Anda di halaman 1dari 22

I FILSAFAT

Berbicara FIlsafat, tidak terlepas dari para FIlsuf atau pemikir, sejak jaman Yunani klasik
sampai dengan Jaman Modern. Setiap orang yang suka filsafat tidak lepas dari nama
SOCRATES (470 SM- 339SM), seorang filsuf Yunani Kuno yang selalu merasa tidak puas akan
fenomena – fenomena manusia dan alam, sehingga dari pemikiran dan melalui dialog
dengan berbagai macam kalangan untuk mencari kebenaran, Socrates membagi 2 pemikiran
filosofi yaitu Indukti dan Definisi. INduktif dimana dia membandingkan secara kriits atau
mencari persamaan dan di uji secara kritis melalui saksi dan lawan dari saksi tersebut, dan
juga melalui Definisi, dimana pembentukan pengertian yang bersifat dan berlaku umum,
sehingga timbulan Budi atau Pengetahuan dimana Budi baik timbul dari pengetahuan.
Kemudian kita juga mengenal PLATO (427SM-347SM0, murid dari Socrates, dimana Plato
mengenalkan IDEA (IDE) dimana Ide ini merupakan pengertian yng timbul dari kecerdasan
berpikir. Dan pemikiran FIlsafat Plato di teruskan oleh Muridnya yaitu Aristoteles (384SSM-
322SM) dimana dengan konsep LOGIKA, dimana logika tidak lain dari berpikir secara teratur
menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Ia sendiri
memberi model berpikir tersebut dengan nama “annalytica”, tetapi kemudian lebih populer
dengan sebutan “logika”.Dimana tahapan logika adalah mempertimbangkan, menarik
kesimpulan dan membuktikan atau menerangkan.
Kemudian jaman Filsafat Modern dimulai pada Era RENE DESCARTES (1596 – 1650), dimana
dengan idiomnya yang sangat terkenal COGITO ERGO SUM, aku berpikir maka aku ada, Rene
Descartes mengenalkan Metoda dan teori lain dalam pengenalan filosofinya. Kemudian ada
BARUCH DE SPINOA (BENTO) (1632-1677) yang mengenalkan teori Substansi Tunggal dimana
substansi antara jiwa dan tubuh. JOHN LOCKE (1632-1704) memperkenalkan METAFISIKA,
dimana sebagai seorang yang mengedepankan penelitian dengan data Empiris, John Lock
menjadi Bapak Anti Metafisika. Ia menerima keraguan sementara yang diajarkan oleh
Descartes, tetapi ia menolak intuisi yang digunakan oleh Descartes. Ia juga menolak
metode deduktif Descartes dan menggantinya dengan generalisasi
berdasarkan pengalaman; jadi, induksi. Bahkan Locke menolak juga akal (reason). Ia
hanya menerima pemikiran matematis yang pasti dan cara penarikan dengan metode
induksi
Berikutnya ada Immanuel Kant (1724-1804) yang mengedapkan Pendekatan Akal dan
Iman. Semntara HEGEL (1770-1831) mempunyai pendekatan DIALEKTIKA dimana
melalui pendekatan Tesis, Anti Tesis dan Sintesis. Tesis adalah Pernyataan atau teori
yang di dukung oleh pendapat-pendapat yang dikemukakan, Anti Tessis adalah
ungkapan pendpata yang bertentangan dengan tesis, dan Sintesis merupakan
paduan(campuran) berbagai pendapat, sehingga menjadi satu kesatuan yang baru.
Dimana dalam pemikiran Hegel ini apabila ada suatu Teori atau Tesis harus dicari Anti
Tesis dari Teori tersebut, Sehingga di dapat Sintesis yang merupakan nperpaduan Tesis
dan Anti tesis tersebut yang menciptakan teori baru.
Sedangkan beberapa Pakar Filsafat dari Indonesia antara lain :

1) Hasbullah Bakry, menyatakan Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki dengan
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat
menghasilkan penngetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat di
capai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai
pngetahuan itu (Abbas Hamami M., 1976, h..2-3)
2) N Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yang sedalam dalamnya tentang sebab- sebab “ada”
dan “berbuat” permenugan tentang kenyataan (Reality) yang sedalam – dalamnya
sampai ke “mengapa” yang penghabisan.

3) Notonagoro
Filsafat itu menelaah hal – hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak
dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat.

Filsafat : Memiliki padaan Bahasa arab Falsafah atau Hikmah. Sedangkan Filsafat sendiri
berasal dari Bahasa Yunani, Filsafat disebut juga dengan Philosophia yang terdiri dari 2 kata
yaitu Philos dan Sophia. Yang berarti Philos sebagai Kebijaksanaan, Keteraturan, Ketertiban,
dan Kenyamanan. Sedangkan Sophia berarti persahabatan, kasih sayang dan cinta. Jadi
Philosophia dapat di artikan sebagai Cinta Kepada Kebijaksanaan (Love of Wisdom).

Filsafat secara harfiah di artikan sebagai Upaya perenungan dalam rangka memperoleh
sistem pengetahuan untuk mencapai hidup yang lebih berkualitas, dan secara sederhana
dapat di artikan sebagia prosess berpikir secara benar dan merasa secara tajam terkait segala
sesuatu mulai dari kulit sampai pada akar persoalan inti.

Filsafat sampai saat ini telah mengalami perkembangan secara signifikan, indicator serta ciri
– ciri filsafat yang antara lain ditandai dengan lahirnya paham – paham sebagai berikut :

 Paham Rasionalisme yang mengaggungkan akal,


 Paham Materialisme yang mengagunggkan Materi,
 Paham Idealisme yang mengaggungkan ide.

Dari Paham – paham tersebut diatas maka dapat di simpulkan kata filsafat merupakan :

 Hasil pemikiran kritis dan dinyatakan dalam bentuk yang sistematis;


 Hasil pikiran manusia yang paling dalam;
 Refleksi dan pendalaman lebih lanjut dari pada ilmu pengetahuan;
 Hasil analisis dan abstraksi berpikir manusia;
 Pandangan hidup;
 Hasil perenungan jiwa manusia yang mendalam, mendasar dan meyeluruh.

FIlsafat sendiri dibagi dalam enam cabang atau bagian filsafat, yaitu Epistemologi, Metafisika, Logika,
Etika, Estetiak, dan filsafat ilmu.

1 Epistemologi, berasal dari kata Episteme artiya pengetahuan dan Logos yang berarti kata,
pikiran dan ilmu. Sehingga epistemology merupakan cabang filsafat yang membahas tentang
pengetahuan. Yang dibahas anatra lain asal mula, bentuk dan struktur, valiidiitas dan
metodologi.
2 Meta fisika, yang berasal dari Bahasa Yunani, Metaphysika yang berarti “Setelah Fisika”.
Diperkenalakn oleh Andronikos dan Rhodes dalam buku yang di tulis oleh Aristoteles tentang
hakikat benda-benda yang kita lihat pada dunia nyata. Metafisika sendiri terbagi dalam
metafisika umum yang sering disebut ontology atau metafisika khusus.
3 Logika, berasal dari kata Logikos dengan akar kata Logos yang artinya Akal atau pikirain,
sedangkan logikos sendiri memiliki arti sesuatu yang di utarakan dengan akal. Logika sendiri
merupakan pandangan dari Aristoteles walaupun tidak secara eksplisit menyebutkan logika
tetapi lebihkepada Analytica. Logika sendiri merupakan bagian dari filsafat untuk menyusun,
mengembangkan, dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal, dan prosedur – prosedur
normative, serta kriteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi kebenaran yang
dapat di pertanggung jawabkan secara rasional.
4 Etika, sering disebut sebagai filsfafat Moral, karena cabang filsafat ini membahas mengenai
baik dan buruk tingkah laku manusia. Pada Jaman Socrates, etika merupakan hal yang sagat
di paandagn pentingl sehingga etika dipandang sebagai ilmu tentang kesusilaan, yang
menentukan bagaimana patutnya manusia hidup dalam Masyarakat.
5 Estetika, merupakan cabangilmu yang telah di telaah sejak 2.500 tahun yang lalu pada jaman
babilonia, mesir, India, Cina dan Yunani. Istilah Esstetika sendiri barudikemukakan oleh
Baungarten, seorang filsuf jerman pada tahun 1750. Cabang filsafat ini menelaah kaidah
maupun sifat hakiki dari keindahan; cara menguji keindahan degan perasaan dan pikiran
manusia; menilai dan apresiasi terhadap keindahan.
6 Filsafat ilmu, ssering juga di sebut sebaga filsafat khusus yaitu cabang filsafat yang
membahas tentang hakikat ilmu, penerapan berbagai metode filsafat dalam Upaya mencari
akar persoalan dan menemukan asas realitaas yang di persoalkan oleh bidang ilmu tersebut
untuk mendapatkan kejelasan yang lebih pasti sehingga penyelesaiiankahian mengenai suatu
disiplin ilmu menjadi lebih terarath.

