ILMU MANAJEMEN
PROGRAM STUDI
MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS BHAYANGKARA
SURABAYA
FILSAFAT
ILMU MANAJEMEN
FILSAFAT
ILMU
MANAJEMEN
PENGERTIAN FILSAFAT
Dari sisi bahasa
Kata filsafat berasal dari Yunani, yaitu philosophia.
- Philo = “cinta”, dan
- Sophia = “kebijaksanaan/kebenaran”
Hasbullah Bakry:
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai Ketuhanan,
alam semesta dan manusia, sehingga dapat
melahirkan pengetahuan tentang kehidupan.
PROSES BERFILSAFAT
1. LOGIS, yaitu berpikir dengan menggunakan
logika, yaitu melalui tiga tahap:
pemahaman, keputusan dan argumentasi.
Contoh:
Alam berubah (premis minor)
Setiap berubah, perbaruan (premis mayor)
Alam baru (kesimpulan)
2. SISTEMATIS, yaitu berpikir melalui alur yang
sistemik sehingga ditemukan adanya koheren (saling
runtut), diantara satu pertanyaan dengan pertanyaan
lainnya.
3. RADIKAL, berpikir sampai kepada akar masalah.
3. RASA KAGUM
Filsafat lahir adanya kekaguman manusia tentang
dunia dan lingkungannya (Plato).
Para filsuf atas kekagumannya mencoba merumuskan
asal mula alam semesta.
4. PERKEMBANGAN KESUSASTERAAN
Faktor lain yang menyebakan lahir dan
berkembangya filsafat adalah kesusastraan.
FILSAFAT, ILMU, dan AGAMA
FILSAFAT
Menurut Plato dan Al Faraby:
Filsafat, adalah pengetahuan ttg. segala yang ada
Filsafat, karena selalu berhadapan dengan alam
empiris, (metafisika, dan ghaib) maka komit
dengan organ (alatnya) yaitu logika.
Cara kerjanya selalu diawali “menurut logika”
Berpikir logis, sistematis, radikal, dan universal.
Filsafat kebenarannya bersifat spekulatif
(berdasarkan nalar dan logika), keduanya
bersifat nisbi.
Kebenaran bersifat relative, dan
tergantung latar belakang:
a) Pendidikan,
b) Sosial budaya,
c) Agama, dan
d) sebagainya.
Aturan (rule of the game), berfilsafat
1. Berpikir logis,
2. Sistematis,
3. Radikal, dan
4. Universal
Dengan mengindahkan ke empat aturan tersebut,
maka kita bisa menjadi seorang filsuf.
ILMU
adalah sistem dr berbagai pengetahuan
yang masing-2 mengenai suatu
pengalaman tertentu (sejenis) yang
disusun melalui sistem tertentu, sehingga
menjadi suatu kesatuan.
Ilmu
Menampakkan diri sebagai kegiatan
penalaran logis dari pengamatan empiris.
Ilmu
kebenarannya bersifat empiris
Ilmu
Merupakan rangkaian aktivitas yang
dilakukan manusia dalam sebuah proses,
dan rangkaian aktifitas bersifat
a. rasionalis,
b. kongnitif, dan
c. teologis.
a. Rasionalis
Rasional berarti kegiatan yang
mempergunakan kemampuan pikiran
untuk menalar yang berbeda dengan
aktivitas berdasarkan perasaan dan
naluri.
Penalaran merupakan suatu proses
berpikir dalam menarik kesimpulan
yang berupa pengetahuan.
b. Kongnitif
Kongnitif artinya aktivitas pemikiran
yang bertalian dengan: pengenalan,
penyerapan, pengkonsepsian, dalam
membangun pemahaman-2 secara
terstruktur guna memperoleh
pengetahuan
c. Teologis
Teleologis, yakni mengarah pada tujuan
tertentu karena para ilmuwan dalam
melakukan aktivitas ilmiah mempunyai
tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu
yang diinginkan oleh setiap ilmuwan.
Menurut Harsojo, ilmu terdiri dari 3 kesimpulan:
1) Merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistematikan,
2) Suatu pendekatan/metode terhadap seluruh empiris,
yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dan dapat
diamati oleh panca indra manusia, serta
3) Suatu cara yang mengijinkan para ahli lainnya untuk
menyatakan suatu proporsi (pembanding).
Kesimpulan:
Ilmu adalah aktivitas manusiawi
yang bertujuan.
Tujuan ilmu itu bermacam-macam
sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh masing-2 ilmuwan.
AGAMA
Agama, menemukan konsep kebenaran
bersumber pada wahyu, kebenarannya
bersifat mutlak, absolut sebagai kebenaran
tertinggi (hakiki).
Fakta:
Terdapat perbedaan pengertian agama
dikalangan tokoh agama
Agama, adalah suatu keyakinan akan adanya
aturan/jalan hidup (way of life) bersumber dari suatu
kekuatan yang absolut (Tuhan).
Kebenaran menurut:
Diri Sendiri
Kelempok
Hakiki “Mutlak”
DIMENSI KEBENARAN
Ruang dan
Waktu