Anda di halaman 1dari 44

MODUL 3

BENJOLAN PADA LEHER


TUTOR :Dr .Anwar Wardy Sp .S
AMF.Faidzin A
Balqis Basbeth
Gusti Ayu Putri Pitoyo
Hessty Pusparani
Lia Dafia
M. Alif Zainal
M.Thanthawi Jauhari
Mahardika Johansyah
Nindya Adeline
Surayya Ardillah
KELOMPOK 3
SKENARIO 1
Perempuan 27 tahun datang ke dokter
keluarga dengan keluhan ada benjolan
di leher kiri berkelompok.Benjolan ini
dirasakan agak sakit terutama bila di
tekan.Riwayat sakit TB paru dan batuk-
batuk lama di sangkal.
PEREMPUAN
27 tahun

Benjolan Kiri
Berkelompok

Nyeri
Tekan
Pertanyaan?
1. Jelaskan anatomi leher ,KGB dan TIROID?
2. Jelaskan fisiologi pada KGB dan TIROID?
3. Jelaskan mekanisme munculnya benjolan pada
leher?
4. Jelaskan Patomekanisme terjadinya benjolan
pada leher?
5. Jelaskan klasifikasi Neoplasma pada KGB ?
6. Jelaskan penyakit-penyakit dengan gejala
benjolan pada leher?
7. jelaskan alur pemeriksaan pada kasus?
8. Jelaskan DD CA limfoma Maligna?
9. Jelaskan DD CA TIROID?
10. Jelaskan DD CA PAROTIS?
Anatomi Leher,KGB Dan Tiroid
Fisiologi KGB

Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang


dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel
pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi, KGB
dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk
mengatasi antigen tersebut sehingga KGB membesar.

Makrofag, Produksi sel limfoid menyaring


Infeksi neutrofil & sel tubuh yang mengalami
sel T kerusakan, menghalangi agen
infeksius

Pembesaran
kelenjar limfe
Fisiologi Tiroid ke-3.

Hipotalamus
Kelenjar tiroid mulanya
merupakan dua buah tonjolan
dari dinding depan bagian TR
tengah farings, yang terbentuk H
pada usia fetus 4 minggu.
Tonjolan pertama disebut Pituitari anterior
pharyngeal pouch. Tonjolan
kedua pada foramen ceacum. TSH
Pada minggu ke-7, tonjolan dari
foramen caecum akan menuju
pharyngeal pouch melalui Tiroid
saluran yang disebut ductus
thyroglossus.
Kelenjar tiroid akan mencapai T3
kematangan pada akhir bulan T4
Fungsi Hormon Tiroid
Mengatur laju metabolisme tubuh.
Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus
khususnya pertumbuhan saraf dan tulang.
Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin.
Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu
menambah kekuatan kontraksi otot dan meningkatkan output
jantung.
Merangsang pembentukan sel darah merah.
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai
kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat
metabolisme.
Trauma Granulasi mast sel Mediator Dilatasi
dan basofil radang arteriol

Cairan dalam
pembuluh darah
Memproduksi sel BENJOLAN keluar ke jaringan
limfoid
sekitar

Menghancurkan Proliferasi sel tak Pembelahan sel


agen infeksius dan terkendali meningkat
sebaliknya

Makrofag, neutrophil Displasia & Diferensiasi sel


dan sel T metaplasia sel matur tidak sempurna
PATOMEKANISME TERJADINYA
BENJOLAN

Kelainan
Infeksi
Kongenital

Neoplasma Trauma

Kelainan
Lain
JELASKAN KLASIFIKASI LIMFOMA!

Limfoma Non-Hodgkin

Dapat bersifat indolen(low grade), hingga progresif(high grade).


Pada LNH indolen, gejalanya dapat berupa: pembesaran KGB
(Kelemjar Getah Bening), tidak nyeri, dapat terlokalisir atau
meluas, dan bisa melibatkan sum-sum tulang. Pada LNH
progresif, terdapat pembesaran KGB baik intra maupun
extranodal, menimbulkan gejala "konstitusional" berupa :
penurunan berat badan, febris, dan keringat malam, serta pada
limfoma burkitt, dapat menyebabkan rasa penuh di perut.
Limfoma Hodgkin
PENYAKIT DENGAN GEJALA BENJOLAN DILEHER
KARSINOMA KARSINOMA KARSINOMA LIMFADENITI
NASOFARIN LARING TIROID S TB
G
-KERENTANA -ROKOK -RADIASI - disebabkan
N GENETIK -ALKOHOL IONISASI diantaranya
ETIOLOGI -VIRUS EB -TERPAJAN -PERUBAHA oleh
-FAKTOR SINAR N GENETIK Mycobacterim
LINGKUNGA RADIOAKTIF DAN tuberculosis
N ONKOGEN dan
-JENIS Mycobacteriu
KELAMIN m bovis
-DIET
umumnya laki dan ratio pria (sekitar 2:1)
menyerang perempuan terhadap perempuan
EPIDEMIOLO usia 30-60 adalah 11:1 wanita adalah dibandingkan
GI tahun,mendud terbanyak 1:2-4, laki-laki . Ras
uki 75-90 padA usia 56- penyakit dan etnis
%.Proporsi 69 tahun tersering minoritas,
pria dan dengan terjadi pada orang berkulit
wanita 8:1 kebiasaan usia 20-40 hitam dan ras
Usia
Riwayat
gangguan
Jenis kelamin
mekanik di
leher

Kecepatan
tumbuh tumor Faktor Faktor genetik

Pengaruh
Resiko Riwayat
penyakit
radiasi masa
serupa dalam
lampau
keluarga
Riwayat
pernah
menderita Diet
kelainan tiroid
sebelumnya
Suhu
IDENTITAS PASIEN Nama T4 dan
TANDA TSH
VITAL Perhatikan
LABORATORIUM
Nadi
Rontgen
Usia Biopsi toraks
KGB ukuran
Tempat TD
KELUHAN UTAMA INSPEKSI
CT scan benjolan
RADIOLOGY
Ada
Sudah benjolan
demam?
berapa Pernapasa
tinggal
Limfangiografi Perhatikan
Perhatikan
KELUHAN Kesulitan menelan?
lama?
Pekerjaan n
permukaan
ukuran, bentuk,
PALPASI
TAMBAHAN Nafsu
Lokasi
Status makan?
di mana? kulit
mobilitas,
BB?
Berapa jumlahnya? Apakah ada
konsistensi,
RPS AUSKULTASI
Tahan
Ada panas atau
kemerahan? suara bruit?
batas ,nyeri
Pernah
dingin?
Sakit seperti
atau ini?
tidak?
RPD Pernah TBC? tekan,
Gangguan emosi?
Ada
Pernah keluarga
goiter?yang
Nyeri rahang
sedang atau
belakang?
RPK
pernah memiliki
Keringat malam?
penyakit
Makanan?
Cepat yg sama?
lelah?
R. PSIKOSOSIAL
Lingkungan?
R. PO Sudah
berobat?
Alergi?
Defenisi
Limfoma maligna adalah kelompok
neoplasma maligna/ganas yang muncul
dalam kelenjar limfe atau jaringan
limfoid ekstranodal yang ditandai
dengan proliferasi atau akumulasi sel-sel
asli jaringan limfoid
Limfoma
Limfoma
Non
Hodgkin
Hodgkin

Limfoma
Etiologi
Merupakan golongan gangguan
limfoproliferatif
Penyebab tidak diketahui
Banyak dikaitkan dgn virus, terutama
virus Epstein Barr
Adanya peningkatan insidens penderita
limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin
pada kelompok penderita AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome)
pengidap virus HIV, tampaknya
Epidemiologi
Di negara maju, limfoma relatif jarang,
yaitu kira-kira 2% dari jumlah kanker
yang ada.
Menurut beberapa penelitian tumor ini
merupakan terbanyak setelah kanker
serviks uteri, payudara, dan kulit
Insiden NHL 8 kali lipat HL
Di negara maju insiden HL memiliki 2
puncak usia (20-30 thn dan >50 thn)
Riwayat Keluarga dgn Limfoma Maligna
kemungkinan diturunkan
Faktor resiko
Immunodefisiensi
Infeksi (terutama Ebstein Bar Virus)
Paparan lingkungan dan pekerjaan
Terkena paparan Ultraviolet
Klasifikasi Limfoma Hodgkin :
LHK kaya
limfosit

Limfoma
Limfosit
hodgkin
Predominant LHK
klasik nodular
LHK sel
campuran
sklerosis

Klasifikasi Limfoma Non Hodgkin :

