Mulai
Korban/pasien datang
TRIAGE
YA SPV/Dugaan
Tidak
kasus pidana
SPV
Terlambat
VER VER
Dr. Sp.F Dr. SpF
PENYIDIK
Selesai
KEKERASAN FISIK (Physical assault)
WHO :
penderitaan fisik atau mental
Sengaja, sistematik atau sewenang-wenang
Sendiri atau perintah kekuasaan
KUHP :
dengan sengaja melukai atau menimbulkan rasa nyeri pada
seseorang
Delik Material
Akibat sebagai pertanggung jawaban (fisik dan mental)
Kekerasan fisik
Cidera fisik
Kekerasan psikologis
Penghinaan
Komentar merendahkan
Ancaman pisah
Melarang : ketergantungan ekonomi
Kekerasan seksual
Penelantaran rumah tangga
Komprehensif
Over View- Lingkar Kekerasan
Diputuskan
Komprehensif
Konsep Pelayanan
Menjawab kebutuhan korban (perempuan & anak)
Medis
Psikososial
Mediko legal
Mendahulukan kepentingan terbaik anak ( for the best
interest of the child )
Mengacu pada standard universal
Ultimum pre medium
STANDARD PENANGAN KEKERASAN
ANAK
1. Taking history
2. Physical examination
3. Laboratories examination
4. Radiological examination
5. Documentation and reporting
6. Hematological survey
7. Sibling examination
8. Mental screening
9. Growth and development screening
Bukti medis penganiayaan
PERLUKAAN
deformitas
TANDA KERACUNAN
Membuat orang tidak berdaya adalah penganiayaan
(pasal 89 KUHP)
AKIBAT DARI PERLUKAAN (Derajat atau kualifikasi )
Penyakit
Traumatologi Forensik
Trauma mekanik
Kekerasan tajam
Luka iris (scissum/sectum)
Luka tusuk (punctum/ictum)
Luka bacok (chop)
Kekerasan tumpul
Luka lecet (abrasio/eksoriasi)
Memar ( contusio/hematom)
Luka robek (laceratio)
Luka tembak (sclopectorum)
Trauma fisik
Suhu
Elektrik
Barotrauma
mikrowave
Trauma kimia
Asam
Basa
BUKTI MEDIS LUKA
BUKTI TRANSIENT
Cepat berubah dokumentasi
Fotografi
Naratif Interpretasi mediko legal
BUKTI KONTAK
BUKTI POLA
Pola luka tertentu
Cigarette burn
Immersion Syndrome (punished Child)
BUKTI KONDISIONAL
Dipengaruhi berbagai faktor
Usia korban atau kondisi kesehatan
Penulisan luka sesuai dengan interpretasi
Mediko legal
REGIO ANATOMI
KOORDINAT
SUMBU X, SUMBU Y, SUMBU Z
Manner of injury
Rekonstruksi
JENIS LUKA
UKURAN
GAMBARAN LUKA
Perkiraan senjata penyebab
Umur luka (wound timing)
DI SEKITAR LUKA
Reasoning penulisan luka
Regio dan koordinat
Rekonstruksi
Mode of injuries :
Kecelakaan (accidental)
Bunuh diri (suicide) / self implicted
penganiayaan
Jenis luka : bukti medis
Ukuran
Kehilangan jaringan
Gambaran
Perkiraan kekerasan
Perkiraan senjata penyebab
Perkiraan umur luka (wound timing )
Berulang (abuse)
Derajat atau Kualifikasi Luka
Luka menimbulkan akibat tergantung keparahannya
Penyakit dari pandangan hukum : Ziekte
terganggunya keadaan teratur dalam badan
(pengadilan Gerechtshof tahun 1890)
Kelainan fisiologis
Kelainan tingkat seluler
Reaksi sistemik
Derajat atau Kualifikasi Luka
Medis dibedakan berdasarkan keparahannya
(severity)
Empiris dan obyektif (fakta medis)
Derajat pertama : kualifikasi luka ringan
Derajat kedua : kualifikasi luka sedang
Derajat ketiga : kualifikasi luka berat
Derajat Luka
MEDIS HUKUM
LUKA PENGANIAYAAN
Ringan Penganiayaan ringan
pasal 352
Sedang Penganiayaan
pasal 351(2)
Berat Penganiayaan Berat
pasal 351 (2)
Aspek Medis Penganiayaan
Penganiayaan Ringan ( psl 352 KUHP )
* Pidana 4 Bulan.
Penganiayaan ( psl 351 KUHP ayat 2 )
* Pidana 2 Tahun 8 Bulan
Penganiayaan Berat (Psl 351 KUHP ayat 2)
* Pidana 5 Tahun.
tindakan
Bukti medis
DIRECT
CIRCUMSTANTIAL
TRIAD OF EVIDENCE
LOCARD CONCEPT
BIOLOGICAL EVIDENCE
KEKERASAN FISIK : Luka
dan Mental
KEKERSAN SEKSUAL:
Kedewasaan –Kekerasan-
Persetubuhan-Waktu
persetubuhan- Akibat
persetubuhan
KEKERASAN MENTAL
Kelainan mental
KEJAHATAN SEKSUAL
Zinah, gendak, overspel (284 KUHP)
Persetubuhan yang melawan hukum (285 - 288, 291,
294 KUHP)
Intramarital (288 KUHP)
Ekstramarital
Perbuatan cabul (289, 290, 293 KUHP)
UU no 23 tahun 2004 Perlindungan Anak
Kekerasan seksual terhadap anak (Child Sexual Abuse):
Pelibatan anak dalam kegiatan seksual, dimana ia
sendiri tidak sepenuhnya memahami, atau tidak
mampu memberi persetujuan atau oleh karena
perkembangannya belum siap atau tidak dapat
memberi persetujuan, atau melanggar hukum atau
pantangan masyarakat
Pasal 8 UU PKDRT
Kekerasan seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf c meliputi:
a. pemaksaan hubungan seksual yang dilakukan
terhadap orang yang menetap dalam lingkup rumah
tangga tersebut;
b. pemaksaan hubungan seksual terhadap salah seorang
dalam lingkup rumah tangganya dengan orang lain
untuk tujuan komersial dan/atau tujuan tertentu.
Tanda kedewasaan
Erupsi gigi
Tanda seks sekunder (skala Tanner)
Tanda kekerasan
Ekstra-aerogen ; without consent
Pengaruh zat/obat : toksikologi
Tanda persetubuhan
Penetrasi
Ejakulasi
Waktu persetubuhan- tempus delicti
Akibat persetubuhan
Identitas pelaku – trace evidence
Per-vaginam :
Lecet, memar pada genetalia eksterna
Labia, fourchete posterior, fosa navicularis )
Lecet, memar pada perineum
Lecet, memar pada vagina, forniks posterior dan leher
rahim
Deflorasi hymen *:
Lokasi (arah jarum jam
Complete/ incomplete
Tanda radang akut :
Kemerahan (hyperemia )
Nyeri sentuh
MEKANISME PELEBARAN :
FOLDING
PENYEMBUHAN DAN RIGIDITAS HYMEN
ESTROGEN MATERNAL
Hymen
Bentuk
Lokasi
Kelainan
INFORMED CONSENT
ANAMNESIS UMUM DAN KHUSUS
PEMERIKSAAN
STATUS GENERAL
STATUS LOKALIS
PENGAMBILAN SAMPEL
PEMBERIAN OBAT ANTI HAMIL
PEMBUATAN VER SESUAI PROSEDUR
Bila lesi minimal (anak-anak )
Inspeksi :
Lateral traksi/ gentle separasi (-)
Trauma
Deflorasi hymen
Diameter Transversal Hymwen
Palpasi :
Nyeri sentuh hymen
Vaginal touché ( uterus dan adneksa )
Spekulum :
Forniks posterior
Pengambilan sampel
Akut:
Laserasi,abrasi, hematome
fissure
Kronis :
Sikatrik fissure
Funnel shape (waste of gluteal tissue )
Anal laxity
Penurunan tonus sphincter ani
Penebalan line pectinae
Anal Dilatation Refleks > 2 cm
Syarat :
Rectum kosong
Dilakukan sebelum manipulasi anus (RT)
Pemeriksaan :
Anus ditarik kelateral
Anus menutup tunggu beberapa detik
Anus terbuka secara refleks : ukur diameter antero-
posterior
INSPEKSI :
Trauma
Anal laxity
Funnel shape
PALPASI :
ADR
Tonus sphincter ani
ANOSKOPI :
Trauma
Penebalan linea pectinea
sampel
Pemeriksaan tanda ejakulasi
Pemeriksaan sel Spermatozoa dan atau komponen
Cairan Mani
Sel Spermatozoa (Langsung, pewarnaan, Beicchi)
PAN (Zn)
Pemeriksaan Kristal (Kolin, Spermin)
PSA (Prostat Spesific Antigen)
Perkiraan waktu persetubuhan
Waktu persetubuhan
Persetubuhan Baru (kurang dari 72 jam)
Healing process pada genetalia
Gambaran robekan (deflorasi ) selaput dara
Sel Spermatozoa dan komponen cairan mani
Motilitas sel Spermatozoa
PSA (kurang atau sama dengan 48 jam)