MK Filsafat Ilmu
&
Metode Penelitian
OUTLINE PERKULIAHAN
PERTEMUAN
PERTAMA : Filsafat Ilmu
KEDUA : Manusia, Ilmu Pengetahuan
KETIGA : Proses penelitian
KEEMPAT :Penelitian Kuantitatif & Kualitatif
KELIMA : Rumusan Masalah, Variable
KEENAM : Hipotesa, Populasi, Sample
KETUJUH : Rancangan Penelitian
KEDELAPAN : Analisis data
Materi- 1
FILSAFAT ILMU
3
MENGAPA PERLU BELAJAR
FILSAFAT?
4
PENGERTIAN FILSAFAT
5
lanjutan
6
lanjutan
7
lanjutan
8
Alfarabi, Filsuf besar muslim dengan
gelar Aristoteles ke 2, mengatakan
Filsafat adalah pengetahuann tentang
yang ADA menurut hakikatnya yang
sebenarnya.
9
lanjutan
10
lanjutan
12
lanjutan
13
lanjutan
14
lanjutan
4. Filsafat sebagai suatu aktifitas
Filsafat adalah sebagai suatu proses berpikir
untuk memperoleh jawaban-jawaban dari
berbagai problem.
Titus dkk, memberikan 3 pengertian filsafat sbg
aktifitas:
- Filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan diri dari sikap
yang sangat kita junjung tinggi.
15
lanjutan
16
BERDASARKAN KONSEP DAN TEORI
TERSEBUT PROSES BERFILSAFAT
TERSEBUT MELALUI EMPAT TAHAP
17
lanjutan
19
APA YANG MENYEBABKAN
LAHIRNYA FILSAFAT?
1. PERTENTANGAN ANTARA MITOS DAN
LOGOS
Dikalangan masyarakat Yunani dikenal
adanya mitos, sebagai suatu keyakinan lama
yang berkembang dengan pesat misalnya
mite kosmologi yang melukiskan kejadian
alam. Lama-lama mitos hilang dikalahkan
oleh logos, maka logos penyebab pertama
lahirnya filsafat.
20
lanjutan
21
lanjutan
3. RASA KAGUM
Menurut Plato, filsafat lahir adanya
kekaguman manusia tentang dunia dan
lingkungannya. Para filsuf atas
kekagumannya mencoba merumuskan
asal mula alam semesta.
Thales bapak filsafat Yunani, mengatakan
alam semesta berasal dari air.
22
lanjutan
Anaximandros, alam berasal dari
apairon (api)
Democrios, alam berasal dari atom
Empedokles, alam berasal dari empat
unsur; air, api, angin, tanah.
4. PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN
Faktor lain yang menyebakan lahirnya
filsafat adalah kesusastraan.
23
KARAKTERISTIK
FILSAFAT
1. SKEPTISIS
Skeptisis adalah keraguan terhadap
suatu kebenaran sebelum mendapat
argumen yang kuat terhadap
kebenaran tersebut. Dikelompokan;
-bersifat Gradasi , dari ragu ke yakin
-bersifat degradasi, dari yakin ke ragu
-bertahan sophisme, terus menurus
ragu.
24
Lanjutan
Sifat gradasi diungkapkan oleh RENE
DECARTES Filsuf Prancis cagito ergo sum
(saya berpikir maka saya ada)
2.KOMUNALISME
Hasil pemikiran filsafat dimiliki masyarakat
umum tidak memandang ras, kelas, ekonomi,
dan keyakinan. Misalnya hasil pemikiran
Yunani bermanfaat untuk orang Eropa, Asia
Afrika dsb.
25
lanjutan
3. DISENTERESTEDNESS
YANG BERASAL DARI KATA INTEREST, yaitu
suatu kegiatan filsafat yang tidak dimotivasi
untuk suatu kepentingan tertentu.
4. UNIVERSALISME
Filsafat bersifat umum, berati filsafat adalah
hak seluruh umat manusia secara umum atau
sifatnya internasional. Semua umat manusia
berhak mengadakan kajian filsafat.
26
APA GUNANYA FILSAFAT BAGI
MANUSIA?
28
lanjutan
29
PROBLEMATIKA FILSAFAT
Secara Umum terbagi menjadi tiga;
1. ONTOLOGI, yaitu mengkaji hakikat
segala sesuatu, terbagi 2:
1. Kualitas;
- Monisme, asal lam terdiri dari satu
unsur (mono=satu). Thales dari air,
Anaximandros dari apairon,
Anaximenes dari udara, Democritos
dari tanah.
30
lanjutan
31
lanjutan
2. Kualitas
Pandangan ini membicarakan bagaimana
alam berproses, dalam kaitannya muncul 4
teori:
-Mekanisme, yang mengatakan bahwa segala
sesuatu berproses secara mekanik.
-Teleologi, mengatakan bahwa segala sesuatu yang
terjadi di alam raya berproses menuju suatu
tujuan, yaitu Tuhan.
32
-Determinisme, kejadian di alam iniberproses
melalui suatu ketentuan yang telah
ditetapkan sebelumnya, baik oleh hukum
alam maupun oleh Tuhan
-Indeterminisme, segala kejadian di alam ini
berlangsung secara bebas, tanpa kendali
tertentu dari Tuhan atau kekuatannya.
33
PROBLEM FILSAFAT
2. EPISTEMOLOGI, membicarakan 2 hal;
a. Hakikat pengetahuan, muncul 2
pandangan;
- realisme, yaitu pengetahuan manusia riil
adanya dalam kehidupan.
- idealisme, yaitu hakikat ilmu
pengetahuan tidak terdapat dalam dunia
riil, melainkan konsep ideal atau dunia
ide-ide.
34
lanjutan
35
PROBLEM FILSAFAT
3. AXIOLOGI, TERBAGI MENJADI 6
PANDANGAN;
a. naturalisme, yang menyatakan ukuran
baik buruk ialah sesuai tidaknya
perbuatan tersebut sesuai dengan
fitrah (natura) manusia.
b. Hedonisme, yang menyatakan bahwa
ukuran baik buruk ialah sejauh mana
suatu perbuatan mendatangkan
kenikmatan (hedone) bagi manusia.
36
lanjutan
38
lanjutan
39
BAGAIMANA HUBUNGAN
ILMU, FILSAFAT, DAN
AGAMA
Ilmu adalah sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing
mengenai suatu pengalaman tertentu
yang disusun melalui sistem tertentu,
sehingga menjadi suatu kesatuan.
Menuurut Harsojo, ilmu terdiri dari tiga
kesimpulan, yaitu;
40
lanjutan
42
lanjutan
45
HUBUNGAN ILMU,
FILSAFAT DAN AGAMA
ILMU, mencari kebenaran dengan cara
penyelidikan (riset) sesuai dengan
eksistensinya yang berhubungan
dengan alam empiris.Dalam penyelidikan
ilmu selalu mencari hukum sebab akibat.
Sebagai hukum sebab akibat maka
kebenaranya pasti ada.
46
lanjutan
47
lanjutan
48
Ilmu kebenarannya bersifat empiris,
filsafat kebenarannya bersifat spekulatif
(berdasrkan nalar dan logika), keduanya
bersifat nisbi. Agama kebenarannya
bersifat absolut mutlak, dalam
penentuannya semua perlu perumusan
49
lanjutan
50
BAGAIMANAKAH
KATEGORI MANUSIA ITU?
