Anda di halaman 1dari 4

ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN

Adalah ilmu-ilmu dalam kedokteran yang dipakai di peradilan.

Dokter  dalam sidang  Saksi Ahli

Visum  Alat Bukti

Ilmu-ilmu Kedokteran Kehakiman / Ilmu Kedokteran Forensik

A. TUJUAN HUKUM ACARA PIDANA


 Adalah untuk mencari dan mendapatkan / setidaknya mendekati kebenaran materiil, yaitu
kebenaran yang sebenar-benarnya, yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidana.
 Dalam mencari kebenaran materiin, hukum acara pidana Indonesia mendasarkan pada:
1. Sistem pembuktian dalam Pasal 183 KUHAP dan berdasar alat bukti sah Pasal 184
KUHAP.
** Pasal 183 KUHAP menyatakan minimal 2 alat bukti sah + keyakinan hakim
** Pasal 184 KUHAP  Ket. saksi, ket. ahli, surat, petunjuk, ket. Terdakwa
2. Ilmu-ilmu pembantu hukum acara pidana
Untuk mencari dan mendapatkan kebenaran materiil dibutuhkan ilmu-ilmu
pengetahuan lain, yaitu:

a. Logika = Adalah berpikir dengan akal budi yang sehat


berdasarkan atas hubungan beberapa fakta.
b. Psikologi = Adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
sesame manusia dengan tujuan untuk dapat
memperlakukan secara lebih tepat.
c. Kriminalistik = Adalah ilmu pengetahuan yang berusaha untuk
menyelidiki kejahatan dalam dalam arti seluas-
luasnya berdasarkan bukti-bukti dan keterangan
dengan mempergunakan hasil yang ditemukan oleh
ilmu pengetahuan lainnya.
d. Psikiatri = Adalah ilmu pemgetahuan yang mempelajari jiwa
manusia khususnya mempelajari jiwa yang sakit.
e. Kriminologi = Adalah ilmu pengetahuan yang memperlajari sebab-
sebab dari kejahatan dan bagaimana
pemberantasannya.
f. Ilmu Forensik = Adalah ilmu pengetahuan yang dapat memberikan
keterangan / kesaksian bagi peradilan secara
meyakinkan menurut kebenaran-kebenaran ilmiah
yang dapat mendukung pengadilan dalam memutus
perkara.
Ilmu-ilmu forensik itu antara lain :
1. Ilmu kedokteran forensik
Memperlajari masalah manusia, organ-prgannya
daka hubungannya dengan tindak pidana.
2. Toxsikologi forensic
Mempelajari tentang racun yang ada
hubungannya dengan peradilan.
3. Kimia forensic
Ilmu yang membantu peradilan memakai dasar
ilmu kimia sebagai sarana utama (ex.
Pembunuhan dengan zat-zat kimia)
4. Ilmu alam forensic
Pengetahuan yang mambantu peradilan
memakai dasar-dasar ilmu pengetahuan alam
yang timbul dalam suatu tindak pidana.
Yang masuk dalam ilmu ini adalah :
a. Balistik (mempelajari tentang senjata api
yang digunakan dalam tindak pidana)
b. Dactiloskopi (mempelajari tentang sidik jari)
 Dokter sebagai ahli diperlukan untuk pembuktian perkara pidana. Karena polisi, jaksa,
hakim tidak dibekali pengetahuan ilmiah barang bukti yang ditemukan, maka disitulah
peran ahli
 Keterangan ahli:
1. Pasal 1 butir 28 KUHAP : keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh
seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat
terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan.
2. Dasar hukum dokter sebagai ahli Pasal 133 ayat (1) KUHAP & Pasal 179 ayat (1) KUHAP
** Pasal 133 ayat (1)  Penyidik berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau lainnya menyangkut tindak
pidana tentang keracunan, pembunuhan, luka, dll.
** Pasal 179 ayat (1)  Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman / dokter ahli lainnya wajib memberikan keterangan demi
keadilan.
3. Dokter membantu sebagai ahli dalam mengungkap tindak pidana
a. Memberikan keterangan tentang teori di bidang kedokteran
- Dokter hanya diminta keterangan mengenai masalah menyangkut ilmu
kedokteran
- Persoalan medis yang tidak diketahui oleh penegak hukum menjadi jelas
- Ex. Kausu malpraktek dokter memberikan keterangan standar pengobatan
b. Memberikan keterangan tentang sesuatu objek benda & objek benda yang dimintai
keterangan ahli adalah:
 Objek terdakwa = 1. Melalui pemeriksaan dokter akan dapat
dibuktikan apakah terdakwa benar menderita
penyakit jiwa, apa jenis penyakit jwanya dan
apa jenis penyakit jiwa tersebut menyebabkan
terdakwa tidak mampu bertanggungjawab
terhadap perbuatannya.
2. Terdakwa yang tidak diketahui dengan jelas
berapa umurnya.
3. Terdakwa yang impoten didakwa melakukan
tindak pidana yang mempunyai unsur
persetubuhan.
4. Terdakwa wanita yang didakwa membunuh
bayinya sendiri tetapi terdakwa menyangkal
telah melahirkan anak.
 Objek korban = 1. Korban hidup yang menderita luka-luka,
keterangan dokter untuk mengetahui :
- Jenis luka yang diderita
- Penyebab luka
- Kualifikasi luka
2. Korban hidup dari tindak pidana seksual,
keterangan dokter untuk mengetahui
- Ada tidaknya luka-luka
- Jenis luka yang diderita
- Penyebab luka & kualifikasi luka
3. Korban mati, keterangan dokter untuk
mengetahui sebab-sebab kematiannya.
** Apa tanda-tanda wanita mengalai persetubuhan?
1. Ditemukan sperma di dalam vagina
- Sperma masih bergerak dalam waktu 4½ jam
- Sperma tidak bergerak tetapi terdeteksi dalam waktu 48 jam
2. Adanya robekan selaput dara (tidak mutlak)
3. Adanya perlukaan akibat kekerasan yang terjadi
- Memar akibat kekerasan
- Luka lecet karena kuku
- Bekas gigitan
** Apabila korban membersihkan vagina sebelum pemeriksaan, bisa tidak
terdeteksi oleh laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai