Anda di halaman 1dari 15

VISUM ET REPERTUM

BS TDS AGUSTUS 2012

PENGERTIAN
KETERANGAN TERTULIS YANG DIBUAT DOKTER ATAS PERMINTAAN TERTULIS (RESMI) PENYIDIK ISINYA TENTANG PEMERIKSAAN MEDIS TERHADAP SESEORANG MANUSIA, BAIK HIDUP ATAUPUN MATI ATAU BAGIAN DARI TUBUH MANUSIA. BERDASARKAN KEILMUANNYA, DI BAWAH SUMPAH, UNTUK KEPENTINGAN PERADILAN KESIMPULAN VISUM ET REPERTUM ADALAH SURAT KETERANGAN MEDIS UNTUK PERADILAN

DASAR HUKUM PENGADAAN VISUM ET REPERTUM (masa penyidikan)


PASAL 133 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya

PROSEDUR PERMINTAAN KETERANGAN AHLI (VISUM ET REPERTUM)

Ps 133 (2) KUHAP:


Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat

PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM


MENURUT Ps 133 KUHAP
WEWENANG PENYIDIK TERTULIS (RESMI) TERHADAP KORBAN, BUKAN TERSANGKA ADA DUGAAN AKIBAT PERISTIWA PIDANA
IDENTITAS PADA LABEL JENIS PEMERIKSAAN YANG DIMINTA DITUJUKAN KEPADA :
AHLI KEDOKTERAN FORENSIK DOKTER DI RUMAH SAKIT

BILA MAYAT :

KEWAJIBAN DOKTER MEMBANTU PERADILAN


Pasal 133 KUHAP Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya Pasal 28 UU No. 36/2009 Untuk kepentingan hukum, tenaga kesehatan wajib melakukan pemeriksaan kesehatan atas permintaan penegak hukum dengan biaya ditanggung oleh negara Pasal 179 KUHAP setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai dokter ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan

SANKSI HUKUM
PASAL 216 KUHP Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau mengga-galkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah. PASAL 224 KUHP : Barangsiapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan undang-undang yang harus dipenuhinya, diancam : dalam perkara pidana, dengan penjara paling lama sembilan bulan.

PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM BAGI TERSANGKA (VR psikiatris)

PASAL 120 KUHAP


(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.

PASAL 180 KUHAP


(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang Pengadilan, Hakim Ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan

STRUKTUR DAN ISI VISUM ET REPERTUM


Diketik di atas kertas berkepala surat instansi pemeriksa Bernomor dan bertanggal Mencantumkan kata pro justitia di bagian atas (kiri atau tengah) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Tidak menggunakan singkatan terutama pada waktu mendeskripsikan temuan pemeriksaan

STRUKTUR DAN ISI VISUM ET REPERTUM


Tidak menggunakan istilah asing Ditandatangani dan diberi nama jelas Berstempel instansi pemeriksa tersebut Diperlakukan sebagai surat yang harus dirahasiakan Hanya diberikan kepada penyidik peminta visum et repertum (instansi) Salinannya diarsipkan dengan mengikuti ketentuan arsip pada umumnya dan disimpan sebaiknya hingga 30 tahun

GATRA VISUM ET REPERTUM


1. Pro Justitia Bahwa visum et reperum dibuat untuk kepentingan peradilan 2. Pendahuluan
Nama dokter pemeriksa Institusi penyidik yang meminta, Tempat dan tanggal pemeriksaan, Identitas korban

3. Hasil pemeriksaan
Fakta/temuan medis

4. Kesimpulan dan Penutup

DAYA BUKTI VISUM ET REPERTUM


VISA ET REPERTA DARI DOKTER-DOKTER, YANG DIBUAT ATAS SUMPAH JABATAN YANG DIIKRARKAN PADA WAKTU MENYELESAIKAN PELAJARAN KEDOKTERAN DI NEGERI BELANDA ATAU DI INDONESIA, ATAU ATAS SUMPAH KHUSUS, SEBAGAI DIMAKSUD DALAM PASAL 2, MEMPUNYAI DAYA BUKTI DALAM PERKARA PIDANA, SEJAUH ITU MENGANDUNG KETERANGAN TENTANG YANG DILIHAT OLEH DOKTER PADA BENDA YANG DIPERIKSA

PASAL 1 STAATSBLAD 350 TAHUN 1937

REKAM MEDIS DAN VISUM ET REPERTUM


Rekam Medis 1. Identitas pasien/korban 2. Pemeriksaan fisik umum KU TD, Nadi, S, GCS 3. Status Lokalis Luka-luka 4. Pemeriksaan penunjang 5. Diagnosa 6. Tindakan/terapi 7. Prognosis Departemen Forensik dan Medikolegal RSCM VISUM ET REPERTUM NO////. Yang bertanda tangan dibawah ini: Dokter pemeriksa, institusi penyidik yang meminta, tempat/tgl pem. Identitas korban: Pemberitaan: Fakta Kesimpulan Pendapat Demikianlah Visum Et Repertum ini

PERANAN VISUM ET REPERTUM DALAM PROSES PERADILAN PIDANA


PASAL 183 KUHAP :
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.

PASAL 184 KUHAP :


Alat bukti yang sah adalah : a) Keterangan saksi, b) Keterangan ahli, c) Surat, d) Petunjuk, e) Keterangan terdakwa

KESIMPULAN
PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM ADALAH KEWAJIBAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG, HARUS DIPATUHI. VISUM ET REPERTUM ADALAH KET. AHLI UNTUK PERADILAN, HARUS DIBUAT MELALUI PROSEDUR HUKUM YG BENAR, BERDASARKAN PEMERIKSAAN MEDIS YG SECARA TEKNIS BENAR DAN YANG SESUAI ZAMAN (STATE-OFTHE-ART), SERTA DIINTERPRETASIKAN DG AKURAT.

Anda mungkin juga menyukai