1. MANUSIA ADA YANG TIDAK TAHU DALAM
KETIDAKAHUANNYA
2. MANUSIA TIDAK TAHU DALAM
KETAHUANNYA
3. MANUSIA TAHU AKAN
KETIDAKTAHUANNYA
4. MANUSIA TAHU AKAN KETAHUANNYA
Kategori manakah yang paling baik?
51
Manusia adalah akhluk ciptaan Tuhan
yang tercanggih. Memiliki banyak
kelebihan dibanding dengan makhluk lain
terutama akalnya.
Memiliki rasa ingin tahu, maka
diaktuakisasikan dalam bentuk bertanya.
Melalui rasio maka manusia memberikan
jawaban terhadap aneka pertanyaan
Manusia bertanya, manusia pula menjawab
Manusialah yang benar-benar bereksistensi
karena memiliki kesadaran dan otonomi
dirinya.
52
Lanjutan
53
APAKAH SETIAP MANUSIA MAMPU
BERFILSAFAT? Tidak juga. Rule of the
game ( ada aturan mainnya)
54
LAHIRNYA ILMU PENGETAHUAN
SEJAK KAPAN LAHIRNYA ILMU
PENGETAHUAN?
56
BAGAIMANA HUBUNGAN (ILMU
PENGETAHUAN DENGAN FILSAFAT?
57
lanjutan
58
SIKLUS ILMU
ILMU AKTIVITAS
METODE PENGETAHUAN
59
PENGERTIAN ILMU
SEBAGAI PENGETAHUAN
Dari segi maknanya pengertian ilmu
sekurang-kurangnya merujuk tiga hal:
Pengetahuan
Aktivitas
metode
60
Pengertian Umum
61
lanjutan
Menurut Norman Campbell :
Ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang berguna dan praktis dan suatu
metode untuk memperoleh pengetahuan
Ilmu tidak bersangkutan dengan
kehidupan praktis dan tidak dapat
mempengaruhinya kecuali dalam cara
yang paling tak langsung, baik kebaikan
atau keburukan.
62
SIMPULAN
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang
rasional dan kognitif dengan berbagai metode
berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan
pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-
gejala kealaman, kemasyarakatan atau
keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,
memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan, ataupun melakukan penerapan.
63
LANJUTAN
ILMU SEBAGAI RANGKAIAN AKTIVITAS
MANUSIA:
64
lanjutan
1. Teologis:
mencapai kebenaran memperoleh
pemahaman
Memberi penjelasan
Meakukan penerapan dengan peramalan
atau pengendalian
65
ILMU SEBAGAI METODE
ILMIAH
ANALISIS (analysis)
PEMERIAN (description)
PENGUKURAN (measurement)
PERBANDINGAN (comparison)
SURVAI (survey)
66
Pengelompokan
Pengetahuan
Menurut Bertrand Russell, pengetahuan
dibedakan menjadi 2:
1. Pengetahuan mengenai fakta-fakta
(knowledge of facts)
2. Pengetahuan mengenai hubungan
umum antara fakta (knowledge of
general connection berween facts)
67
Ledger Wood membagi
pengetahuan menjadi:
1.Non inferential Apprehension;
pengetahuan nonpenyimpulan yang
merupakan pengenalan terhadap
benda, orang, atau sifat tertentu.
68
Bentuknya:
Perception ;pengenalan objek diluar diri
seseorang
Introspection; pengenalan terhadap
dirinya sendiri dengan segenap
kemampuan, pikiran kehendak, dan
perasaan
69
Lanjutan
70
George Klubertanz
Pengetahuan langsung berdasarkan
pengenalannya terhadap objek-objek
pengalaman.
Pengetahuan kemanusian (humanistic
knowledge) yang diperoleh karena
mempelajari
Pengetahuan Ilmiah (scientific knowledge)
berdasarkan azas-azas yang cocok dan dapat
membuktikan kesimpulannya kebenaran.
71
lanjutan
72
HAKIKAT PENGETAHUAN
73
Dari manakah sumber
pengetahuan manusia?
1. Rasionalisme; sumber pengetahuan
berasal dari rasio (akal) manusia.
2. Empirisme; sumber pengetahuan
adalah indra manusia (empiri)
3. Kritisisme/transidentalisme;
pengetahuan manusia bersumber dari
luar diri manusia, yaitu Tuhan.
74
PENGETAHUAN SEBAGAI DASAR
TEORITIS YANG MELAHIRKAN
PENGETAHUAN ILMIAH
CAKUPAN PENGETAHUAN ILMIAH:
1. Jenis sasaran
2. Bentuk-bentuk pernyataan
3. Ragam-ragam proposisi
4. Ciri-ciri pokok
5. Pembagian sistematis
75
Lanjutan
76
lanjutan
BIOLOGI
MANUSIA PSIKOLOGI
FILSAFAT KODRATI
OBJEK TELAAH
FORMAL
79
SEPERTI APA BENTUK
PENGETAHUAN ILMIAH
ITU?
• ANATOMI
1. DESKRIPTIF
• GEOGRAFI
• UKURAN
2. PRESKRIPSI • AZAS-AZAS
• PETUNJUK
• PROSEDUR
80
LANJUTAN
SOSIOLOGI
3. EKSPOSISI POLA POLA-POLA
BUDAYA
ANTROPOLOGI
PERKEMBANGAN
BUDAYA
81
LANJUTAN
4.
REKONTRUK
SI HISTORIS
HISTORIOGRAFI
PURBAKALA
PALEONTOLOGI 82
PROPOSISI ILMU
PENGETAHUAN
MENGANDUNG
KEBENARAN UMUM
BERDASARKAN
FAKTA YANG TELAH
1. AZAS ILMIAH DIAMATI
ILMU SOSIAL
83
LANJUTAN
2. KAIDAH ILMIAH
Mengungkapkan
keajegan atau hubungan
tertib yang dapat
diperiksa kebenarannya
diantara fenomena
secara umum berlaku
pula untuk berbagai
fenomena yang sejenis.
Boyle, Newton, Pascal
84
LANJUTAN
3. TEORI ILMIAH Teori Darwin
Kemampuan
proposisi yang
saling berkaitan
secara logis untuk
memberi penjelasan
mengenai Kau lahir dariku
bodoh
sejumlah fenomena.
85
lanjutan
86
APA MANFAAT DAN PERANAN
TEORI?
87
lanjutan
88
PEMBAGIAN ILMU
PENGETAHUAN
Ilmu Pengetahuan dibedakan atas:
1. Ilmu Pengetahuan Sosial (social science);
membahas hubungan manusia sebagai
makhluk sosial.
a. Psikologi; ilmu pengetahuan yang
mempelajari proses mental dan tingkah laku.
b. Pendidikan; suatu perlakuan atau nproses
latihan yang terarah dan sistematis meneju
ke suatu tujuan.
89
Lanjutan
c. Antropologi; suatu ilmu pengetahuan yang
pempelajari asal-usul dan perkembangan
jasmani, sosial, kebudayaan serta tingkah
laku manusia.
d. Etnologi; studi antropologi dari aspek
sistem sosio ekonomi dan pewarisan
kebudayaan terutama keaslian,
perkembangan dan perubuhan dalam
masyarakat primitif.
90
Lanjutan
Cabang-cabang biologi:
1. Botani; mempelajari seluk beluk
tumbuhan
2. Zoologi; mempelajari hewan
3. Anatomi; mempelajari strukur dalam
makhluk hidup
4. Fisiologi; studi tentang fungsi tubuh
94
5. Sitologi; studi tentang sel secara
mendalam
6. Sitologi; studi tentang jaringan tubuh
atau organ makhluk hidup
7. Palaentologi:studi tentang makhluk
masa lampau yang kebanyakan
hanya berupa fosil
95
lanjutan
3. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
(earth science and space)
a. Geologi; studi tentang struktur bumi
Petrologi membahas batu-batuan
Vulkanologi, membahas gempa bumi
Mineralogi, membahas bahan
mineral/bahan galian
Kristalografi, membahas bentuk-bentuk
kristal dari mineral.
