuti pembengkakan pada testis.
Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
Pada pemeriksaan fisik tampak testis membengkak, letaknya lebih tinggi dan
lebih horizontal daripada testis kontralateral. Kadang-kadang pada torsio yang baru
aja terjadi. Dapat diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus.
Keadaan ini biasanya tidak disertai dengan demam. Pemeriksaan sedimen urine tidak
menunjukkan adanya leukosit dalam urine dan pemeriksaan darah tidak
menunjukkan tanda inflamasi. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah
ke testis sedangkan pada keradangan akut testis lainnya terjadi peningkatan aliran
darah ke testis.
Terapi torsi testis: (1) detorsi manual, yaitu dengan mengembalikan posisi testis
ke asalnya dengan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah torsio, dengan local
anastesi (lidokain 1%) pada funikulus spermatikus di annulus 10-20 ccbila gagal
dilakukan operasi. (2) operasi, tujuannya adalah untuk mengembalikan testis kea rah
yang benar. Bila testis viabeldilakukan orkidopeksi pada tunica dartos, dilanjutkan
orkidopeksi sisi kontralateral pada 3 tempat. Bila testis nekrosisdilakukan
orkidektomi disusul orkidopeksi sisi kontralateral.
b. Epididimitis
Epididimitis adalah reaksi inflamasi yang terjadi pada epididimis. Reaksi
inflamasi ini dapat terjadi secara akut atau kronis. Diduga reaksi inflamasi ini berasal
dari bakteri yang berada di dalam buli-buli, prostat atau uretra yang secara ascending
menjalar ke epididimis. Dapat pula terjadi refluks urine melalui duktus ejakulatorius
atau penyebaran bakteri secara hematogen atau langsung ke epididimis. Mikroba
penyebab infeksi pada pria dewasa muda (<35 tahun) yang tersering adalah chlamidia
trachomatis atau neisseria gonorhoika, sedangkan pada anak-anak dan orang tua yang
tersering adalah E.coli atau ureoplasma ureolitikum. Biasanya pasien datang dengan
keluhan nyeri mendadak pada daerah skrotum diikuti dengan bengkak pada kauda
hingga caput epididimis.
Tidak jarang disertai demam, malese, dan nyeri dirasakan hingga ke pinggang.
Pada pemeriksaan menunjukkan pembengkakan pada hemiskrotum dan kadang kala
pada palpasi sulit memisahkan antara epididimis dengan testis. Reaksi inflamasi dan
pembengkakan dapat menjalar ke funikulus spermatikus pada daerah inguinal. Gejala
klinis epididimitis akut sulit dibedakan dengan torsio testis. Pada epididimitis akut jika
dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, nyeri akan berkurang; hal ini berbeda dengan
torsio testis.
c. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukkan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis
dan visceralis tunica vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berbeda di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan
reabsorbsi oleh system limfatik disekitarnya. Hidrokel bisa disebabkan oleh (1) belum
sempurnanya penutupan processus vaginalis atau (2) belum sempurnanya system
limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Keluhan
utama pada hidrokel adanya benjolan yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan adanya benjolan di kantong skrotum dengan konsistensi kistus dan pada
pemeriksaan penerawangan menunjukkan adanya transiluminasi.
VII. PENATALAKSANAAN
Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting
adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip.
Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus.
Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat
diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan
ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin.

VIII. KOMPLIKASI
Menurut Price, 2005 komplikasi dari orchitis dapat berupa:
1. Testis yang mengecil (Atrofi)
2. Abses (Nanah) pada kantong testis
3. Infertilitas (Sulit memiliki keturunan), terutama jika orchitis terjadi pada kedua
testis.
Menurut Ulfiyah, 2012 komplikasi dari orchitis adalah:
1. Sampai dengan 60% dari testis yang terkena menunjukkan beberapa derajat
atrofi testis.
2. Gangguan kesuburan dilaporkan 7-13%.
3. Kemandulan jarang dalam kasus-kasus orchitis unilateral.
4. Hidrokel communican atau pyocele mungkin memerlukan drainase bedah untuk
mengurangi tekanan dari tunika.
5. Abscess scrotalis
6. Infark testis
7. Rekurensi
8. Epididimitis kronis
9. Impotensi tidak umum setelah epididimitis akut, walaupun kejadian sebenarnya
yang didokumentsikan tidak diketahui. Gangguan dalam kualitas sperma
biasanya hanya sementara.
10. Yang lebih penting adalah azoospermia yang jauh lebih tidak umum, yang
disebabkan oleh gangguan saluran epididimal yang diamati pada laki-laki
penderita epididimitis yang tidak diobati dan yang diobati tidak tepat. Kejadian
kondisi ini masih belum diketahui.

IX. PROGNOSIS
- Sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam 3-10
hari.
- Dengan pemberian antibiotik yang sesuai, sebagian besar kasus orchitis bakteri dapat
sembuh tanpa komplikasi.

X. KESIMPULAN

Orchitis merupakan reaksi inflamasi akut dari testis terhadap infeksi, penyebab orchitis
adalah virus (mumps) dan bakteri (e.coli, N.gonorrea, chlamidia,klebseilla, pseudomona
dll). Gejala yang ditimbulkan adalah bengkak dan nyeri pada testis dan kadang disertai
demam. Penatalaksanaan orchitis adalah dengan terapi suportif yaitu bed rest dan elevasi
skrotum. Terapi spesifik yaitu dengan pemberian antibiotic.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidayat R, De Jong W. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC
2. http://uda.ac.id/jurnal/files/Jurnal%206%20-%20MENDA%20II.pdf
3. http://www.ddc.musc.edu/public/symptomsDiseases/diseases/pancreas/gallstones.cfm
4. http://jpkc.fudan.edu.cn/picture/article/186/12/38/f59739554eef9f2138151116a918/76222b
db-1ca5-4f3b-aef4-596c05f3d0b6.pdf

Anda mungkin juga menyukai