Anda di halaman 1dari 20

Akta Jual Beli Kapal &

Kuasa Memasang Hipotek Kapal Laut


Selasa, 26 Oktober 2021
Pendahuluan

• Indonesia negara Kepulauan, dimana 2/3 wilayahnya berupa lautan.


• Pelayaran merupakan tatanan transportasi laut yang mempunyai karakteristik
sebagai penghubung wilayah baik antara daerah satu dengan daerah yang lainnya,
maupun negara satu dengan negara yang lainnya dalam lalu-lintas perdagangan
internasional.
• Pelayaran membutuhkan kapal laut
• Kapal laut dapat menjadi objek jaminan kebendaan
Definisi Kapal Laut
• Menurut Pasal 310 KUHD, kapal laut adalah semua kapal yang dipakai
untuk pelayaran di laut atau yang diperuntukkan untuk itu.
• Menurut Pasal 1 angka 36 UU Pelayaran memberikan pengertian yang
lebih luas mengenai kapal, yaitu kendaraan air dengan bentuk dan
jenis tertentu, yang mana digerakkan dengan tenaga angin, tenaga
mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan
yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air,
serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
Jenis-jenis Kapal
• Kapal Pesiar;
• Kapal Penumpang;
• Kapal Ro-Ro;
• Kapal Barang atau Cargo Vessel;
• Kapal Tanker;
• Kapal Tunda;
• Peti Kemas atau Container Ship; dan
• Kapal Keruk
Jual Beli Kapal
• Akta Jual Beli Kapal Laut dapat dibuatkan
dengan akta notaris ( sesuai ketentuan Pasal
18 ayat (3) huruf a Permenhub Pendaftaran
Kapal).
• Syarat Jual Beli Kapal
– Kapal tersebut terdaftar di Indonesia
– Adanya pemeriksaan kapal tersebut laik jalan
(tgjwb para pihak, bukan notaris)
– Kesepakatan pembayaran
Alur Jual Beli Kapal
Memastikan Kapal terdaftar dalam Daftar Kapal Indonesia

peralihan hak menggunakan akta Jual Beli Kapal di hadapan Notaris

mengajukan permohonan kepada Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik


Nama Kapal di tempat kapal didaftar
Jual Beli Kapal –
Proses Balik Nama Kapal
• Pada dasarnya untuk setiap peralihan hak milik atas kapal yang
telah didaftar, pemegang hak yang baru harus mengajukan
permohonan pembuatan akte dan pencatatan balik nama kepada
Pejabat Pendaftar dan Pencatat Balik Nama Kapal di tempat kapal
didaftar, paling lama 3 (tiga) bulan semenjak peralihan. Hal ini
sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan
• Permohonan balik nama tersebut harus dilengkapi dengan
dokumen-dokumen berupa: (lihat Pasal 30 ayat (2) PP
Perkapalan) a. bukti kepemilikan; b. identitas pemilik; c. grosse
akte pendaftaran atau balik nama; d. surat ukur, dalam hal kapal
telah memperoleh surat ukur baru.
BALIK NAMA KEPEMILIKAN KAPAL BERDASARKAN PERATURAN
PERMENHUB PENDAFTARAN DAN KEBANGSAAN KAPAL