96
lanjutan
97
ILMU PENGETAHUAN
BERDASARKAN KURUN
WAKTUNYA
ILMU PENGETAHUAN
KONVENSIONAL
98
Lanjutan
99
PERKEMBANGAN
PENGETAHUAN MODERN
Konsep atau teori Pengetahuan modern
berkembang berabad-abad, sejak manusia
mempelajari alam semesta. Thales sebagai
Bapak ilmu pengetahuan, Aristoteles,
Scorattes sampai ke generasi Newton.
101
lanjutan
102
ILMU PENGETAHUAN
ABAD KE-13
TOKOH; NIKOLAS KOPERNIKUS
Berkebangsaan Polandia yang
mencetuskan revolusi dunia ilmu.
Teorinya menyatakan bahwa matahari
merupakan pusat tata surya yang diedari
oleh bumi serta planet lainnya.
103
ILMU PENGETAHUAN
ABAD KE-16
TOKOH; SIR ISAAC NEWTON
Berkebangsaan Inggris yang
mencetuskan hukum gravitasi
bumi,pencipta teleskop cermin.
Teorinya sangat mempengaruhi alam
pikiran abad-18
104
lanjutan
105
PUNCAK PENGETAHUAN
DI ABAD 20
Para ilmuwan memanfatkan materi dan
energi. Materi merupakan benda
sedangkan energi yang memiliki
kekuatan.
Materi merupakan benda-benda hasil
olahan
106
lanjutan
107
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR
108
REFERENSI
109
110
Bab 3
111
Orientasi Sejarah
Hubungan Sejarah
Filsafat dan ilmu di dalam filsafat ilmu berhubungan dengan
sejarah barat
Berpusat di Eropa, terutama Eropa Barat
Pembabakan Sejarah
Sejarah dibagi ke dalam sejumlah babak, dari zaman dahulu
sampai sekarang
Pembabakan sejarah mengikuti pembabakan yang lazim di
sejarah Eropa
Zaman Kuno
sebelum abad ke-5 sM
Zaman Yunani Kuno
abad ke-5 sM sampai abad ke-1 sM
Zaman Romawi
abad ke-1 sM sampai abad ke-5
Zaman Gelap (Dark Ages)
abad ke-5 sampai abad ke-10
Zaman Pertengahan (Medieval)
abad ke-10 sampai abad ke-15
Zaman Kebangkitan (Rennaissance)
abad ke-15 sampai abad ke-18
Zaman Modern 113
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
118
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
SOLAR CALENDAR
Any dating system based on the seasonal year of
approximately 365¼ days, the time it takes the earth to revolve
once around the Sun. The Egyptians appear to have been the first
to develop a solar calendar, using as a fixed point the annual
sunrise reappearance of the Dog Star—Sirius, or Sothis--in the
eastern sky, which coincided with the annual flooding of the Nile. 122
They constructed a calendar of 365 days, consisting of 12
months of 30 days each, with a 5 days added at the year’s end.
The Egyptian’s failure to account for the extra fraction of a day,
however, caused their calendar to drift gradually into error.
Ptolemy III Euergetes of Egypt, in the Decree of Canopus (237
BC), introduced an extra day every four years to the basic 365-day
calendar (this practice also having been introduced in the Seleucid
calendar adopted in 312 BC). In the Roman Republic, Julius
Ceaser in 45 BC replaced the confused Roman Republican
calendar. Which probably was based on the lunar calendar of the
Greeks, with the Julian calendar. The Julian calendar assigned 30
or 31 days to 11 months but fewer to February; it allowed for a leap
year every four years. The Julian calendar, however, made the
solar year slightly too long by adding a full quarter of day annually
—the solar year actually runs 365.2422 days. By mid-16th century
the extra time had resulted in an accumulated error of about 10
days. To correct this error, Pope Gregory XIII instituted the
Gregorian calendar in 1582, dropping October 5-14 that year and
omitting leap years when they fell on centurial years not divisible by
400—e.g., 1700, 1800, 1900.
123
Penanggalan Romawi mula-mula hanya 10 bulan, dari Martius sampai
December. Oleh kaisar Romawi ke-2, ditambah 2 bulan pada musim
dingin sehingga menjadi
Martius
Aprilis
Maius
Junius
Quintilis (Julius)
Sextilis (Augustus)
September
October
November
December
Januarius
Februarius 124
Pada tahun ke-45 sebelum Masehi, penanggalan Romawai cukup
kacau. Julius Ceaser minta Sosigenes membenahi kalender.
Masehi : 1 – 1 – 2000
Hijrah : 24 Ramadhan 1420
Jawa : 24 Pasa 1932
Yahudi : 5761
Koptik : 1717
Ethiopia : 1993
Persia : 1379
Hindu : 5101
Konghucu : 25 – 11 – 2550
Jepang : 1 – 1 – 2660
Romawi : 2753
Thailand : 1 – 1 - 2543
126
TANGGAL JULIAN DI DALAM KOMPUTER
Oleh Dali S. Naga
Abstract. Database management systems uses Julian date in calculating calendar days. To understand Julian date, we have to trace it into the history
of our calendar. Our calendar is based on the movement of the moon and the sun. Intercalations and cycles are needed to come back to the previous positions
of the moon and the sun. One of the intercalation and system of cycle is Julian date. Julian date begins from 1 January 4713, B.C.
Di dalam komputer, seperti pada program manajemen basis data, tanggal yang digunakan adalah tanggal Julian. Apa sebenarnya tanggal Julian itu?
Untuk itu, kita perlu menelaah sejarah kalender yang sekarang kita gunakan. Namun, sebelumnya, kita perlu membedakan dua hal yakni kalender dan era.
Tanggal kita 2 April, hari Rabu, jam 12.00 adalah kalender, tetapi tahun kita 2003 adalah era. Gabungan mereka, kalender dan era Masehi menghasilkan
tanggal 2 April 2003.
Era Masehi
Era yang digunakan pada penanggalan kita adalah era Masehi, di samping era lain seperti era Hijrah, era Saka, dan era Konghucu. Era Masehi
dihitung sejak kelahiran Yesus. Sekalipun demikian, pada waktu kelahiran Yesus, belum ada era Masehi. Era Masehi baru kemudian disusun dan diusulkan oleh
seorang rahib bernama Denys le Petit pada tahun 532 Masehi. Pada waktu itu, Denys mencoba menghitung mundur untuk menemukan tanggal lahir Yesus.
Menurut hasil hitung Denys, Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, 532 tahun lalu. Dengan demikian, Denys menetapkan bahwa era Masehi dimulai pada hari
Sabtu, tanggal 1 Januari 532 tahun sebelumnya.
Walaupun Denys le Petit telah menciptakan era Masehi pada tahun 532, namun era Masehi baru dipakai di Barat setelah tiga atau empat abad
kemudian. Dengan demikian, era Masehi baru ada di dalam pemakaian pada abad ke-9 atau ke-10. Sebelum abad ke-9 atau ke-10, belum ada penggunaan era
Masehi. Selanjutnya, era Masehi tidak mengenal tahun 0. Di dalam perhitungan mundur, hanya ada tahun 1 Masehi dan tahun 1 sebelum Masehi.