Neoplasia
Neoplasia
Sel T & Sel
Sel B
NK
Patologi limfoma
hodgkin
Limfosit Predominant Mixed Cellularity
Pada tipe ini gambaran patologis gambaran patologis pleiomorfik dgn sel
kelenjar getah bening terutama terdiri plasma, eosinofil,neutrofil, limfosit dan
dari sel-sel yang sangat besar dan byk didapatkan sel Reed-Sternberg
berinti tunggal (Popcorn Cell), berbeda yang difus dan sporadik. Banyak
dgn sel Reed-Sternberg. Biasanya ditemukan terutama di kelnjar
didapatkan pada anak muda. superfisial dan menyerang dewasa.
Tidak terdapat fibrosis nodular
sklerosis.

Kaya Limfosit Nodular Sclerosis


sel Reed-Sternberg banyak sekali, Kelenjar mengandung nodul-nodul
difus dan sporadis. Terutama yang dikelilingi oleh serabut kolagen.
mengenai kelenjar limfe superfisial Seringdidapatkan pada wanita muda
jarang mengenai kelenjar limfe / remaja. Sering menyerang kelenjar
mediastinal mediastinum
Limfoma Hodgkin Limfoma Non Hodgkin
- Massa lunak, mobile - Massa keras terfiksir
- Nyeri tekan - Nyeri tekan
- Limfadenopati superfisial - Limfatik extranodi,limfadenopati
-Demam disertai keringat malam (Demam generalisata
Pel-Epstein) - Demam disertai keringat malam
- Penurunan BB >10% dalam 6 bulan atau - Penurunan BB tanpa sebab yang jelas
kurang tanpa sebab yang jelas - Splenomegali, hipersplenisme
- Lemah, malaise, cepat lelah - Nyeri tulang, fraktur patologis (invasi
- Pruritus terdapat pada sekitar 10% sumsum tulang)
pasien - Keluhan anemia
- Kelainan mediastinum : batuk,sesak,nyeri - Pruritus
dada dan osteoartropi hipertrofik
- Nyeri tulang
- Nyeri Kepala
- Gangguan Penglihatan
- Nyeri abdomen,gangguan usus,nafsu
makan menurun atau asites
- Sekitar 60% pasien datang dengan
adenopati mediastinum
Stadium Penyakit
Staging menurut system Ann Arbor
modifikasi Costwald :
- Stadium I : Penyakit menyerang satu
regio kelenjar getah bening atau satu
struktur limfoid (missal : limpa, timus,
cincin Waldeyer)
- Stadium II : Penyakit menyerang dua
atau lebih regio kelenjar pada satu sisi
diafragma II, dapat juga mengenai organ
ekstra nodi terlokasi disisi yang sama IIE
- Stadium III : Penyakit menyerang regio atau
struktur limfoid di atas dan di bawah
diafragma. Dapat disertai invasi organ
ekstranodi IIIE, invasi limpa IIIS atau keduanya
IIIES
- Stadium IV : Penyakit menyerang
jaringan/organ ekstra nodul difus

A : bila tanpa gejala sistemik


B : bila disertai gejala sistemik yaitu:Suhu
38C ; BB10 %/berkeringat malam/kombinasi
dr 3 gejala itu selama 6 bulan
Alur Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
Keluhan penderita - Pemeriksaan KGB - Pemeriksaan
terbanyak adalah - Kelainan/pembesaran Laboratorium
pembesaran kelenjar organ (LED,SGOT,SGPT dan
getah bening di alkali fosfatase dpt
leher,aksila ataupun - Pemeriksaan THT : untuk meningkat)
lipatan paha, berat badan menentukan kemungkinan
cincin waldeyer ikut - Sitologi Biopsi Aspirasi
semakin menurun dan (Sel Reed Sternberg)
kadang-kadang disertai terlibat.
demam, keringat malam - Pemeriksaan - Aspirasi Sumsum tulang
dan gatal gastrointestinal - Radiologi (USG,Foto
Thoraks,Limfangiografi,CT
Scan)
- Laparotomi (menentukan
stadium)
Terapi
Stadium I dan II: Terapi penyinaran
(radioterapi) pada area yg terkena.
menyembuhkan sekitar penderita stadium
I atau II. Dapat ditambah kemoterapi
ABVD
Stadium III: radioterapi dengan tambahan
kemoterapi ABVD atau MOPP
Stadium IV: radioterpi lokal dengan
kemoterapi perpaduan MOPP/ABV silang
Prognosis
Prognosis penyakit Hodgkin ini relatif baik. Penyakit ini dapat sembuh
atau hidup lama dengan pengobatan meskipun tidak 100%. Tetapi oleh
karena dapat hidup lama,kemungkinan mendapatkan late complication
makin besar. Late complication itu antaralain :
1.timbulnya keganasan kedua atau sekunder
2.disfungsi endokrin yang kebanyakan adalah tiroid dan gonadal
3.penyakit CVS terutama mereka yang mendapat kombinasi radiasi
dan pemberian antrasiklin terutama yang dosisnya banyak (dose
related)
4.penyakit pada paru pada mereka yang mendapat radiasi dan
bleomisin yang juga dose related
5.pada anak-anak dapat terjadi gangguan pertumbuhan
Referensi
Onkologi Klinis,Edisi 2
IPD Jilid II, Edisi IV
Epidemiologi
CA TIROID
Sangat tinggi di Negara Eslandia dan
Hawaii, dan relatif rendah di China
Pria < wanita, ratio 1 : 2-4
Usia 20-40 tahun
Etiologi
Radiasi ionisasi
Ahli berpendapat, kontak dengan radiasi merupakan satu-satunya faktor karsinogen terhadap tiroid yang telah
terbukti; Penelitian menunjukkan pada populasi terpapar sinar X dan radiasi gamma, insiden karsinoma papilar
dan folikular tiroid lebih tinggi

Genetik dan onkogen


Protein fusi hasil rearansemen, hibridasi gen RET dan gen PAX-PPARy mungkin berperanan kunci dalam timbul
dan berkembangnya karsinoma tiroid

Jenis kelamin dan hormonal


Pada jaringan karsinoma papilar tiroid kandungan reseptor estrogen dan reseptor progesteron tertinggi

Faktor diet
Di daerah yang defisiensi berat iodium, insiden karsinoma tiroid relatif tinggi

Lesi jinak tiroid


Penyakit hiperplasia jinak tiroid, seperti struma nodosa dan adenoma tiroid, dapat bertransformasi ganas menjadi
karsinoma
Tipe Patologik
Karsinoma Karsinoma Karsinoma Karsinoma tak
papilar folikular medular berdiferensiasi
60-80% dari 10-28% dari 3-10% dari 3-8% dari
karsinoma tiroid karsinoma tiroid karsinoma tiroid karsinoma tiroid

usia 35-40 tahun usia 45-50 tahun usia sekitar 50 berdasar


tahun morfologi
subtipe subtipe: infitrasi jaringan tumor
histologis: mikro dan dibagi menjadi:
mikrokarsinoma infiltrasi luas karsinoma sel
papilar, folikular, kecil, sel besar,
sel tinggi, sel dan sel spindel
torak, sklerosis
difus, dll

metastasis
kelenjar limfe
Penyebaran dan Metastasis
Penyebaran Intraglandular tumor dapat menyebar di
tiroid dalam kelenjar
tumor dapat menembus
kapsul tiroid
Penyebaran medial tiroid
Ekstraglandular tiroid posterior tiroid
menginfiltrasi trakea,
esofagus dll
anterior laring, pre-trakea,
paratrakea
profunda leher superior,
Metastasis Kelenjar limfe
media, inferior
supraklavikular
mediastinum
paru
Metastasis jauh
tulang
Manifestasi Klinis
Karsinoma Karsinoma Karsinoma Karsinoma tak
papilar folikular medular berdiferensiasi
Lebih banyak Usia lebih tinggi Keluhan berupa Usia rata-rata >
wanita < 40 dari ca papilar, benjolan tiroid, 60 tahun
tahun umumny wanita dan pembesaran
setengah baya kelenjar limfe Progresi
Progresi relatif leher penyakit cepat
lambat Lesi primer agak
besar Disfagia, suara Ditemukan
Lesi primer serak, batuk, massa tumor
sangat kecil metastasis jauh, sesak nafas, dll besar padat
terutama difus di tiroid dan
Awal metastasis hematogen (ke leher, terfiksasi,
ke kelenjar limfe paru dan tulang) batas tak jelas,
leher, dan luas menginfiltrasi
jaringan
sekitarnya
Diagnosis
Pemeriksaan klinis dan penunjang