FIlsafat Ilmu : Berdasarkan pengertian filsafat sebagai proses berpikir setajam – tajamnya, dan
merasa sedalam – dalamnya. Kita kemudian mengenal Filsafat Ilmu, dimana dalam filsafat ilmu ini
kita melakukan Analisa mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan ilmiahitu
di peroleh dan di sisi lain filsafat juga bertugas sebagai peletak dasar utama pada setiap ilmu.
Sehingga berdasarkan hal tersebut dapat di Tarik kesimpulan sebagai berikut :
 FIlsafat adalah proses berpeikir dalam melakukan pennyelidikan tentang ciri – ciri
pengetahuan ilmiah dan cara – cara untuk memperolehnya secara benar sampai pada
hakikatnya.
 Filsafat ilmu bukan hanya mempersoalkan gejala – gejala atau fenomena, tetapi yag dicari
adalah hakikat dari fenomena.

Fokus perhatian dari filsafat ilmu adalah pada proses penyelidikan ilmiah itu sendiri. Istilah dari
filsafah ilu adalah Theory of Science (Ilmu teori), meta science (Adi Ilmu), dan Science of Science
(Ilmu tentang ilmu) sehingga filsafat ilmu diartikan sebagai segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan mengenai segala hal yang meyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu dengan
segala segi dari kehidupan manusia (menurut The liang Gie). Dari hal ini dapat disimpulkan :

a FIlsafat ilmu dalam artian luas, yaitu menampung permasalahan yang menyangkut hubungan
keluar dari kegiatan ilmiah, seperti :
a) Implikasi ontologik-metafisik dari cit4ra dunia yang bersifat ilmiah,
b) Tata Susila yang menjadi pegangan penyelenggara ilmu,
c) Konsekuensi pragmatic- etik penyelenggara ilmu dan sebagainya.
b Filsafat ilmu dalam arti sempit, yaitu menampung permasalah yang berkaitan dengan
hubungan kedalam yang terdapat di dalam ilmu itu sendiri, yaitu yang menyangkut sifat
pengetahuan ilmiah, dan cara- cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah
(Berling, 1998).

Berikut ini pengertian filsafat ilmu menurut beberapa parakat :

 Robert Ackerman : “Phylosophy of science in one aspect asa a critique of current


scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of
science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific practice” (filsafat
ilmu dalam satu sesi adalah tinjauan kritis tentang pendapat – pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingan terhadap pendapat – pendapat masa lampau yang
telah dibuktikan atau dalam kerangka kriteria – kriteris yang dikembangkan dari
pendapat – pendapat demikian itu, tetapi filsafahilmu jelas bukan suatu kemandirina
cabang ilmu dari prakti ilmiah secara actual),
 Lewis White Beck : “Phylosophy of science question and evaluates the methods of
scientific thingking and tries to determine the value and significance of scientific
enterprise as a whole” (filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode – metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan petingnya upaya ilmiah sebagai
suatu keseluruhan).

Kaitan filsafat, filsafat ilmu dan pengetahuan dapat di tinjauan filsafat secara
ontology, epistemology dan aksiologi.

Sebagai landasan ilmu maupun hubungan sebuah ilmu dengan segala sendi
kehidupan manusia atau yang biasa di sebut sebagai filsafat ilmu. Ilmu ini memiliki
bagian – bagian tertentu dimana dalam ilmu ada objek, pernyataan, proposisi, dan
karakteristik dimana keempat aspek tersebut disoroti oleh tiga landasan berpikir
filsafat yaitu Ontologi, Epistemologi dan aksiologi.

Pengetahuan sendiri merupakan suat proses dari rasa kaingin tahuan dari manusia
akan suatu hal yang belum jelas. Manusia sendiri mengembangkan pengatahuan
karena ada 2 sebab, yaitu : manausia memiliki Kesamaan Bahasa yang mampu untuk
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang menjadi latar belakang dari
pemikiran tersebut. Kedua yaitu mamnusi memiliki cara berpikir yang sesuai alur
yang disebut sebagai Nalar.

Pada dasarnya ilmu tidak lepas dari peranan filsafat. Ilmu bertugas untuk
menggambarkan dan filsafat bertugasa untuk menjelaskan fenomena alam semesta
dan kebenarannya berasal dari hasil pemikiran sepanjang pengalaman yang dialami.
Dengan demikian ilmu juga memperkuat keberadaan filsafat dimana tujuan dari
berfilsafat itu sendiri adalah untuk menemukan kebenaran yang sebenarnya.

FIlsafat selain dilihat sebagai suatu pandangan hidup dan cara berpikir, filsafat juga
dapat dilihat sebagai ilmu. FIlsafat berupaya untuk mencari tentang suatu hakikat
atau inti dari suatu hal sebagai sebuah ilmu. Inti dari suatu hal itu sendiri sifatnya
sagat mendalam dan hanya dapat dimengerti oleh akal manusia. Karenanya dalam
mencari pengetahuan tetang suatu hakikat, mesti dlakukan dengan abstraksi yaitu
suat perbuatan atau suat kerja akal untuk menghilangkan keadaan, sifat tertentu
sehingga muncul substansi atau sifat mutlak. Kemudian pada perkembangan
berikutnya, ilmu itu sendiri terbagi menjadi beberapa disiplin ilmu, yang semuanya
membutuhkan suatu pendekatan, sifat, objek, tujuan serta ukuran yang berbeda –
beda antar suatu disiplin ilmu.

FIlsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai proses kegiatan untuk memperoleh
pengetahuan secara ilmiah. Dengan kata lain, apapun yang tergolong ilmu disebut
sebagai ilmu pengetahuan. Ilmu yaituakumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasi dan diorganisasi sehingga memenuhi asas pengaturan secara
procedural, metodologis, tekhnis, dan normative akademis. Dengan demikian, ilmu
telah teruji kebenaran ilmiahnya dan telah memenuhi kesahihan karena di peroleh
secara sasar, aktif, sistematis, jelas prosesnya secara procedural, metodis dan teknis,
tidak bersifat acak, dan telah di uji kebenarannya. (Maria Sanprayogi & Moh. Tariqul
Chaer, AKsiologi filsafat ilmu dalam pengembagnan keilmuan, AL Murabbi, Vol.4,
No.1, 2017, 106-108).

Ilmu di tinjau secara ONTOLOGI, secara Ontologi, berasal dari bahasa yunanti yang
berarti Ontos dan Logos, ontos berarti yang ada dan Logos berarti ilmu. Secara
sesderhana, ontology merupakan ilmu yang berbicara tentang hal yang ada. Secara
istilah, ontology adalah cabagn dari ilmu filsafat yang berhubungan dengan hakikat
ilmu tentang suatu keberadaan yang meliputi keberadan segala sesuatu yng ada dan
yang mungkin ada. (Mahfud, Mengenal Ontologi,Epistomologi, aksiologi dalam
pendidikanislam, Cendekia : Jural Studi Keislaman, Vol.4, No.1, 2018, 84.).

Ontologi ilmu meliputi seluruh aspek kehidupan yang dapat di uji melalui panca
indra manusia. Ilmu mempelajari objek – objek empiris seperti halnya bebatuan,
tumbuhan, hewan, dan manusia. Ilmu juga mempelajari berbagai gejala maupun
peristiwa yang pada dasarnya memiliki manfaat bagia kehidupan manusia. Jika
dilihat dari objek yang di kajinya, ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan
empiris dimana objek – objek yangberada di luar jangkauan manusia tidak termasuk
kedalam bidang kajian keilmuan tersebut. Argumen Ontologi ini pertama kali di
cetuskan oleh Plato dengan Teorinya yang disebut IDEA, dina merupakan
penngertian atau konsep universal dari stiap seuatu. Sehingga IDEA/ IDE ini yang
merupakan hakikat sesuatu itu dan enjadi dasar dari wujud sesuatu tersebut.

Karakteristik dari ontology ilmu pengetahuan adalah : Pertama Ilmu berasal dari
Penelitian. Kedua, adanya konsep pengetahuan empiris dan tidak ada konsep wahyu.
Ketiga, Pengetahuan bersifat rasional, pbjektif, sistematik, metodologis, observative,
dan netral. Ke empat, menghargai asas verifikasi (Pembuktian), eksplanatif
(penjelasan), keterbukaan dan dapat di ulang Kembali, skeptisisme yang radikal, dan
ebrbagai metode ekperimen. Kelima, melakukan pembukatian bentuk kasualitas
(casuality) dan terapan ilmu menjadi tekhnologi. Ketujuh, Mengakui pengetahuan
dan konsep yang relative serta logika – logika ilmiah. Kedelapan, memiliki berbabgai
hipotesis dan teori – teori ilmiah. Kedelapan, memiliki hipotesis dan teori – teori
ilmiah. Kesembilan, memiliki konsep tenntang hukum – hukum alam yang telah
dibuktikan. (Muhammad Adib, Filsafat ilmu Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan
logika ilmu pengetahuan , Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2011, 69-74).
Ilmu di tinjau secara OPISTEMOLOGI, berasal dari Bahasa Yunani Episteme artinya
Pengetahuan dan Logos yang berarti ilmu. Secara istilah, epistemology adalah suatu
ilmu yang mengkaji tentang sumber pengetahuan, metode, struktur, dan benar
tidaknya suatu pengetahuan tersebut.

Epistomologi merupakan nama lain dari logika material yang membahas dari
pengetahuan. Epistemologi merupakan studi tetang pegnetahuan yang mengkaji
bagaimana mengtahui benda – benda. Selain itu, Epistemologi merupakan suatu
doktrin filsafat yang lebih menekankan pada peranan pengnalaman dalam
memperolehpengetahuan danmengecilkanperananakal. Karena pada dasarnya
pengetahuan yang diperoleh melalui indra hasil tangkapannya secara aktif diteruskan
dan ditampilkan oleh akal.

Epistemologi dasarnya berbicara tentang dasar, sumber, karakteristik, kebenaran,


dan cara mendapatkan suatu pengtahuan. Aspek terpenting yang di bahas dalam
epistemology yaitu sumber pengetahuan dan metode pengetahuan. Kedua hal ini
dibicarakan dalam epistemology dan ada juga kuantitas pengetahuan juga di bahas
di epistemology.

Epistemologi membahas bagaimana ilmu pengetahuan diperoleh. Menurut Jujun S>


Suriasumatri menjelaskan bahwa berpikir merupakan aktivitas smetal yang dapat
menghasilkan suatu ilmu pengetahuan. Diperlukkan metode ilmiah yaitu berupa
pengungkapan tata kerja pikiran sehingga memudahkan akal untuk menggerakkan
aktivitas berpikir tersebut. Metode ilmiah merupakan landasan yang di gunakan
dalam epistemology ilmu. Metode ilmiah yaitu cara yang digunakan ilmu dalam
Menyusun pengetahuan yang benar. Metode ilmiah merupakan prosedur dalam
mendapatkan pengetahuan.

Para ahli filsafat membagi meetode ilmiah atau pola berpikir ilmiah menjadi dua
macam, yaitu : Pola berpikir Deduktif, yang memberikan sifat rasional dan konsisten
kepada pengetahuan ilmiah yang telah ada sebelumnya dan kedua adalahPola b
erpikiri induktif, dimana memberikan pola aktivitas berpikir dimulai dari kemampuan
seseorang dalam mengungkap kejadian yag ada disekitarnya.

Ilmu di tinjau secara AKSIOLOGI, Aksiologi mencoba untuk mencapai hakikat atau
manfaat yang ada didalam ilmu pengetahuan. Aksiologi sendiri berasal dari kata
Yunani AXION, yang berarti NILAI dan logos yang berarti ILMU. Secara sederhana
Aksiologi berarti ilmu tentang nilai. Aksiologis pada dasarnya berbicara tentang
hubungan ilmu dengan nilai, apakah ilmu bebas nilai dan apakah ilmu terkait nilai.
Karena berhubungan dengan nilai, maka aksiologi berhubungan dengan BAIK dan
BURUK, berehubungan dengan LAYAK dan PANTAS, TIDAK LAYAK atau TIDAK PANTAS.

Ketika ilmuwan ingin membentuk suatu jenis ilmu Pengetahuan, maka sebenarnya
dia sebenarnya harus atau telah melalui uji Aksiologis. Aksiologis ilmu meliputi nilai –
nilai (Values) yang bersifat normataif dalam pemberian makna terhadap kebenaran
atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan manusia yang menjelajahi
berbagai Kawasan, seperti Kawasan sosial, Kawasan simbolik, atau pun fisik –
material. Lebih dari itu nilai – nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagi suatu
conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatna kita, baik dalam melakukan
penelitian maupun dalam menerapkan ilmu. (Maria Sanprayogi & Moh. Tariqul
Chaer, Aksiologi FIlsafat ilmu, 106-108).

Pada dasarnya ahli filsafat membagi filsafat ilmu pengetahuan menjadi 3 aspek
yaitu : Ontologis, epistemologis dan aksiologis. Dalam pembahansannya Ontologis
focus kepada hakikat dari ilmu Pengetahuan itu sediri. Dengan coba membuktikan
dan menelaah bahwa suatu ilmu tersebut dapat di buktikan kebenarannya. Dalam
Epistemologis, sendiri disorot bagaimana sumber yang dipakai olehpara ilmuwan
didalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan metode yang di gunakan seperti
apa. Sedagnkan dalam Aksiologi, pembahasan ini focus pada manfaat atau nilai guna
dari ilmu pengetahuan tersebut. Pada intinya kajian aksiologi itu membahas tentang
layak atau tdaknya sebuah ilmu pegentahuan dikembangkan.

Dari sudut pandang filsafat lmu, hakekat ilmu dapat di lihat dari 3 hal yaitu : ontology, epistemology
dan aksiologi. Ontologi membahas apa yang ingin kita ketaahui, sejauh mana kita ingin tahu, atau
dengan perkataan lain, suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.

Kemudian bagaimana cara kita mendapat pengetahuan mengenai obyek tersebut? Akan di jawab
melalui epistemology. Dan dalam menjawab pertanyaan tersebut melalui ilmu pengetahuan maka
kita akan menggunakan aksiologi.

Secara ontology, ilmu pemerintahan memiliki obyek materia yang sama dengan ilmu – ilmu yang lain
seperti ilmu politik, ilmu negara, ilmu hukum tata negara, dan ilmu admnistrasi negara dalam ikatan
metodologis.

Epistemologi ilmu pemerintahan senantiasa berkaitan dengan metodologi ilmu pemerintahan dan
ciri khas ilmu pengetahuan. Berbicara mengenai epistemology ilmu akan membawa kita kepada
suatu permasalahan pokok dalam penelaahan keilmuan.

Nilai kegunaan sebuah ilmu akan sangat tergantung kepada pelaksanaan fungsi – fugsi ilmu bagi
kepentingan umat manusia.. Ada 5 Fungsi ilmu, sebagai berikut :

1 Fungsi mendeskripsikan, ilmu harus dapat berfungsi memberikan gambaran – gambaran,


definisi- definisi mengenai obyek yag dikasji suatu ilmu.
2 Fungsi menjelaska, ilmu harus berfungsi melihat kaitan antara sebab dan akibat (kasualitas)
dari gejala dan peristiwa. UNtuk tu ilmu memerlukan konsep, hukum dan teori.
3 Fungsi memverifikasi, ilmu harus memiliki fungsi untuk menguji berbagai proposisi atau teori
untuk di uji kebenarannya dengan fakta empiric. Melalui verifikasi ini dapat di peroleh 3
kemungkinan :
a. Memperkuat proposisi atau teori;
b. Menolak proposisi atau teori;
c. Menerimanya dengan berbagai Modifikasi.
4 Fungsi Memprediksi, ilmu harus dapat menjalankan fungsi untuk memperkirakan keadaan
masa mendatang, degn berdasarkan keadaan saat ini. Ilmu yang sudah matang memiliki
cukup hukum dan teori, mampu memprediksi masa mendatang.
5 Fungsi Membentuk Teori, merupakan fungsi tertinggi yang juga merupakan akumulasi dari
fungsi ilmu sebelumnya, dalam menjalankan keempat fungsi lainnya melalui berbagai kajian
maupun penelitian akan terbagun teori – teori baru yang akan membuat ilmu tersebut
menjadi semakin fungsional untuk menjelaskan gejala dan peristiwa yang mejadi obyek ilmu
bersangkutan.