Bukti Pengalihan Hak Milik Atas Kapal

Identitas Pemilik Berupa Kartu Tanda Penduduk Bagi Perorangan


Dan Anggaran Dasar Pendirian Perusahaan Bagi Badan Hukum
Indonesia

Nomor Pokok Wajib Pajak


Surat Ukur

Grosse Akta Pendaftaran Kapal Atau Grosse Akta


Balik Nama Kapal

Bukti Pelunasan Bea Balik Nama Sesuai Dengan


Ketentuan Peraturan Perundang Undangan
Penjaminan Kapal Laut
• Dilakukan dalam bentuk hipotek
• Menurut Pasal 1162 BW, hipotek adalah suatu hak kebendaan atas benda-
benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi
pelunasan bagi suatu perikatan.
• Konstruksi hukum ini hanya mengacu pada pembebanan benda tidak
bergerak. Lingkup benda tidak bergerak tersebut tidak hanya atas kapal laut
yang berukuran 20 m3 , tetapi juga pada pembebanan atas tanah.
• Namun hipotek atas tanah kini tidak berlaku lagi karena Buku II BW yang
berkaitan dengan hipotek atas tanah telah tidak diberlakukan dengan hadirnya
Undang-Undang No. 4 Tahun 1999 tentang Hak Tanggungan (yang selanjutnya
disebut UUHT).
• Yang masih berlaku adalah hipotek untuk kapal laut berukuran 20m3
• Hipotek merupakan perjanjian tambahan disebabkan adanya perjanjian pokok.
Hal ini berarti kalau pihak yang bersangkutan tidak memenuhi kewajiban
perikatannya, maka secara paksa, hukum dapat memerintahkan untuk jual
lelang benda-benda milik orang tersebut guna mengganti pelunasan kewajiban
perikatan yang dilalaikan itu
Dasar Hukum Hipotek Kapal Laut
• KUHPerdata
• KUHD
• Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 14 Tahun
1996 tentang Penyederhanaan Tata Cara Pengadaan
dan Pendaftaran Kapal.
• Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 tentang
Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional.
• Peraturan Presiden RI No. 44 Tahun 2005 tentang
Pengesahan International Convention on Maritime
Liens and Mortgages, 1993.
HIPOTEK KAPAL LAUT
Hipotek kapal (ship mortgages) merupakan salah satu metode yang di gunakan oleh pemilik
kapal untuk meningkatkan kapital dalam dunia pelayaran ,Hipotik sendiri merupakan hak
kebendaan yang memberikan jaminan. Hak kebendaan adalah suatu hak yang memberikan
kekuasaan langsung atas suatu benda yang dipertahankan setiap orang .Sementara jaminan
adalah sesuatu yang di berikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa Debitur
akan memenuhi kewajibanya yang dapat di nilai dengan uang yang timbul dari suatu
perikatan,mengenai jaminan KUHPerdata mengatur dua macam jaminan yaitu jaminan
perorangan dan jaminan kebendaan.

Kapal yang didaftarkan dalam Daftar Kapal Indonesia dapat dijadikan jaminan utang dengan
pembebanan hipotek atas kapal. Kapal yang dapat didaftar di Indonesia adalah

Kapal milik warga negara Kapal milik badan


Indonesia atau badan hukum Indonesia yang
Kapal dengan ukuran hukum yang
merupakan usaha
tonase kotor sekurang- didirikanberdasarkan
kurangnya 7(GT.7). hukum Indonesia dan patungan yangmayoritas
berkedudukan di sahamnya dimiliki oleh
Indonesia warga negaraIndonesia.
Syarat Kapal Laut dapat dikenakan Hipotek
• Adanya Hak Kebendaan (pasal 1168 – 1170 dan pasal
1175 KUHPerdata)
yang dimaksud dengan adanya Hak Kebendaan tersebut adalah kapal
tersebut sudah ada dan terdaftar sehingga haknya sudah lahir. Kapal-
kapal yang masih dalam proses pembangunannya dan belum
memiliki Grosse Akta Pendaftaran kapalnya belum dapat dibebani
dengan Hipotik (pasal 1175 KUHPerdata).

• Objeknya adalah kapal yang beratnya di atas 20M3


Lihat berat kapalnya. Jika berat kapal kurang dari 20 M3 dapat
dikenakan jaminan fidusia

• Kapal tersebut harus yang dibukukan (di


daftarkan) di Indonesia.
Kapal tersebut didaftarkan di pelabuhan setempat
Syarat Kapal Laut dapat dikenakan Hipotek
• Diberikan dengan akta autentik (pasal 1171 KUHPerdata)
Dalam hal ini dibuat dihadapan Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama
Kapal (P3BK) yang berada pada Kantor Pendaftaran dan Pencatatan
Baliknama kapal., bukan Notaris.
Peran Notaris adalah memiliki kewenangan untuk membuat akta Surat Kuasa
Memasang Hipotik (SKMH) Kapal. Dimana dalam akta SKMH Kapal tersebut
yang akan digunakan sebagai dasar untuk pembuatan akta Hipotik Kapal di
hadapan Pejabat Pendaftar dan Pencatat Baliknama kapal pada kantor
pelabuhan setempat

• Menjamin tagihan hutang (pasal 1176 KUHPerdata)


Dalam pemberian Hipotik pada kapal, harus ada hutang yang dijamin dengan
pembebanan hipotik tersebut. Oleh karenanya, biasanya dalam akta hipotik,
selain mencantumkan mengenai identitas kapal yang dijaminkan, juga
mencantumkan data mengenai berapa besar hutang yang dijamin dan
berapa nilai penjaminan dari Kapal dimaksud. Hal ini untuk memberikan
kepastian hukum pada saat dilaksanakannya eksekusi atas kapal dimaksud.
Apa Isi dari Akta SKMH?
• Surat Kuasa Memasang Hipotek (yang selanjutnya
disebut SKMH) yang dinilai lebih bisa
merefleksikan keinginan para pihak. SKMH berisi
sekumpulan keterangan dan janji-janji untuk para
pihak, berbentuk akta, dan dibuat dihadapan
Notaris. Setelah SKMH tersebut jadi, para pihak
menghadap kepada P3BK.

• Hal ini dikarenakan dalam Akta Hipotek berisikan


hal-hal yang bersifat umum seperti identitas kapal,
jumlah penjaminan, status pendaftaran, lama
penjaminan, dan pernyataan tidak adanya
duplikasi penjaminan. Hal ini dirasakan kurang
memenuhi keinginan para pihak.
Persamaan Substansi Isi SKMH dan Akta
Hipotek
1. Menerangkan tentang para pihak (yang berutang dan berpiutang)

2. Menerangkan Nilai Penjaminan Hipotek

3. Jenis, deskripsi dan identitas objek barang jaminan (kapal laut),


yang uraiannya berupa nama kapal, jumlah, surat ukur, panjang
kapal, lebar, dalam, tonas, buatan, tahun, dan sebagainya

4. Perjanjian kredit yang menjadi pokok perjanjian  ini adalah


perjanjian pokok/perjanjian induk

5. Pernyataan tidak adanya duplikasi jaminan, yang berarti


meyakinkan kedua belah pihak bahwa kapal laut yang sedang
dipasang hipotek, tidak sedang dibebani dengan hipotek lain, tidak
terbebani dan bebas dari sita manapun
Perbedaan SKMH dan Akta Hipotek
• Akta SKMH mencantumkan:
1. Beding van Eigenmachtige Verkoop atau janji untuk menjual atas kemauan
sendiri. Berisi suatu janji dimana pemegang hipotek pertama diberi
kekuasaan untuk melakukan penjualan di muka umum atas barang yang
dijadikan objek jaminan tanpa harus melalui perantara pengadilan,
bilamana penerima kredit (debitor) tidak memenuhi kewajiban dalam
perjanjian kredit.

2. Huur Beding atau disebut janji sewa. Berisi mengenai janji yang
menyatakan bahwa pemilik barang yang dijaminkan harus meminta
persetujuan terlebih dahulu kepada kreditor jika akan menyewakan barang
jaminan kepada pihak lain.

3. Assurantie Beding atau janji asuransi. Berisi mengenai kreditor yang nanti
akan menerima uang dari hasil pembayaran klaim asuransi untuk
diperhitungkan dengan hutang debitor kepada kreditor jika terjadi resiko
kerugian terhadap kapal laut yang dibebani hipotek, dan pembayaran
premi asuransinya tetap menjadi beban penerima kredit (debitor).
Perbedaan SKMH dan Akta Hipotek
• Akta SKMH mencantumkan:
4. Beding Van Niet Zuivering atau janji untuk tidak dibersihkan. Berisi mengenai
pemberian perlindungan kepada pemegang hipotek untuk tidak melakukan
pencoretan hipotek atas barang jaminan kredit yang telah dibebani hipotek,
yaitu dalam hal kapal dijual secara sukarela dengan harga di bawah nilai
hipotek, sedangkan pinjaman belum sepenuhnya terlunasi dengan harga kapal
tersebut di atas.

5. Janji pengosongan. Janji pengosongan ini berisi ketentuan bahwa pemilik kapal
dengan biaya sendiri akan mengosongkan kapal yang dijaminkan tersebut jika
kreditor memandang perlu untuk menjual kapal tersebut dalam rangka
penyelesaian kredit.

6. Janji hipotek berlanjut. Merupakan janji yang berisi bahwa hipotek berlaku atas
hutang yang timbul karena perjanjian kredit yang sudah ada beserta perubahan
dan/atau perpanjangannya maupun hutang yang timbul karena perjanjian
kredit yang dibuat kemudian.
Perbedaan SKMH dan Akta Hipotek
• Akta SKMH mencantumkan:
7. Klausula tentang penyimpanan Grosse Akta Pendaftaran Kapal Laut
asli. Janji ini berisi pernyataan bahwa pemberi hipotek memberi
kuasa dengan hak substitusi pada kreditor untuk menerima dan
menyimpan asli grosse tersebut setelah dilakukan pencatatan dalam
Daftar Hipotek pada Daftar Induk Pendaftaran Kapal sampai kredit
yang dijamin dengan hipotek tersebut dinyatakan lunas oleh bank,
atau bila sudah tidak dijadikan sebagai jaminan kredit

8. Klausula perlekatan. Klausula ini berisi pernyataan bahwa hipotek itu


meliputi kapal dengan segala peralatan (navigasi, elektronik, dan
lainnya) baik yang sudah ada maupun yang akan ditempatkan atau
diletakkan yang menurut sifat dan peruntukannya merupakan bagian
yang tidak terpisah dari kapal tersebut

9. Janji tidak mengubah bentuk. Janji ini berisi mengenai pernyataan


bahwa jika pemberi hipotek akan mengubah tata susunan objek
hipotek (yang meliputi keseluruhan objek seperti tambahan susunan
kabin, dll) diharuskan mendapat persetujuan tertulis lebih dahulu
dari penerima hipotek.

Anda mungkin juga menyukai