Kalender
Kini kita beralih ke kalender. Di dalam kalender, kita mengenal hari. Kapan suatu hari dimulai? Ternyata banyak caranya. Ada orang yang
menghitungnya sejak subuh ke subuh, ada orang yang menghitungnya sejak senja ke senja, ada orang yang menghitungnya sejak tengah hari ke tengah hari.
Orang Romawi kuno menghitungnya dari tengah malam ke tengah malam. Tradisi Romawi inilah yang kita gunakan sekarang pada kalender kita yakni hari kita
dimulai sejak tengah malam ke tengah malam berikutnya.
Sehari dibagi menjadi 24 jam berasal dari zaman kuno yakni dari zaman Babylonia. Mereka menggunakan bilangan Sumeria yakni bilangan yang
berbasis 60. Dari basis 60 inilah ditemukan bilangan 12 yang masing-masing digunakan untuk siang dan untuk malam sehingga sehari menjadi 2 x 12 jam = 24
jam. Hal ini pun diterima di mana-mana. Hari kita pada saat ini juga terdiri atas 2 x 12 jam = 24 jam. Satu jam sebanyak 60 menit dan satu menit sebanyak 60
detik juga berasal dari bilangan berbasis enam puluh (sexagesimal) yang digunakan oleh orang Sumeria.
Siklus Minggu kita yang 7 hari panjangnya berasal dari Babylonia dan Yahudi. Di Afrika Barat, siklus itu adalah 4 hari; di Asia Tengah dan juga di Jawa
dikenal siklus 5 hari; Mesir kuno mengenal siklus 10 hari; dan Romawi kuno mengenal siklus 8 hari. Diduga bahwa siklus 7 hari berasal dari penanggalan bulan
yakni waktu selama seperempat bulan. Pengguaan siklus 7 hari di dalam kalender kita didasarkan atas dekrit Kaisar Constantine I dan dimulai pada tahun 321
dengan hari Minggu sebagai hari pertama. Di dalam dekrit Kaisar Constantine I itu, hari Minggu dinyatakan sebagai hari libur. Dan libur Minggu itu masih terus
kita gunakan sampai sekarang.
Bulan merupakan satu bagian dari kalender. Perhitungan bulan dilakukan melalui fasa bulan. Perhitungan bulan menimbulkan masalah karena satu
bulan terdiri atas 29 hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam bulan adalah bulat. Demikian pula dengan tahun. Satu tahun matahari terdiri atas 365
hari lebih sekian jam, pada hal jumlah hari di dalam setahun adalah bulat. Akibatnya, pada ulang bulan, kedudukan bulan tidak tepat sama seperti
kedudukannya pada bulan lalu. Pada ulang tahun, kedudukan matahari tidak tepat sama seperti kedudukannya pada tahun lalu.
Untuk menyelesaikan masalah sekian jam yang lebih pada setiap bulan dan pada setiap tahun, maka pada bulan dan tahun tertentu diberikan tambahan hari.
Hal ini dikenal sebagai interkalasi. Interkalasi merupakan hal yang cukup rumit di dalam kalender. Tidak mudah untuk menemukan interikalasi yang
menyebabkan kedudukan bulan atau matahari tepat kembali sama seperti pada waktu sebelumnya.
Kalender Romawi
Kita tinggalkan dulu interkalasi ini dan menengok ke sejarah kalender kita. Kalender kita berasal dari kalender Romawi kuno. Konon kabarnya,
kalender Romawi kuno ditetapkan oleh raja pertamanya pada abad ke-7 atau ke-8 sebelum Masehi. Pada ketentuan raja Romulus ini, awal tahun dimulai pada
bulan Martius dan diakhiri pada bulan December (desi = 10). Panjang tahun adalah 10 bulan. Setiap bulan terdiri atas 30 atau 31 hari sehingga di dalam
setahun terdapat 304 hari. Setelah itu terdapat celah musim dingin yang tidak ada kalendernya.
Raja kedua Numa Pompilius membagi celah musim dingin itu menjadi dua bulan yakni bulan Januarius dan Februarius. Dua bulan tambahan
sebanyak 50 hari ini diletakkan di akhir tahun sehingga di dalam setahun terdapat 354 hari. Kemudian pada bulan Januarius ditambahkan satu hari lagi
sehingga di dalam setahun terdapat 355 hari.
Raja kelima Tarquinius Priscus (616 – 579 sM) adalah orang Etruscan. Kalender diubah menjadi kalender republik. Pada kalender republik ini, Februarius 28
hari; Martius, Maius, Julius (waktu itu masih bernama Quintilis), dan October, masing-masing 31 hari; serta Januarius, Aprilis, Junius, Augustus (waktu itu
masih bernama Sextilis), dan December, masing-masing 29 hari. Di dalam setahun terdapat 355 hari. Raja ini juga memindahkan awal tahun ke bulan
Januarius namun pada tahun 510 sM, melalui pengusiran orang Estrucan, awal tahun dikembalikan ke bulan Maret.
Pada setiap akhir tahun, orang Romawi melakukan pembayaran upah. Sering upah berkenaan dengan pekerjaan di dalam musim yang dipengaruhi oleh
kedudukan matahari. Namun dengan 355 hari setahun, kedudukan matahari bergeser dari akhir tahun ke akhir tahun. Karena itu orang Romawi menambahkan
22 dan 23 hari selang-seling pada setiap dua tahun, dan tambahan diselipkan di antara tanggal 23 dan 24 Februarius. Dengan demikian, setiap empat tahun 127
terdapat 1465 hari atau rerata di dalam setahun terdapat 366,25 hari.