usia dan jenis kelamin


ada tidaknya riwayat paparan
radiasi daerah kepala dan leher
Anamnesis ukuran dan laju pertumbuhan tumor
ada tidaknya riwayat keluarga
adenoma tiroid, karsinoma medular
tiroid dll
jumlah, ukuran, bentuk, konsistensi,
mobilitas, permukaan licin atau tidak
Pemeriksaan fisik
nyeri tekan
kelenjar limfe
serologi, USG, radioisotop, sinar X,
Pemeriksaan penunjang MRI, PET, dan sitologi aspirasi jarum
hasul (FNAC)
Terapi
Operatif
Lobektomi
Tiroidektomi
Reseksi

Non-operatif
Radioterapi
Terapi hormonal
kemoterapi
Ca parotis
Tumor parotis adalah tumor yang menyerang kelenjar liur
parotis. benjolan pada pipi bagian belakang, didepan dan
atau dibawah daun telinga tanpa rasa nyeri.Pada stadium
lanjut otot-otot tampak tidak simetris dan kelopak mata pada
sisi tumor sulit menutup
EPIDEMIOLOGI

Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi di


indonesia, persentasenya kurang dari 3% dari
seluruh keganasan pada kepala dan leher.
Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi
pada kelenjar parotis, dimana 75% - 85% dari
seluruh tumor berasal dari parotis.

ETIOLOGI
Belum diketahui
Masih diteliti apakah faktor merokok dapat menjadi
penyebab tumor parotis.
Paparan radiasi dikaitkan dengan tumor jinak warthin dan
tumor ganas karsinoma mukoepidermoid.
Epstein-Barr virus merupakan salah satu factor pemicu
timbulnya tumor limfoepitelial kelenjar liur
GEJALA KLINIS KLASIFIKASI
Benjolan pada pipi bagian Tumor Jinak
belakang di depan atau di bawah Pleomorfik adenoma
daun telinga Warthins tumor
tidak nyeri Papiloma intradektual
Sulit digerakkan Oxyphiladenoma (oncosistoma)
kadang-kadang disertai lesi otot- Tumor jinak nonepitelial
otot wajah (muka mencong) Hemangioma
bila minum air merembes dan sulit Limfangioma
menutup mata. Lipoma
Tumor Ganas
Mukoepidermoid Karsinoma
Karsinoma Adenokistik
Adenomakarsinoma
Karsinoma Sel Asiner
ALUR PEMERIKSAAN
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Faktor radiasi Massa yang teraba Pemeriksaan Sitologi
Riwayat minum obat dideskripsi dari Foto rontgen,CT-
Pada anamnesis juga letaknya,ukuran,mobi scan dan MRI
harus ditanyakan litas,konsistensi,peny Sialografi
gejala klinis yng ebaran atau apakah
lengkap seperti terfiksasi pada
seberapa cepat jaringan sekitar
tumor Pemeriksaan KGB
membesar,wajah regional
asimetris atau nyeri Pemeriksaan mukosa
rongga mulut
TERAPI KOMPLIKASI PROGNOSIS

Parotidektomi Operasi : lesi nervus Sembuh tanpa cacat


Radioterapi, fasialis, fistel pada Sembuh dengan
Kemoterapi luka operasi yang cacat
cukup lama Kanker parotis
Komplikasi stadium lanjut dan
radioterapi/ bisa berakibat fatal
khemoterapi : depresi
sumsum tulang, rasa
kering di
tenggorokan.
KESIMPULAN
Berdasarkan gejala yang didapat pada
kasus diskenario kemungkinan pasien
tersebut menderita LIMFOMA
MALGNA,CA TIROID,CA
PAROTIS.Namun belum dapat
dipastikan diagnosis kerja karena
dibutuhkan pemeriksaan tambahan
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: Dari Sel ke Sistem,
edisi keenam. 2009. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. Hormon Thyroid, Fisiologi Manusia dan
Mekanisme Penyakit, edisi ketiga. 1995. Jakarta, EGC.
Ganong, William. Kelenjar Thyroid, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, edisi kedua puluh. 2003. Jakarta, McGraw-Hill &
EGC.
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U.
Pendit. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit Volume 1.Edisi 6. Jakarta : EGC.

Sarwono. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid Pertama,


Edisi Ketiga. Jakrta: EGC

Siregar, R. S. 1996. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai