Anda di halaman 1dari 7

Nama: Deviyani Limowa

NIM/Kelas: 2111052/A

BAB I RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU


A. Ilmu Sebagai Objek Kajian Filsafat
Setiap ilmu memiliki 2 macam objek yaitu objek material dan objek formal. Objek material merupakan segala sesuatu
yang dijadikan sasaran penyelidikan dan objek formal yaitu metode memahami objek material itu seperti pendekatan
induktif dan deduktif. Objek material filsafat adalah segala yang ada mencakup yang tampak dan yang tak tampak.
Yang tampak adalah dunia empiris dan yang tak tampak adalah alam metafisika. Objek formal filsafat adalah sudut
pandang yang menyeluruh, radikal, dan rasional tentang segala yang ada. Filsafat oleh para filosof disebut sebagai
induk ilmu sebab, dari filsafatlah ilmu modern dan kontemporer berkembang, sehingga manusia dapat menikmati
ilmu dan sekaligus buahnya, yaitu teknologi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak mencakup keseluruhan, tetapi
sudah menjadi sektoral.
B. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
1. Filsafat dan Hikmah
Secara Etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of wisdom). Orangnya disebut filosof yang
dalam Bahasa Arab disebut failasuf. Menurut Harun Nasution, kata benda dari falsafa seharusnya falsafah dan filsat.
Dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat, padahal bukan berasal dari kata Arab falsafah dan bukan dari
kata Inggris philosophy. Harun Nasution mempertanyakan apakah Fil berasal dari bahasa Inggris dan safah diambil
dari Bahasa Arab, sehingga terjadilah gabungan keduanya, yang kemudian menimbulkan kata filsafat? Harun
Nasution berpendapat bahwa istilah filsafat berasal dari bahasa Arab karena orang Arab lebih dulu datang sekaligus
mempengaruhi bahasa Indonesia daripada orang dan bahasa Inggris. Oleh karena itu, dia konsisten menggunakan kata
falsafat, bukan filsafat.
Moh. Hatta dan Langeveld mengatakan bahwa definisi filsafat tidak perlu diberikan karena setiap orang memiliki titik
tekan sendiri dalam definisinya. Oleh karena itu, biarkan saja seseorang meneliti filsafat terlebih dahulu kemudian
menyimpulkan sendiri?
Plato (427-347 SM) mengatakan bahwa objek filsafat adalah penemuan kenyataan atau kebenaran absolut (keduanya
sama dalam pandangannya), lewat “dialektika”. Sementara Aristoteles (384-332 SM) mengatakan bahwa filsafat
menyelidiki sebab dan asas segala terdalam dari wujud. Karena itu, ia menamakan filsafat dengan “teologi” atau
“filsafat pertama”. Aristoteles sampai pada kesimpulan perlu menetapkan satu penggerak pertama yang menyebabkan
gerak itu, sedangkan dirinya sendiri tidak bergerak. Penggerak pertama ini sama sekali terlepas dari materi; sebab
kalau ia materi, maka ia juga mempunyai potensi gerak. Allah, demikian Aristoteles, sebagai penggerak Pertama
adalah Aktus Murni. Dan ia adalah salah filosof Yunani kuno yang mengatakan bahwa filsafat memperhatikan seluruh
pengetahuan, dan kadang-kadang disamakan dengan pengetahuan tentang wujud (ontologi).
Immanuel Kant (1724-1804 M), mengatakan bahwa filsafat Itu ilmu dasar segala pengetahuan, yang mencakup
didalamnya empat persoalan, yaitu:
1. Apakah yang dapat kita ketahui? (Dijawab oleh metafisika)
2. Apakah yang boleh kita kerjakan? (Dijawab oleh etika/ norma)
3. Sampai di manakah pengharapan kita? (Dijawab oleh agama
4. Apakah yang dinamakan manusia? (Dijawab oleh antro polog).

2. Pengertian limu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: 'alima, ya'lamu, ilman, dengan wazan fa'ila, yaf'alu, yang berarti: mengerti, memahami
benar-benar
Mulyadhi Kartanegara mengatakan bahwa ilmu adalah “any organized knowledge”.

Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli, di antaranya adalah:

-Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam
suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut
bangunan nya dari dalam.

-Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan
keempatnya serentak.
Adapun perbedaan antara ilmu dan pengetahuan ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklasifikasi, tersistem
dan terukur serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang
belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik.
1. Pertanyaan landasan ontologis:
Objek apa yang ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut? Ini adalah dasar untuk mengklasifikasi
pengetahuan dan sekaligus bidang-bidang ilmu.
2. Pertanyaan landasan epistemologis:
Bagaimana proses pengetahuan yang masih berserakan dan tidak teratur itu menjadi ilmu? Bagaimana prosedur dan
mekanismenya?
3. Pertanyaan landasan aksiologis
Untuk apa pengetahuan yang berupa Ilmu itu dipergunakan? Bagaimana korelasi antara teknik prosedural yang
merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral.
BAB 2
LANDASAN ILMU PADA ZAMAN YUNANI
Filsafat alam pertama yang mengkaji tentang asal-usul alam adalah Thales (624-546 SM). Ia digelari bapak filsafat karena
dialah orang yang mula-mula berfilsafat dan mempertanyakan. Setelah Thales, muncul Anaximandros (610-540 SM).
Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal tidak, terbatas, dan meliputi segalanya.
Tokoh lain dari kaum Sofis adalah Gorgias (483-375 SM). Menurutnya ada 3 proporsi: pertama, tidak ada yang ada,
maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada ia tidak akan dapat diketahui. Dan ketiga,
sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
Namun, para filosof setelah kaum Sofis tidak setuju dengan pandangan tersebut, seperti socrates, Pluto, dan Aristoteles.
Menurut mereka, ada kebenaran objektif yang bergantung kepada manusia. Socrates berpendapat bahwa ajaran dan
kehidupan adalah satu dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Kemudian, menurut Pluto, esensi itu mempunyai
realitas dan realitasnya ada di alam idea. Kebenaran umumnya itu ada bukan dibuat-buat bahkan sudah ada di alam idea.
Puncak kejayaan filsafat Yunani terjadi pada masa Aristoteles (384-322 SM). Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis
bahasa yang disebut silogisme. Pada dasar silogisme terdiri dari 3 premis, yaitu semua manusia akan mati (premis mayor),
Socrates seorang manusia (premis minor), dan Socrates akan mati (konklusi). Logika Aristoteles ini juga disebut dengan
logika deduktif, yang mengukur valid dan tidaknya sebuah pemikiran.
. KEMAJUAN ILMU ZAMAN RENAISANS DAN MODERN
1. Masa Renaisans (Abad ke-15-16)
Nicholas Copernicus (1473-1543) dan Francis Bacon (1561-1626). Copernicus adalah seorang yang menemukan bahwa
matahari berada di pusat jagat raya, dan bumi memiliki dua macam gerak, yaitu perputaran sehari-hari pada porosnya dan
gerak tahunan mengelilingi matahari. Penemuan Copernicus mempunyai pengaruh luas dalam kalangan sarjana, antara
lain Tycho Brahe dan Johannes Keppler. Pada masa yang bersamaan dengan Keppler dan Galileo ditemukan Logaritma
oleh Napier (1550-1617)
2. Zaman Modern (Abad 17-19 M)
Isaac Newton (1643-1727) memulai sejarah ilmu modern. Perlu diketahui pula bahwa pada zaman modern ini terdiri
revolusi industri di Inggris.
KEMAJUAN ILMU ZAMAN KONTEMPORER
Beberapa Contoh Perkembangan Ilmu Kontemporer
a. Santri, Priyayi, dan Abangan
Abangan (yang menekankan pentingnya animistik), Santri (yang menekankan aspek-aspek Islam), dan Priyayi (yang
menekankan aspek-aspek Hindu).
Abangan, Santri, dan Priyayi, yang walaupun masing-masing merupakan struktur-struktur sosial yang berlainan, tetapi
masing-masing saling melengkapi satu sama lainnya dalam mewujudkan adanya sistem sosial Jawa yang berlaku umum di
Mojokuto.
b. Teknologi Rekayasa Genetika
c. Teknologi Informasi
d. Teori Partikel Elementer
BAB 3 PENGETAHUAN DAN UKURAN KEBENARAN
DEFINISI DAN JENIS PENGETAHUAN
Menurut Drs. Sidi Gazalba pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu pekerjaan tahu tersebut
adalah hasil dari kenal saudari Insaf mengerti dan pandai dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu. Orang pragmatis terutama John Dewey tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran jadi
pengetahuan itu harus benar kalau tidak benar adalah kontradiksi. Burhanuddin salam, mengemukakan bahwa
pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat yaitu: Pengetahuan biasa (common set), pengetahuan ilmu, pengetahuan
filsafat dan pengetahuan agama.
PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Pada dasarnya pengetahuan berbeda dengan ilmu perbedaan itu terlihat dari sifat sistematik dan cara memperolehnya
perbedaan tersebut menyangkut pengetahuan pra ilmiah atau pengetahuan biasa sedangkan pengaturan ilmiah dengan
pengetahuan ilmu tidak mempunyai perbedaan yang berarti
HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
1. Hakikat pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya adalah keadaan mental. Mengetahui sesuatu adalah menyusun
pendapat tentang suatu objek penyusunan gambaran tentang fakta yang ada di luar akal. Ada 2 teori yaitu:
realisme , pandangan realistis terhadap alam pengetahuan, realisme adalah ambaran atau kopi yang sebenarnya
dari apa yang ada di dalam nyata. Teori ke 2 yaitu idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan
yang benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil. Pengetahuan adalah proses-proses proses psikologis yang
bersifat subjektif.
2. Sumber pengetahuan. 1) empirisme,empeirikos artinya pengalaman. Menurut aliran ini manusia memperoleh
pengetahuan melalui pengalamannya dan bila dikembalikan kepada kata Yunani yaitu pengalaman yang masih
ialah pengalaman indrawi. John Locke bapak empiris Britania mengemukakan teori tabularasa maksudnya ialah
bahwa manusia itu pada mulanya kosong dari pengetahuan lantas pengalamannya mengisi jiwa yang kosong itu
lantas yang memiliki pengetahuan mula-mula yang masuk itu sederhana lama-kelamaan kompleks lalu
tersusunlah pengetahuan. Aliran ini mempunyai kelemahan antara lain objek yang menipu, indera terbatas, dan
berasal dari indera dan objek sekaligus.
2) Rasionalisme menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan pengetahuan yang benar diperoleh
dan diukur dengan asal manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. Spinoza
memberikan penjelasan yang lebih mudah dengan menyusun sistem rasionalisme atau dasar ilmu ukur,
menurutnya dalil ilmu ukur merupakan dalil kebenaran yang tidak perlu dibuktikan lagi artinya spinoza yakin jika
seseorang memahami makna yang terkandung oleh pernyataan sebuah garis lurus merupakan jarak terdekat di
antara dua buah titik maka seseorang mau tidak mau kebenaran pernyataan itu menurutnya tidak perlu ada bukti-
bukti yang makna yang terkandung kata-kata yang digunakan.
3) Intuisi menurut Henry Bergson intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini
mirip dengan insting tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya pengembangan kemampuan. Intuisi
Bersifat personal dan tidak bisa diramalkan. Sebagai dasar untuk menyusun pengetahuan secara teratur intuisi
tidak dapat diandalkan.
4) Wahyu adalah pengertian yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan para nabi. Para nabi
memperoleh pengetahuan dari Tuhan tanpa upaya tanpa bersusah payah tanpa memerlukan waktu untuk
memperolehnya. Pengetahuan mereka terjadi atas kehendak tuhan semesta Tuhan mensucikan jiwa mereka dan
diterangkannya pula jiwa mereka untuk memperoleh kebenaran dengan jalan Wahyu.
UKURAN KEBENARAN
Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran namun masalahnya tidak hanya
sampai situ saja problema kebenaran inilah kamu aja tumbuh berkembangnya epistemologi. Telah epistemologi terhadap
kebenaran membawa orang kepada sesuatu kesimpulan bahwa perlu dibedakan adanya tiga jenis kebenaran yaitu
kebenaran epistemologis kebenaran ontologis dan kebenaran semantis. Teori yang menjelaskan kebenaran epistemologis
yaitu:
1. Teori korespondensi. Menurut teori ini kebenaran atau keadaan benar itu apabila ada kesesuaian antara arti yang
dimaksud oleh suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju oleh pernyataan atau pendapat tertentu.
Realisme epistemologis berpandangan bahwa terdapat realitas yang independen yang terlepas dari pemikiran dan
kita tidak dapat mengubahnya bila kita mengalaminya atau memahaminya.
2. Teori koherensi tentang kebenaran. Menurut teori ini kebenaran tidak dibentuk atas hubungan antara putusan
dengan sesuatu yang lain yaitu fakta atau realitas. Jadi menurut teori ini, putusan yang satu dengan yang lainnya
saling berhubungan dan saling menerangkan satu sama lain.
3. Teori pragmatis tentang kebenaran. Jadi bagi para penganut pragmatis batu ujian kebenaran ialah kegunaan dapat
dikerjakan akibat atau pengaruhnya yang memuaskan menurut pendekatan ini tidak ada yang disebut kebenaran
yang tetap atau kebenaran yang mutlak.
4. Agama sebagai teori kebenaran.
BAB 4
ONTOLOGI