Aksiologis sebsuah ilmu harus dapat menjalankan kelima fungsi ilmu tersebut secara simultan
sehingga ilmu akan semakin fungsional dan banyak pendukungnya.
II METODOLOGI PENELITIAN
Metode Ilmiah, Menurut Fathoni (2006,57), metode ilmiah adalah sistem dan metode yang secara
ketat meengatur pengetahuan tentang gejala – gejala alam dan sosial. Berikut ini adlah kriteria dalam
metode ilmiah :

 Berdasarkan Fakta, Fakta yang ada berupa data empiris yang terjangkau oleh pengalawan
indrawi, artinya data yag dikumpulkan harus dapat di amati, di ukur , dan dianalisa lebih
lanjut.
 Pertimbangan Objektif, segala sesuatu yang dilakjkan, digunakan dan diamati berlangsung
secara objektif, sehingga hal yang sama dapat dilakukan oleh pihak lain yang berminat
dengan metode dan tekhnik yang sama.
 Asas analitik, Segala sesuatu diamati secara kritis analitis dari segi karakteristik, posisi dan
kaitan fungsional dengan yang lain, sehingga jelas makna, fungsi dan perannya.
 Sisi Kuantitatif, dalam penelitian modern analisis kuantitatif merupakan metode ilmiah yang
mempunyai dukungan pencapaian validitas yang tinggi reliabilitasnya. Artinya mempunyai
peluang kebenaran ilmiah yang tinggi.

Langkah- Langkah metode ilmiah :

 Merumuskan masalah, metode ilmiah mempunyai 2 tujuan yaitu menyajikan data hasil
penemuan dan menghasilkan penemuan – penemuan baru. Antara lain berupa teori baru
yng teruji kebenaran ilmiahnya dalam rangka pemecahan suatu masalah melalaui penelitian
dengan metode tertentu.
 Menyusun kerangka pemikiran, Merupakan pandangan peneliti dalam mengkaji masalah
dengan menggunakan teori – teori yang relevan dan mutakhir, serta mecari hubungan antara
factor – factor yang terkait.
 Merumuskan hipetesa, apabila peneliti mendalami masalah penelitian dan menetapkan
kerangkapemikiran, maka peneliti perlu merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap permasalahan yang harus di uji kebenarannya melalui
penelitian.
 Mengumpulkan dan mengolah data, serta menguji hipotesis, Langkah berikutnya adalah
megumpulkan data penelitian yang didapat sesuai dengan metode pengumpulan data.
Kemudian diolah secara statistic (untuk peelitian kuantitatif), lalu menguji hipotesisi dengan
uji statistic, sehingga peneliti dapat mengtahui apakahhipotesis yang dirumuskan diterima
atau di tolak.
 Menarik kesimpulan dan mengambil keputusan, Simpulan merupakan bagian terakhir dari
metode ilmiah. Simpulan merupakan pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan
pembahasan tentang hasil uji hipotesis. Simpulan berisi jawaban atas apertanyaan yang di
ajukan dalam rumusan masalah.

Penelitian Ilmiah , merupakan terjemahan Bahasa inggris dari research. Research ini berasal dari kata
Re yag berarti Kembali dan to Search yang berarti “mencari”. Dengan demikian secara harfiah
Research adalah penelitian yang mencari Kembali. Menurut Narbuko dan Achmadi (2009, 1),
Penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisa sampai
Menyusun laporannya.

Menurut Kerlinger (dalam SUdaryono, 2006:1-2)., Penelitian ilmiah sebagai peelitian yang sistematis,
terkontrol, empiris, dan penyelidikan kritis dari proporsi – proporsi hipotesis tetang hubungan yang di
perkirakan antara gejala alam. Secara garis besar , penelitian adalah Upaya untuk mengembangkan
pengetahuan dan menguji teori.

Metode penelitian menurut Sugiyono (2016,2) merupakan cara ilmiahuntuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat 4 kata kunci yang perlu di perhatikan :

 Cara Ilmiah, berarti kegiatan penelitian berdasarkan pada ciri – ciri keilmuan yaitu rasional,
empiris, dan sistematis.
 Data yan di peroleh melalui penelitian adalah data empiris (teramati) yang mempunyai
kriteria tertentu yaitu valid. Yang menunjukkan derajat ketepatan antara data sesungguhnya
dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.
 Tujuan penelitian, ada tiga yaitu bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperolrh dari penelitan adalah data yang betul – betul baru
yang sebelumnya belum pernah di temukan. Pembuktian berarti data yang diperoleh
digunakan utnuk membuktikan adanya keragu – raguaan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu. Sedangkan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang ada.
 Hasil dari setiap penelitian di gunakan untuk memahami, memcahkan dan mengantisipasi
masalah. Memahami berarti memperjelas suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui
dan selajutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti meminimalkan atau menghilangkan
masalah. Sedangkan mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah tidak terjadi.

Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif

A) METODE PENELITIAN KUALITATIF


a) Definisi Metode Penelitian Kualitatif : Menurut Strauss dan Corbin (1997), yang dimaksud
dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yanag menghasilkan penemuan –
penemuan yang tidak dapat di capai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur –
prosedur statistic atau cara – cara lain dari kuantifkasi (pengukuran). Penelitian
kualitataif secara umum dapat di gunakan untuk penelitian tentang kehidupan
Masyarakat, Sejarah, tingkah laku, fungsionlisasi organisasi, aktifitas sosial, dll.
Menurut Bogdan dan Taylor (1992) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah
satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan
dan perilaku orang – orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu
menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang
dapat di amati dari suatu individu, kelompok, masyarkaat, dan atau organisasi tertentu
dalam suatu keadaan konteks tertentu yang dikasi dari sudur pandang yang utuh,
komprehensif dan holistic.

b) Karakterirstik Penelitian Kualitatif :


o Menggunakkan pola Iduktif (empiris-rasional atau bottom up), metode kualitatif
sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu teori yang timbul dari
data bukan dari hipetesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian
bersifat generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa teori substansif.
o Perspektif partisipan sangat di utamakann dan dihargai tinggi. Minat peneliti banyak
tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut pandang partisipan
yang di teliti, sehngga bisa menemukan apa yang di sebut sebagai fakta
fenomenologis.
o Penelitan kualitataif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku. Rancangan
penelitian berkembang selama proses penelitian
o Tujuan Penelitian kualitatif adlah untuk memahami, mencari makna di balik data,
untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, dan empiris logis.
o Subjek yang diteliti, data yang di kumpulkan, sumber data yang dibutuhkan, dan alat
pengumpul data bisa berubah- ubaah sesuai dengan kebutuhan
o Pengumpulan data dilakukkan atas dasar prinsip fenomenologis, yatu dengan
memahami secara mandapam gejala atau fenomena yang di hadapi.
o Penelitan berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaannya tidak
terpisahkan dengan apa yang diteliti.
o Analisa data dapat dlakukan selama penelitian sedang dan telah berlangsung
o Hasil penelitian berupa dsekripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta situasi
tertentu.
o Penelitian kualitatif disebut juga penelitian ilmiah atau inquiri naturalistic.
c) Jenis – jenis penelitian Kualitatfi :
o Etnografi, merupakan penelitian mendalam tentang perilaku yang terjadi dalam
sebuah kelompok sosial atau budaya tertentu, tujuanny auntuk dapat memahami
budaya dipandng dari sisi perilaku budaya atau anggota kelompok budaya tersebut.
Data penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dengan penggalian data yang
mendalam sehingga membutuhkan waktu yang lama.
o Studi Kasus, merupakan penelitian mengenai manusia (dapat suatu kelompok,
organisasi maupunindividu), peristiwa, latar secara mendalam, tujuan dari
penelitian ini mendapatkan gambaran yang mendalam tentang suatu kasus yang
sedang di telti. Pengumpulan datanya di peroleh dari wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
o Studi Dokumen atau teks, merupakan kajian dari bahan documenter yang tertulis
berupa buku teks, surat kabar, majalah, surat – surat, film, catatan harian, naskah,
artikel dan sejenisnya, bahan juga dapat berasal dari pikirain seseorang yang
tertuang didalam buku atau naskah – naskah yang terpublikasikan. UNtuk di analisis,
di iinterpretasikan, di gali untuk menentukan tingkat pencapaian pemahaman
terhadap topk tertentu dari sebuah bahan atau teks tersebut.
o Observasi/ Pengamatan alami, merupakan penelitian dengan melakukan
pengamatan menyeluruh pada sebuah kondisi tertentu. Tujuan penelitian ini untuk
mengamati dan memahami perilaku kelompok orang maupun individu pada keadaan
terntentu. Penelitian jenis ini disahkan untuk menggunakan kamrena tersembunyi
atau instrument lain yang sama sekali tidak diketahui oleh orang yang diamati.
o Wawancara terpusat, penelitian ini merupakan proses untuk memperoleh informasi
dengan cara – cara tanya jawab secara tatap muka antara peneliti (sebagai
pewawancara dengan atau tidak menggunakanpedoman wawancara) dengan subyek
yng diteliti. Untuk mendapatkan informasi yang sesuai dengan harapan peneliti…,
maka dibutuhkan waktu yang relative lama dalam melakukan proses wawancara
yang sedetail – detailnya dan ini bisa berlangsung secara berulang – ulang.
o Fenomenologi, memiliki 3 konsep :
 Konsep pertama, adalah setiap gejala atau peristiwa apa saja yang muncul
yag terdiri dari rangkaian peristiwa yang melingkupinya, dengan kata lain
peristiwa tersebut tidak pernah berdiri sendiri. Fenomenologi juga tampak
bukan merupakan fakta atau realitas yang sesungguhnya.
 Konsep kedua, adalah merupaka akar – akar metode penelitian kualitatif,
mempunyai focus pada data abstrak dan simbolik bertujua memahami gejala
yang muncul sebagai sebuah kesatuan utuh.
 Konsep ketiga, adalah bahwa masalahitu disebabkan oleh sebuah
pandangan dari subjek. Karena it, subjek yang berbeda memiliki pengalaman
yang berbeda. Melalui wwancara yang mendalam peneliti berusaha untuk
memahami perilaku orang melalui pandangannya.
o Grounded Theory, Jenis penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan teori
dair fenomena sosial berdasarkan data yang di peroleh dari lapangan. Pengalaman
mendapatkan data di lapangan akan melahirkan pemahaman, pertanyaan, dan
hipotesis yang memandu peneliti untuk memusatkan perhatian pada isu tertetu.
o Penelitian Sejarah, merupakan penelitian untuk menggungkap peristiwa – peristiwa
di masa lalu, tujuannya untuk merekonstruksi peristiwa – peristiwa masa lalu secara
sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi yang di perolehdari berbagai
sumber, sehingga dapat ditetapkkan menjadi fakta – fakta untuk membuat suatu
kesimpulan yang sifatnya tetap masih hipotesis.

d) Desain Penelitian Kualitatif :


Penelitian kualitatif dapat di pandang sebagai penelitian yang partisipasif, dimana desain
penelitiannya fleksibel atau bisa dimungkinkan untuk diubah guna menyesuaikan dari
rencana yang telah dibuat, dengan gejala yang ada pada tempat penelitian yang sebenarnya.
Desain penelitian Kualitatif mengandung unsur – unsur penting sebagai berikut. (Prof
SUkardi MS. Phd, 2011) :
 Menentukan focus penelitian
 Menentukan paradigma penelitian yang sesuai dengan keadaan di lapangan
 Menentukan kesesuaian antara paradigma dengan teori yang dikembangkan
seshingga peneliti tetap yakti terhadap kebenaranya karena teori yang di ibangun
masih salaing berkaitan erat dengan paradigma yang di kembangkan
 Menetukan sumber data yang dapat digali dari Masyarakat yang diteliti. Unsur ini
penting bagi peneliti bahwa prinsip berbasah kaki dan berinteraksi dengan
responden dapat di laksanan dengan benar.
 Menentukan tahapa – tahap penelitian;
 Mengembangkan instrumen penelitian.
 Merencanakan pengumpulan dat dan pencatatannya, termasuk didalamny agaris
besar tekhnik pengumpulan data yang di pilih agar memperoleh data yang relevan
dengan permasalahan yang hendak dipecahkan.
 Rencana analisis data, termasuk Tindakan setelah peneliti mengumpulkan data dari
para responden, melakukan refleksi dan menampilkannya untuk menuju penyusunan
teori, Analisa data diantaranya mengkatorisasi data, mengumpulkan sesuai dengan
karakteristik ubahan (characterising), menilai pengelompokan, dan checking antara
anggota peneliti.
Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan kebenarn penelitian, yang didalamnya
mencakup bagaimana peneliti melakukan pengembalian dat agar memperolehdata
yang valid dan reliable dengan permasalahan yang hendak di teliti.
 Merencanakan lokasi dan tempat penelitian, lokasi dimana responden berada adalah
tempat yang perlu diperhitungkan, sehingga peneliti akan memperoleh informasai
dari tangan pertama yaitu orang yang mempunyai informasi.
 Menghormati etika penelitian, termasuk perhatian peneliti utuk menghormati hak
responden, tidak memaksa dan tidak membahayakan posisi responden
 Mempersisapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian.. Komponen ini
termasuk didalamnya usaha peneliti utuk memperoleh laporan hasil penelitian yang
di dukung denganbukti pengambilan data, anaalisis data dan deseminassi melalui
penulisan jurnal maupun artikel yang relevan.
e) Menentukan tahap – tahap penelitian :
1) Pra- lapangan
a. Menyusun rancangan
b. Memilih lapangan
c. Megurus perijnan
d. Menjajagi dan menilai keadaan
e. Memilih dan memanfaatkan informan
f. Menyiapkan instrument
g. Persoalan etika dalam lapangan
2) Lapangan
a. Memahami dan memasuki lapangan
b. Pengumpulan data
3) Pengolahan Data
a. Reduksi data
b. Display Data
c. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
d. Kesimpulan akhir.

f) Metode Pengumpulan data penelitian Kualitatif.


a. Wawancara, Memperoleh kejelasan untuk mengumpulakan informasi dengan cara
tanya jawab ataupun tapa tatap muka melalui media telekomunikasi antara
pewawancara dengan orang yang diwawancara, dengan atau tanpa menggunaan
pedoman.
b. Observasi, merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan
untuk meyajikan gambaran riil suatu peristiwa atua kejadian untuk menjawab
pertanyaan penelitian, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan untuk
evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan
balik terhadap pengukuran tersebut.
c. Studi Dokumen, merupakan metode pengumpulan data kualitatif sejumlah besar
fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi.
d. Diskusi kelompok terarah (FGD), metode ini lewat diskusi terpusat, yatu usaha
mengungkap makna sebuah masalah dari suatu diskusi kelompok yang terpusat, hal
ini untuk menghindari pemaknaan yang salah hanya oleh seorang peneliti.
g) Analisis Data Penelitian Kualitatif : Menurut Mudjirahardjo Analisis data adlah sebuah
kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
kengkategorikan sehingga di peroleh suatu temuan berdasarkan focus atau masalah yang
ingin di jawab. Melalui serangkaian aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya
berserakan dan bertumpuk – tumpuk bisa di sederhanakan untuk akhirnya bisa di pahami
dengan mudah. Setelah data terkumpul selanjutnya di analisis, Analisa data merupakan
bagian sangat penting dalam penelitian, analisis data kualitatif sangat sulit karena tidak ada
pedoman baku, tidak berproses secara linier, dan tidak ada aturan – aturan yang sistematis.
Menurut Miles (1994) dan Faisal (2003) analisis data di lakukan selama pengumpulan data
dilapangan dan setelah semua data terkumpul dengan tekhnik analisis model interaktif :
analisis data berlangsung secara Bersama- sama dengan proses pengumpulan data dengan
alur tahapan sebagai berikut :
1) Reduksi Data, data yang di peroleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci.
2) Penyajian data, data di kategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat
dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk melihat pola – pola
hubungan satu data dengan data lainnya.
3) Penyimpulan dan Verifikasi, kegiatan ini merupakan Langkah lebih lanjut dari
kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah di reduksi dan disajikan secara
sistematis akan disimpulan sementara. Kesumpulan yang di peroleh pada tahap awal
bisanya kurang jelas, tetapi pada tahap – tahap selanjutnya akan semakin tegas dan
memiliki dasar yang kuat. Tekhnik yang dapat di gunakan untuk memverifiaksi adalah
triangulasi sumber data da metode, diskusi teman sejawat dan pengecekan anggota.
4) Kesimpulan akhir, diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara yang telah di
verifikasi. Kesimpulan final ini diharapakan dapat di peroleh setelah pengumpulan
data selesai.
Secara garis besar model analisis menurut Spradley (1980), dan glaser dan strauss
(1967) dapat di uraikan sebagai berikut :
 Analisis Domain (Domain analysis). Analisis domain pada hakikatnya adalah
Upaya peneliti untuk memperoleh gambaran umum tentang data untuk
menjawab focus penelitian.. Caranya ialah dengan membaca naskah data
secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh doman atau ranah apa
saja yag ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum
membacadan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya
untuk memperoleh domain atau ranah.
 Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis). Pada tahap ini peneliti berupaya
memahami domain – domain tertentu sesuai focus masalah atau sasaaran
penelitian. Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain dan sub
domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan – bahan Pustaka untuk
memperoleh pemahaman lebih dalam.
 Analisis Komponensial (Componential Analysis). Di tahap ini peneliti
mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang di peroleh. Unsur –
unsur kontras yang dipilah – pilah selanjutnya dibuat kategorisasi yang
relevan.
 Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes). Analisis ini adalah
analisis dengan memahami gejala – gejala yang khas dari analisis
sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak tema, focus
budaya, nilai, dan symbol – symbol budaya yang ada dalam setiap domain.

A. METODE PENELITIAN KUANTITATIF :


Penelitian Kuantitatif, Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan – penemuan yang dapat
di capai dengan menggunakan prosedur – prosedur statistic atau cara – cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Pendekatn kuantitatif memusatkan perhatian pada gejala – gejala
yang mempunyai karakteristik tertentu didalam kehidupan manusia yang dinamakannya
sebagai variable. Dalam pendekatan kuantitatif hakekat hubungan diantara variable –
variable dianalisis dengan menggunakan teori yang objektif.
Menurut Kasiram (2008) mendefinisikan penelitian Kuantitatif adalah suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui.

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif, menurut Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001, Suharsimi
Arikunto, 2002, Johnson, 2005, dan Kasiram 2008,
 Menggunakan pola pikir deduktif (rasional – empiris atau top down), yag berusaha
memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep – konsep yang umum
untuk menjelasakan fenomena- fenomena yang bersifat khusus.
 Logika yang di pakai adalah logika positivik dan menghindari hal – hal yang bersifat
subjektif.
 Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah di rencanakan
 Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk Menyusun ilmu nomometrik yaitu ilmu
yang berupaya membuat hukum – hukum dari generalisasinya.
 Subjek yang di teliti, data yang di kumpulkan, dan sumber data yang dibutuhkan, serta
alat pengumpul data yang dipakai sesuai denga napa yang telah di rencanakan
sebelumnya.
 Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan alat yang
objektif dan baku
 Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data
 Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam arti dirinya
tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian,
 Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
 Dalam Analisis data, peneliti dituntut memahami tekhnis – tekhnis statistic
 Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu dan situasi
 Penelitian kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.

C. Desain Penelitian Ilmiah

Dalam melakukanpenelitian kuantitatif, salah satu langkahpenting adalah membuat desain


penelitian.. Nurslam (2003)

Desain penelitian hakikatnya merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah
di tetapkan dan berperan sebagai pedoman dan penuntun peneliti dari seluruh proses penelitian.
Sarwono (2006) desain penelitian bagaikan sesbuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta
menemukan arah berlanagsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan
yang telah di tetapkan, tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan
penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.

Desain penelitian kuantitatif dimulai dengan secara tekhnis membicarakan masing – masing bagian
konstruksi desain penelitian seperti :

1. Judul Penelitian. Judul penelitian berbeda dengan topik penelitian, namun tidak jarag
topik penelitian langsung diangkat menjadi judul penelitian. Dalam mendesain judul
harus diperhatikan bahwa judul penelitian merupakan jendela laporan penelitian dan
dengan kaliimat pendek dapat menggambarkan seluruh kegiatan penelitian yang di
lakukan.
2. Latar Belakang Masalah.
 Mengemukakan hal – hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian,
termasuk signifikansi pemilihan topik penelitian tersebut; penelitian dapat
diangkat dari gejala empiris atau permasalahan praktis dan/ atau permasalahan
teoretis.
 Mengemukakan dan meletakkan penelitian yang dilakukan dalam peta keilmuan
yang menjadi perhatian peneliti; menunjukkan penelitian – penelitian terdahulu
yang di lakukan peneliti dan peneliti – peneliti lain yang relevan dengan penelitian
yang akan di lakukan.
3. Rumusan Masalah. Merupakan pertanyaan yang timbul berdasarkan judul maupun latar
belakang yang ada.. Rumusasn masalah merupakan hal yang inti dari penelitian,
didalamnya mengandung pertanyaan apa saja yang akan di cari dalam sebuah penelitian.
Pertanyaan dalam rumusan masalah tersebut harus di jawab dalam pembahasan dan
kesimpulan.
4. Tujuan Penelitian.. Ketika rumusan masalah sudah dibuat dengan baik maka formulasi
tujuan penelitian mudah pula di rumuskan. Hal ini karena formulasi tujuan penelitian
hanya mengikuti rumusan masalah dengan kalimat yang sedikit di ubah menjadi kalimat
pertanyaan atau bentuk kalimat berita.
5. Manfaat Penelitiian. Berkenaan dengan manfaat yang ilmiah dan praktis berkenaan
dengan hasil dari penelitian. Mengungkapkan secara spesfik kegunaan yang dapat
dicapai dari aspek teoretis (keilmuan) dengan meyebutkan kegunaan teoretis apa yang
dapat di capai dari masalah yang di teliti, dan aspek praktis dengan menyebutkan
kegunaan apa yang dapat dicapai dari masalah yang di teliiti, dan aspek praktis dengan
menyebutkan kegunaan apa yang dapati dicapai dari penerapan pengetahuan yang di
hasilan dari penelitian ini.
6. Kajian Pustaka.
 Melakukan kajian kepustakaan yang relevan dengan masalah penelitian
 Pada bagan ini dilakukan kajian/ diskusi mengenai konsep dan teori yang
digunakan berdasarkan literatur yang tersedia, terutama dari artikel – artikel yang
di publikasikan dalam berbagai jurnal ilmiah.
 Kajian Pustaka berfungsi membagun konsep atau teori yang menjadi dasar studi.
7. Hipotesis Penelitian. Merupakan jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang di
turunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. Hipotesis merupakan perenyataan
tentative tentang hubungan antara beberapa variable atau lebih. Pada penelitian
kuantitatif, hipotesis lazim di tuliskan dalam sub- bab tersebdiri yaitu di Bab 2. Hipotesis
merupakan dugaan sementara dari jawaban rumusan masalah penelitian.
8. Penentuan variable dan indicator variable. Menurut F Sugiyono (1999) variable adalah
sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya,
yang akan dijelaskan dalam bab- bab selanjutnya.
9. Pengukuran. Dalam penelitian kuantitatif, pengukurna dimaksudkan untuk menentukan
data apa yang ingin di peroleh dari variable penelitian yang telah di tentukan.
Pengukuran berarti bagaimana peneliti mengukur varabel yang berupa data. Beberapa
bentuk pengukuran yang biasa di gunakan dalam penelitian kuantitatif, yaitu pengukuran
nominal, ordinal , rasion dan interval.
10. Sumber Data. Adalah subjek dari mana asal data penelitian itu di peroleh. Apabila
peneliti misalnya menggunakan kuesinoner atau wawancara dalam pengumpulan
datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau
menjawab pertanyaan, baik tertulis maupun lisan.
11. Metode Pengumpulan Data. Peneliti menentukan Metode apa yang akan di gunakan
dalam merekam data penelitian. Penetuan metode pengumpulan data harus relevan
dengna masalah penelitian dan karakteristik sumber data serta bagaimana alasan- alasan
rasional mengapa metode pengumpulan data itu di gunakan.
12. Metode Analisis data. Metode analisis data kuantitatif ini di lakukan dengan car
astatistik, yatu mengnaaloisa dengan berbagai dasar statistic yakni di lakukan denga cara
membaca table, grafik atau angka yag telah tersedia kemudian di lakukan beberapa
uraian atau penafsiran dari data – data tersebut. Menentukan metode analisis data
dapat dilihat dair tujuannya dan jenis penelitian yang di lakukan dan model data yang
ada. Metode analisis data berdasarkan tekhnik pengolahnannya dibagi menjadi 2, yaitu :
 Analisa Deskriptif. Statistik Deskriptif berusaha untuk menggambarkan
berbagai karakterirstik data yang bersal dari suatu sampel. Statistik Deskriptif
seperti mean, median, modus, presentil, desil, quartile, dalam bentuk analisis
angka maupun gambar / diagram. Dalam ANalisis deskriptif diolah pervariabel.
 Statistik inteferensial berusaha membuat berbagai infrensi terhadap
sekumpulna data yang berasal dari suatu sampel. Tindakan inferensi tersebut
seperti melakukan perkiraan, peramalan, pegambilan keputusan dari dua
variable atau lebih. Dalam analisis infarensi yang di olah adalah dua variable
atau lebih yang di adukan misalnya analisis hubungan, pengaruh, perbedaan
antar variable atau lebih.

