Anda di halaman 1dari 11

PENYELESAIAN

DAN
PENYERAHAN BERKAS PERKARA
MELIPUTI :
1. PEMBUATAN RESUME
2. PENYUSUNAN ISI BERKAS PERKARA
3. PENYERAHAN BERKAS PERKARA

BENAR, LENGKAP DAN TERSUSUN SECARA


SISTEMATIS SGB DOKUMEN YG DIGUNAKAN UTK
PROSES HUKUM SAMPAI PADA SIDANG
PENGADILAN.

PEMBERKASAN : MRPKN KEGIATAN MEMBERKAS ISI BERKAS


PERKARA DENGAN SUSUNAN , SYARAT PENYAMPULAN, PENGIKATAN,
PENYEGELAN YG TELAH DITENTUKAN SERTA PEMBERIAN NOMOR
BERKAS PERKARA.
Ikhtisar dan kesimpulan dr hasil penyidikan TP yg terjadi dituangkan
dalam bentuk dan persyaratan penulisan tertentu.

Kegiatan penempatan urutan lembar kelengkapan administrasi


penyidikan yg mrpkan isi BP yg di susun dalam satu BP.

Tindakan Penyidik utk serahkan BP kepada PU atau ke Pengadilan


dalam hal dan tata cara di atur menurut ketentuan perUUan yang
berlaku.

Tindakan Penyidik utk serahkan tanggung jawab tsk dan BB kepada PU


sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku.
a. KOP
b. Pro Justitia
c. Jarak spasi dr pinggir kiri
d. Di buat oleh Penyidik/ penyidik pembantu dg
membubuhkan tgl, tempat pembuatan, ttd dan nama
terang dan diketahui oleh atasan.

a. Dasar
b. Fakta fakta
c. Pembahasan, memuat gambaran kontruksi TP yg
didasarkan hub yg logis antara fakta2 dg keterangan yg
diperoleh utk dilakukan analisa yang berupa analisa
kasus dan analisa yuridis.
d. Kesimpulan , memuat pendapat penyidik berdsrkan
pembahasan yg dilakukan ttg sangkaan perbuatan TP
yg telah dilakukan oleh tsk yg memenuhi unsur2 psl
dlm UU atau tdk.

a. Jarak 1,5 spasi


b. Tidak ada tulisan apapun.
c. Kata di tulis lengkap, utk nama org di tulis Hrf Besar
dan digaris bawahi, dan penulisan angka di ikuti oleh
penulisan huruf.
MERUPAKAN URAIAN PEMBAHASAN YG MEMUAT :

1. DASAR, dgn menyebut No dan Tgl LP yg dijadikan dasar.

2. PERKARA, berisi uraian singkat ttg TP yg terjadi dgn perincian : Jenis Perkara,
Pasal yg dipersangkakan, pelaku, locus dan tempos delicti, Korban, BB, Kerugian
atau taksiran kerugian.

3. FAKTA FAKTA, merupakan kegiatan dalam proses penyidikan mulai dari


penyelidikan, penindakan dan pemeriksaan yang berupa produk produk yang
telah di buat dalam melakukan tindakan kepolisian sesuai dengan
administrasinya.

4. PEMBAHASAN, gambaran konstruksi TP yg didasarkan pada fakta2 yang


diperoleh dengan cara melakukan analisa kasus dan yuridis.
Analisa kasus :
a. Adanya persesuaian antara keterangan saksi
b. Adanya persesuaian antara keterangan dengan alat bukti yg lain.
c. Adanya dukungan barang bukti yg ada shg terbentuk konstruksi TP yg
disangkakan.
d. Terurai secara lengkap fakta perbuatan yg dapat mendukung unsur2
setiap pasal yg disangkakan baik tunggal, komulatif, subsidair atau
alternatif.
Analisa Yuridis
Memuat unsur pasal TP yg disangkakan dengan dukungan fakta2 yg di peroleh
dalam analisa kasus.
LANJUTAN ……… :

5. KESIMPULAN
a. Memuat Pendapat penyidik/ penyidik pembantu setelah melakukan
pembahasan ttg TP yang telah terjadi apakah telah memenuhi Unsur 2 pasal
dlm UU yg dipersangkakan atau tidak.