Dalam persoalan ontologi orang menghadapi persoalan bagaimanakah kita menerangkan hakikat dari segala
yang ada ini? Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab “apa” yang menurut
Aristoteles merupakan The Fisrt Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda. Dalam pemahaman
ontology dapat ditemukan pandangan pokok pemikiran:
1. Monoisme, Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu
saja, tidak mungkin dua.
a. Materialism, aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Dari
segi dimensinya, paham ini sering dikaitkan dengan teori Atomisme. Menurut teori ini semua materi
tersusun dari sejumlah bahan yang disebut unsur.
b. Idealisme, aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal
dari ruh atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang.
2. Dualisme. Aliran ini berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya,
yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani; benda dan ruh, jasad dan spirit. Tokoh paham ini adalah
Descartes.
3. Pluralisme. Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme
bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata.
4. Nihilisme. Nihilisme berasal dari Bahasa Latin yang berarti nothing atau tidak ada. Sebuah doktrin yang
tidak mengakui validitas alternatif yang positif. Istilah nihilisme diperkenalkan oleh Ivan Turgeniev.
5. Agnostisisme. Paham ini mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat benda. Baik
hakikat materi maupun hakikat rohani.
EPISTEMOLOGI
Epistemologi atau teori pengetahuan ialah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dan dasar-dasarnya serta pertanggungjawaban atas pernyataan
mengenai pengetahuan yang dimiliki.
AKSIOLOGI
Beberapa pengertian aksiologi yaitu
1. Aksiologi berasal dari perkataan axios (Yunani) yang berarti nilai dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi
adalh “teori tentang nilai.”
2. Sedangkan arti aksiologi yang terdapat di dalam bukunya Jujun S. Suriasumantri Filsafat Ilmu Sebuah
Pengantar Populer bahwa aksiologi dairtikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh.
Dari definisi-definisi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan yang utama adalah mengenai nilai. Nilai
yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang
dinilai. Teori tentang nilai yang dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
BAB 5 SARANA ILMIAH
BAHASA
Bahasa sebagai sarana komunikasi antar manusia tanpa bahasa tidak ada komunikasi. Bloch and Trager
mengatakan bahwa a language is a system of arbitrary vocal symbols by means of which a social group
cooperates.
1. Simbol-simbol. Berarti things that stand for other things atau sesuatu yang menyatakan sesuatu yang
lain. Hubungan antara simbol dan sesuatu yang dilambangkannya itu tidak merupakan sesuatu yang
terjadi dengan sendirinya atau sesuatu yang bersifat alamiah.
2. Simbol-simbol vocal. Simbol-simbol yang membangun ujaran manusia adalah simbol-simbol yaitu
bunyi-bunyi yang urutan-urutan dihasilkan dari kerjasama berbagai organ atau alat tubuh dengan sistem
pernapasan. Untuk memenuhi maksudnya bunyi-bunyi harusnya didengar oleh orang lain dan harus di
artikulasikan sedemikian rupa.
3. Simbol vocal arbitrer. Istilah arbitrer di sini bermakna mana suka dan tidak perlu ada hubungan yang
valid secara filosofis antara ucapan lisan dan arti yang dikandungnya.
Adapun fungsi Bahasa antara lain: kordinator kegiatan, penetapan pemikiran dan pengungkapan, dan
penyenangan jiwa.
MATEMATIKA
1. Matematika sebagai bahasa, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
serangkaian pernyataan yang ingin kita sampaikan lama-lama bersifat artifisial yang baru mempunyai
arti.Setelah sebuah makna diberikan kepadanya tanpa itu maka matematika hanya merupakan kumpulan
rumus-rumus yang mati. Lambang-lambang dari matematika yang dibuat secara artifisial dan individual
yang merupakan perjanjian yang berlaku khusus untuk masalah yang sedang kita kaji sebuah objek yang
kita telaah dapat kita lambangkan dengan apa saja sesuai dengan perjanjian kita.
2. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif. Matematika merupakan ilmu deduktif nama ilmu deduktif
diperoleh karena penjelasan masalah-masalah yang tapi tidak didasari atas pengalaman seperti halnya
yang terdapat di dalam ilmu-ilmu mainkan didasarkan atas deduksi deduksi atau penjabaran-penjabaran
bagaimana orang dapat secara tepat mengetahui ciri-ciri induksi merupakan satu masalah pokok yang
dihadapi oleh filsafat ilmu.
3. Matematika untuk ilmu alam dan ilmu sosial. Matematika juga memberikan bahasa proses dan teori
yang memberikan ilmu Suatu bentuk dan kekuasaan fungsi matematika menjadi sangat penting dalam
perkembangan berbagai macam ilmu pengetahuan pengetahuan matematika memberikan inspirasi
kepada pemikiran di bidang sosial dan ekonomi bahkan pemikiran matematis dapat memberikan warna
kepada kegiatan arsitektur dan seni lukis.
STATISTIK
Pada mulanya kata statistik diartikan sebagai kumpulan bahan keterangan baik yang berwujud angka maupun
yang tidak berwujud angka yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara.
1. Hubungan antara sarana ilmiah bahasa, logika, matematika, dan statistic
Bahasa merupakan sarana komunikasi maka segala sesuatu yang berkaitan dengan komunikasi tidak terlepas dari
bahasa seperti berpikir sistematis dalam menanggapi ilmu dan pengetahuan dengan kata lain tanpa mempunyai
kemampuan berbahasa melakukan seseorang tidak dapat melakukan kegiatan ilmiah secara sistematis dan teratur.
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan
dari penalaran itu mempunyai dasar kebenaran proses berpikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu suatu
penarikan kesimpulan baru dengan valid.
2. Statistika dan cara berpikir induktif
Secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji kebenarannya semua pernyataan ini
adalah sesuai faktual dimana konsekuensinya dapat diuji baik dengan jalan mempergunakan panca indra maupun
dengan alat-alat panca indra tersebut kemudian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode
ilmiah yang membedakan ilmu dari pengetahuan.
LOGIKA
Logika adalah sarana untuk berpikir sistematis valid dan dapat dipertanggungjawabkan karena itu berpikir logis adalah
berpikir sesuai dengan aturan-aturan seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu tidak hanya de facto menurut
kenyataannya kita sering berpikir secara de jure.
Aturan cara berpikir yang benar.
a. Mencintai kebenaran
b. Ketahuilah dengan sadar Apa yang sedang anda kerjakan
c. Ketahuilah dengan sadar Apa yang sedang anda katakana.
Klasifikasi
Sebuah konsep klasifikasi seperti panas atau dingin hanyalah menempatkan objek tertentu dalam sebuah kelas suatu
konsep perbandingan seperti lebih panas atau lebih dingin mengemukakan hubungan mengenai objek tersebut dalam
norma yang mencakup pengertian lebih atau kurang dibandingkan dengan objek lain Jauh sebelum ilmu mengembangkan
konsep temperatur yang dapat diukur waktu.
Aturan Definisi
Secara etimologi adalah suatu usaha untuk memberi batasan terhadap sesuatu yang dikehendaki seseorang untuk
memindahkannya kepada orang lain dengan kata lain menjelaskan materi yang memungkinkan cendekiawan untuk
membahas tentang hakikatnya.
BAB 6 TANTANGAN DAN MASA DEPAN ILMU
KEMAJUAN ILMU DAN KRISIS KEMANUSIAAN

Anda mungkin juga menyukai