KARAKTERISTIK PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF.

Untuk memahami perbedaan karakteristik diantara keduanya, berikut ini ditampilkan dalam bentuk
table:

No. Metode Kuantitatif Metode Kualitatif


1 Desain Desain
a. Spesifik, jelas, rinci a. Umum
b. Ditentukan secara mantap sejak b. Fleksibel
awal c. Berkembang, dan muncul dalam
c. Menjadi pegangan Langkah demi proses penelitian
langkah
2 Tujuan Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antar a. Menemukan pola hubungan yang
variable bersifat interaktif
b. Menguji Hipotesis b. Menemukan teori
c. Mencari generalisasi yang c. Menggambarkan realitas yang
mempunyai nilai prediktif kompleks
d. Memperoleh pemahaman makna.
3 Teknis Pengumpulan data Teknis Pengumpulan data
a. Kuesioner a. Participant observatioin
b. Observassi dan wawancara b. In Depth Interview
terstruktur c. Dokumentasi
d. Trianggulasi
4 Instrumen Penelitian Teknis Pengumpulan data
a. Test, angket, wawancara a. Peneliti sebagai instrument
terstruktur b. Buku Catatan, tape recorder,
b. Instrumen yang terstandar camera, handycam, dan lain - lain
5 Data Data
a. Kuantitatif a. Deskriptif Kualitatif
b. Hasil pengukuran variable yang b. Dokumen Pribadi, Catatan lapangan,
dioperasionalkan dengan ucapan dan Tindakan responden,
menggunakan instrumen dokumen, dan lain – lain.
6 Sampel Sampel
a. Besar a. Kecil
b. Representatif b. Tidak representative
c. Sedapat mungkin random c. Purposive, snowball
d. Ditentukan sejak awal d. Berkembang selama proses
penelitian
7 Analisis Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan a. Terus meerus sejak awal sampai
data akhir penelitian
b. Deduktif b. Induktif
c. Menggunakan statistic untuk c. Mencari pola, model, tema teori
menguji hipotesis
8 Hubungan dengan Responden Hubungan dengan Responden
a. DIbuat berjarak, bahkan sering a. Empati, akrab agar memperoleh
tanpa kontak supaya obyektif pemahaman yang mendalam
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi b. Kedudukan sama, bahkan sebagai
dari responden guru, konsultan
c. Jangka pendek sasmpai hipotesis c. Jangka lama, sampai datanya jenuh,
dapat di buktikan. dapat di temukan hipotesis atau
teori
9 Usulan desain Usulan desain
a. Luas dan Rinci a. Singkat, umum bersifat sementara
b. Literatur yang berhubungan b. Literatur yang di gujakan bersifat
dengan masalah dan variable sementara, tidak menjadi pegangan
yang di teliti utama
c. Prosedur yang spesifik dan rinci c. Prosedur bersifat umum, seperti
Langkah- langkahnya akan merencanakan piknik
d. Masalahdirumuskan dengan d. Masalah bersifat semetara dan akan
spesifik dan jelas di temukan setelah studi
e. Hipotesis dirumuskan dengan pendahuluan
jelas e. Tidak dirumuskan hipetesis, karena
f. Ditulis secara rinci dan jelas justru akan menemukan hipotesis
sebelum terjun ke lapangan f. Fokus penelitian ditetapkan setelah
di peroleh data awal dari lapangan.
10 Kapan Penelitian dianggap selesai? Kapan Penelitian dianggap selesai?
Setelah semua kegiatan yang di Setelah tidak adad ta yang dianggap barua/
rencanakan dapat diselesaikan. jenuh
11 Kapan Penelitian dianggap selesai? Kapan Penelitian dianggap selesai?
Pengujian validitas dan reliabilitas Pengujian kredibilitass, dependabilitas,
instrumen proses dan hasil penelitian.
Sumber : Sugiyono, 2016.

III. ILMU PEMERITAHAN DAN USAHA LOGISTIK


Pemerintahan yang ada saat ini tidak terlepas dari eksistesi organisaasi pemeritah yang ditempatkan
sebagai organinasi untuk melayani kepentingan public (Organisasi sektor public). Bevir (2007:776)
menyatakan bahwa “Public sector is defined as the portion of the economy composed of all levels of
geverment and government – controlled entereprises. Therefore, it does not include prvate
company, voluntary organization, and household.” Jadi pengelompokan public sektor dengan sektor
private lebih didasarkan kepada pertimbangan ekonomi. Semua tingkatan pemeritahan dan
Perusahaan yang di kuasai oleh pemerintah yang dapat meningkatkan eknomi negara merupakan
sektor public, tidak termasuk Perusahaan swasta, organisasi sukarela, dan organisasi rumah tangga.
Bevir juga menyampaikan bahwa istilah Government berasal dari kata Yunani yaitu “Kubernan” yang
berarti menahkodai kapal (Streering the ship). Hal ini mendorong Bevir membagi pengertian
Pemerintah kedalam dua pengertian yaitu Dalam arti sempit sebagai sebuah institusi dan dalam arti
luas sebagai proses. Dimana Pemerintah sebagai institusi atau orang yang memerintah dan sebagai
proses sebagai aktivitas dalam memerintah.

Jadi Pemerintahan sendiri memiliki pengertian yang sangat luas, Kata Pemeritahan dapat mencakup
orang atau badan yang secara politik di beri kewenangan memerintah suatu entitas tertentu, atau
sebuah kiat dalam menjalankan proses memerintah, ataupun sebuah sistem atau kebijakan
pemerintah. Dari Definisi diatas dapat di Tarik intisaribahwa Pemerintah berkaitan erat dengan
kewenangan atau authority, bukan dengan kekuasaan atau Power.

Sedangkan H.A Brasz merumuskan ilmu pemerintahan itu sebagai Ilmu yang mempelajari bagaimana
lembaga – lembaga pemeritahan umum itu disusun dan di fungsikan, baik secara internal maupun
eksternal, yaitu terhadap warga negara. Dimana yang menjadi sasaran studinya adalah Pemerintahan
umum yaitu Pemerintahan- sebagaimana yang menjadi kompetesi perbagai instransi milik penguasa
(overheids instanties), yang di dalam kehidupan modern sekarang memainkan peranan yang sangat
penting; pemerintah sebagai fungsi engara didalam semua perwujudannya; negara itu sendiri,
provinsi, kotapraja, wilayah pengairan (Waterschap), organisasi Perusahaan milik pemeritah dan
semua lembaga lain yang berfugsi sebagai lembaga public (U.Rosenthal, 1986; H.A.Brasz,1978).

Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua cara pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan fungsional yang mempelajari kegiatan – kegiatan yang di laksanakan, dan pendekatan
structural yang menelaah lembaga – lembaga dan orang – orang yang melaksanakan kegiatan
tersebut. Pendekatan pertama menghasilkan pemahaman tetang memeritah, sedangkan pendekatan
kedua menghasilkan pemahaman tentang pemeritah.

Contoh Pendekatan Fungsional adalah Hubungan antara Pemerintah dengan rakyat adalah Hubungan
antara yang yang memerintah dengan yang di perintah.

Sedangkan dalam Pendekatan Struktural, Hubungan Pemerintah sebagai Pelayan Masyarakat,


sehingga Pemerintah diwajibkan memberikan pelayanan prima untuk semua kebutuhan warga
negara.

Hubungan Antara Ilmu Pemerintahan dan usaha di bidang logistic terlihat di aspek Pengaturan,
Regulasi dan Kerjasama antara sektor Pemerintah atau publk dengan swasta. Berikut beberapa
contoh konkrit hubungan tersebut :

1. Pembuatan Regulasi dan Kebijakan : Dalam membuat kebijakan, pemerintah melibatakan


swasta dalam pembuatan dan pengimplementasian kebijakan public. Khususnya dalam
bidangusaha logistic, pemerintah membuat banyak regulasi yang terkait dengan usaha
transportasi dan logistic mulai dari infrastrutur, transportasi itu sediri dan jug perdagangan.
Dengan kebijakan yang jelas dan konsisten secara langsung dan tidak langsung
mempengaruhi operasional Perusahaan logistic.
2. Infrastruktur dan Transportasi, sebagai pemegang fungsi public service, Pemerintah
mempunyai tanggung jawab untuk membangun infrastruktur baik jalan raya, Pelabuhan
laut, Pelabuhan udara dan jalur kereta api. Dengan Pembangunan yang efektif akan
berdampak langsung terhadap usaha logistic, terutama dalam hal distribusi barang dan jasa.
3. Kerjasama Pemeritah (Publik) dengan swasta, hal ini di perlukan untuk mempercepat
Pembangunan infrastruktur dan meningkatkan pelayanan di bidang logistic. Contohnya
adalah pemerintah membangun infrastruktur Pelabuhan laut dan udara, dimana pihak
swasta bertindak sebagai penyedia jasa kepelabuhanan atau kebandar udaraan.
4. Krisis dan Bencana alam. Pemerintah mempunyai kepentingan untuk menngatasi
persaoalan bencana alam dimana rantai pasok dan operasional logistic merupakan ujung
tombak dalam mengatasi dan membantu korban bencana alam. Koordinasi antara
pemerintah dan swasta mutlak di perlukan dalam hal ini.
5. Pajak dan Bea Masuk atau Bea Cukai. Aspek Perpajakan untuk barang dan Bea Cukai
memiliki dampak langsung terhadap usaha logistic. Setiap kebijakan yang dikeluarkan
pemerintah dapat membantu atau memperberat usaha logistic terutama dalam bidang
import dan eksport.
6. Data dan Informasi, Pemerintah mempunyai kewajiban untuk membuat suatu data base
mengenai ekonomi, perdagangqn dan transportasi, dan dari data ini digunakan oleh usaha
logistic untuk melakukan Analisa pasar, Analisa trend dan juga menjadi dasar untuk
pengambilan keputusan.

Contoh lain, Pengaruh ilmu pemerintahan dalam Bidang Pekerjaan logistik yang kami jalani adalah,
secara fungsional adalah bagaimana Pemeritah sebagai stake Holder membuat peraturan – peraturan
:

1 Peraturan adanya Regulated Agent (Pemeriksaan barang di Gudang bandar udara) agar
Regulator Bandara dapat mengetahui barang apa yang akan dikirim, dan apakah ada
kandungan bahan berbahaya didalam barang yang akan dikirimkan.
2 Untuk memastikan keselamatan penerbangan, semua agen dari Penerbangan diwajibkan
memiliki lisensi Keselamatan Penerbangan, salah satunya adalah Dangerous Goods Lisence.
3 Peraturan dimensi Bak Truk yang disesuaikan dengan tonase barang
4 KIR mobil yang harus di perpanjang selama 6 bulan sekali.
5 Surat Jalan sebagai kelengkapan dokumen perjalanan barang

Sebagai Pelayan Masyarakat, Pemerintah juga menyediakan layanan kepada Masyarakat :

1 Pembangunan infrastruktur Jalan Raya


2 Penambahan ruas jalan baru
3 Pembangunan jalan tol lanjutan dari jawa Tengah ke Jawa Timur
4 Pembangunan infrastruktur Pelabuhan Laut
5 Pembangunan Infrastruktur Pelabuhan Udara.

Tetapi didalam menjalankan peran tersebut masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan
fungsi dari Pemerintah dalam menjalankan fungsi fugsionalnya maupun secara strukutural.

Sebagai contoh adalah Angkasa Pura,sebagai otoritas tertinggi di Bandar Udara, Angkasa pura adalah
pemangku kebijakan kebandar Udaraan. Hal ini di tegaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 3
tahun 1985, dimana dalam Bagian Ke empat Lapangan Usaha di Pasal 6 disebutkan :

(1) Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan Negara,
Perusahaan mengadakan/ menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :
a. penyediaan, pengusahaan, dan pengembangan jasa Pelabuhan udara untuk angkutan
penumpang, pos, barang, hewan, dan tanaman;
b. perencanaan pengembangan dan pemeliharaan pelabuhan udara;
c. usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya tujuan Perusahaan dengan persetujuan
Menteri.

(2) Perusahaan menetapkan tata guna dan pengelolaan tanah dalam daerah lingkungan kerja
Pelabuhan Udara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Didalam Pasal ini di ayat 1 pin a, b, dan c tidak menyebutkan Batasan usaha yang dapat
dikembangkan oleh Angkasa Pura, sehingga berakibat Angkasa Pura sebagai pemilik Lahan Bandar
Udara juga ikut terlibat head to head dengan pihak swasta yang juga menyelenggarakan Usaha
Kebandar Udaraan. Contohnya Regulated Agent atau Gudang dimana diadakannya pengecekan
barang sebelum di kirim ke Gudang Ring 1 sebelum masuk kedalam pesawat. Dimana Angkasa Pura
kemudian membuat anak Perusahaan yang juga berbisnis sama dengan Perusahaan swasta yang
sebelumnya sudah melaksanakan usaha tesebut. Hal ini sangat berbeda sekali dengan Pasal 6
peraturan Pemeritah nomor 37 tahun 1974 atau peraturan sebelumnya di mana di sebutkan bahwa :

(1) Dengan mengindahkan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat serta


penyelenggaraan pelayanan sarana penerbangan yang menjamin keselamatan dan kelancaran lalu
lintas angkutan udara, maka Perusahaan menyelenggarakan pengusahaan dan pengelolaan
pelabuhan- pelabuhan udara dimaksud pada ayat (1) Pasal 3 Peraturan Pemerintah ini, berupa:

a. pembinaan pelabuhan udara untuk angkutan penumpang, barang, dan pos.

b. perencanaan dan pembangunan pelabuhan udara;

c. pengusahaan dan pengembangan jasa-jasa serta pemeliharaan pelabuhan udara.

(2) Untuk dapat menyelenggarakan usaha-usaha dimaksud dalam ayat


(1) pasal ini, maka Perusahaan mengadakan peraturan-peraturan tehnis pelabuhan udara
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Menteri.

Dalam peraturan ini jelas terlibat Batasan – Batasan usaha yang dapat di lakukan oleh Angkasa Pura
sebagai regulator, sehingga tidak bertabrakan dengan bisnis yang dilakukan oleh Pihak Swasta.

Belum lagi dunia penerbagan khusunya cargo udara, dimana Garuda Indonesia sebagai National
Carrier kemudian membuka keran Kerjasama Operasi (KSO) dengan berbagai pihak untuk membuka
Usaha Cargo di kota – kota di Indonesia. Sementara Garuda Indonesia sendiri memiliki begitu banyak
Agen Cargo di berbagai kota di Indonesia. Dengan harga yang relative sama dan dengan prioritas
yang berbeda, membuat Agen Cargo seperti tidak berdaya menghadapi Airlines. Dan hal ini
kemudian juga di terapkan oleh Lion Air Group yang membuat usaha sejenis dan bahkan masuk
kedalam bisnis retail Cargo melalui LION PARCEL.

Akan sulit bagi dunia usaha untuk bersaing dengan regulator maupun airlines sebagai pemilik Bandar
Udara maupun pemilik pesawta dalam melakukan bisniss. Untuk itu Pemeritah harus menertibak
atau paling tidak membuat peraturan baru untuk meningkatkan iklim berusaha bagi pelaku usaha
cargo di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai