Anda di halaman 1dari 38

Skrotum mass

Dede andrianus
112017275
Pendahuluan
• Skrotum mass adalah salah satu penyakit dari urologi
• masalah pada isi skrotum yang membuat
pembengkakan pada skrotum.
• Penyebab : infeksi seperti epididimitis, tumor, cairan,
Cedera fisik pada skrotum
• Penanganan pada scrotal mass pun bervariasi bisa
tutup sendiri dan jika tidak membaik bisa dilakukan
operasi
Skrotal mass
• Massa Skrotum adalah suatu benjolan atau
pembengkakan yang bisa dirasakan di dalam skrotum
• Hidrokel, Varikokel, Spermatokel, Hematokel,
Epididimitis, Torsio Testis ,Hernia skrotalis , Ca testis.
• Penyebab :Peradangan maupun infeksi (misalnya
epididimitis) , Cedera fisik pada skrotum , Tumor.
Gejala klinis
• Benjolan/pembengkakan di dalam skrotum, dengan
ataupun tanpa rasa nyeri.
• Bisa terjadi kemandulan.
• Skrotum membesar.
Hidrokel
• penumpukan cairan yang berlebihan di antara
lapisan tunika vaginalis, lamina parietalis dan tunika
vaginalis, lamina viseralis.
• Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam
rongga itu memang ada dan berada dalam
keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh
sistem limfatik di sekitarnya.
Etiologi
• belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis
sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus
vaginalis (hidrokel komunikans)
• belum sempurnanya sistem limfatik di daerah
skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan
hidrokel.
• didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau
reabsorbsi cairan di kantong hidrokel
Gambaran klinis
• Pasien mengeluh adanya benjolan di kantong
skrotum yang tidak nyeri. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan adanya benjolan di kantong
skrotum
klasifikasi
• hidrokel testis
• hidrokel funikulus
• hidrokel komunikan.
Terapi
• Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga
anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan
setelah prosesus vaginalis tertutup, hidrokel
akan sembuh sendiri
• pungsi dan operasi.
Indikasi operasi
• hidrokel yang besar sehingga dapat menekan
pembuluh darah,
• indikasi kosmetik,
• hidrokel permagna yang dirasakan terlalu
berat dan mengganggu pasien dalam
melakukan aktivitasnya sehari-hari
Varikokel
• dilatasi abnormal dari vena pada pleksus
pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik
vena spermatika interna
• Kelainan ini terdapat pada 15% pria. Varikokel
merupakan salah satu penyebab infertilitas pada
pria. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa 21-
24% pria yang mandul menderita varikokel
• Etiologi masih belom diketahui dengan pasti
Patofisiologi
• Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis
sehingga testis mengalami hipoksia karena kekurangan
oksigen.
• Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain
katekolamin dan protaglandin) melalui vena
spermatika interna ke testis.
• Peningkatan suhu testis.
• Adanya anostomosis antara pleksus pampiniformis kiri
dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit tadi
dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan sehingga
menyebabkan gangguan spermatogenensis testis
kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
Gambaran klinis
• Benjolan kadang kadang nyeri
• Menikah belom punya anak
Varikokel
• Secara klinis varikokel dibedakan dalam 3
tingkatan/derajat:
Derajat I : adalah varikokel yang dapat dipalpasi
setelah pasien melakukan manuver valsava.
Derajat II : adalah varikokel yang dapat dipalpasi
tanpa melakukan manuver valsava.
Derajat III : adalah varikokel yang sudah dapat
dilihat bentuknya tanpa melakukan manuver
valsava.
Varikokel derajat 3
Tindakan
• Ligasi tinggi vena spermatika interna secara
Palomo melalui operasi terbuka atau bedah
laparoskopi
• Varikokelektomi cara Ivanisevich
• Secara perkutan dengan memasukkan bahan
sklerosing ke dalam vena spermatika interna.
Indikasi operasi
• Kualitas sperma yang terganggu
• Nyeri yang teramat menganggu
• Indikasi kosmetik
• Kegagalan testis untuk tumbuh (pada pasien
muda).
Hematokel
• adalah penimbunan darah yang biasanya
terjadi setelah skrotum mengalami cedera.
Darah berada pada tunika vaginalis. Darah
biasanya berasal akibat dari trauma tumpul,
namun beberapa dapat berasal dari trauma
penetrasi.
Etiologi dan gejala klinis
• Sport injury
• Kecelakaan motor
• Berkelahi (tendang/ dll)
• Nyeri pada skrotum , mual , disertai atau
tanpa disertai muntah
Pemeriksaan fisik
• pembengkakan pada skrotum, Tender testicles
dengan hematoma yang terlihat, dan dapat
juga terjadi Scrotal atau peineal ekimosis
Terapi
• Jika hanya sedikit, biasanya darah akan
kembali diserap; tetapi jika banyak, perlu
dilakukan eksplorasi pada testis untuk
membuang perdarahan.
Torsio testis
• melilitnya korda spermatika, yang
menyebabkan terputusnya aliran darah ke
testis (buah zakar) dan struktur jaringan di
dalam skrotum (kantung zakar).
• perkembangan abnormal dari korda
spermatika atau selaput yang membungkus
testis
• Trauma , aktivitas berat.
Gejala klinis
• Segera terjadi nyeri yang hebat dan
pembengkakan di dalam skrotum disertai
mual dan muntah
• Daerah testis jika diraba sangat nyeri dan
tampak membesar
Terapi
• pembedahan untuk melepaskan puntiran.
Pembedahan harus dilakukan sesegera
mungkin.
Orkitis
• suatu peradangan pada salah satu atau kedua
testis (buah zakar).
• Penyebab sejumlah bakteri dan virus. Virus
yang paling sering menyebabkan orkitis adalah
virus gondongan (mumps). Hampir 15-25%
pria yang menderita gondongan setelah masa
pubertasnya akan menderita orkitis.
• Penyebab : penyakit menular seksual
Gejala klinis
• Pembengkakan skrotum
• Testis yang terkena terasa berat, membengkak dan teraba lunak
• Pembengkakan selangkangan pada sisi testis yang terkena
• Demam
• Dari penis keluar nanah
• Nyeri ketika berkemih
• Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ketika ejakulasi
• Nyeri selangkangan
• Nyeri testis, bisa terjadi ketika buang air besar atau mengedan
• Semen mengandung darah.
Terapi
• Antibiotik
• Pereda nyeri
• Tirah baring
• Kompres dengan air es
Epididimis
• peradangan pada epididimis. Epididimis
adalah sebuah struktur yang terletak di atas
dan di sekeliling testis (buah zakar). Fungsinya
adalah sebagai pengangkut, tempat
penyimpanan dan tempat pematangan sel
sperma yang berasal dari testis.
Etiologi
• Infeksi saluran kemih
• Penyakit menular seksual (misalnya klamidia
dan gonore)
• Prostatitis (infeksi prostat).
• Epididimitis juga bisa merupakan komplikasi
dari:
Pemasangan kateter3
Prostatektomi (pengangkatan prostat)
Gejala klinis
• Nyeri hebat atau ringan
• Peradangan yang hebat bisa sampai tidak bisa
berjalan
• Benjolan ditestis
Terapi
• Untuk mengatasi infeksi, diberikan antibiotik.
Selain itu juga diberikan obat pereda nyeri dan
anti peradangan. Penderita sebaiknya
menjalani tirah baring dengan skrotum
diangkat dan dikompres dingin.
Ca testis
• pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis
(buah zakar), yang bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya
benjolan di dalam skrotum (kantung zakar).
Faktor risiko
• Testis undesensus (testis yang tidak turun ke
dalam skrotum)
• Perkembangan testis yang abnormal
• Sindroma Klinefelter (suatu kelainan
kromosom seksual yang ditandai dengan
rendahnya kadar hormon pria, kemandulan,
pembesaran payudara (ginekomastia) dan
testis yang kecil).
Gejala klinis
• Testis membesar atau teraba aneh (tidak seperti
biasanya)
• Benjolan atau pembengkakan pada salah satu
atau kedua testis
• Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian
bawah
• Rasa tidak nyaman/rasa nyeri di testis atau
skrotum terasa berat
• Tetapi mungkin juga tidak ditemukan gejala sama
sekali.
Dasar diagnosis
• USG skrotum
• Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP
(alfa fetoprotein), HCG (human chorionic
gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase).
Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan
peningkatan kadar AFP atau beta HCG.
Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran
kanker ke paru-paru)
• CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran
kanker ke organ perut)
• Biopsi jaringan.
Stadium
• Stadium I : kanker belum menyebar keluar
testis
• Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar
getah bening di perut
• Stadium III : kanker telah menyebar ke luar
kelenjar getah bening, bisa sampai ke hati
atau paru-paru
Terapi
Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan
pengangkatan kelenjar getah bening
(limfadenektomi))3
Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis
tinggi atau sinar energi tinggi lainnya, seringkali
dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor
non-seminoma. Juga digunakan sebagai
pengobatan utama pada seminoma, terutama
pada stadium awal.3
Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya
cisplastin, bleomycin dan etoposid) untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi telah
meningkatkan angka harapan hidup penderita
tumor non-seminoma.3
Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika
kemoterapi telah menyebabkan kerusakan
pada sumsum tulang penderita.

Anda mungkin juga menyukai