Julius Ceaser memanggil Sosigenes untuk membenahi kalender. Sosigenes menggunakan tahun dengan 365,25 hari. Pada tahun 46 sM, Sosigenes
menambah 67 hari ke dalam kalender sehingga pada tahun itu terdapat 445 hari. Mulai tahun 45 sM, Romawi menggunakan kalender baru yakni tahun dimulai
128
129
Tanggal Julian (tahun 1583 oleh Joseph Justus Scaliger)
19 x 15 x 28 = 7980 tahun
130
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Tenung
Merupakan kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan atau
menyakitkan orang
Sekalipun tidak ada dasar ilmiahnya, sampai sekarang pun,
kalangan tertentu masih percaya akan kekuatan tenung (guna-
guna)
132
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Astrologi
Di samping astronomi, muncul juga pengetahuan lain yang
dikenal sebagai astrologi
Menurut astrologi, dunia bintang-bintang adalah
makrokosmos dan dunia manusia adalah mikrokosmos
Mikrokosmos adalah refleksi dari makrokosmos sehingga
nasib manusia dapat diramal dari gejala bintang-bintang di
langit
Jam dan tanggal lahir menjadi patokan untuk ramalan
nasib manusia
Peranan Astrologi
Peranan astrologi melampau batas zaman kuno 133
ASTROLOGY
Alkemi
Di samping ramuan bahan secara alamiah, muncul
kepercayaan dan mistik berkenaan dengan ramuan bahan itu
Ramuan dengan kepercayaan seperti ini dikenal sebagai
alkemi
Alkemi bertujuan untuk membuat emas dari bahan murah
serta membuat obat panjang umur yang membuat orang tidak
mati
Ada alkemi yang hanya rajin menulis melalui sandi rahasia
serta ada alkemi yang rajin meramu bahan
Peranan Alkemi
Peranan alkemi melampaui batas zaman kuno 138
Mereka baru hilang pada zaman modern (abad ke-18 dan ke-
Zaman Kuno
Sebelum Abad ke-5 sM
Asas Indeterminisme
Dikenal sebagai uncertainty principle, ditemukan oleh
Heisenberg pada tahun 1928
Bertentangan dengan asas determinisme universal, tetapi
hanya berlaku di fisika partikel subatomik dan dalam ukuran 139
yang sangat kecil
Zaman Yunani Kuno
5 sM sampai 1 sM
Kebudayaan Yunani
Zaman ini merupakan zaman emas Yunani Kuno
Budaya berkembang ke arah kecendekiaan
Sekalipun Yunani Kuno mengenal dewa dan dewi, pemikiran
mereka tidak melibatkan dewa dewi itu
Di zaman itu lahir filsafat dan demokrasi dan sangat
berpengaruh terhadap kebudayaan barat sampai sekarang
Babakan
Zaman pra-Sokrates
Zaman Sokrates
Zaman pasca-Sokrates
140
Zaman Yunani Kuno
5 sM sampai 1 sM
Zaman Pra-Sokrates
Ada tiga pemikiran besar pada zaman itu yang dibicarakan
di sini:
Unsur dasar pembentuk alam dan bentuk alam
Alam tunggal dan alam jamak
Realitas bilangan
142
THALES OF MILETUS
145
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Unsur Alam
Letak Unsur
Tanah
di tengah alam, benda jatuh karena kembali ke letak asal
Air
di tepi tanah, air keluar dari tanah melalui mata air karena
kembali ke letak asal
udara
di tepi air, udara di dalam air bergelembung naik karena kembali
ke letak asal
api
di tepi udara, dalam bentuk kilat di langit
Sifat Unsur
tanah kering dingin
air basah dingin
udara basah panas
api kering panas
Benda
Benda merupakan kombinasi dari keempat unsur beserta sifat
mereka
Asumsi
Unsur alam beserta sifatnya ini dijadikan asumsi di dalam 147
pengetahuan kemudian
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Unsur Alam
148
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Unsur Alam
Bentuk Alam
Menurut Anaximander (± 610 sM - ± 546 sM) dari Miletus
langit berentuk bola serta permukaan bumi melengkung dan
berbentuk silinder dengan sumbu timur-barat
Menurut Anaximenes dari Miletus, bumi berbentuk meja
bundar (cakram)
Menurut Pythagoras, bumi berbentuk bola
Alam
alam terdiri atas substansi dan bentuk
150
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Wujud Alam
151
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Wujud Alam
Perguruan Elea
Dipimpin oleh Parmenides
Pengikut terkenal adalah Zeno dari Elea
Menganut alam tunggal (monisme)
Heraklitus
Mengagumi api yang bergerak dan air yang mengalir
Ucapan terkenal “panta rhei = semua mengalir”
Menganut alam jamak
Empedokles
Substansi alam terus bergerak, berpadu melalui kasih, dan
152
bercerai melalui benci, berulang-ulang terjadi secara
PARMENIDES
Parmenides (b. c. 515 BC), Greek philosopher of Elea in
southern Italy who founded Eleaticism, one of the leading per-
Socratic schools of Greek thought. His general teaching has been
diligently reconstructed from the few surviving fragments of his
principal work, a lengthy three-part verse composition titled On
Nature.
Parmenides held that the multiplicity of existing things, their
changing forms and motion, are but an appearance of a single
eternal reality (“Being”), thus giving rise to the Parmenidian
principle that “all is one.” From this concept of Being, he went on to
say that all claims of change or or bob-Being are illogical. Because
he introduced the method of basing claims about appearances on
a logical concept of Being, he is considered one of the founders of
metaphysics.
Plato’s dialogue the Parmenides deals with his thought. An
English translation of his work was edited by L. Taran (1965).
153
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Wujud Alam
Paradoks Zeno
Zeno dari Elea (penganut paham alam tunggal) membantah
paham alam jamak melalui empat paradoks
Paradoks dikotomi
Paradoks Achilles
Paradoks panah
Paradoks stadion
Cara
Menggunakan paham alam jamak (terbagi) dan menunjukkan
ketidaklogisan
154
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Wujud Alam
Paradoks Dikotomi
Dari titik A bergerak menuju ke titik B
Kalau jarak ini terbagi (paham jamak) maka jalan itu dibagi
dua
Setelah tiba di tengah jalan, sisa jalan dibagi dua lagi
Setelah mencapai titik tengahnya, sisa jalan dibagi dua lagi
Demikian seterusnya, sehingga kita tidak mungkin tiba di B
A B
155
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Wujud Alam
Paradoks Achilles
Achilles adalah dewa Yunani yang larinya tercepat; kura-kura
adalah hewan yang jalannya paling lambat
Achilles ingin menyusul kura-kura yang sudah lebih dahulu
berjalan
Setiap kali Achilles tiba ke tempat kura-kura, sang kura-kura
sudah maju sedikit
Demikian seterusnya, sehingga Achilles tidak mungkin
melewati kura-kura
Bahkan menurut paradoks dikotomi, Achilles tidak mungkin
mencapai tempat kura-kura
Achilles Kura-kura
156
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Wujud Alam
Teori Atom
Leucippus dan Democritos muncul dengan teori atom ( a
tomos = tidak terpenggal)
Menurut mereka segala sesuatu memiliki bagian terkecil
berupa atom
Segala sesuatu itu meliputi benda dan bukan benda (berbeda
dengan atom unsur di kimia)
Benda: kayu, batu, air; bukan benda: api, jiwa, perasaan,
pikiran
Ada atom kasar seperti atom api; ada atom halus (eidola)
seperti atom jiwa (psyche)
Pemenggalan sesuatu akan terhenti pada atom
Tampaknya teori atom ini dapat menjawab paradoks Zeno
157
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Bilangan
Perguruan Pythagoras
Kita mengenal dalil Pythagoras di geometri (sebelum
Pythagoras, dalil ini sudah dikenal)
Sebenarnya, banyak hal yang dikemukakan oleh Perguruan
Pythagoras, dan kesemuanya berkenaan dengan bilangan
Paham Pythagoras
Segala sesuatu duduk di atas bilangan dan dapat dinyatakan
dalam bilangan
Perguruan Pythagoras menemukan berbagai sifat bilangan
Tugas ahli filsafat, menurut perguruan Pythagoras, adalah
mencari bilangan itu
158
PYTHAGOREAN PHILOSOPHY
162
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Bilangan
Harmoni
Pythagoras menemukan bahwa nada dapat dinyatakan
dengan rasio panjang kawat yang menghasilkan nada (1 :
¾ : 2/3 : ½ ) atau (12 : 9 : 8: 6)
oktaf (diaspason) 12 : 6; fourth (diatessaron) 8 : 6; fifth
(diapente) 12 : 8
Rasio ini dinamakan harmoni
Menurut mereka, jarak benda langit ke bumi juga memiliki
rasio harmonis (music of the sphere)
Menurut mereka, tubuh manusia sehat memiliki tone yang
harmonis; sakit berarti tone tidak harmonis lagi, diobati dengan
tonikum
163
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Bilangan
Arti Bilangan
1 = titik; penalaran
2 = garis; pendapat
3 = bidang
4 = bentuk ruang; keadilan
5 = kualitas fisik; perkawinan
6 = animasi; semangat
7 = inteligensi; kesehatan
8 = cinta; persahabatan; kearifan
9 = keadilan
Genap Ganjil
Bilangan genap (artios) tidak disukai karena mudah 164
terbagi/pecah
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Bilangan
Bilangan 10
Bilangan 10 adalah ideal karena 1 + 2 + 3 +4 = 10
BILANGAN 2=2X1
PERSEGI PANJANG 2+4=3X2
2+4+6=4X3
2+4+6+8=5X4
...
2 6 12 20
BILANGAN`SEGILIMA
1=1
1+4=5
1 + 4 + 7 = 12
1 + 4 + 7 + 10 = 22
...
1 5 12 22
BILANGAN KUBIK
1 = 13
1 + 7 = 23
1 + 7 + 19 = 33
1 + 7 + 19 + 37 = 43
1 8 27
... 167
THE SQUARE ROOT OF TWO
The square root of 2, which was the first irrational to be
discovered, was known to the early Pythagoreans, and ingenious
methods of approximating to its value was discovered. The best
was as follows: Form two columns of numbers, which we will call
the a’s and the b’s; each starts with 1. The next a, at each stage, is
formed by adding the last a and b already obtained; the next b is
formed by adding twice the previous a to the previous b. The first 6
pairs so obtained are (1,1), (2,3), (5,7), (12,17), (29,41), (70,99). In
each pair, 2a2b2 is 1 or 1. Thus b/a is nearly the square root of
two, and at each fresh step it gets nearer. For instance, the reader
may satisfy himself that the square of 99/70 is very nearly equal to
2. [from Bertrand Russell, History of Western Philosophy]
a’ = a + b
b’ = 2a +b = b/a 168
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Bilangan
Sifat Bilangan
Bilangan sempurna
jumlah faktor = bilangan
mis. 1 + 2 + 3 = 6
1 + 2 + 4 + 7 + 14 = 28
Bilangan berkekurangan
jumlah faktor < bilangan
mis. 1 + 2 + 4 < 8
Bilangan berlimpahan
jumlah faktor > bilangan
mis. 1 + 2 + 3 + 4 + 6 > 12
Bilangan bersahabat
jumlah faktor bilangan = bilangan sahabatnya
169
mis. 1+2+4+5+10+11+20+22+44+55+110=284
Zaman Yunani Kuno
Pra-Sokrates: Protagoras
Ukuran
Menurut Protagoras, manusia adalah ukuran dari semua
benda, tentang benda yang ada dan tentang benda yang tidak
ada
Akibatnya, menurut orang yang satu, benda adalah seperti ini,
tetapi menurut orang yang lain, bisa lain lagi
Perguruan
Sokrates adalah guru dari Plato
Plato adalah guru dari Aristoteles
Sokrates, Plato, Aristoteles adalah tiga ahli filsafat yang
terkenal dari zaman Yunani Kuno
Setelah Aristoteles, Yunani ditaklukkan oleh Alexander, dan
mengalami kemunduran
Perguruan
Memberi pelajaran di taman Akademon di pinggir kota
Athena
Dikenal sebagai Perguruan Akademia (asal usul dari kata
akademik) dari 387 sM sampai 529
Perguruan Akademia
Akademia tua oleh Plato (387 sM), diteruskan oleh
pengikutnya (dan kemanakan) Speusippus, Xenokrates dari
Khalkedon, Polemon dari Athena, Krates
Akademia pertengahan diteruskan oleh Arkesilaus (316 -
241 sM)
Akademia baru oleh Kameades (214?sM - 129 sM)
Dibubarkan oleh Kaisar Justinian pada tahun 529 172
Zaman Yunani Kuno
Plato
Perguruan
Memberi pelajaran sambil berjalan-jalan (peripatetik) di
taman Lyceum
Dikenal sebagai Perguruan Lyceum
Karena mengajar sambil berjalan-jalan, anggota perguruan
ini dikenal sebagai Peripatetik
Pernah memberi pelajaran kepada anak Raja yang
kemudian menjadi Alexander Agung
Kegiatan Ilmiah
Sebagai anak dokter, ia banyak menelaah alam terutama
biologi dan psikologi
Tidak sepaham dengan Plato tentang bentuk (ide); Plato
bentuk sebelum materi, Aristotles bentuk di dalam materi
Karya Aristoteles
Logika di dalam Organon
kategori, tentang interpretasi, prior analytics
posterior analytics, topik, sophistical refutations
Filsafat Alam
tentang langit (meteorologi)
fisika (materi dan bentuk atau form)
tentang unsur (tanah, air, udara, api)
astronomi, geografi, kimia, biologi
Psikologi
raga dan jiwa (materi dan bentuk)
pikiran
Metafisika
176
Etika dan Politik
CATEGORY
Category, in logic, a term used to denote the several most
general or highest types of thought forms of entities, or to denote
any distinction such that, if a form or entity belonging to one
category is substituted into a statement in place of one belonging
to another a nonsensical assertion must result.
The term was used by Aristotle to denote a predicate type; i.e.,
the many things that may be said (or predicated) of a given subject
fall into classes—such as quantities, substances, relations, and
states—which Aristotle called categories. To the Greeks, the
clarification of predicate categories helped resolve questions that
seemed to be paradoxes. In the course of a year or so, for
example, Socrates could cease to be taller and come to be shorter
than Alcibiades; so he is not now what he was at an earlier date.
Yet he does not cease to be human being. One may wonder how
he can not be what he used to be (taller) and still be what he used
to be (a human being). The answer is that the categories are
different: a change of relation is not a change of substance.
Though the Stoics, philosophers of ancient Greece, had
recognized only 4 “most generic” notions, Aristotle’s 10 categories 177
were treated throughout the
Middle Ages as though they were definitive. In a commentary on Aristotle’s
Categoriae (Categories), the Neoplatonist Prophyry set the stage for the
entire medieval controversy over universals, or general abstract terms (see
Nominalism), and he thus posed the issues that any theory of categories
must resolve.
In the 18th century Immanuel Kant revived the term category to
designate the different types of judgments or ways in which logical
propositions function. It should thus be clear that, whereas Kant retained
the Aristotelian term “category” and even some of the subterms, such as
“quality,” “quantity,” and “relation,” his distinctions were different from those
of Aristotle. For Aristotle, for example, “quality” referred to such predicates
as “white” or “sweet,” whereas for Kant it designated the distinction
between affirmative and negative.
After Kant, G.W.F Hegel arranged many categories in a dialectical
structure of ascending triads and thus initiated the modern tendency to
regard them as many and as comprising the basic principles of a logical
and/or metaphysical system; thus, for Hegel the categories encompassed
both form and content. Early in the 20th century, Bertrand Russell, faced
with a “contradiction” in the foundations of mathematics, developed the
theory of types, which distinguished different levels of language and held
that the levels should not be intermixed .
Meanwhile, Charles Sanders Peirce, an American logician and
Pragmatist, arguing from Kant’s categories, proposed a 178
reduced list of categories. He defended the view that there can be
three and only three types of predicates: “firstness,” that of “pure
possibility”; “secondness,” that of “actual existence”; and
“thirdness,” that of “real generality.” Clearly, if universals belong to
the category of thirdness, then the Nominalist, who urges that
universals have no existence (the secondness category) is
confusing categories and, by the definition of “category,” is making
a nonsensical statement. Such misjudgments, made famous as
“category-mistakes” by Gilbert Ryle, a mind 20th-century Oxford
Analytical philosopher, have played an important role in recent
linguistic philosophy, which, with the proliferation of categories, has
applied this critique, with powerful therapeutic effect, to
philosophical discourse.
Stanislaw Lesniewski (1886-1939), a Polish logician, and Rudolf
Carnap (1891-1970), a German-American semanticist,
distinguished between syntactical categories (dealing with the
interrelations of concepts) and semantical categories (dealing with
concepts and referents). Distinctions akin to those of Aristotle are
thus apt to be described today as semantical, as distinctions
between kinds and modes of significance rather than kinds of
linguistic expressions or of things or happenings. P.F. Strawson, 179
another Oxford philosopher, discussed the implications of category
Zaman Yunani Kuno
Aristoteles
Sebab
Ada material cause (bahan pembuat)
Ada formal cause (bentuk buatan) 180
Ada efficient cause (pengerjaan pembuatan)
CAUSE
Cause, in the philosophy of Aristotle, is a special generic term
referring to the four principles through which one arrives at
knowledge of any entity. In distinguishing between the material,
formal, efficient, and final causes of a substance, Aristotle
attempted to take into account everything necessary to produce it.
Background. The theories of the pre-Socratic philosophers
postulated the elements from which all things were formed: earth,
air, fire, and water. This view corresponds somewhat to Aristotle’s
concept of a material cause; however, it was too limited to account
for an ordered cosmos and its intelligibility.
Plato’s concept of the causes of things in part resembles
Aristotle’s formal cause. Plato made the mistake of treating the
essences of entities (the Platonic Forms or Ideas) as though they
were substances in their own right.
The Four Causes. Aristotle found unacceptable Plato’s view that
the essence of entities reside in a separate realm of Forms. He
attempted to describe the existence of all things in terms of the
things themselves, without postulating a special metaphysical
realm. According to Aristotelian analysis, all material things 181
(sensible substances) are composed of matter and form. Matter, or
of which a thing is made—brick is the material cause of a house. It
is important to note here that “matter” is a relative term for Aristotle;
by it he means the materials of a thing relative to the structure that
holds them together. Thus, the elements are the material cause of
organs; tissues are the material cause of the living body.
The form of an entity, either its “shape” or its structural plan, is
its formal cause. The blueprint, or the actual structure of a house,
are the formal causes of the house. The formal and material
causes are generally inseparable for Aristotle—each requires the
other.
Although each individual entity is a composite of matter and
form, these two categories do not sufficiently account for why
things are what they are. There must be an agent or force that
imposes the form on the matter. That something is Aristotle’s
sufficient cause, the vis a tergo, or “push from behind.” The builder
of a house (or the builder in the act of building) is the efficient
cause of the house. This cause most closely corresponds to the
ordinary meaning of “cause” today.
182
Just as the “push from behind” pushes the substance
to change in a specific direction, that direction is predetermined by
the vis a fronte, or “pull from the front”: the entelechy, or final
cause. This cause is the end, purpose, or goal at which the
process of change aims and terminates. The final cause of a house
might be “being comfortable to live in.”
Present-Day Implications. The Aristotelian account of causation
is not generally used in modern analysis of cause, which is
interested in clarifying statements concerning cause in ordinary
and scientific discourse. However, the subject of final causes
(teleological explanation) is still vigorously discussed, particularly in
the life and social sciences.
183
Zaman Yunani Kuno
Aristoteles
Zaman Pasca-Arsitoteles
Yunani Kuno dikuasai oleh Alexander Agung dan mengalami
kemunduran, serta terus mundur pada masa pasca-
Alexander Agung
Ada empat paham dogmatis pada zaman itu, Stoik,
Epikurus, Skeptik, Cynics
Paham Stoik
Dasar kebahagiaan adalah hidup dalam kecocokan dengan
diri sendiri (kemudian dengan alam)
Kebaikan sejati adalah kebajikan dan bukan harta; dasar
kebajikan adalah kontrol diri
185
Paham Epikurus
Zaman Yunani Kuno
Pengetahuan Matematika dan Alam
Matematika
Matematika cukup maju melalui tokoh seperti Euclides,
Eratosthenes, Pythagoras, Apollonius
Pengobatan
Tokoh terkenal di bidang pengobatan mencakup Hippocrates,
Galen (zaman Romawi)
Fisika
Tokoh terkenal di bidang fisika mencakup Archimedes (gaya
timbul, pengungkit, katrol)
186
Zaman Yunani Kuno
Pendidikan
Pendidikan Sophist
Pendidikan tinggi (belum ada universsitas) berlangsung tanpa
perguruan dengan para sophist sebagai guru
Perguruan Philosopher
Para philosopher seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles
sebagai guru; mereka membentuk perguruan
Pendidikan Anak
Anak belajar pada waktu senggang
Dalam bahasa Yunani, waktu senggang adalah “skhole,” dan
daripadanya lahir kata sekolah
Guru adalah paidagogos yakni budak tua yang sudah 187
berpengalaman dan dipercaya
Zaman Romawi
Abad ke-1 sM - Abad ke-5
Karateristik Zaman
Romawi menjadi besar pada abad ke-1 sM dengan
menaklukkan Yunani, Eropa, Asia Barat, dan Afrika Utara
Tokoh terkenal: Julius Ceaser, Augustus Ceaser
Lebih tertarik kepada peperangan, memerintah, hukum,
daripada kepada filsafat
Membiarkan filsafat diteruskan oleh orang Yunani, sehingga
perguruan Akademia dapat terus hidup
Mula-mula bukan nasrani, tetapi kemudian menjadi nasrani
(di mulai dari Romawi Timur)
Dengan alasan bukan nasrani, Perguruan Akademia ditutup
oleh Kaisar Justinian pada tahun 529
188
Zaman Romawi
Abad ke-1 sM - Abad ke-5
Runtuhnya Romawi
Romawi diserang oleh Goth dari Utara serta oleh Vandals
Pada akhir abad ke-4, Romawi pecah menjadi Romawi Barat
(di Roma) dan Romawi Timur (di Konstantinopel)
Romawi Barat runtuh pada abad ke-5
Romawi Timur dapat bertahan sampai tahun 1475 namun
mereka lebih dikenal sebagai Byzantium daripada sebagai
Romawi
Di sini, Zaman Romawi diakhiri dengan runtuhnya Romawi
Barat
Dengan demikian, Zaman Romawi adalah dari abad ke-1 sM
sampai abad ke-5
189
Zaman Romawi
Filsafat dan Ilmu
Filsafat
Diteruskan oleh orang Yunani
Mereka meneruskan filsafat dari zaman Yunani Kuno
Mereka dikenal sebagai Neo-Pythagoras, Neo-Plato, Neo-
Aristoteles
Astronomi
Pada waktu itu, Claudius Ptolemaeus mengemukakan paham
geosentris (benda langit beredar mengelilingi bumi)
Asumsi ini cocok dengan anggapan bahwa manusia adalah
pusat alam dan dianut oleh katedral (gereja)
Asumsi ini bertahan sampai Zaman Kebangkitan
190
Zaman Romawi
Filsafat dan Ilmu
Kalender
Julius Ceaser menugaskan Sosigenes menstandarkan
kalender
Sebelum menggunakan kalender baru, tahun terakhir
berlangsung selama 445 hari
Kalender ini yang kita gunakan sekarang (pada abad ke-15
dikoreksi oleh Paus Gregorius) dengan mengurangi tiga hari
pada setiap empat abad; ketika diterapkan, terjadi lompatan
10 hari
Ilmu
Sebagian ilmu diteruskan oleh orang Yunani dan sebagian
lagi oleh orang Romawi
Tokoh terkenal pada waktu itu: Ptolemaeus (astronomi),
Sosigenes (astronomi), Galen, Celsus (medik), Vitruvius
191
(arsitek), Diophantus, Pappus, Hypatia (matematika)
Zaman Romawi
Karya
Kemunculan
Berkembang sekitar tahun 100 di Alexandria, Mesir
Gabungan dari beberapa sumber
Filsafat Yunani Kuno
Tukang Mesir
Astrologi Mesopotamia
Pertukangan Mesir
Mereka mahir di dalam pembuatan logam dan bahan warna
Mengetahui bahwa bahan dapat berubah
Bahan yang sempurna dan langka adalah emas
Astrologi Mesopotamia
Logam berkaitan dengan planet (makrokosmos)
Planet berkaitan dengan kehidupan manusia (mikrokosmos),
hewan, dan tumbuhan yang bisa lahir, tumbuh, sakit, dan
mati
Logam dapat lahir, tumbuh, sakit, dan mati
Karena itu, logam dapat disempurnakan
194
Emas adalah logam sempurna
Zaman Romawi
Alkemi
Kegiatan Alkemi
Meramu berbagai bahan dengan harapan menghasilkan
emas dari bahan murah
Membuat catatan yang dirahasiakan (emas tidak akan
berharga lagi kalau rahasia membuatnya dari bahan murah
diketahui orang lain)
Karakteristik Zaman
Berlangsung setelah keruntuhan Romawi (Barat) pada abad
ke-5 karena serangan Goth dan Vandal
Penyerangan Goth dan Vandal berlangsung secara
barbarisme
Terjadi kemunduran di bidang ekonomi dan demofrafi
Terlalu sedikit dokumen yang ditemukan (survive) untuk
menceriterakan keadaan pada waktu itu, sehingga muncul
istilah Zaman Gelap (Dark Ages)
Pada zaman itu, Arab bangkit dan memiliki pusat
kecendekiaan di Baghdad (Sultan Harun Al-Rasyid) dan di
Cordoba (Spanyol)
196
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Cendekiawan Arab
Arab bangkit setelah bangkitnya Islam pada abad ke-7
Cendekiawan ini berpusat di Baghdad dan di Cordoba
Mereka menerjemahkan karya Yunani Kuno ke dalam bahasa
Arab
Mereka juga menyerap kebudayaan dari India dan dari Cina
Terjemahan ini menyebabkan banyak karya Yunani Kuno
tidak sampai hilang
Setelah Zaman Gelap, terjemahan bahasa Arab ini
diterjemahkan lagi ke dalam bahasa Latin oleh cendekiawan
Eropa
198
Zaman Gelap
Cendekiawan Arab
Alkemi
Arab juga meneruskan kegiatan alkemi
Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari
Cina (dari Taoisme)
Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya
esoterik dan eksoterik sama kuatnya
Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda
alkali)
200
Zaman Pertengahan
Zaman Gelap
Abad ke-5 sampai Abad ke-10
Alkemi
• Arab juga meneruskan kegiatan alkemi
• Mereka memadukan alkemi dari Yunani dengan alkemi dari
Cina (dari Taoisme)
• Kelompok eksoterik menguat lagi sehingga kedua-duanya
esoterik dan eksoterik sama kuatnya
• Dari kegiatan mereka ditemukan bahan alkali caustik (soda
alkali)
Zaman Pertengahan
• Zaman Gelap disusul oleh Zaman Pertengahan (Medieval) 201
pada abad ke-10
Zaman Pertengahan
Abad ke-10 sampai Abad ke-15
Karakteristik Zaman
• Kehidupan di Eropa relatif lebih tenang
• Kegairahan belajar mulai bangkit lagi. Mulai ada pendidikan
di luar katedral
• Karya Yunani dan Arab diterjemahkan dari bahasa Arab ke
bahasa Latin terutama oleh orang Yahudi
• Perhatian kepada filsafat tararah ke metafisika dan bahkan
diperdebatkan
• Filsafat digunakan untuk menjustifikasi agama
• Universitas dengan istilah universitas mulai muncul pada
zaman ini
• Metoda induktif mulai digunakan di dalam pencarian
pengetahuan 202
Zaman Pertengahan
Filsafat Metafisika
Aliran Filsafat
• Sejak zaman Yunani Kuno sudah ada perbedaan aliran di
bidang metafisika
• Pada zaman pertengahan, setiap aliran mengemukakan
argumentasi masing-masing
• Ada yang berpegang kepada Plato serta ada yang
berpegang kepada Aristoteles
Perdebatan
• Ada kalanya, aliran berbeda saling berdebat
• Argumentasi cukup marak pada abad ke-12 sampai ke-14;
Universitas juga mempelajari esensi universal pada filsafat
203
• Dari zaman ke zaman terjadi pergeseran anutan dari satu
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Studium
• Bermunculan studium yakni tempat orang mempelajari
bidang pengetahuan tertentu di bawah pengajar
• Ada tiga studium yang sangat terkenal yakni studium di
Salerno (medik), Bologna (hukum dan teologi), dan Paris
(seni dan teologi); semacam program studi sekarang
Studium Generale
• Studium generale adalah studium yang terbuka untuk
semua pelajar (dari berbagai negeri)
• Jadi generale di sini berarti terbuka untuk semua jenis
pelajar
204
• Biasanya studium yang terkenal berbentuk studium generale
Zaman Pertengahan
Studium dan Uunivesitas
Gelar
• Kecuali hukum, medik, dan teologi, semua lainnya adalah
filsasat, sehingga gelar lulusan menjadi PhD
• Lulusan medik adalah MD dan luluan hukum LLD (bukan
PhD)
Pakaian
• Di Oxford dan Cambridge, toga adalah pakaian sehari-hari
(kini dipakai pada upacara saja) 207
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Universitas Scholarium
• Dalam bahasa Latin, universitas berarti organisasi atau
korporasi
• Karena mahasiswa luar kota di Bologna mengalami
sejumlah kesulitan (pemondokan, makan), pada tahun ±
1158, mereka membentuk universitas scholarium (korporasi
pelajar)
• Mahasiswa berasal dari setiap negeri membentuk consiliarii
masing-masing
• Mereka mengangkat rector scholarium (rektor pelajar) untuk
menentukan kurikulum dan upah pengajar
• Dari Bologna, model universitas scholarium menyebar ke
Padua, Roma, Montpellier, Salamanca, Perancis bagian
selatan (umumnya di Eropa selatan)
208
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Universitas Magistrorum
• Di Paris, universitas dibentuk oleh para magister menjadi
universitas magistrorum (korporasi pengajar)
• Pimpinan dan organisasi universitas dipegang oleh para
magister
• Model universitas magistrorum menyebar ke Oxford,
Cambridge, dan Eropa utara (dan ke jajahan mereka)
Cessatio
• Cessastio adalah berhenti (mogok). Cessatio terjadi kalau
timbul masalah serius
• Pada tahun 1229, terjadi cessatio di Universitas Paris
selama hampir dua tahun. Banyak magister dan pelajar 209
Zaman Pertengahan
Studium dan Universitas
Metoda Deduktif
• Dimulai dari yang telah diketahui (premis), melalui
penalaran, mencapai konklusi
• Metoda ini digemari karena argumentasinya sangat kuat
dan lagi pula mereka tidak usah melakukan kegiatan
manual (kegiatan manual dilakukan oleh para budak)
Asumsi
• Kelemahan metoda deduktif terletak pada kasus ketika
yang diketahui itu (premis) tidak ada
• Diciptakan asumsi untuk dijadikan yang diketahui itu yakni
dijadikan premis
212
• Asumsi tidak diuji, terserah mau diterima atau tidak
Zaman Pertengahan
Metoda Deduktif dan Induktif
Belantara Asumsi
• Karena banyak hal tidak memiliki atau menemukan
premis, maka asumsi bermunculan tanpa kendali
• Hal yang sama dapat diterangkan melalui asumsi yang
berbeda-beda