24 JP (1080 menit)
Pendahuluan
Oleh karena itu para Perwira Polri perlu dibekali dengan ilmu
pengetahuan, kemampuan teknis dan keterampilan dalam
menjalankan profesinya itu. Beberapa cabang keilmuan yang sering
membantu tugas penyidik adalah ilmu Kedokteran Forensik dan
Laboratorium Forensik.
Standar Kompetensi
Memahami tentang Kedokteran Forensik dan Laboratorium forensik
(Dokfor dan Labfor)
X
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
ILMU FORENSIK
MODU
L
01 2 JP (90 menit)
Pengantar
Tujuan diberikan materi ini agar peserta didik memahami ilmu forensik
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
Pokok Bahasan:
Ilmu forensik
Subpokok Bahasan:
1. Sejarah ilmu forensik.
2. Pengertian-pengertian yang berhubungan dengan Ilmu Forensik,
Kedokteran Forensik dan Laboratorium Forensik.
3. Prinsip dan dasar Ilmu Forensik.
4. Ruang lingkup ilmu forensik.
5. Kegunaan Ilmu Forensik dalam rangka penegakan hukum.
6. Proses penyidikan secara ilmiah (scientific crime investigation/SCI).
7. Teori segitiga TKP.
Metode Pembelajaran
1. Metode Ceramah.
Metode ini digunakan untuk menjelaskan materi tentang ilmu
forensik
2. Metode Brainstroming (curah pendapat)
Metode ini digunakan untuk menggali pendapat/pemahaman
peserta tentang materi ilmu forensik.
3. Metode Tanya Jawab
Metode ini digunakan untuk tanya jawab tentang materi yang
telah disampaikan.
4. Metode Penugasan
Metode ini digunakan untuk memberikan penugasan peserta
didik tentang materi yang disampaikan.
1. Alat/Media
a. Whiteboard.
b. Flipchart.
c. Komputer/laptop.
d. LCD dan screen.
e. Laser point.
f. Pengeras suara/sound system.
2. Bahan
a. Kertas.
b. Alat tulis.
3. Sumber Belajar
a. Undang-undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP pasal
1,7,133-135,183-184,186,187,222
b. Undang-undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia pasal 14,16.
c. Undang-Undang 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana pasal 1,5,6
d. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 28,48,55,117-125
e. PeraturanKapolri No12 Tahun 2011 tentang Kedokteran
Kepolisian pasal 1,8
f. Peraturan Kapolri No. 10 Tahun 2009 Tanggal 14 September
2009, Tentang Tata Cara Pemeriksaan Teknis Kriminalistik
Tempat Kejadian Perkara dan Laboratoris Kriminalistik
Barang Bukti kepada Laboratorium Forensik Polri.
g. Amri Kamil, BSc, SH. Kombes Pol. Metode Identifikasi
Berbagai Kasus Kejahatan Yang Berhubungan Dengan
Pemeriksaan Forensik. PT. Margi Wahyu. Jakarta. 2007.
h. M.A. Erwin Map, Drs. Kol. Pol. Laporan Hasil The Second
Forensic Experts Conference “Trace Evidence At Crime
Scene”. Dubai – UAE -, Januari 1996. Pusat Laboratorium
Forensik Polri. Jakarta.1996.
i. R. Saferstein, Ph. D. Criminalistics An Introductions to
Forensic Science. Forensic Science Consulant, New Jersey
Lecturer, University of Law. Eighth Edition. 2000.
j. Soesetyo Pramusinto, Brigjen Pol. (Purn). Peranan Saksi AhliX
Di Bidang Pengadilan Sesuai Ketentuan UU No. 8 Tahun
1981 Tentang KUHAP. Disajikan Dalam Rangka Lokakarya
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
Kegiatan Pembelajaran
Tagihan / Tugas
Lembar Kegiatan
Bahan Bacaan
PENGENALAN ILMU FORENSIK
1. Sejarah Ilmu Forensik
a. Law of Individuality.
Bahwa setiap benda atau obyek, baik alam/ciptaan Tuhan
maupun buatan manusia akan mempunyai sifat dan
karakteristik sendiri-sendiri dan tidak pernah sama dengan
obyek yang lainnya.
b. Principle of Exchange.
Prinsip ini pertama kali dikemukakan oleh Edmond Locard
(Perancis), menjelaskan bahwa setiap kali terjadi kontak
atau benturan antara obyek yang berbeda, maka akan
terjadi pertukaran materi antara obyek yang bersentuhan
tersebut.
c. Law of Progressive Change.
Bahwa segala sesuatu akan dapat berubah oleh waktu.
Kecepatan berubahnya bervariasi, tergantung dari obyek
dan keadaan lingkungannya. Contoh : TKP kebakaran,
apabila tidak cepat dilakukan pemeriksaan, dengan
berjalannya waktu, akan memungkinkan terjadinya
X
perubahan, terkontaminasi bahkan hilangnya barang bukti
di TKP tersebut.
d. Principle of Comparison.
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
X
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
FORENSIC SCIENCE
SPECILISED TECHNOLOGY
APPLIED
TECHNIQUES TECHNICAL
Crime scene PHYSICS/MECHANIC
PHYSICS
SOCIOLOGY
Forensic
CHEMISTRY
chemistry
CRIMINOLOGY FORENSIC
SCIENCE Legal chemistry
LAW COURT PROCEDURE
CRIMINAL LAW
CIVIL LAW
Toxicology BIOCHEMISTRY
LEGAL
PHILOSOPHY
Forensic
LOGIC PSYCHIATRY
biology
BIOLOGY
LEGAL
LEGAL MEDICINE
LEGAL ODONTOLOGY
OSTEOLOGY Serology
MEDICINE
X
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
TANGKAP S
P T A KET.
E OLAH S K
SAKSI
TKP S
N K I KET.
Y TAHAN TSK
I
D
I
K BHN RIKSA
SAKSI/TSK
HSL SMTR
LABS KRIMTIK
FUNGSI FORENSIK
X
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
BARANG
BUKTI
TKP
PELAKU KORBAN
Linkage Theory
Micro evidence penghubung antara suspect – victim –
crime scene – physical evidence
MICRO
EVIDENCE
VICTIM PHYSICAL
EVIDENCE
Rangkuman
1. Sejarah Ilmu Forensik
Ilmu Forensik (biasa disingkat Forensik) adalah sebuah
penerapan dari berbagai ilmu pengetahuan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang penting untuk sebuah sistem hukum
yang mana hal ini mungkin terkait dengan tindak pidana.
2. Pengertian-pengertian yang Berhubungan dengan Ilmu
Forensik, Kedokteran Forensik dan Laboratorium Forensik
Ilmu Forensik menurut R. Safferstein (Inggris) adalah Penerapan
ilmu pengetahuan untuk keperluan hukum pidana dan perdata
yang dilaksanakan oleh Polisi dalam sistem peradilan.
a. Law of Individuality.
b. Principle of Exchange.
c. Law of Progressive Change.
d. Principle of Comparison.
e. Principle of Analysis.
f. Law of Probability.
g. Facts do Not Lie,
Latihan X
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI