Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Kata Pengantar
Filsafat adalah akar dari semua pengetahuan manusia, baik pengetahuan ilmiah
maupun pengetahuan nonilmiah. Ibaratnya, filafat itu adalah sebuah payung yang di dalam
paying itu ada pengetahuan lainya. Berdasarkan etimologinya, kata ilsafat berasal dari
bahasa Yunani philosophia yang terdiri dari dua kata, yaitu philos (cinta)
dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi, filsafat dapat diartikan “cinta kebijaksanaan”.
Sedangkan secara terminologis, pengertian filsafat (philosophy) menurut concise
oxford English dictionary (tenth edition) adalah studi tentang hakikat dasar dari
pengetahuan, kenyataan, dan keberadaan (eksistensi). Aristoteles mengatakan bahwa
filsafat manyelidiki sebab dan asas segala benda. Fuad Hassan mengatakan bahwa filsafat
adalah suatu ikhtiyar untuk berpikir radikal dalam arti mulai dari radix suatu gejala dari
akar suatu hal yang hendak diperrmasalahkan, dan dengan jalan penjajagan yang radikal
filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
Jadi, dapat dikatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah
pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar
mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga dapat diartikan pemikiran yang
mendalam tentang suatu permasalahan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Cabang-cabang filsafat
Berfilsafat adalah suatu proses mencari hakikat kebenaran tentang realitas secara
menyeluruh. Proses tersebut mencangkup lima dimensi yaitu mana yang disebut salah dan
mana yang disebut benar (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap
buruk (etika), apa yang termaksud indah dan apa yang tidak indah (estetika), tentang
hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran dan kaitannya antara zat dan pemikiran,
dan tentang politik.1
Aktivitas filsafat melibatkan akar pikir manusia secara utuh, konsisten dan
bertanggungjawab. Dalam aktivitas akal itu para filsuf mencoba mengungkapkan tentang
realitas. Kegiatan mengungkapkan realitas ini membutuhkan bahasa sebagai sarana bagi
pemahaman terhadap realitas tersebut. Dari sini muncullah berbagai istilah teknis filsafati
yang mengandung makna khas, seperti : substansi, eksistensi, impresi, kategori. Istilah-
istilah teknis filsafati ini muncul dalam bidang-bidang utama filsafat, yakni : metafisika,
epistemologi dan aksiologi.

1.Metafisika

Metafisika adalah filsafat pertama dan bidang filsafat yang paling utama. Istilah
metafisika itu sendiri berasal dari kata yunani meta da physika yang dapat diartikan
1
Rachmat Aceng, Filsafat Ilmu Lanjutan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) hal.108
sesuatu yang ada di balik atau di belakang benda-benda fisik. Filsafat pertama ini
memuat uraian tentang sesuatu yang ada dibelakang gejala-gejala fisik seperti bergerak,
berubah, hidup,
mati. Archie J. Bahm mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu penyelidikan
pada masalah perihal keberadaan. Dalam metafisika itu orang berupaya menemukan
keberadaan itu memiliki sesuatu yang “kodrati”. Metafisika dapat didefinisikan sebagai
studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam (ultimate nature) dari kenyataan atau
keberadaan.2
Pembagian metafisika :
a.       Metafisika Umum (Metafisika Generalis/Ontologi)
         Idealisme      : realitas ada karena idea sehingga ide itulah yang abadi sebagai realitas.
         Materialisme : realitas ada karena materi, sehingga materi itulah yang abadi sebagai
realitas.
         Dualisme      : mengambil kebaikan dari kedua teori yaitu idealisme dan materialisme.3
b.      Metafisika Khusus (Metafisika Spesifik)
         Psikologi   : membicarakan tentang hakikat manusia.
       Kosmologi : membicarakan tentang hakikat dan asal-usul alam semesta.
         Theologi    : membicarakan hakikat keberadaan tuhan.

2.     Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode, dan
batasan pengetahuan manusia. Epistemologi juga disebut teori pengetahuan berasal dari
kata yunani episteme, yang berarti pengetahuan, pengetahuan yang benar,pengetahuan
ilmiah, dan logos yang berarti teori. Epistemologi dapat di definisikan sebagai cabang
filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan sahnya(validitas)
pengetahuan. Dalam metafisika, pertanyaan pokoknya adalah ”apakah ada itu?” sedangkan
dalam epistemologi pertanyaan pokoknya adalah ”apa yang dapat saya ketahui?”.4

Objek material epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya


adalah hakikat pengetahuan. Setiap filsuf menawarkan aturan yang cermat dan terbatas
untuk menguji berbagai tuntutan lainyang menjadikan kita dapat memiliki pengetahuan.
Tetapi setiap perangkat aturan harus benar-benar mapan.sebab definisi
tentang ”kepercayaan”, ”kebenaran” merupakan problem yang tetap yang terus menurus
ada, sehingga teori pengetahuan tetap merupakan suatu bidang utama dalam penyelidikan
filsafat.5

3.     Logika

2
Mustansyir Rizal, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Beajar, 2007) hal.10-11

3
https://icl.googleusercontent.com/?lite_url=http://filsafathukum-unpar5.blogspot.com
4
Rachmat Aceng, Filsafat Ilmu Lanjutan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) hal.147
5
Mustansyir Rizal, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Beajar, 2007) hal.17
Logika adalah istilah yang dibentuk dari kata Yunani, logikos yang berasal dari kata
benda logos yang berarti sesuatu yang diutarakan, suatu pertimbangan akal, kata,
percakapan, dan bahasa. Secara etimologi, logika berarti suatu pertimbangan akal atau
pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Logika juga dapat
dikatakan sebagai cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan, dan membahas asas-
asas, aturan-aturan, serta criteria yang sahih bagi penalaran dan penyimpulan demi
mencapai kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional.
a.       Hukum Dasar Logika
Ada empat hukum dasar logika yang oleh John Stuart Mill (1806-1873) disebut
sebagai postulat-postulat universal semua penalaran.Hukum identitas, yang menegaskan
bahwa sesuatu itu adalah yang sama dengan dirinya sendiri.Hukum kontradiksi, yang
menyatakan lain.
         Hukum cukup alasan, yang menjelaskan sesuatu itu pada waktu yang sama tidak dapat
sekaligus memiliki sifat tertentu dan juga tidak memiliki sifat tertentu itu. Hukum tiada
jalan tengah, yang mengungkapkan bahwa sesuatu itu pasti memiliki suatu sifat tertentu
atau tidak. Dan tidak memiliki kemungkinan bahwa jika terjadi perubahan pada sesuatu,
perubahan itu haruslah berdasarkan alasan yang cukup.6

b.      Tempat Logika dalam Peta Ilmu Pengetahuan


Aristoteles (384-322) membagi ilmu pengetahuan kedalam tiga kelompok. Yaitu :
      Filsafat spekulatif atau teorites, yang bersifat objektif dan bertujuan pengatehuan demi
pengetahuan itu sendiri.Filsafat praktika, member pedoman bagi tingkah laku
manusia. Filsafat produktif, yang membimbing manusia menjadi produktif lewat
keterampilan khusus.7

4. Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang berarti nilai dan
logos yang berarti teori. Dengan demikian,maka aksiologi adalah teori tentang nilai.
Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh. Menurut bramel dalam amtsal bakhtiar(2004) aksiologi terbagi dalam tiga
bagian:
       a.  Moral konduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika.
       b.  Esthetic expresion, yaitu ekspresi keindahan.
       c. Sosiopolitical life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat
sosiopolitik.8
Aksiologi disamakan dengan value and valuation. Ada tiga bentuk value and
valuation, yaitu : pertama, nilai digunakan sebagai kata benda abstrak. Dalam pengertian
yang lebih sempit seperti baik, menarik ,dan bagus. Dalam pengertian yang lebih luas
mencakup sebagai tambahan bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian. Kedua, niali
sebagai kata benda konkret.

5.     Cabang-Cabang Khusus Filsafat

6
Rapar Hendrik Jan, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 2011) hal.52-53
7
Rapar Hendrik Jan, Pengantar Logika, (Yogyakarta: Kanisius, 2012) hal.11

8
Rachmat Aceng, Filsafat Ilmu Lanjutan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) hal.154-155
a.      Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat
ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
 Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
 Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan
filsafat lainnya.
         Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
      Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
         Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek
kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.
b.      Filsafat Ilmu khusus
         Interdisipliner adalah interaksi intensif antar satu atau lebih disiplin, baik yang
langsung berhubungan maupun yang tidak, melalui program-program pengajaran dan
penelitian, dengan tujuan melakukan integrasi konsep, metode, dan analisis.
        Filsafat Ilmu fisika.Fisika (Bahasa Yunani: (physikos), "alamiah", dan (physis),
"Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu.
         Filsafat matematika. Filsafat matematika adalah studi besaran, struktur, ruang,
dan perubahan.
        Filsafat Biologi.Filsafat biologi adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan.
Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari
gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup") dan λόγος,logos ("lambang", "ilmu").
        Filsafat Ilmu Sosial. Filsafat ilmu soaial adalah sekelompok disiplin akademis yang
mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya.
       Filsafat Liungistik. Ilmu ini menyelidiki kodrat dan kedudukan bahasa sebagai kegiatan
manusia serta dasar-dasar konseptual dan teoretis linguistik. Filsafat bahasa dibagi
menjadi filsafat bahasa ideal dan filsafat bahasa sehari-hari.

B.METODE-METODE FILSAFATT
1.pengertian metode
Kata metode berasal dari kata Yunani Methodos, sambungan kata depan meta
(ialah: menuju, melalui, mengikuti, sesudah), dan kata benda hodos (ialah: jalan,
perjalanan, cara, arah). Kata Methodos sendiri lalu berarti: penelitian, metode ilmiah,
hipotesa ilmiah, uraian ilmiah.
a.Macam-macam metode dalam filsafat seperti sebagai beriku:
1).Metode Kritis : Sokrates, Plato
a).Sokrates (470-399 sM)
Sokrates tidak meninggalkan tulisan. Ia hanya dikenal dalam kesaksian beberapa
pengarang lain: Xenophon, Aristophanes, Aristoteles. Dan terutama ia muncul sebagai
tokoh pembicara dan karya-karya Plato.
b). Plato (427-347 sM)
Plato hanya memperluaskan metode sokrates, mulai dalam dialog-dialog yang disebut
“dialog tengah”. Tujuan metode ini ialah membuka pemahaman tentang hakikat yang tak
terubahkan.
2).Metode Intuitif (Plotinos, Henri Bergson)
a).Plotinos (205-270)

