Anda di halaman 1dari 24

Torsio testis

Marwin Tjandra
406107004
Anatomi
• Ukuran 4 x 3 x 2,5 cm,
volume 15-25 ml
• Terbungkus oleh jaringan
tunika albuginea
• Tunika Vaginalis: lapisan
viseral dan lapisan parietal
• Otot Kremaster
• lapisan parietal yang
menempel pada muskulus
dartos masih belum banyak
jaringan penyanggah 
ekstravaginal torsio
• tunika vaginalis mengelilingi
seluruh permukaan testis
sehingga mencegah insersi
epididimis ke dinding
skrotum  intravaginal
torsio
Vaskularisasi
1. arteri spermatika
interna yang
merupakan cabang
dari aorta
2. arteri deferensialis
cabang dari arteri
vesikalis inferior
3. arteri kremasterika
yang merupakan
cabang arteri
epigastrika
Fisiologi
• Otot kremaster
berfungsi
menggerakkan testis
mendekati dan
menjauhi rongga
abdomen guna
mempertahankan suhu
ideal untuk testis
• Beberapa keadaan yang menyebabkan
pergerakan berlebihan dari otot kremaster:
– perubahan suhu yang mendadak (seperti pada
saat berenang),
– ketakutan,
– latihan yang berlebihan,
– batuk,
– celana yang terlalu ketat,
– trauma yang mengenai skrotum
Definisi
• Torsio testis adalah suatu keadaan dimana
funikulus spermatikus terpuntir sehingga
terjadi strangulasi pada aliran darah testis.
Etiologi dan Patofisiologi
• Diperkirakan torsio testis terjadi akibat
kontraksi spastik dan muskulus kremasterika .
• Muskulus kremasterika melekat secara oblik
pada funikulus spermatikus sehingga
mempengaruhi arah perputaran pada torsio
testis

Arah Torsio
Tanda dan Gejala
TANDA GEJALA
• Pembengkakan skrotum • Nyeri
• Hangat dan nyeri tekan – Di skrotum
• Perubahan warna – Di perut bagian bawah

• Letak menjadi lebih • Mual -> muntah


tinggi dan horizontal • Keluhan miksi
(frekuensi & disuria)
Pemeriksaan fisik
• Prehn sign  testis diangkat kearah simfisis
– Pada keadaan torsio rasa nyeri tidak akan
berkurang dan malahan bertambah  Prehn sign
(+)
• Permeriksaan refleks kremaster  menggores
sisi dalam paha bagian proksimal dengan
ujung dari tangkai reflex Hammer
– Reflex kremaster (+) bila testis terlihat bergerak ke
proksimal kearah inguinal  bukan torsio
– Reflex kremaster (-) kemungkinan torsio testis
Pemeriksaan penunjang
• Color doppler sonography  Stetoskop
Doppler yang dihubungkan dengan USG dapat
membedakan torsio testis dengan epididimitis
dengan tingkat keberhasilan yang tinggi (79%)
Diagnosis Banding
• Torsio Apendiks Testis dan Epididimis
– Nyeri skrotal
– Menyerupai torsio testis, tetapi gejalanya lebih
ringan
– Dapat teraba massa lunak pada pull atas testis
atau epididimis
– Blue dot sign
• Epididimitis
Torsio Epididimitis

Usia Pubertas sampai dekade ke-4 Pubertas sampai dekade ke-8


paling sering usia 12-18 tahun

Onset Akut Bertahap

Mual Sering Tidak

Nyeri Berat Berat

Demam Tidak ada Sering ada

Urinalisa Normal Sering pyuria


Elevasi skrotum Tetap sakit Sakit berkurang

Posisi testis Terangkat Normal


• Trauma
– Adanya trauma hebat yang mengenai skrotum
menimbulkan gejala dan tanda klinis serupa
dengan torsio testis.
– Timbul rasa nyeri, pembengkakan skrotum dengan
perabaan hangat
• Hernia skrotalis Inkarserata
– Dapat dibedakan dengan anamnesis, yaitu
didapatkan benjolan yang dapat keluar dan masuk
ke dalam skrotum
Komplikasi
1. Iskemik sampai nekrosis testis
2. Atrofi testis
3. Gangguan spermatogenesis
Penanganan
• Detorsi manual
– Diberikan anestesi lokal secara infiltrat pada
funikulus spermatikus dekat anulus inguinalis
eksternus
– Detorsi dilakukan dengan melakukan pemutaran
testis berlawanan dengan arah perputaran pada
torsio
• Tindakan pembedahan
– Tindakan pembedahan dilakukan dibawah
anestesi umum atau regional
– Setelah testis dan funikulus spermatikus tampak
segera dilakukan eksplorasi untuk mengetahui
adanya torsio dan dilakukan perbaikan
– Perubahan warna  biru sampai kehitaman,
berarti terjadi gangguan vaskularisasi
• Orkidopeksi
– Funikulus kemudian dibebaskan dari jaringan
sekitar untuk mendapatkan perpanjangan
funikulus
– Testis difiksasi pada bagian yang paling stabil
– Jahitan dibuat melalui polus terbawah dari testis
dan dilekatkan pada kulit skrotum
– Fiksasi ini dibiarkan selama 2-3 minggu dan
penderita dapat mulai melakukan kegiatan normal
setelah 6-8 minggu
Orkidopeksi
• Orkidektomi
– Penjepitan pada vas deferens dan vasa
– Kemudian testis dan epididimis dikeluarkan,
dipasang klem di sebelah proksimalnya
– Selanjutnya vas deferens dan kemudian vasa
dipotong dekat dengan klem pertama dan
dilakukan ikatan pada vas deferens dan ikatan
ganda pada vasa
Orkidektomi
Prognosis
Vitalitas 0-5 jam 6-10 jam 11-24 jam > 24 jam

Vital 9,3% 8,0% 6,7 % 4,0%


Nekrosis 0 1,1 % 4,0% 66,7%

Jumlah Putaran Jumlah Penderita Lama Terputar Komplikasi

1x180° 1 2 hari vital


2x360o 1 1 pend: 3 hari nekrosis
1 pend: 2 hari nekrosis
3x360° 5 1 pend: 8 jam vital
1 pend; 3 jam vital
1 pend: 3 jam vital
1 pend: 10 jam nekrosis
1 pend: 1 hari nekrosis
Tak diketahui 1 18 hari nekrosis

Anda mungkin juga menyukai