Anda di halaman 1dari 32

DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI

1. Komaria 22010112210069 FK UNDIP Semarang


2. Ratih Masita Devy 1220221132 FK UPN Jakarta
3. Alex Toman Fernando 0861050192 FK UKI Jakarta
4. Lis Linch Sinaga 0861050188 FK UKI Jakarta
5. Ottiara Febriannisa 0961050148 FK UKI Jakarta
6. Siti Muplihah 0961050146 FK UKI Jakarta
ILMU
KEDOKTERAN
FORENSIK
HUKUM
KEDOKTERAN
?
TUJUAN

Mengetahui mengenai saksi ahli dan
peranan dokter sebagai saksi ahli di
pengadilan
Tujuan
Umum
Mengetahui proses peradilan di
Indonesia
Mengetahui mengenai saksi ahli di
pengadilan
Mengetahui peranan dokter sebagai
saksi ahli di pengadilan
Tujuan
Khusus
PROSES PERADILAN
PROSES PERADILAN PIDANA
- Tingkat penyelidikan
- Tingkat penyidikan
- Tingkat penuntutan
- Tingkat sidang di pengadilan
PROSES PERADILAN PERDATA
DEFINISI SAKSI AHLI
Adalah seseorang yang dapat menyimpulkan
berdasarkan pengalaman keahliannya tentang
fakta atau data suatu kejadian
Merupakan orang yang memenuhi syarat
dalam hal pengetahuan dan pengalamannya
untuk memberikan pendapat ke pengadilan
CONTOH KASUS
Sidang kasus Nasrudin,
dr. Muniem dihadirkan sebagai saksi
Jaksa Penuntut Umum (JPU), AM Taufik menghadirkan saksi ahli forensik, dr Abdul
Mun'iem Idries, pada sidang pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin
Zulkarnaen, dengan terdakwa Hendrikus Kiawalen alias Hendrik. Selain itu, JPU juga
akan menghadirkan dua saksi ahli lainnya, Maruli Simanjuntak (Ahli Balistik
Kriminalistik) dan Rubi Alamsyah (Ahli Keamanan dan Forensik), serta saksi Jerry
Hermawan Lo (terdakwa lain pada kasus pembunuhan Nasrudin), Gita Maya Fiksi (saksi
yang melihat Hendrik membakar kertas), Silvester Wengga (supir Eduardus yang
mengantarnya bertemu Videlis yang dititipkan uang). Taufik mengatakan para saksi ahli
kemungkinan besar akan dimintai keterangan penyebab kematian korban setelah
mendapatkan dua kali tembakan pada kepalanya.

Tugas dari penegak hukum adalah menemukan kebenaran yang sesungguhnya
Harus menentukan proses terjadi dan siapa pelakunya?
Pada korban hidup terlalu mendramatisir dan banyak berbohong
Pada korban meninggal tidak bisa dimintai keterangan
Membutuhkan bantuan para ahli untuk menyelesaikan perkara pidana
Penyidik berwenang bisa meminta bantuan dokter yang ahli di bidangnya
DOKTER MENJADI SAKSI AHLI DI PENGADILAN
STATUS DOKTER DALAM PROSES
PERADILAN PIDANA
Pasal 120 KUHAP
ayat 1: Penyidik perlu minta pendapat orang yang
memiliki keahlian khusus
ayat 2: AhIi mengangkat sumpah atau mengucapkan
janji di muka penyidik bahwa ia akan memberi
keterangan menurut pengetahuannya yang sebaik-
baiknya
Pasal 133 ayat (1) KUHAP: Untuk kepentingan peradilan yang
menangani peristiwa tindak pidana harus mengajukan permintaan
keterangan ahli
Pasak 160 ayat (4) KUHAP: Seorang saksi atau ahli wajib
bersumpah atau berjanji
Pasal 179 ayat (1) KUHAP: Setiap orang yang diminta
pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan
Pasal 179 ayat (2) KUHAP: Semua yang memberikan
keterangan ahli mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan yang
sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya
PERBEDAAN SAKSI DAN AHLI
SAKSI
Menceritakan apa yang
dilihat, didengar, dan
dialaminya
Bersumpah sebagai saksi
Hanya keterangan lisan
AHLI
Menceritakan apa yang
dilihat dan didengar serta
menyimpulkan berdasarkan
keilmuannya
Bersumpah sebagai ahli
Boleh keterangan tertulis

ALAT BUKTI YANG SAH
Alat bukti yang sah menurut pasal 184 KUHP:
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat
Petunjuk
Keterangan terdakwa
KETERANGAN AHLI
Pasal 1 butir 28 KUHAP: adalah keterangan yang diberikan
untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan
Pasal 187 huruf c KUHAP: Surat keterangan memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu
keadaan yang diminta secara resmi dan padanya
PEJABAT YANG BERHAK
MENGAJUKAN PERMINTAAN
Penyelidik
Penyidik dan penyidik pembantu
Hakim
CARA MENGAJUKAN PERMINTAAN
Tertulis sesuai dengan pasal 133 ayat (2) KUHAP
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat.
Obyek yang diperiksa jelas
Jenis pemeriksaan jelas
DOKTER YANG BOLEH DIMINTAI
BANTUAN SEBAGAI AHLI
SEMUA DOKTER
- Dokter sipil
- Dokter negeri/swasta
SESUAI KEAHLIAN
- Dokter spesialis forensik
- Dokter spesialis obsgyn
- Dokter spesialis jiwa
- Dokter gigi
- dll
CARA DOKTER MENYAMPAIKAN KETERANGAN
Pasal 7 KODEKI
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan
pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.
Harus meminta dan atau mendapat izin dari ketua sidang
dan setelah diberikan kesempatan oleh ketua sidang.
Harus bersikap jujur, obyektif, menyeluruh, ilmiah, dan
tidak memihak (imparsial).
Menghindari berbicara terlalu banyak, berbicara terlalu
dini, berbicara dengan orang yang tidak berhak
mendengar.
Mengungkapkan kebenaran.
Usahakan berbicara lambat, jelas dan tegas agar
dapat didengar oleh semua pihak.
Bersikap tidak berpihak, tetapi berusaha
membantu pengadilan untuk memperoleh
kebenaran.
Jika memungkinkan, usahakanlah untuk tidak
menggunakan bahasa medis, agar terhindar dari
pertanyaan tambahan untuk memperjelas istilah
medis yang digunakan.
Usahakan jawaban yang singkat, jika mungkin
jawab dengan Ya atau Tidak.
Berikan jawaban yang tepat dan singkat.
Jangan berdebat dengan pengacara pihak pembela.
Jika diperlihatkan suatu buku atau paragraf untuk dibaca, lalu
ditanya apakah dokter setuju dengan pernyataan yang ditulis
oleh pengarang, sebaiknya dokter juga membaca bagian atas
dan bawah dari paragraf yang ditunjukkan dan jika perlu
membandingkannya.
Jangan membuat pertanyaan yang cakupannya terlalu luas.
Hindari penggunaan gaya bahasa yang berlebih-lebihan.
SYARAT MENJADI SAKSI AHLI
SYARAT
OBYEKTIF
PASAL 171
KUHAP
PASAL 168
KUHAP
FORMIL
PASAL 120 AYAT
(2) KUHAP
PASAL 179 AYAT
(2) KUHAP
TATA CARA PEMANGGILAN SAKSI AHLI
(PASAL 227 KUHP)
Ayat (1): pemberitahuan atau panggilan oleh pihak yang
berwenang kepada terdakwa, saksi atau ahli disampaikan
selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal hadir yang
ditentukan, ditempat tinggal mereka atau di tempat kediaman
mereka terakhir
Ayat (2): petugas harus bertemu sendiri dan berbicara
langsung dengan orang yang dipanggil dan membuat catatan
bahwa panggilan telah diterima dengan membubuhkan
tanggal serta tanda tangan
Ayat (3): jika orang yang dipanggil tidak terdapat di salah
satu termpat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), surat
panggilan disampaikan perwakilan di tempat di mana biasa
berdiam

KEWAJIBAN DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI
Kewajiban melakukan pemeriksaan yang diminta
Kewajiban memberikan keterangan yang diperlukan
Kewajiban menjalankan prosedur hukum yang
diperlukan
HAK DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI
Pasal 229 ayat (1) KUHAP
Saksi atau ahli yang teIah hadir memenuhi
panggilan dalam rangka memberikan keterangan di
semua tingkat pemeriksaan, berhak mendapat
penggantian biaya menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
SANKSI DOKTER SEBAGAI AHLI
Pasal 161 ayat (1) KUHAP
Dalam hal saksi atau ahli tanpa alasan yang sah menolak untuk bersumpah atau
berjanji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 160 ayat (3) dan ayat (4), maka
pemeriksaan terhadapnya tetap dilakukan, sedang ia dengan surat penetapan
hakim ketua sidang dapat dikenakan sandera di tempat rumah tahanan negara
paling lama empat belas hari.
Pasal 161 ayat (2) KUHAP
Dalam hal tenggang waktu penyanderaan tersebut telah lampau dan saksi atau
ahli tetap tidak mau disumpah atau mengucapkan janji, maka keterangan yang
telah diberikan merupakan keterangan yang dapat menguatkan keyakinan
hakim.


Pasal 222 KUHP
Barang siapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau
menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda
paling banyak empat ribu lima ratus rupiah

Pasal 224 KUHP
Barang siapa yang dipanggil menjadi sanksi, ahli atau juru
bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak
memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus
dipenuhinya, diancam dengan pidana penjara lama sembilan
bulan
Pasal 162 ayat (1) KUHAP
Jika saksi sesudah memberi keterangan dalam penyidikan meninggal
dunia atau karena halangan yang sah tidak dapat hadir di sidang atau
tidak dipanggil karena jauh tempat kediaman atau tempat tinggalnya
atau karena sebab lain yang berhubungan dengan kepentingan
negara, maka keterangan yang telah diberikannya itu dibacakan.
Pasal 162 ayat (2) KUHAP
Jika keterangan itu sebelumnya telah diberikan di bawah sumpah,
maka keterangan itu disamakan nilainya dengan keterangan saksi di
bawah sumpah yang diucapkan di sidang.
ALASAN HAK UNDUR DIRI
(PASAL 170 KUHAP)
Ayat 1
Mereka yang karena pekerjaan, harkat martabat atau jabatannya
diwajibkan menyimpan rahasia, dapat minta dibebaskan dari
kewajiban untuk memberi keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal
yang dipercayakan kepada mereka.
Ayat 2
Hakim menentukan sah atau tidaknya segala alasan untuk
permintaan tersebut.
ALASAN HAK UNDUR DIRI
(PASAL 168 KUHAP)
Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas dan ke
bawah sampai derajat ketiga dari terdakwa atau yang bersama-sama
dengan keluarga
Saudara dari terdakwa atau yang bersama-sama sebagai terdakwa,
saudara ibu atau bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan
karena perkawinan dan anak-anak saudara terdakwa sampai derajat
ketiga
Suami atau istri terdakwa, meskipun sudah bercerai atau bersama-
sama sebagai terdakwa
KESIMPULAN
Pemanfaatan ilmu kedokteran forensik dalam penegakan hukum serta
keadilan membutuhkan dokter sebagai saksi ahli medis di persidangan.
Dasar hukum tentang hak dan kewajiban dokter untuk membuat
keterangan ahli telah diatur dalam KUHAP pada pasal 133, 184, 186 dan
170, serta dalam KUHP pasal 222, pasal 224 dan dalam etika kedokteran.
Dokter dapat menjadi saksi fakta (dokter yang merawat) atau saksi
pendapat (ahli independen) dengan tata cara dan sikap dokter sebagai
saksi ahli
SARAN
Referat ini disusun berdasarkan bahan bacaan, maka
diperlukan satu pengkajian lebih lanjut mengenai
dokter sebagai saksi ahli di pengadilan, karena
referensinya masih sedikit, baik dalam jurnal maupun
buku-buku pustaka sangat jarang di bahas. Hal
tersebut mempengaruhi dari hasil penyusunan referat
ini, sehingga untuk penyusun referat selanjutnya
disarankan untuk membahas lebih banyak mengenai
dokter sebagai saksi ahli di pengadilan.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, dkk. 2012. Tanya Jawab Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang.
Dahlan, S. 2007. Ilmu Kedokteran Forensik. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang.
Budiyanto, dkk. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana.
Susanti, Rika. 2013. Peran Dokter sebagai Saksi Ahli Di Persidangan. Diakses pada tanggal
5 Juni 2013 dari http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_2no_2/101-104.pdf
Pengajuan Saksi/Ahli. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Diakses pada tanggal 10
Juni 2013 dari
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=web.TataCara&id=12
Bahan Referat Forensik. 2013. Diakses pada tanggal 5 Juni 2013 dari
ml.scribd.com/doc/132977028/bahan-referat-forensik
Daley TT. Guidelines For The Expert Witness. The Lectric Law Library. 2012. Diakses pada
tanggal 5 Juni 2013 dari http://www.lectlaw.com/files/exp27.html

Anda mungkin juga menyukai