Anda di halaman 1dari 14

Disusun oleh : Arie Yudha Baskara 20050310026 Periode 38 Preceptor : DR. Syahid Hussein Sp.

Torsio testis adalah suatu keadaan dimana spermatic cord yang terpeluntir yang mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri ke testis dan epididymis. Jika kondisi ini tidak ditangani dalam waktu singkat (dalam 4 hingga 6 jam setelah onset nyeri) dapat menyebabkan infark dari testis, yang selanjutnya akan diikuti oleh atrofi testis.

Torsion testis cord twist clearly demonstrated.

Testis yang mengalami nekrosis

A.

Torsio extravagina = seluruh testis dan tunika vaginalis yang terpuntir pada axis vertical sebagai akibat dari fiksasi yang tidak komplet/non fiksasi dari gubernakulum terhadap dinding scrotum, sehingga menyebabkan rotasi yang bebas di dalam scrotum. Lebih sering terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus testis.

Torsio Ekstravagina B .Torsio Intravagina

Torsio intravagina = terjadi di dalam tunika vaginalis dan disebabkan oleh abnormalitas dari tunika pada spermatic cord di dalam scrotum. Secara normal, fiksasi posterior dari epididimis dan investment yang tidak komplet dari epididimis dan testis posterior oleh tunika vaginalis memfiksasi testis pada sisi posterior dari scrotum. Kegagalan fiksasi yang tepat dari tunika ini menimbulkan gambaran bentuk bell-clapper deformitas, dan keadaan ini menyebabkan testis mengalami rotasi pada cord sehingga potensial terjadi torsio. Torsio ini lebih sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda.

Pada inspeksi scrotum akan tampak bengkak dan hiperemis. Eritema dan edema dapat meluas hingga scrotum sisi kontralateral Karena kongestif vena Pada palpasi, testis terasa nyeri. Jika pasien datang pada keadaan dini, dapat dilihat adanya testis yang terletak transversal atau horizontal. Testis juga tampak lebih tinggi di dalam scotum disebabkan karena pemendekan dari spermatic cord. Hal tersebut merupakan pemeriksaan yang spesifik dalam menegakkan diagnosis. Biasanya nyeri juga tidak berkurang bila dilakukan elevasi testis (Prehn sign).

Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan hasil yang normal atau leukositosis pada 60% pasien. Namun pemeriksaan ini tidak membantu dan sebaiknya tidak rutin dilakukan. Adanya peningkatan acute-fase protein (dikenal sebagai CRP) dapat membedakan proses inflamasi sebagai penyebab akut scrotum. Modalitas diagnostik yang paling sering digunakan ialah Doppler ultrasonografi (USG Doppler) dan radionuclide scanning dengan akurasi diagnostik 90%. Kedua metode tersebut digunakan untuk menilai aliran darah ke testis dan membedakan torsio dengan kondisi lainnya. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis sedangkan pada keradangan akut testis, terjadi peningkatan aliran darah ke testis.

Testicular torsion. Epididymo-orchitis. Longitudinal color Doppler image of the left testis shows diffuse, markedly increased vascularity

Testicular torsion. Epididymo-orchitis. Transverse color Doppler image demonstrates increased epididymal flow and a hydrocele.

Testicular torsion. Scrotal trauma. Transverse color Doppler image demonstrates an enlarged, nonhypervascular epididymis (EPID) adjacent to the upper testicle (TEST).

Testicular torsion. Testicular tumor. Transverse color Doppler image displays a hypervascular mass in the periphery of the testis.

1.

Detorsi Bimanual Jika pasien datang dalam 4 jam timbulnya onset nyeri, maka dapat diupayakan tindakan detorsi manual dengan anestesi lokal. Prosedur ini merupakan terapi non invasif yang dilakukan dengan sedasi intravena menggunakan anestesi lokal (5 ml Lidocain atau Xylocaine 2%). Sebagian besar torsio testis terjadi ke dalam dan ke arah midline, sehingga detorsi dilakukan keluar dan ke arah lateral. Selain itu, biasanya torsio terjadi lebih dari 360, sehingga diperlukan lebih dari satu rotasi untuk melakukan detorsi penuh terhadap testis yang mengalami torsio. Jika detorsi manual berhasil, maka selanjutnya tetap dilakukan orchidopexy (fiksasi testis) elektif dalam waktu 48 jam.

2.

Eksplorasi pembedahan Dilakukan melalui insisi scrotal midline untuk melihat testis secara langsung dan guna menghindari trauma yang mungkin ditimbulkan bila dilakukan insisi inguinal. Tunika vaginalis dibuka hingga tampak testis yang mengalami torsio. Selanjutnya testis direposisi dan dievaluasi viabilitasnya. Jika testis masih viabel dilakukan orchidopexy (fiksasi testis), namun jika testis tidak viabel maka dilakukan orchidectomy guna mencegah timbulnya komplikasi infeksi serta potensial autoimmune injury

Anonym : Testicular torsion Health Article, available in http://www.healthline.com/adamcontent/testiculartorsion, Oct 20, 2005 Anonym : Testicular torsion, available in http://en.wikipedia.org/wik/ Testicular_torsion, May 07, 2007 Galejs.L.E, Kass.E.J : Diagnosis and Treatment of the Acute Scrotum, Am Fam Physician J 1999; 59 (4): 231-3. Ringdahl.E, Teague.L : Testicular Torsion, Am Fam Physician J 2006 ; 74 (10): 214-9. Rupp.T.J : testicular Torsion, Department of Emergency Medicine, Thomas Jefferson University, available in http://www.emedicine.com/med/topic2560.htm, Dec 13, 2006 Minevich.E : Testicular Torsion, Department of Surgery, Division of Pediatric urology, available in http://www.emedicine.com/ med/topic2780htm, Feb 9, 2007

Anda mungkin juga menyukai