b. Kesimpulan pasal yang disangkakan tergantung dari hasil Analisa Yuridis


antara lain :
1) Apabila TP yg disangkakan hanya satu jenis perbuatan maka pasal yg
disangkakan adalah pasal tunggal.
2) Apabila TP yg dilakukan terdiri dari beberapa TP yg berdiri sendiri maka
pasal yg dipersangkakan bersifat komulatif.
3) Apabila penyidik/ penyidik pembantu tdk ada keraguan thd TP yg
dilakukan tersangka namun terdapat beberapa kwalifikasi atas berat
ringannya TP maka sangkaannya dapat menggunakan sangkaan
subsidair.
4) Apabila penyidik/ penyidik pembantu mengalami keraguan thd TP yg
dilakukan oleh tersangka, maka dapat menggunakan sangkaan
alternatif.
5) Penggunaan jucto (jo) hanya dilakukan terhadap pasal pasal yg tidak
dapat berdiri sendiri dan berperan sebagai pasal penyertaan.
a. PERSIAPAN
1) Melakukan pengecekan thd semua lembaran kelengkapan Mindik yg merupakan
isi BP, mulai tgl tiap pembuatan BA, Penandatanganan tiap surat dan BA, Paraf, dan
tanggal, no, dan cap dinas tiap surat dan sprint.
2) Meneliti apakah semua lembar kelengkapan mindik sudah lengkap dan benar.
3) Mengecek alat alat yang diperlukan.
4) Meneliti thd BB yg disebut dlm BA dlm rangka pembuatan daftar BB.

b. PELAKSANAAN
1) Penyusunan isi BP.
a) Setiap lembaran kelengkapan mindik yg mrpkan isi BP yg di susun sesuai
dgn urutan.
b) Dalam hal perkara tidak terdapat kelengkapan Mindik yg merupakan isi BP
secara lengkap maka isi BP di susun sedemikian rupa sesuai lembaran
lembaran yg ada.

2) Pemberkasan.
a) Tiap lembar berkas disusun dan pada bagian kiri di lubangi.
b) Jarum dan tali/benang tanpa sambungan.
c) Sisakan panjang 10 cm dan lak panjang ke bawah dg jarak 5 cm.
d)Penomoran pada sampul BP di ambil dr buku register BP dengan kode
singkatan BP, No Urut, angka bln dlm romawi, angka tahun dan kesatuan.
e) Sampul ditandatangani oleh penyidik dan penyidik pembantu dan diketahui
pejabat yg ditunjuk.
a. PERSIAPAN
1) Melakukan pengecekan dan penelitian thd Berkas Perkara, Tersangka
dan Barang Bukti.

2) Menyiapkan Surat Pengantar rah kara yg di tanda tangani pejabat yg


di tunjuk atau atasan serta tembusan kpd Ketua Pengadilan dan atasan
kesatuan.

b. PELAKSANAAN
1) Pemeriksaan biasa.
2) Pemeriksaan cepat yang terdiri dari Tipiring dan pelanggaran lalu
lintas maka
a) Dlm waktu 3 (tiga) hari sejak BAP selesai di buat menghadapkan
terdakwa beserta BB.
b) Penyidik/ Penyidik Pembantu segera memberitahukan kepada
terdakwa hari, tanggal, jam dan tempat sidang dan harus
menghadap di pengadilan.
c) Diserahkan langsung oleh penyidik/ penyidik pembantu atas
kuasa PU yg di atur sesuai dg Undang Undang.
 Jika PU menyatakan hasil penyidikan tlh selesai,
atau dlm waktu 14 hari berkas perkara tidak
dikembalikan, maka penyidikan dianggap telah
lengkap.
 Penyidik segera melimpahkan tersangka dan
barang bukti kepada PU.
 Penyidikan dinyatakan telah selesai.
 Dibuatkan Surat Pengantar untuk pengiriman
Tersangka dan Barang Bukti dan pada saat
penyerahaan dibuatkan BA Penyerahan
tersangka dan BB yg di tanda tangani oleh
penyidik dan petugas kejaksaan dan saksi saksi.
 Jenis, BB harus sesuai daftar BB.
a. TIDAK TERDAPAT CUKUP BUKTI
b. PERISTIWA BUKAN MERUPAKAN TINDAK PIDANA
c. DIHENTIKAN DEMI HUKUM
1) Tersangka MD, kelainan jiwa.
2) Tuntutan TP telah Kadaluarsa.
3) Pengaduan di cabut
4) Perbuatan tersebut telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

d. Untuk menghindari kesalahan dalam penghentian penyidikan maka


dilakukan kegiatan Gelar Perkara.
“ SENYUM ADALAH
LENGKUNGAN YANG
MELURUSKAN”

“HARD ON THE PROBLEM, SOFT ON THE PEOPLE ”

Anda mungkin juga menyukai