Anda di halaman 1dari 28

FILSAFAT HUKUM

Oleh:
Pertemuan 1
FILSAFAT
A. FAKTOR PENDORONG
TIMBULNYA FILSAFAT

1. Keheranan

Banyak filsuf yg menyatakan bahwa rasa


heran manusia (bhs Yunani thaumasia
sebagai pendorong timbulnya filsafat.
Keheranan menyebabkan manusia
berpikir untuk mendapatkan jawaban
mengapa demikian.
2. Kesangsian
 Augustinus dan Rene Descartes menya-takan bahwa kesangsian
merupakan sum-ber utama pemikiran.
 Manusia merasa heran, kemudian ragu-ragu dengan kemampuan
inderanya. Di mana kepastian dapat ditemukan. Untuk itulah manusia
kemudian berpikir secara mendalam dan komprehensif.
3. Kesadaran akan keterbatasan
 Manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama jika
dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
 Manusia merasa dirinya memiliki kemampuan yang sangat terutama pada saat
menghadapi penderitaan.
 Dengan kesadaran akan keterbatasannya, manusia mulai memikirkan bahwa di
luar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas.
4. Manusia memiliki rasa kagum (thauma) pada alam semesta dan isinya
 Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa kagum pada apa yang
diciptakan oleh Sang Pencipta.
 Kekaguman tsb. kemudian mendorong manusia untuk berusaha mengetahui
alam semesta itu sebenarnya apa, bagaimana asal usulnya (masalah
kosmologis). Ia juga berusaha mengetahui dirinya sendiri, mengenai eksistensi,
hakikat, dan tujuan hidupnya.
•  
B. PENGERTIAN FILSAFAT

1. Tinjauan Secara Etimologis

PHILO

PHILOSOPHIA PHILOSOPHY

SOPHIA
Lanjutan ….

• PHILO : love
• PHILEIN : to love
• SOPHIA : wisdom
• PHILOSOPHIA : love of wisdom
• PHILOSOPHY : cinta akan kebijaksaan (love of wisdom) dalam arti yang
sedalam-dalamnya.
Lanjutan ….

 Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy


(bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of )
dan sophia (wisdom). Jadi secara etimologis filsafat
artinya cinta atau gemar akan kebajikan (love of wisdom).
 Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar
atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan artinya
kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya.
Filsafat berarti hasrat atau keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada
mulanya.
2. Definisi Filsafat

 Menurut Immanuel Kant


Filsafat merupakan pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dari
segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi
(filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapat kita
ketahui.
Lanjutan ….

 Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yg sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab “ada”
dan “berbuat” permenungan tentang kenyataan yg sedalam-dalamnya, sampai
“mengapa”
yang “penghabisan”.
3. Esensi Pengertian Filsafat

1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan


sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar
secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan
pengetahuan sumber daya, hakikatnya, keabsahan-nya, dan
nilainya.
4. Pemikiran kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai bidang
pengetahuan.
C. CIRI-CIRI FILSAFAT
1. Komprehensif/Menyeluruh : Pemikiran filsafat merupakan pemikiran yg
luas, tak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut
pandang saja.
2. Mendasar/radikal : Pemikiran filsafat merupakan pemikiran yg dalam
sampai pada hasil yg fundamental atau esensial.
3. Konseptual: Berpikir filsafat adalah berpikir melampau batas
pengalaman hidup sehari-hari
Lanjutan ….
4. Koheren dan konsisten : Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah
berpikir logis dan konsisten artinya tak mengandung kontradiksi.

