SIMPATEKTOMI
2019
I. PENDAHULUAN
Tubuh manusia terdiri dari sel, jaringan, organ, dan sitem organ. Sistem
organmemiliki struktur dan fungsi yang khas. Masing-masing sistem organ tergantung
satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam proses ini, tubuh
manusia dapat mengalami berbagai gangguan. Gangguan yang terjadi pada tubuh
manusia sendiri biasanya dapat berupa gangguan nyeri, gangguan pertumbuhan sel
dan lainnya. Pertumbuhan yang tak normal ini sendiri akan berujung pada
terbentuknya sel kanker dan sel tumor. Kedua penyakit ini merupakan penyebab
paling sering dari gangguan yang terjadi dalam tubuh manusia. Walaupun
pertumbuhan kedua sel ini sendiri masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Celakanya
banyak pola hidup manusia yang menyebabkan pertumbuhan kedua sel tersebut. Salah
satu jaringan yang cukup sering mendapat gangguan baik dari dalam tubuh maupun
dari luar tubuh adalah jaringan saraf. Jaringan ini sendiri merupakan salah satu sistem
kerja yang sangat enting dari dalam tubuh manusia. jika jaringan ini mengalami
gangguan maka akan sangat mempengaruhi kerja tubuh7.
Gangguan pada sistem saraf manusia terdiri dari berbagai hal. Serta banyak
sekali jenis penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf kita,
seperti neuralgia, epilepsi, low back pain. Hal yang cukup membuat rumit adalah
gejala yang timbul saat terjadi gangguan pada sistem saraf. Terkadang gejala yang
timbul sama sekali tidak menunjukan perbaikan dengan pengobatan. Jika muncul
keadaan seperti itu maka biasanya akan dilakukan penanganan khusus. Salah satu
penanganan pada penyakit yang berhubungan dengan saraf adalah tindakan operasi
simpatektomi, yaitu suatu tindakan yang bertujuan merealese tonus vasomotor dan
akan meningkatkan aliran darah melalui kolateral dari arteriol dengan jalan
pengobatan ganglion simpatis 6.
II. DEFINISI
Simpatektomi adalah prosedur bedah yang bertujuan mematikan saraf di sistem
saraf simpatis. Prosedur ini dilakukan untuk meningkatkan aliran darah dan
mengurangi rasa sakit jangka panjang pada penyakit tertentu yang menyebabkan
pembuluh darah menyempit. Ini juga dapat digunakan untuk mengurangi
hiperhidrosis. Prosedur bedah ini dilakukan dengan cara memotong atau merusak
ganglia simpatis, yang merupakan kumpulan dari sel-sel saraf di sepanjang sumsum
tulang belakang thoracic atau lumbar2.
c. Hiperhidrosis
Penyakit hiperhidrosis ini adalah penyakit yang menyebabkan tubuh pasien
tidak dapat mengontrol keluarnya keringat. Keringat yang keluar berlebih ini
sendiri biasanya muncul pada wajah, telapak tangan, ketiak, dan telapak kaki.
Penyakit hiperhidrosis ini tidak dapat diatasi hanya dengan menggunakan
produk deodoran biasa. Hal seperti inilah yang biasanya dapat diatasi dengan
operasi simpatektomi. Pembedahan merupakan sebuah jalan terakhir yang akan
ditempuh oleh pasien apabila kondisi pasien tidak membaik dengan tindakan
konservatif. Beberapa pasien yang mengalami gejala ini biasanya akan
melakukan beberapa tindakan medis lain terlebih dahulu, seperti suntik botox
dan terapi penyinaran laser. Namun, ketika kedua jenis terapi itu sudah tidak
dapat mengatasi masalah ini, maka jalan terakhir yang dilakukan adalah
operasi simpatektomi5.
Simpatektomi torakal
Simpatektomi lumbar
1. Posisi pasien pada sisi lateral dengan area antara kosta 12 dan pelvic
crestDiekstensikan keatas dengan meja operasi. Ekstremitas bawah
difleksikan.Garis incisi dimulai di bawah ujung kosta 12, 3-4cm ditarik
kearah medial sampai bertemu dengan lateral dari garis m. rectus sheath
2. Incisi diperdalam dengan memotong m. obliqus eksterna dan m. obliqus
interna
3. M.transversus dipotong dan diretraksi.
4. Peritoneal sac dibebaskan secara tumpul,setelah dibebaskan tampak ganglion
Lumbal 3
5. Identifikasi ganglion simpatis dengan melakukan palpasi
6. Angkat ganglion simpatis dengan hak saraf, tilt pasien head down, ganglion
simpatis dibebaskan dengan jaringan sekitar. Ujung ganglion simpatis yang
akan direseksi diberi tanda dengan silver clip, ujung ganglion dipegang
dengan hemostat, ganglion lebih inferior dibebaskan dengan hati-hati, beri
tanda pada ujung ganglion inferior dengan silver clip, kemudian dilakukan
reseksi. Pada sisi sebelah kiri, identifikasi aorta dan arteri iliaca dengan
palpasi.
7. Luka operasi dijahit satu persatu4.
Custom_made_operating_thoracoscope_for_endoscopic_thoracic_sympathectobby
_JMAS-03-132-g002.jpg
VII. KOMPLIKASI
Selain itu, efek samping berikut semuanya telah dilaporkan oleh pasien:
Nyeri otot kronis, mati rasa dan kelemahan anggota tubuh, Sindrom Horner,
anhidrosis (ketidakmampuan untuk berkeringat), hipertermia (diperburuk
oleh anhidrosis dan disfungsi termoregulasi sistemik), neuralgia,
paraesthesia, kelelahan dan amotivasionalitas, kesulitan bernafas, reaksi
fisiologis / kimia yang berkurang secara substansial terhadap pengalaman
internal dan lingkungan (misalnya kesenangan dan rasa sakit / rangsangan
persepsi), malfungsi somatosensori, reaksi fisiologis menyimpang terhadap
stres dan aktivitas, dll., penyakit Raynaud (ironisnya indikasi yang mungkin
untuk operasi) , refleks hiperhidrosis, tekanan dan sirkulasi darah yang
berubah / tidak menentu, sistem respons perkelahian atau penerbangan yang
cacat, hilangnya adrenalin, eksim, dan kondisi kulit lainnya akibat kulit
yang sangat kering; rinitis, berkeringat gustatory (juga dikenal sebagai
sindrom Frey's). Gambar termal pasien ETS 2 tahun setelah operasi,
menunjukkan corposcindosis (sindrom tubuh terpisah) 20
VIII. MORTALITAS
Morbiditas sangat rendah, mortalitas rendah.