Anda di halaman 1dari 25

Fibrosarcoma

Femur Sinistra

Ziyan Bilqis Amran (G4A018003)

Pembimbing:
dr. Lopo Triyanto, Sp.B (K) Onk
Identitas pasien
Nama Tn. S
Usia 48 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Kendaga 2/3, Banjarnegara
Pendidikan Terakhir SMP
Pekerjaan Supir angkutan umum
Agama Islam
Status Perkawinan Menikah

Tanggal Masuk 15 April 2019

Tanggal Periksa 16 April 2019

No. Catatan Medik 02083298


2 5/5/2019 Add a footer
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Luka di paha kiri
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Bedah Onkologi rujukan dari RSUD B
dengan diagnosis fibrosarcoma femur sinistra, dengan keluhan terdapat
luka di paha kiri. Sejak 4 bulan sebelum masuk RSMS. Luka berbetuk
bulat diameter 5 cm, tidak semakin besar ukurannya. Pasien juga
mengeluh pegal pada tungkai kiri apabila berjalan lama, tidak ada nyeri
pada luka atau kulit sehat sekitar luka

3 5/5/2019 Add a footer


Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kemoterapi diakui.
Pasien memiliki riwayat kemoterapi yang sudah diselesaikan sebanyak 3 kali, yakni
pada Februari, Maret, April 2019.
Riwayat operasi diakui, di RSUD B
Pasien telah menjalani operasi pengangkatan benjolan pada Oktober 2018 di RSUD
B. Jaringan yang diangkat sudah diperiksa dan pasien mengetahui penyakitnya adalah
kanker kaki.
Setelah operasi, muncul jaringan yang keluar dari dalam kulit. Pasien berobat ke
RSMS dan dilakukan pemotongan jaringan di ruang tindakan Poliklinik Bedah RSMS pada
November 2018.
Riwayat hipertensi disangkal Riwayat alergi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat asma disangkal Riwayat stroke disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit keluarga

Keluhan serupa disangkal Riwayat penyakit jantung disangkal


Riwayat hipertensi disangkal Riwayat alergi disangkal
Riwayat diabetes mellitus disangkal Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat asma disangkal Riwayat stroke disangkal
Riwayat sosial ekonomi

 Pasien tinggal bersama istri, 2 anak dan 1 cucu. Pasien tinggal di lingkungan pedesaan.
Jarak antar rumah cukup berdekatan. Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga
sekitar baik.
 Kebiasaan makan sehari-hari yaitu makan 3x/hari dengan karbohidrat, protein, dan
sayuran. Pasien sudah mengatur pola makan dengan menghindari makanan yang memiliki
kadar gula tinggi. Pasien jarang melakukan olah raga. Pasien tidak merokok dan tidak
mengonsumsi alkohol.
 Pendidikan terakhir pasien adalah SMP. Pasien bekerja sebagai supir angkutan umum.

5 5/5/2019 Add a footer


Objektif

• Keadaan umum : Baik


• Kesadaran : Composmentis
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Nadi : 64 kali/menit
• Pernapasan : 16 kali/menit
• Suhu badan : 36.5 ºC
Status generalis
• Kepala
• Bentuk : mesosefal, simetris
• Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
• Mata : Kedua mata simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil
bulat isokor diameter 3mm, refleks cahaya positif, lensa jernih, iris shadow test negatif
pada kedua mata
• Telinga : Tidak ada deformitas, otore, ataupun nyeri tekan
• Hidung : Tidak keluar sekret
• Mulut : Tidak tampak bibir sianosis
• Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid

STATUS VEGETATIF
Buang air besar (+), buang air kecil (+), flatus (+)

7 5/5/2019 Add a footer


Pemeriksaan thorax
Paru
• Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada simetris (tidak ada gerakan nafas yang
tertinggal), tidak ada retraksi spatium intercostalis.
• Palpasi : Gerakan dada simetris, vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
• Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru.
• Auskultasi : Suara dasar nafas vesikuler, tidak terdapat ronki basah kasar di parahiler dan
ronkhi basah halus di basal pada kedua lapang paru, dan tidak ditemukan wheezing.
Jantung
• Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis pada dinding dada sebelah
kiri atas.
• Palpasi : Teraba ictus cordis, tidak kuat angkat di SIC VI, 1 jari medial Linea
Midklavikula Sinistra
• Perkusi : Batas jantung kanan atas SIC II Linea Parasternal Dextra
Batas jantung kanan bawah SIC IV Linea Parasternal Dextra
Batas jantung kiri atas SIC II Linea Parasternal Sinistra
Batas jantung kiri bawah SIC V Linea Midklavikula Sinistra
• Auskultasi : S1>S2 reguler, tidak ditemukan murmur, tidak ditemukan gallop.

8 5/5/2019 Add a footer


• Pemeriksaan abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani, pekak sisi (-)
• Palpasi : Nyeri tekan keempat kuadran (-), undulasi (-)
• Hepar : Tidak teraba
• Lien : Tidak teraba
• Pemeriksaan ekstremitas
• Ekstremitas superior: tidak tampak sianosis maupun edema, akral hangat
• Ekstremitas inferior : tidak tampak sianosis maupun edema, akral hangat,
terdapat luka di paha kiri

9 5/5/2019 Add a footer


Pemeriksaan lokalis regio femur sinistra
Tampak ulkus berbentuk bulat dengan batas ireguler, diameter 5 cm, tepi
tampak kulit eritema, dasar jaringan ikat, berisi pus, berbau, disertai nyeri
tekan.

10 5/5/2019 Add a footer


Pemeriksaan Lab RSMS 15 April 2019

11 5/5/2019 Add a footer


Pemeriksaan Patologi Anatomi RSMS 19 Oktober 2019
Makroskopis sediaan yang diterima berupa jaringan ukuran 10 x 8 x 5
cm dan keeping jaringan volume 10 cc, warna putih,
konsistensi agak kenyal.

Mikroskopis sediaan dari region femur menunjukka tumor mesenkimal


hiperseluler tersuusn atas sel-sel atipik polimorfik dalam
berkas-berkas membentuk storiform pattern. Inti oval dan
spindle vesikuler, nucleoli prominen, disertai mitosis. Tampak
perdarahan dan sedikit nekrosis.

Kesimpulan sesuai dengan fibrosarcoma.

12 5/5/2019 Add a footer


Diagnosis: Fibrosarcoma Femur Sinistra

Nonfarmakologi
IVFD RL 20tpm
PROGNOSIS
Rawat luka, ganti balut tiap hari
Ad vitam : dubia ad bonam
Farmakologi
Ad sanam : dubia ad malam
Inj. Ondansentron 2x2 mg
Ad functionam : dubia ad bonam
Monitoring
GCS, tanda vital
Kebersihan luka

13 5/5/2019 Add a footer


TINJAUAN PUSTAKA
Sarcoma jaringan lunak (SJL)
STT (Soft tissue tumor)
Sarcoma jaringan lunak (SJL)
STT (Soft tissue tumor)

DEFINISI
Sarkoma jaringan lunak (SJL) adalah tumor ganas yang berasal
dari jaringan mesenkim yang terdapat pada kerangka tubuh,
kepala, leher dan ekstremitas kecuali tulang dan tulang rawan.
Dalam kategori jaringan lunak termasuk otot, tendon, fasia,
ligament, lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf
perifer, saraf autonom, ganglion, bursa, synovia, kartilago
palpebra, kartilango telinga dan lain-lain, namun tidak termasuk
tulang, kartilago, sumsum, kartilago hidung, mamae dan
jaringan lunak dalam organ (Sjamsuhidayat, 2014).

15 5/5/2019 Add a footer


Klasifikasi SJL menurut histopatologi
1. Fibrosa Fibrosarcoma
2. Lipomatous Liposarcoma
3. Otot polos Leomyosarcoma
4. Otot skelet Rhabdomyosarcoma
5. Pembuluh darah Angiosarcoma
6. Pembuluh limfe Lymphangiosarcoma
7. Saraf Neuroblastoma
8. Synovial Synovial sarcoma

Terdapat 2 tipe fibrosarkoma, yakni fibrosarkoma congenital dan


fibrosarkoma tipe dewasa. Menurut WHO, fibrosarkoma kongenital jarang
metastasis, sedangkan fibrosarkoma tipe dewasa tergolong tumor ganas
yang bias metastasis (Ferreira et al., 2013).
16 5/5/2019 Add a footer
epidemiologi

Fibrosarcoma sering mengenai pasien usia 40 dan


50 tahun (Ferreira et al., 2013). Menurut National
Cancer Institute fibrosarcoma terjadi pada orang
dewasa usia 25 – 79 tahun (Augsburger et al., 2017).
Fibrosarkoma lebih sering terjadi pada laki-laki
(Folpe, 2013).

17 5/5/2019 Add a footer


ETIOLOGI
Tidak ada penyebab pasti terjadinya fibrosarkoma, namun
ada beberapa faktor yang sering berkontribusi seperti faktor radiasi
yang menyebabkan adanya perubahan genetik dan translokasi
kromosom. Mutasi genetik dan faktor predisposisi lainnya
mempengaruhi munculnya fibrosarcoma, seperti fraktur tulang,
penyakit paget, dan operasi patah tulang juga dapat menimbulkan
fibrosarkoma sekunder (Arini and Sitanggang, 2014).
Fibrosarkoma sering dihubungkan masalah genetik seperti
sindroma Li-Fraumeni dan Familial adenomatous polyposis.
Fibrosarkoma juga dihubungkan dengan faktor lingkungan seperti
paparan radiasi (Baldini, 2013).
18 5/5/2019 Add a footer
Manifestasi Klinis
Fibrosarcoma paling sering mengenai jaringan ikat dalam pada ekskremitas, kepala,
dan leher. Fibrosarkoma muncul sebagai massa dengan atau tanpa rasa nyeri (Folpe,
2013). Menurut MDACC (2018), fibrosarkoma paling sering dijumpai pada ekskremitas
bawah (46%), ekskremitas atas (15%), di retroperitoeal (15%), di kepala dan leher (8%).

Gejala pada fibrosarkoma pada awal mulanya sering tidak tampak atau tanpa
dirasakan adanya nyeri. Biasanya tumor baru tampak setelah teraba suatu benjolan.
Pada lesi yang besar terjadi peregangan pada kulit dan nampak mengkilat berwarna
keunguan. Pada massa yang sangat besar terjadi pelebaran pembuluh darah vena
(Arini and Sitanggang, 2014). .

19 5/5/2019 Add a footer


Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Keluhan tergantung lokasi tumor tumbuh. Keluhan utama pasien
dengan sarcoma di ekskremitas adalah benjolan yang tidak nyeri. Namun
nyeri baru terasa apabila ada trauma di lokasi tumor. Dalam
mendiagnosis adanya sarkoma jaringan lunak sering terlambat. Gejala
klinis seperti nyeri, warna kulit, perubahan tekstur sangat jarang timbul
pada sarkoma jaringan lunak sehingga sulit untuk mendiagnosis lebih
awal. Sarkoma bisa timbul di kedua eksremitas atas ataupun bawah.
Pada umunya, tidak ada pemeriksaan fisik yang ditemukan untuk
mendiagosis suspek sarcoma (Sjamsuhidayat, 2014).

20 5/5/2019 Add a footer


Penegakan diagnosis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan status generalis untuk menilai keadaan umum dan adanya
metastasi ke paru, hati, dan tulang (Sjamsuhidayat, 2014).
Pemeriksaan status lokalis meliputi
1. Tumor primer
Lokasi tumor, ukuran tumor, batas tumor tegas atau tidak, konsistensi
dan mobilitas, tanda-tanda infiltrasi senhingga diperiksa fungsi motorik
dan sensorik, tanda-tanda bendungan pembuluh darah, obstruksi usus.
2. Metastasis regional
Diperiksa adanya pembesaran kelenjar getah bening regional.

21 5/5/2019 Add a footer


Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Bila dari anamnesis dan pemeriksaan fisik sudah mengarah ke tumor
jaringan lunak, maka langkah selanjutnya adalah pemeriksaan radiologi
untuk mengkonfirmasi diagnosis (Sjamsuhidayat, 2014):
• Darah lengkap
• Fungsi hati dan ginjal
• Foto thorax, untuk menilaia danya metastasis ke paru
• Foto polos, untuk menilai adanya infiltrasi pada tulang
• Biopsi. Biopsi diperlukan untuk mengetahui grade tumor. Untuk ukuran
tumor < 3 cm dianjurkan untuk eksisi biopsi, sedangkan ukuran tumor >
3 cm dianjurkan insisi biopsi.

22 5/5/2019 Add a footer


TATALAKSANA
• Pengelolaan sarcoma jaringan lunak di eksremitas sedapat
mungkin haruslah dengan tindakan operasi dengan atau
tanpa terapi adjuvant (radiasi/kemoterapi).
• Tindakan amputasi harus ditempatkan sebagai pilihan
terakhir.
• Tindakan yang dapat dilakukan selain tindakan operasi
adalah dengan kemoterapi

23 5/5/2019 Add a footer


Prognosis
• Pada penderita fibrosarkoma dengan lesi medula high grade harapan hidup
selama 5 tahun mendekati 30% sedangkan pada penderita fibrosarkoma di
permukaaan tubuh dan derajat rendah harapan hidup selama 5 tahun ke
depan 50-80% (Krygier, 2009).
• Faktor lain yang berhubungan dengan usia harapan hidup yang buruk adalah
usia >40 tahun, tumor primer di axial skeleton, lesi eksentris, dan stadium
penyakit saat ditemukan. Tidak ada data kondusif yang dapat membedakan
antara tumor primer dan tumor sekunder (Krygier, 2009).

24 5/5/2019 Add a footer


DAFTAR PUSTAKA
• Arini, V. and Sitanggang, Y. (2014) ‘Fibrosarkoma’, FK Universitas Malahayati, 1(1), pp.
1–13.
• Augsburger, D. et al. (2017) ‘Current diagnostic and treatment of fibrosarcoma -
perpesctives for future therapeutic targets and strategies’, Oncotarget, 8(61), pp.
104638–104653.
• Baldini, E. (2013) ‘Management of Soft Tissue Sarcoma’, Associate Professor of
Radiation Oncology Dana-Farber dan Women’s Hospital Harvard Medical School, 1(1),
pp. 1–7.
• Ferreira, C. et al. (2013) ‘Fibrosarcoma: a challenging diagnosis’, Autopsy and Case
Reports, 3(3), pp. 21–29.
• Folpe, A. (2013) ‘fibrosarcoma: Where do we stand we know?’, Mayo Clinic, 1(1), pp. 1–
55.
• Krygier, J. (2009) ‘fibrosarcoma of bone: review of a rare primart malignancy of bone’,
San Jose, 1(1), pp. 1–15.
• Sjamsuhidayat (2014) Buku ajar ilmu bedah sistem organ dan tindak bedahnya. 4th
edn. Jakarta: EGC.

25 5/5/2019 Add a footer

Anda mungkin juga menyukai