CASE REPORT
GASTROENTERITIS AKUT
Pembimbing:
dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD
Oleh:
Alfianita Fadila
IDENTIFIKASI KASUS
I. STATUS PASIEN
A. Identifikasi Pasien
Nama lengkap : Ny. A
Umur : 80 Tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Teluk Betung Selatan
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
MRS : 12 Juni 2016
No. MR : 452640
B. Anamnesis
Diambil dari autoanamnesis tanggal 14 Juni 2016 pada pukul 07.00 WIB.
Keluhan Utama
Buang air besar encer lima kali sehari warna kehitaman bercampur lendir
yang dirasakan semakin memberat sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan
Perut terasa kram, lemas, pucat, demam hilang timbul, sesak nafas, batuk
berdahak.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Abdul Moelok Bandar
Lampung dengan keluhan BAB cair berwarna hitam yang dirasakan
semakin hebat sejak 3 hari yang lalu. Kram perut dirasakan pada perut
bagian bawah yang hilang timbul. kanan atas dan tidak menjalar. Pasien
mengaku BAB sebanyak satu gelas. Keluhan ini disertai dengan perut
terasa kencang. Pasien juga mengaku merasa lemas dan tidak bertenaga
beberapa hari belakangan sehingga tidak bisa beraktivitas seperti biasa
sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan yang seperti ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien.
Di keluarga pasien menyangkal adanya anggota keluarga yang memiliki
keluhan yang sama dengan pasien. Pasien tidak memiliki riwayat maag
sebelumnya, serta tidak memiliki darah tinggi atau kencing manis. Pasien
juga mengaku tidak merokok dan pernah mengkonsumsi alkohol. Sampai
saat ini pasien belum melakukan pengobatan untuk mengurangi keluhan
yang dirasakan.
Saat ini pasien masih dirawat di Ruang Nuri Rumah Sakit Abdul
Moeloek Bandar Lampung. Selama 3 hari dirawat pasien masih
mengeluhkan BAB encer berwarna hitam seperti aspal dan masih merasa
lemas.
D. Anamnesis Sistem
Catatan keluhan tambahan positif disamping judul-judul yang
bersangkutan.
Berat Badan
Berat badan rata-rata (Kg) : 45 Kg
Tinggi badan (cm) : 155 cm
Berat badan sekarang (Kg) : 43 Kg
E. Riwayat Hidup
Tempat lahir : ( ) di rumah () rumah bersalin ( ) RS Bersalin
( ) Lain-lain
Ditolong oleh : ( ) dokter () bidan () dukun
( ) Lain-lain
Riwayat Imunisasi
(-) Hepatitis (-) BCG (-) campak (-) DPT
(-) polio (-) tetanus
Riwayat Imunisasi tidak diketahui pasien
Riwayat Makanan
Frekwensi/hari : 2 kali dalam sehari
Jumlah/hari : 1 porsi/ makan
Variasi/hari : bervariasi
Nafsu makan : menurun
Pendidikan
() SD ( ) SLTP ( ) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan
( ) Akademi ( ) Kursus ( ) Tidak Sekolah
Kesulitan
Keuangan : tidak ada
Pekerjaan : tidak ada
Keluarga : tidak ada
Lain-lain :-
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Umum
Tinggi badan : 155 cm
Berat Badan : 43 kg
Tekanan darah : 80/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 35,58C
Pernafasan : 20 x/menit
Keadaan gizi : 17,9 IMT : under weight
Kesadaran : compos mentis
Sianosis : Tidak ada
Edema umum : Tidak ada
Habitus : Astenikus
Cara berjalan : Normal
Mobilitas : Pasif
Umur taksiran pemeriksa : 80 tahun
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku wajar, alam perasan wajar dan proses fikir wajar.
G. Status Generalis
Kulit
Warna : Pucat
Jaringan parut : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Normal
Suhu Raba : Dingin
Keringat : Tidak ada
Lapisan lemak : Tidak ada
Efloresensi : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Pembuluh darah : Dalam batas normal
Lembab/ Kering : Kering
Turgor : Berkurang
Ikterus : Tidak ditemukan
Edema : Tidak ditemukan
Kepala
Ekspresi wajah : Normal, wajar
Rambut : Putih, lurus, panjang, tidak mudah dicabut,
menyebar merata
Simetris muka : Simetris
Pembuluh darah temporal : Tidak terlihat
Mata
Exopthalmus : Tidak ada
Kelopak : Normal
Konjungtiva : Anemis +/+
Sklera : Normal
Lapang penglihatan : Berkurang
Deviatio konjungtiva : Tidak ada
Enopthalmus : Tidak ada
Lensa : Keruh
Visus : tidak dilakukan pemeriksaan
Gerak mata : Normal
Tekanan bola mata : Normal
Nistagmus : Tidak ada
Leher
Tekanan JVP : 5 -2 cmH2O
Kelenjar Tiroid : Tidak membesar
Kelenjar Limfe : Tidak teraba pembesaran
Dada
Bentuk : Simetris, normochest
Pembuluh darah : Normal
Buah dada : Normal
Paru-Paru
Depan Belakang
Inspeksi Hemithoraks simetris kiri dan Hemithoraks simetris kiri dan
kanan; Retraksi (-), kanan; Retraksi (-)
Palpasi Nyeri tekan (-) , fremitus vokal Nyeri tekan (-), fremitus vokal
simetris simetris
Perkusi Kiri sonor pada seluruh sonor pada seluruh lapang paru
lapang paru
Kanan sonor pada seluruh sonor pada seluruh lapang paru
lapang paru
Auskultasi Kiri vesikuler (+) , Ronkhi vesikuler (+) , Ronkhi (+),
(+), Wheezing(-) Wheezing (-).
Kanan vesikuler (+), Ronkhi vesikuler (+), Ronkhi (+),
(+), Wheezing(-) Wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan : Parastrernal dekstra ICS IV
Batas jantung kiri : Midclavicula sinistra ICS V
Batas atas : Parasternal ICS II
Auskultasi : BJ I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pembuluh Darah
Arteri temporalis, karotis, brakhialis, radialis, femoralis poplitea, tibialis
posterior teraba.
Abdomen
Inspeksi : Cekung
Palpasi : Dinding perut : Nyeri tekan (-), distensi
(+), asites (-)
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotement (-)
Perkusi : Timpani pekak
Auskultasi : Bising usus (+), 10 x/menit
Refleks dinding perut : Normal
Anggota Gerak
Lengan
Kanan Kiri
Otot
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Normal Normal
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Refleks
Kanan Kiri
Bisep N (Refleks lengan bawah) N (Refleks lengan bawah)
Trisep N (Kontraksi trisep) N (Kontraksi trisep)
Patela N N
Achiles N (Plantar fleksi ) N (Plantar fleksi)
Kremaster - -
Refleks kulit N N
Refleks patologis Tidak ada Tidak ada
H. Pemeriksaan Penunjang
I. Ringkasan
Pasien datang dengan keluhan BAB encer berwarna hitam seperti
aspal yang dirasakan semakin hebat sejak 3 hari yang lalu bersamaan
dengan rasa kaku di perut bagian bawah. Semenjak pasien merasakan
BAB cair pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas. Keluhan baru
pertama kali dirasakan oleh pasien. Kelurga atau tetangga dekat tidak ada
yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu aksila 35,8oC,
pernapasan 20 x/menit. Pada pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva
anemis +/+. Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan bentuk dada normal,
ekspansi dada sama, fremitus vokal sama, sonor/sonor, vesikuler +/+,
ronki +/+, wheezing -/-. Pada pemeriksaan fisik jantung didapatkan batas
kanan, kiri, atas jantung dalam batas normal, bunyi jantung I-II reguler.
Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan perut tampak cekung, hepar
tidak teraba, timpani, bising usus meningkat.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap
didapatkan hemoglobin 8,3 gr/dL, hematokrit 25 %.
J. Diagnosis Kerja dan Dasar Diagnosis
Diagnosis Kerja
Gastroenteritis Akut
Dasar Diagnosis
- Gejala Klinik
- BAB hitam encer seperti aspal
- lemas
- Mata anemis
- Batuk berdahak
- Sesak nafas
Pemeriksaan Fisik
- Perut cekung
- Konjungtiva anemis +/+
- Pemeriksaan Penunjang
- Hb : 8,3
Diagnosis Banding
Tukak peptikum
Tukak duodenum
Melena
Dasar Diagnosis
BAB hitam seperti aspal, konjungtiva anemis +/+, lemas, perut kram
K. Rencana Pengelola
a. Non Farmakologi
- Diet lunak
- Tirah baring
- Edukasi
b. Farmakologi
- Infus kristaloid untuk memenuhi kebutuhan cairan per hari Ringer
Laktat 20 tetes per menit
- ranitidin ampul 2 ml, 3x1
- Omeprazole ampul 2 ml, 3x1
L. Pencegahan
a. Mencegah komplikasi
- Batasi asupan makanan asam dan pedas
M. Prognosis
Quo at vitam : ad bonam
Quo at functionam : ad bonam
Quo at sanationam : ad Malam
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi gastroenteritis
c. Lainnya
a. Infektif
b. Non infeksif
a. Organik
b. Fungsional
2.4 Diagnosis
Diagnosis gastroenteritis berdasarkan gejala klinik harus memadai
dan cukup untuk kepentingan terapi hal ini karena diare yang disebabkan
oleh infeksi dan karena toleransi makanan mencakup sebagian besar kasus
diare. Langkah-langkah diagnosis gastroenteritis adalah sebagai berikut:
a. Anamnesis, meliputi: umur, jenis kelamin, frekuensi diare,
lamanya diare, informasi tentang tinja maupun darah.
b. Pemeriksaan fisik
c. Laboratorium, meliputi: Feses, kultur feses maupun darah dan
serologi.
d. Endoskopi.
2.5 Komplikasi
Siti Nurdjanah. Sirosis Hepatis. in: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi I, Simadibrata
MK, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia;2009. p.
668-673.
Price et al., Gangguan Hati, Kandung Empedu, dan Pankreas.In: Price et al.,
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit 6th ed. Jakarta: EGC.
p. 493 501.