Anda di halaman 1dari 3

Pada umumnya pembesaran tonsil dapat dibagi dalam ukuran T0 – T4 :

 T0 : tidak terlihat, pada orang yang sudak melakukan tonsilektomi


 T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior – uvula
 T2 : batas medial tonsil melewati ¼ jarak pilar anterior uvula sampai ½ jarak anterior
– uvula
 T3 : batas medial tonsil melewati ½ jarak pilar anterior – uvula sampai ¾ jarak pilar
anterior – uvula
 T4 : batas medial tonsil melewati ¾ jarak anterior – uvula sampai uvula atau lebih

a. Indikasi Absolut 9
a. Tonsilitis kronis yang merupakan infeksi fokal
b. Tonsilitis yang menyebabkan kejang demam
c. Abses peritonsil yang tidak membaik dengan pengobatan medis dan drainase
d. Difteri career
e. Upper Respiratory Obstruction and Swallowing disorders (OSAS)
f. Kecurigaan pada keganasan

b. Indikasi Relatif 9
a. Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun dengan terapi antibiotik adekuat
b. Halitosis akibat tonsilitis kronik yang tidak membaik dengan pemberian terapi medis
c. Tonsilitis kronik atau berulang pada karier streptokokus yang tidak membaik dengan
pemberian antibiotik β-laktamase resisten
d. Rhinitis kronis
e. Infeksi saluran pernapasan atas yang berulang
f. Otalgia yang berulang
g. Hipertrofi tonsil unilateral yang dicurigai merupakan suatu keganasan
Gejala abses peritonsillar

1. Nyeri tenggorok yang sangat (Odinofagi) dapat merupakan gejala menonjol, dan
2. pasien mungkin mendapatkan kesulitan untuk makan bahkan menelan ludah.
3. Akibat tidak dapat mengatasi sekresi ludah sehingga terjadi hipersalivasi dan ludah
seringkali menetes keluar.
4. Keluhan lainnya berupa mulut berbau (foetor ex ore), muntah (regurgitasi), sampai nyeri
alih ke telinga (otalgi).
5. Trismus akan muncul bila infeksi meluas mengenai otot-otot pterigoid.
6. Pemeriksaan fisik kadang-kadang sukar dilakukan, karena adanya trismus.
7. Gejala yang klasik adalah trismus, suara bergumam, disebut hot potato voice, dan uvula
terdorong ke arah yang sehat.
8. Tonsil bengkak, hiperemis, mungkin banyak detritus dan terdorong ke arah tengah,
depan, dan bawah. Palpasi (jika mungkin) dapat membedakan abses dariselulitis.

OMA Supuratif
S:

- Diawali dengan ISPA dan diikuti dengan gejala di telinga , Otalgia hebat, Gangguan pendengaran, Febris,
Terasa penuh, Kemudian karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotik atau virulensi
kuman yang tinggi, Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat
tertidur nyenyak.

- Otorea, mukopurulen

- Otalgia dan febris mereda

- Gangguan pendengaran

O : Terjadi ruptur membran timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke MAE.

- Membran timpani:

Perforasi, sentral, kecil di kuadran antero-inferior

- Sekret: mukopurulen kadang tampak pulsasi

-Warna membran timpani hyperemia


A : OMA Supuratif

P:

- Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat sekret keluar secara
berdenyut (pulsasi).Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
serta antibiotika yang adekuat. Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali
dalam waktu 7-10 hari

OMSK

S : telinga berair, adanya sekret di liang telinga yang pada tipe tubotimpanal sekretnya lebih
banyak dan seperti berbenang (mukus), tidak berbau busuk dan intermiten, sedangkan pada tipe
atikoantral, terdapat sekret yang berbau busuk, kadangkala disertai pembentukan jaringan
granulasi atau polip sehingga sekret yang keluar dapat bercampur darah

O:
A:
1. P : Aural toilet, yaitu pembersihan telinga dari sekret.

2. Terapi antimikroba topikal, yaitu pemberian tetes telinga antibiotik topikal.

Anda mungkin juga menyukai