Anatomi
PERIANAL ABSCESS
Epidemiologi
usia dekade ketiga dan keempat
Pria : wanita = 2 : 1
Etiologi
Infeksi Mikrobial
Reaksi hipersensitivitas
Bahan kimia iritan dan korosif
Nekrosis jaringan
GEJALA KLINIK
Pus berbau menyengat dan nyeri
Ketidaknyamanan di daerah perianal dan pruritus.
Nyeri perianal sering diperburuk oleh gerakan dan
Diagnosis Banding
Abses perianal
Haemorrhoid
Fistula ani
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Belum ada pemeriksaan laboratorium khusus yang dapat
dilakukan untuk mengevaluasi pasien dengan abses
perianal atau anorektal
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi jarang diperlukan pada evaluasi
pasien dengan abses perianal,namun pada pasien dengan
gejala klinis abses intersfingter atau supralevator
mungkinmemerlukan pemeriksaan konfirmasi dengan CT
scan, MRI, atau ultrasonografi dubur. Namun pemeriksaan
radiologi adalah modalitas terakhir yang harus dilakukan
karena terbatasnya kegunaannya. USG juga dapat
digunakan secara intraoperatif untuk membantu
mengidentifikasi abses atau fistula dengan lokasi yang sulit.
PENATALAKSANAAN
Prinsip terapi : UBI PUS IBI EVACUA (setiap abscess
harus dievakuasi).
Cara terapi :
Anastesi lokal
Incisi sampai bagian subkutan (bagian paling
menonjol)
Drainage
Luka dibiarkan terbuka
Immobilisasi (untuk ekstremitas)
Elevasi (untuk ekstremitas)
KOMPLIKASI
Infeksi
Abses residif
Fistula ani
PROGNOSIS
Quo ad vitam
: bonam
Quo ad functionam
: bonam
Quo ad sanationam
: bonam