Plotinos adalah pendiri neo-platonisme, dan sekaligus tokoh-nya yang paling besar.
Ia belajar filsafat pada AmmoniusSaccas, dari umur 27 sampai 38 tahun (231-242).
Filsafat Plotinos merupakan sesuatu kulminasi dan sintesa definitif dari aneka unsur
filsafat Yunani. Plotinos merupakan suatu kulminasi dan sintesa definitif dari aneka unsur
filsafat Yunani.
b).Hendri Bergson
Bergson seorang Yahudi. Mulai umur 22 ia mengajar dibanyak sekolah. Sejak
1900 ia berjabatan guru besar selama 24 tahun di le college de France di Paris. Ia sangat
tertarik oleh filsafat Plotinos, Filsafat Bergson bersifat spirikualistis. Ia mau
menyelami kegiatan spritual intern di dalam induvidu konrik, tetapi dengan cara ilmiah,
cara yang dapat bertanggung jawabkan.
3).Metode Skolastik: Thomas Aquinas (1225-1247)
Thomas seorang imam katolik dan biarawan. Ia termasuk murid Albertus Agung,
di Paris dan di Koln (1245-1252). Thomas mempergunakan berfilsafatnya banyak
sumber pikiran; tetapi sistemnya sendiri menemukan keseimbangan bagus antara
ekstrem- ekstrem.
4).Meteode Geometris: Rene Descartes (1596-1650)
Descartes adalah salah satu pendiri pemikiran moden. Ia belajar filsafat 3 tahun,
ialah: logika, ilmu pasti-alam (termasuk astronomi dan asitektur), dan metafisik.
Descartes tidak puas dengan filsafat yang diterimanya. Ia menyadari jurang antara
filsafat Aristoles dan orientasi ilmiah baru. Filsafat Descartes tetap memberikan kesan
amatiristis.
5).Metode empiris: Hobbes, Locke, Berkeley, Hume.
Hanya pengalamanlah menyajikan penegertian benar; maka semua pengertian (ide-
ide) dalam intropeksi dibandingkan dengan cerapan- cerapan (impressi) dan kemudian
disusun bersama secara geometris
6).Metode Eksperimentil: David Hume (1711-1776)
Hume dari semula sangat tertarik oleh sastra dan filsafat (Copleston, 258). Hume
merupakan puncak aliran empirisme (Hobbes, Locke, Berkeley). Menurut Hume semua
ilmu berhubungan dengan hakekat manusia.
7).Metode Kritis-Transendental: Immanuel Kant, Neo-Skolastik
Kant adalah orang yang hidupnya sangatteratur. Pada tahu 1740 ia mulai berstudi
pada universitas konigsberg. Sejak 1770 ia menjabat guru besar di Konigsberg. Filsafat
Kant merupakan titik-tolak periode baru bagi filsafat barat. Ia menyimpulkan dan
mengatasi aliran rasionalisme dan empirisme.
8).Metode Dialektis: George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831)
Hegel menjadi mahasiswavpada sekolah tinggi Teologi, di universitas Tubigen.
Bersama Schelling dan Holderlin ia mempelajari Rousseau. Pada 1816 ia diangkat guru
besar di Heidelberg; dan tahun 1818 ia pindah ke universitas Berlin, dan tinggal disitu
sampai meninggal. Sesudah kematiannya diterbitkan oleh mahasiswa- mahasiswanya:
filsafat kesenian, filsafat sejarah, filsafat agama, sejarah filsafat; semua berdasarkan
catatan-catatan kuliah.
9). Metode Analitika Bahasa: Ludwig Wittgenstein (1889-1951)
Wittgenstein lahir di austria. Tahun 1906 ia belajar pada sekolah tinggi Teknik
di Berlin (Nuchelmans, Overzicht van de analytische wijsbegeerte, 106: Encyclopedia
of Philosophy, 8-327). Bagi Wittgenstein persoalannya sama bagi Georgemoore: ada
begitu banyak teori filsafat yang membingungkan.
10).Metode Fenomenologis: Husserl, Eksistensialisme
Husserl berpromosi tahun 1881 dalam bidang ilmu pasti. Kemudian ia menjabat
sebagai asisten dalam mata kuliah ilmu pasti pula. Tetapi lama-lama ia tertarik oleh
soal-soal filosofis; dala tahun 1884-1886 ia ikut kualiah pada Franz Brentano, di
wina

C.TUJUAN FILSAFAT
Tujuan filsafat yaitu mencarihakekat kebenaran sesuatu baik dalam logika
(kebenaran berfikir),etka berprilaku,maupun metafisika (hakekat keaslian).

BAB III
PENUTUP

1.kesimpulam

Metafisika adalah studi atau pemikiran tentang sifat yang terdalam (ultimate nature)
dari kenyataan atau keberadaan.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur,
metode, dan sahnya(validitas) pengetahuan.
Aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang
diperoleh. teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.

TUJUAN FILSAFAT
Tujuan filsafat yaitu mencarihakekat kebenaran sesuatu baik dalam logika
(kebenaran berfikir),etka berprilaku,maupun metafisika (hakekat keaslian).
DAFTAR PUSTAKA
Rachmat Aceng, Filsafat Ilmu Lanjutan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013)

Rapar Hendrik Jan, Pengantar Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 2011)

Mustansyir Rizal, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Pustaka Beajar, 2007)

https://icl.googleusercontent.com/?lite_url=http://filsafathukum-unpar5.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai