Anda di halaman 1dari 75

Pengantar Ilmu Kedokteran

Forensik & Studi


Medikolegal

Agus Purwadianto

Bahan Kuliah FHUI, Depok, 4 September 2012


Agus Purwadianto
 Staf Ahli Menteri Bid Teknologi Kes & Globalisasi
 Ex Kepala Badan Litbangkes
 Gurubesar I.K. Forensik & Medikolegal (07)
 Doktor Filsafat (03)
 MSi Sosio-Kriminologi (00)
 SpF (konsultan etiko-medikolegal) (05)
 Diplome of Forensic Med Groningen Univ (02)
 SH (97), SpF (83), dr (79)
 Ketua MKEK Pusat IDI, dosen IKF-ML FKUI/RSCM, Ketua
Kolegium IK Forensik Indonesia
 Ex Staf Ahli Bid Hukum & HAM Kemenkokesra RI (08)
 Ex Karo Hukor Depkes RI
 Ex Anggota WHO Global Advisory Vaccine Safety Committee
 Ex Anggota UNESCO Global Ethics Observatory Law
 Anggota Komisi Bioetika Nasional
 Perintis/dosen S3 Kekhususan Bioetika FKUIidang
Tim Pengajar
 Dr.dr. Yuli Budiningsih SpF
 dr. Oktavinda Safitri SpF
 dr. Ade Sugiarto SpF
 dr. Zulhasmar Sjamsu SH, SpF
 dr. Fitri Ambarsari SpF
 dr. Putri Dianita SpF
– Koordinator : Prof.Dr.dr. Agus Purwadianto,
SH, MSi, SpF (K)
TIU IKF-ML di FH
 Tahu pentingnya bantuan iptekdok utk
penyelesaian perkara & penanggulangan
kejahatan, termasuk dasar2 teknisnya
 Tahu jenis kasus yg perlu diminta bantuan &
tujuan dan cara memintanya
 Paham ketentuan teoritis & praktis berinteraksi
dokter penyelenggara yanfor & medikolegal
 Paham upaya pembuktian ilmiah termasuk
kelebihan dan keterbatasannya
Sejarah
 Kejahatan menyangkut nyawa manusia = tertua
di dunia, generasi I anak Nabi Adam as.
– Profesi dokter spes forensik juga tertua
 Pembuktian kesalahan hukum blm rasional 
“diserahkan ke Tuhan” = judicia Dei
– Trial by ORDEALS – judicia ignis, aquae, offae
 Pembuktian a/d pengakuan
 Pembuktian a/d sumpah “pocong”
 Pembuktian a/d saksi, barang bukti & ilmiah
Catatan hukum
 3000 SM : Cina (efek racun) & Mesir (efek luka
tusuk)
– Imhotep : Jagung & Dr Pribadi Firaun Zoser
– 1700 SM : Kode Hammurabi (Babilonia)
– 1400 SM : Kode Hittites : kompensasi atas cedera
– 451 SM : Kode Romawi : “Tabel 12”
 AMICUS CURIAE (sahabat pengadilan) : hukum
Romawi  penasehat hakim thd keilmuan /
kebajikan tertentu : non partisan dlm proses
peradilan  tak dibayar para pihak !!!
Catatan Sejarah (2)
 Otopsi I : kaisar Julius terbunuh dikeroyok 
tusukan iga 2 kiri ke jantung sbg pembunuhnya
 Non otopsi : perebutan anak oleh 2 ibu era Nabi
Sulaiman (King Solomon)
 Th. 768 – 814 : Charlemagne perintahkan saksi ahli
pertama
 Th 1248 : buku Hsi Duan Yu (washing away of
Wrong) – th 1302 : otopsi medikolegal I di Bologna
 Th 1500an : Penal Code I : the Diocese of Bamberg
Sejarah patologi forensik
 Abad 16 : Prancis :Ambroise Pare – trauma
fatal organ dalam
 Italia : Fortunato Fidelis & Paolo Zacchia :
dasar patologi modern
 Fodere (Prancis) – buku Treatise on FM &
PH
 Peter Frank (Jerman) – buku The complete
System of Police Medicine
 1704 : buku J Bohn “Official Medicine”
Sejarah Studi Medikolegal
 Code of Bamberg (1507)
 ada 3 ranah
– Presentasi Kesaksian ahli ttg temuan medik dan
pendapat ahli di pengadilan (kasus mati)
– regulasi kesmas & pengendalian penyakit
menular
– Pelayanan kesehatan kaum miskin
 Kuliah I : MEDICAL JURISPRUDENCE
Sir Andrew Duncan (1791) & FORENSIC
PSYCHIATRY : Phillipe Pinel (1798)
Sejarah Toksikologi forensik
 Arsenik (Arsen oksida) – warangan di keris , tak
berwarna/berbau  penemu : Jabir
 Peracunan a rechute  mirip kolera eltor
gejalanya
 1775 : Karl Wilhelm Scheele (Swedia)
 1806 : Rose (Jerman)  James Mars : penemu
As dosis mikro (seperseribu mg)
 Jean Servais Stass (Belgia) – deteksi alkaloid
(racum tumbuh2an)
SISTEM / TEORI
PEMBUKTIAN
1. POSITIEF WETTELIJKE BEWIJS THEORIE
– HANYA BERDASAR UNDANG-UNDANG POS.
– SUBYEKTIF HAKIM TIDAK ADA
– DIANUT EROPA PD ZAMAN INQUISITOIR
2. CONVICTION INTIME = BERDASARKAN
KEYAKINAN HAKIM MELULU
– DIANUT PERADILAN JURY PERANCIS,
PENGADILAN DISTRIK DI INDONESIA
SISTEM / TEORI
PEMBUKTIAN
3. LA CONVICTION RAISONNEE =
BERDASARKAN KEYAKINAN HAKIM
DENGAN ALASAN YANG LOGIS
– KEYAKINAN HAKIM TERBATAS
4.NEGATIEF WETTELIJKE BEWIJSTHEORIE
– BUKTI SESUAI UNDANG-UNDANG
– KEYAKINAN HAKIM
– DIANUT KEBANYAKAN NEGARA,
TERMASUK INDONESIA
SISTEM PEMBUKTIAN
DI INDONESIA
PS 183 KUHAP :
MINIMAL 2 ALAT BUKTI SAH +
KEYAKINAN HAKIM

IPC : alat bukti sah = IPA dan keyakinan


hakim = IPS
Kriminalistik
 Pembuktian a/d barang bukti (corpus
delicti)
 Barang bukti beragam  ahli beragam
– Mayat = nyawa manusia (-) = “saksi diam”
– Tubuh manusia = tempat akibat suatu
kejahatan  manusia hidup atau mati
– Senjata api  ahli balistik forensik
– Racun  ahli kimia forensik
– Kebakaran  ahli fisika forensik, dll
PRINSIP KRIMINALISTIK

 PRINSIP LOCARD :
– EVERY CONTACT LEAVES A TRACE
 PRINSIP INDIVIDUALITAS :
– DUA OBYEK MUNGKIN TIDAK DAPAT
DIBEDAKAN, TETAPI TIDAK ADA DUA
OBYEK YANG IDENTIK
Apabila tidak ada dua benda atau orang
yang identik, maka jejak benda / orangnya
pun berbeda
BUKTI LANGSUNG

SAKSI (biasa) : INDERAWI


Melihat, mendengar, m’alami
TERTANGKAP TANGAN
PERISTIWA/FAKTA HUKUM
BUKTI
SIRKUMSTANSIAL

SAKSI AHLI
SIDIK JARI, BARANG BUKTI SAKSI TAK LANGSUNG

GOL.DARAH Rekonstruksi FAKTA


TRACE
DNA EVIDENCES Sebab - akibat
Forensik
 Asal kata “forum” = (sidang) pengadilan
– Upaya pembuktian ilmiah – menghasilkan alat
bukti ilmiah via analisis & interpretasi benda
bukti

Forensic = to do, be related to the law


Ilpeng forensik.
 Bag IPA (natural sciences)
 Bermetode ilmu alam
 positivisme logis (neopositivisme)
– Positus, posui, ponere = meletakkan,
memberlakukan
Ilmiah
 Dasar empirisme
 Benar = inderawi, korespondensif
 masuk akal (deduktif & induktif)
 bahasa bermakna
 terkomunikasikan sulit goyah
Ilmu kedokteran forensik
 Cabang spesialistik ilmu kedokteran yang
mempelajari pemanfaatan ilmu kedokteran
untuk kepentingan penegakan hukum
(legal) dan proses peradilan (judicial), serta
mempelajari relasi hukum profesional
antara dokter dengan aparatur penegak
hukum.
– Patologi Forensik
– Kedokteran Forensik Klinik
ILMU KEDOKTERAN
FORENSIK KLINIK
 …
Forensic pathology :
 Branch of med icine which provide
investigation and interpretation of disease
and injury for courts of law - the use
primarily pathological knowledge in
criminal investigations and other enquiries,
particularly in establishing the cause of
injuries/death.
Pembuktian
 Ketentuan yang berisi penggarisan dan
pedoman ttg cara yg dibenarkan UU
membuktikan kesalahan yg didakwakan kpd
terdakwa
» (sudikno mertokusumo)
PEMBUKTIAN
 MEMBUKTIKAN BAHWA BENAR
TELAH TERJADI TINDAK PIDANA,
DAN BAHWA BENAR TERDAKWA
ADALAH PELAKUNYA.
 MINIMAL DUA ALAT BUKTI SAH,
DAN KEYAKINAN HAKIM (ps 183
KUHAP)
BUKTI ILMIAH

 BUKTI TRANSIENT (sementara)


– bau, suhu, imprints, bercak darah, dll
 BUKTI POLA
– percikan darah, kebakaran, jejak ban
 BUKTI KONDISIONAL
– derajat kaku mayat, distribusi lebam
 BUKTI YG DIPINDAHKAN
– sidik jari, DNA,
PEMBUKTIAN ILMIAH
 BIASANYA BUKTI SIRKUMSTANSIAL
 MEMBUKTIKAN :
– TELAH TERJADI TINDAK PIDANA :
mis. sebab mati, bukti disetubuhi, bukti
kekerasan, dll
– SIAPA PELAKU TINDAK PIDANA :
mis. sidik jari, sidik DNA, proyektil
Forensik di sistem Anglo
Saxon
 Coroner : di bawah Kemdagri Inggris 
dari orang awam ke SH/Dr yg
berpengalaman medikolegal
 Medical examiner di AS  saintifikasi
peradilan !!

Requirement of medleg
officer to death investigation
 Due, suspected to be due, to violance : accidental,
suicidal, homicidal situations
 That occur in specific locations : jails, prisons or in
hospital admission (< 24 hours)
 That occur outside a physician care, no COD is
apparent  incl sudden death, unexpected and the
deceased on good health previously
 Occur as a result of suspected communicable
disease / public health hazard
Peran Negara
 Supaya imparsial independen , Dr Sp
Forensik & Studi Medleg diberi gaji tetap
oleh negara.
 KUHAP : biaya pemeriksaan forensik “
DITANGGUNG NEGARA” 
 SpF  tergabung di PDFI (Perhimpunan
Dokter spesialis Forensik Indonesia) - IDI
 Rata2 ada di RS vertikal, pemda atau RS
milik Polri yg ada FK nya.
Karir Clinical Forensic
Specialist
 US 250.000 $/year (2010) = For med
examiner :
 independent & non-judmental : > police
surgeon.
– 8 years training
– BMed – MD
– 3-4 th in pathology
– Majoring in Clinical FM
FORENSIK & PENCEGAHAN KEJAHATAN
Physician & WCC’s criminogenicity
Dehumanized capital & technology
ikf

Criminal Law Human Right’s issues


Bioethical issues
Victims’ perspectives
COMPETENCIES’ DOMAIN OF FORPATH

Scientific Basis Professional Population


Clinical Skills
of Medicine Attitudes and Health
Development

Structure function Ethics, law,


Medical
and pathogenesis forensic medicine Public health
interviewing
of decease and pathology

Pharmacology
Physical Evidence-based
and Professional
examination decision
therapeutics and personal
and procedural making
skills development
Investigational
medicine

Human mind
and behaviour
VIOLENCE
NATURAL DISASTER INTERHUMAN DISASTER
Earthquake ACCIDENTS
 Tornado  Aero-plane accident
 Hurricane  Railway accident
 Volcanic eruption  Boat accident
 Flood  Car accident
 Mining disaster  fires
 Explosions
Environmental pollution
(air, water, ground)
MAN MADE DISASTERS
INTERHUMAN VIOLENCE

TERRORISTIC VIOLENCE
CRIMINAL VIOLENCE
INTERHUMAN VIOLENCE IN INSTITUTIONS

Rape Hostage taking War


Ill-treatment Hijacking Torture
Assault Murder Persecution
Raid Bomb-attack Oppression
Bomb-attack Violence of minority groups Ill-treatment
Murder Raid
Hostage-taking Murder
Hijacking Interrogation
Violence in the street Isolation
Solitary confinement
Pemanfaatan IKF
 kepentingan peradilan
 penegakan HAM (hukum & etika)  perspektif
etikolegal
 Non litigasi
– SURAT KETERANGAN MEDIK Penyelesaian klaim
asuransi yg adil (para pihak)
– Penentuan ke-ayah-an (sengketa paternitas)
– Upaya keselamatan kerja (lalu lintas, perusahaan, dll)
– Pendidikan, pelatihan & penelitian
Kedokteran forensik klinik
(clinical forensic medicine)
 seluruh lapangan kedokteran yang berkaitan
dengan hukum, peradilan dan sistem
kepolisian yg ditujukan kepada upaya
pembuktian (maksimum secara material)
dan interpretasi manusia hidup sebagai
pelaku, korban atau pihak pencari keadilan
lainnya.
KFK
 Bagian IKF-luas yang bukan orang mati
 bagian IKF-luas yg berkaitan dengan pasien
sekaligus sebagai pelaku (dlm arti luas) atau
korban kejahatan/dugaan kejahatan
 bagian IKF-luas yg berkaitan dengan proses
pembuatan dan penerapan produk forensik
(sertifikasi, ekspertis/opini & jasa lainnya)
 penerapan kedokteran forensik bagi orang hidup
 aspek forensik dari ilmu ilmu kedokteran klinik.
Forensik Klinik
 Subject : Witness, victim, alleged perpetrator :
treated the same
 Inggris : Code of practice by The Police & Criminal
Evidence Act (PACE)
 See patient in custody ! (Usually > 1 diagnosis
(disease + NAPZA).
 The interest of individual : medical ethics
(primarily : health + welfare of individual) >
procedural forensic issues
Not only Dr. But nurse n paramedics.
Etika kedokteran forensik
 Lebih ditujukan kepada kepentingan
keadilan dan penegakan hukum, dp
kepentingan kesehatan (rata2 dokter
umumnya)
 Kejujuran dan kebenaran
 Imparsialitas, independen  termasuk
kelembagaan produsen ekspertis nya : RS,
universitas, dokternya.
 Tidak boleh menjadi advokat, jaksa, hakim
“Obyek" tubuh manusia
 sebagai pasien
– prinsip kedokteran
– penyembuhan, peredaan sakit
 korban hidup
– prinsip forensik klinik
– Pengumpulan, pencatatan, penafsiran,
pengajuan bukti forensik
CFM (2)
 > sensitive to 'near misses' : people in
custody (more vulnerable people) > risky
than others.
 Kaitan dg NAPZA >
 Fitness to be interviewed : assessing Dr
+ treating primary care
Contoh Forensik Klinik
 Havens : spt Pusat Krisis Terpadu POLRI -
 outside police station; biological samples are stored
in bank.
– Will be reviewed if they change their mind
– Remoteness from police : << traumatic surroundings,
<<< DNA contamination
 Early evidence kits : screener
 Preliminary investigations
 Determine fit/unfit to remain in custody
 Avoid death/harm in custody
Pelanggaran HAM.
 State-perpetrated violence
 State-condoned violence
– Bukan semata-mata pelanggaran pidana
(hukum positif/nasional negara) atau sengketa
seseorang vs negara (masyarakat umum).
– Bukan semata-mata pelanggaran hukum
internasional (hak-hak DUHAM &
turunannya)
 Obstruction of justice (impunity)
Pelanggaran berat
kemanusiaan
(Statuta Roma 1998 yo UU No. 39/2002 ttg HAM)
 Genosida
 Kejahatan negara/agresi
 Kejahatan thd kemanusiaan
– Penghilangan
– Perkosaan masal
– Penculikan
 Kejahatan perang
Varian HR Violation
 Truth commission & reconciliation
 Collective memories
 Collective apology
 Transtitional democracy
 Reconstructive justice
Doctor - Patient relationship
 penipuan (deceit),
 penyesatan
(misrepresentation),
 sembunyikan fakta,
 manipulasi,
 pelanggaran kepercayaan
(breach of trust),
 akal-akalan (subterfuge)
 kejahatan tanpa
kekerasan
Pelatihan Etikolegal NARKOBA, IDI-IKF-Polda Metro Jaya, 30 September 2000

ASPEK ETIKOLEGAL
INFORMED CONSENT

Agus Purwadianto
IKF-FKUI
TUJUAN PEMERIKSAAN
 Bukti kejadian ada/tidak, cedera / abuse
 Dokumentasi bukti fisik-psikologik-seksual
 Hubungan temuan dg pelanggaran HAM
 Ekspertise (kolektif)
 Komunikasi ke penegak hukum
Peran KFK
melalui proses & produknya
 membantu keadilan negara a/n masyarakat
nasional
 Membantu keadilan dunia internasional a/n
masyarakat internasional
 Pembuktian, penyidikan dan penuntutan thd
pelaku
 memeriksa & aspek biomedik manusia
hidup korban atau pelaku
PSIKIS PELAKU

 Fit to stand trial, to be questioned, to be


jailed
 Teknik pemeriksaan khusus oleh pemeriksa
yang mampu & obyektif.
SEKSUAL KORBAN
 Pusat krisis terpadu berbasis RS atau
komunitas
 RPK perempuan di Polda Metro Jaya
 Teknik pemeriksaan khusus oleh pemeriksa
yang mampu & obyektif.
SEKSUAL PELAKU
 Gangguan Psikoseksual
 Teknik pemeriksaan khusus oleh pemeriksa
yang mampu & obyektif.
Masukan ilmu KFK
 "trias lingkaran luar"
– ilmu hukum, sosiologi-kriminologi dan filsafat.
 "trias lingkaran dalam"
– ilmu forensik umum, kedokteran forensik dan
kedokteran klinik
Ilmu hukum pro KFK
 Sistem hukum, medikolegal & pengendalian
kejahatan
– Prosedur (hukum formal)
– Substansi (hukum material)
 Kesaksian ahli dan teknik persidangan
 HI ttg HAM
– Deklarasi Umum HAM
– Dokumen Deklarasi Khusus, Optional Protocol,
Rencana Aksi tentang HAM
– Dokumen konsensus profesi kedokteran terkait HAM
Sosio-kriminologi pro-KFK
 Penjahat
– teori deterministik (biologis)
– teori lingkungan (sosiologis)
 Kejahatan
– statistik & jenis kejahatan umum & setempat
– kejahatan klasik/konvensional
– Kejahatan kontemporer : perang, kejahatan negara,
kekerasan seksual, child abuse, torture, penculikan,
penghilangan, kekerasan dalam rumah tangga,
perkosaan massal, VICE.
Sosio-kriminologi pro-KFK
 Penyimpangan norma perilaku, kriminalisasi dan
dekriminalisasi hukum & sistem kepolisian.
 Penologi : sistem custodial
 Korban : viktimologi praktis
 Reaksi masyarakat : jenis pengaduan
ketidakpuasan masyarakat, tatacara penyelesaian,
lembaga pengawasan, peran konsumen.

 Psikologi forensik
 Antropologi forensik
Filsafat pro KFK
 Logika : logika tradisional (pemberitaan &
penyimpulan)
 Etika : hak dan kewajiban dokter, pasien,
korban/pelaku, consent, konfidensialitas, privacy,
kode etik profesi, deklarasi HAM & kedokteran,
teori etika, dilemma etika, etika diskursus.
 Kritik ideologi : feminisme, civil society, teori
demokrasi, teori keadilan.
 Filsafat hukum
Ilmu Forensik Umum
 Balistik
 Kimia forensik
 Fotografi & dokumentasi forensik
 Teknologi saiber (cybertechnology)
 Nanotechnology
 dll
Kedokteran forensik
 Lingkup kasus forensik hidup (klasifikasi,
land mark cases)
 Traumatologi
 Kematian mendadak
 Toksikologi
 Odontologi forensik
 Laboratorium forensik
Kedokteran Forensik (2)
 Teknik pengumpulan, pemeriksaan,
pengajuan dan penafsiran bukti forensik
 Serologi
 Patologi & Biologi molekular
 Tempat Kejadian Perkara
 Kedokteran kepolisian dan kelalulintasan
 Kesehatan tahanan
Kedokteran Klinik
 Semua spesialis : psikiatri forensik, kedokteran
sosial, kriteria sehat untuk diperiksa, kompeten
untuk diajukan ke persidangan
 gatra kedokteran gawat darurat
 occupational medicine bagi penegak hukum
kaitannya dengan terorisme, kejahatan dan
pelanggaran hak-hak pekerja, perlindungan profesi
dan pekerja.
Proses ilmu kedokteran
forensik klinik
 upaya litigasi
– awal penyidikan - mungkin penuntutan, mungkin
proses pengadilan.
 upaya non-litigasi, (non-pidana, sdh sengketa).
 pengumpulan, pengajuan, penafsiran barang bukti
 tahap akhir : penulisan dalam sertifikat medis atau
pemaparan dlm ekspertise
Kaitan KFK
 sumbangan kepada proses pembuktian (ilmiah)
– kemanfaatan andal & amat menentukan
– positivisme logis  determinisme hasil atau
keluarannya keyakinan universal
 Peradilan pidana
– kepastian bukti KFK klasifikasi bukti surat dan atau
keterangan ahli.
 keyakinan hakim
 pelanggaran HAM  seringkali bernuansa politis
 selang waktu lama  masalah fit and
competence to stand trial ec pelaku uzur/ sakit
berat lain
Keluaran ilmu KFK
 ketrampilan medis teknis
– kedokteran klinik atau spesialistik
– ketrampilan/kemampuan pengumpulan bukti
medis + penulisan, pemeriksaan
– penyimpulan
 sertifikat medis dan atau
 ekspertise.
Sertifikat medis
 visum et repertum/surat keterangan ahli atau
surat keterangan medis.
 Ekspertise berupa pendapat ahli, pendapat
pembanding (second opinion)
 atau kesaksian ahli di pengadilan atau
majelis persidangan lainnya.
Tujuan bersama KFK-HAM
 Tetap dihormatinya prinsip dasar / etika forensik :
impartialitas, obyektivitas dan profesionalitas.
 Mampu membantu ketercapaian tujuan penegakan
hukum dan HAM
– cegah obstruction of justice
– perlancar penegakan kepentingan umum,
– sadarkan relevansi HAM
– bantu para pihak penyandang Kewajiban Asasi
Manusia
Tujuan bersama KFK-HAM
(2)
 Mampu membantu terciptanya infrastruktur
penegakan HAM
– panitia kebenaran dan rekonsiliasi nasional,
– lembaga perlindungan saksi (termasuk saksi
ahli),
– diklat SDM terkait.
– lembaga forensik independen & memadai di
setiap propinsi
– organisasi profesi atau seminat KFK.
Contoh KAM  KFK
 santunan bagi korban - BPJS / UNIVERSAL
HEALTH COVERAGE
 Biaya & jaminan keamanan dokter sbg petugas
kesehatan suatu unjuk rasa, & saksi ahli
 Duduknya dr di komisi HAM
 Seksi medikolegal di instansi pemerintah
 Pusat informasi & dokumentasi pelanggaran HAM
berbasis RS mis menemukan "orang hilang“,
 Jaringan & rujukan peer group & konsultan
penentu fit & competence to stand trial
Peran Forensik :
(a) via expertise made by certifying physician
menggubah fakta empirik menjadi kebenaran ilmiah
(medik)
(b) Via kiprah profesi mengajukannya untuk
kepentingan keadilan (dan penegakan hukum)
(c) Via etikolegal (MKEK, MKDKI, assessing Dr) :
pemeriksaan salah/benar dalam professional conduct
dokter
(d) Via medikolegal : pembuatan legislasi medik ,
penyelesaian sengketa dan advokasi anggota profesi
Motto IKF :

Menggubah syak & realita


menjadi fakta, jujur
mengemas kebenarannya
& mempersembahkannya
untuk keadilan
Kesimpulan :
 IKF berperan dalam pembuktian ilmiah
menyangkut nyawa dan tubuh manusia pelaku,
korban dan lingkungan sekitarnya berguna bagi
sistem peradilan pidana dan kepentingan lainnya.
 Keilmuan praktisnya berupa Patologi forensik dan
ilmu kedokteran forensik klinik yang dalam
interaksi pencegahan kejahatan memerlukan
pendekatan multidisiplin
 dokter spesialis forensik sebagai profesi memiliki
kode etik umum dan khusus karena orientasinya
adalah ke penegakan hukum dan keadilan
Thank you

Anda mungkin juga menyukai