5. Bebas : Berpikir filsafat adalah berpikir secara bebas, bebas dari prasangka
sosial, kepentingan politik, dst.
D. OBJEK FILSAFAT

1. Objek material filsafat adalah segala sesuatu yang ada, yang meliputi : ada
dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan (Lasiyo
dan Yuwono, 1994 : 6).
2. Objek formal filsafat adalah hakikat dari segala sesuatu yang ada (Lasiyo dan
Yuwono, 1994 : 6).
E. PERANAN FILSAFAT

SEBAGAI
PENDOBRAK

SEBAGAI
FILSAFAT PEMBEBAS

SEBAGAI
PEMBIMBING
1. FILSAFAT SBG. PENDOBRAK
 Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjera
tradisi dan kebiasaan.
 Dalam penjara tersebut, manusia terlena dalam alam mistik (gaib) yang
penuh sesak dgn hal-hal yang serba rahasia yang terungkap lewat
berbagai mitos.
 Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi. Meski
pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang.
2. FILSAFAT SBG. PEMBEBAS
 Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu penjara tradisi yang penuh dgn
mitos, tetapi juga membawa manusia keluar dari kekangan tsb.
 Filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikir mistis . Filsafat
membebaskan manusia dari ketidak tahuan dan kebodohannya.
 Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak kritis, yang
membuat manusia mudah menerima kebenaran semu yang menyesatkan.
3. FILSAFAT SBG. PEMBIMBING
 Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir mistis dengan
membimbing manusia untuk berpikir secara rasional.
 Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang picik dan dangkal
dan membimbing manusia untuk berpikir secara luas dan mendalam.
 Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tak teratur dan tak
jernih dan membimbing manusia untuk berpikir secara sistematis dan
logis.
F. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

1. IDEALISME
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa
realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau yang
sejenis dengan itu.
Lanjutan ….
 Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan
sejarah pikiran manusia.
 Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang
murni dari Plato. yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah
yang merupakan kenyataan sebenarnya.
 Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa
bayangan saja dari alam idea itu.
Lanjutan ….
2. MATERIALISME
 Materialisme merupakan faham atau aliran yang menganggap bahwa
dunia ini tidak ada selain materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah
satu.
 Pada abad pertama masehi faham Materialisme tidak mendapat tanggapan
yang serius, bahkan pada abad pertengahan, orang menganggap asing
terhadap faham Materialisme ini. Baru pada jaman Aufklarung
(pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut yang
penting di Eropah Barat.
Lanjutan ….
3. DUALISME
 Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang
memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat
yaitu hakekat materi dan hakekat rohani.
 Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas
berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
 Perhubungan antara keduanya itu mencipta-kan
kehidupan dalam alam. Contoh yang paling jelas
tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini adalah
terdapat dalam diri manusia.
Lanjutan ….
4. EMPIRISME
 Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu "empiris" yang berarti
pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme dipahami sbg
pandangan yg memandang pengalaman sebagai sumber utama
pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik
pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman
batiniah yang menyangkut pribadi manusia.
Lanjutan ….
5. RASIONALISME
 Rasionalisme adalah merupakan faham atau aliran atau ajaran yang
berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain rasio, tidak ada
sumber kebenaran yang hakiki.
 Zaman Rasionalisme berlangsung dari pertengahan abad ke XVII
sampai akhir abad ke XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi ilmu
pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi (ratio)
untuk menemukan kebenaran.
Lanjutan ….
6. FENOMENALISME
 Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau faham
yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah
sumber pengetahuan dan kebenaran.
 Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal yang
menampakkan dirinya dilukiskan tanpa meninggalkan
bidang evidensi yang langsung.
 Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a way of
looking at things".
G. CABANG-CABANG FILSAFAT

1. METAFISIKA (filsafat tentang hal ada)


2. LOGIKA (filsafat tentang berpikir)
3. ETIKA (filsafat tentang pertimbangan moral)
4. ESTETIKA (filsafat tentang keindahan)
5. EPISTEMOLOGI (filsafat tentang pengetahuan):
1) FILSAFAT ILMU
2) FILSAFAT PENDIDIKAN
3) FILSAFAT SEJARAH
4) FILSAFAT MATEMATIKA
5) FILSAFAT POLITIK

Anda mungkin juga menyukai